Anda di halaman 1dari 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu

: SMA NEGERI 1 ENREKANG


: Biologi
: XII/ Genap
: 2 x 45 menit (Pertemuan 2)

A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1
1.2
1.3

2.1

2.2
3.1

Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman


hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.
Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bio
proses.
Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip
keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan
Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem

koordinasi dan mengaitkannya dengan proses koordinasi sehingga dapat


menjelaskan peran saraf dan hormon dalam mekanisme koordinasi dan regulasi
serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem koordinasi manusia
melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi.
3.1 Mengevaluasi pemahaman diri tentang bahaya penggunaan senyawa psikotropika
1
dan dampaknya terhadap kesehatan diri, lingkungan dan masyarakat.
4.1 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi saraf dan
1
hormon pada sistem koordinasi yang disebabkan oleh senyawa psikotropika yang
menyebabkan gangguan sistem koordinasi manusia dan melakukan kampanye anti
narkoba pada berbagai media.
4.1 Melakukan kampanye antinarkoba melalui berbagai bentuk media komunikasi baik
2
di lingkungan sekolah maupun masyarakat
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Pertemuan 3

3.10.7. Menjelaskan pengertian kelenjar endokrin.


3.10.8. Menganalisis perbedaan antara dengan system hormone dengan system saraf.
3.10.9.
Menganalisis berbagai jenis hormone yang dihasilkan oleh kelenjar
kelenjar endokrin
D. Materi Pembelajaran

Sistem Endokrin
Definisi Umum
Saat tubuh Anda kekurangan air (dehidrasi), tubuh akan mengirimkan impuls ke
otak dan Anda akan merasakan bahwa Anda haus. Selanjutnya, saraf akan aktif berperan
mempengaruhi kelenjar hipotalamus. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam tubuh telah terjadi
proses hormonal. Keadaan ini akan membuat kelenjar hipofisis menghasilkan hormon
antidiuretik (hormon vasopresin). Hormon ini berfungsi menghambat atau menghentikan
pembuangan cairan tubuh berupa urine. Apabila Anda segera minum saat kehausan, impuls
rasa haus menjadi berkurang, dan hormon antidiuretik tidak dikeluarkan lagi.
Sistem koordinasi yang terjadi seperti di atas disebut sistem hormon. Sistem koordinasi
selain meliputi sistem saraf juga meliputi sistem hormon yang disekresi oleh kelenjar
endokrin. Oleh karenanya, sistem koordinasi ini disebut juga neuroendokrin.
Senyawa protein atau senyawa steroid berupa getah yang disekresikan oleh kelenjar
endokrin disebut hormon. Hormon bekerja sama dengan sistem saraf berfungsi mengatur
pertumbuhan, keseimbangan internal reproduksi, dan tingkah laku. Kelenjar endokrin disebut
juga kelenjar buntu karena bermuara langsung ke dalam pembuluh darah.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dibedakan sebagai berikut.

1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat. Contoh: kelenjar yang digunakan dalam
metabolisme tubuh.
2. Kelenjar yang dimulai pada mulai masa tertentu. Contoh: kelenjar kelamin.
3. Kelenjar yang bekerjanya sampai masa tertentu. Contoh: corpus luteum untuk
membentuk hormon progesterone

A. Fungsi system hormone


1. Hormon merangsang atau menghambat pertumbuhan.
2. Hormon mengontrol siklus bangun dan ritme sirkadian.
3. Hormon bertanggung jawab untuk perubahan suasana hati.
4. Hormon menginduksi apoptosis atau menekan.
5. Hormon mengaktifkan atau menghambat sistem kekebalan tubuh.
6. Hormon mengatur metabolisme.
7. Hormon mempersiapkan tubuh untuk kawin, melarikan diri, flighting dan aktivitas
lainnya.
8. Hormon juga mempersiapkan tubuh untuk modus baru kehidupan seperti pubertas, dewasa
dan menopause.
9. Hormon mengontrol aktivitas siklus reproduksi.
10. Kontrol kelaparan.
B. Perbedaan sistem hormon dan sistem saraf
Tabel Perbedaan Sistem Saraf dan Sistem Hormon

No Aspek Pembeda
1 Aksi
2 Pengaturan

Sistem Saraf
Bersifat cepat/segera
Melalui serabut saraf
Jangka pendek, misalnya

denyut jantung dan kontradiksi pertumbuhan dan

Sekresi

Komunikasi

otot neurotransmitter
Komunikasi melalui sistem

Sistem Hormon
Bersifat lambat
Melalui pembuluh darah
Jangka panjang, misalnya
perkembangan hormon
Komunikasi antar neutron

sirkulasi
melalui sinapsi.
Contoh perbedaan sistem saraf dan sistem hormon tercantum berikut ini.
1. Pada saat menginjak paku, secara reflek kamu akan mengangkat kaki dan menggumam.
Gerak reflek kamu tersebut menunjukan kerja dari sistem saraf.
2. Manusia mengalami pertumbuhan mulai dari bayi hingga dewasa. Proses pertumbuhan
berjalan lambat atau membutuhkan waktu yang lama. Proses pertumbuhan manusia
dipengaruhi oleh sistem hormon.
C. Pembagian kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon
1. Kelenjar Hipofisi
Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar endokrin yang terbesar. Kelenjar ini disebut
master of gland karena mempengaruhi aktivitas kelenjar yang lain. Kelainan hormon ini ada 2
macam yaitu hipersekresi misalnya gigantisme dan hiposekresi misalnya kekerdilan
(kretinisme). Hipersekresi pada orang dewasa menyebabkan terjadinya akromegali yaitu
tulang bengkak ke samping. Hipofisis terbagi menjadi tiga lobus, masing-masing lobus
mengeluarkan beberapa hormon yang berlainan

2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok) Keistimewaan kelenjar tiroid dibanding kelenjar
endokrin yang lain yaitu kaya pembuluh darah. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin,
triidotironin, dan kalsitonin.

Hiposekresi kelenjar tiroid mengakibatkan gejala kemunduran pada fisik (kretinisme)


dan mental terutama pada masa anak-anak. Hiposekresi kelenjar tiroid pada orang dewasa
mengakibatkan miksodema dengan ciri-ciri kegemukan (obesitas) dan kecerdasan
menurun. Sebaliknya, jika terjadi hipersekresi kelenjar ini dapat mengakibatkan hiperaktif,
tetapi badan kurus (morbus basedowi) dengan tanda-tanda gugup, nadi dan napas cepat
serta tidak teratur, mulut ternganga, mata lebar (eksoftalmus), meningkatnya metabolisme
dan emosional.
3. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar ini berperan dalam mengendalikan kadar kalsium dalam darah. Hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar ini adalah parathormon yang berfungsi mengendalikan kadar
kalsium dalam darah.

Hiposekresi kelenjar ini mengakibatkan kadar kalsium dalam darah menurun dan
mengakibatkan kejang-kejang otot (tetani). Sebaliknya, hipersekresi kelenjar ini
mengakibatkan kadar kalsium dalam darah meningkat sehingga menyebabkan kelainan
pada tulang seperti rapuh, abnormal, dan mudah patah. Kelebihan kalsium darah
mengakibatkan terjadi endapan dalam ginjal atau menderita batu ginjal.
4. Kelenjar Adrenal (Kelenjar Anak Ginjal)
Kelenjar ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kulit (korteks) dan bagian dalam
(medula)

Apabila Anda sedang menyeberang jalan dan tiba-tiba ada sebuah mobil yang
menuju ke arah Anda, apa yang Anda lakukan? Mungkin Anda berlari secepatnya untuk
menghindar. Bahkan mungkin Anda dapat melompati selokan yang lebar itu.

Padahal dalam keadaan normal, Anda tidak mungkin dapat berlari sekencang saat
Anda menghindar dari kecelakaan tersebut, apalagi untuk melompati selokan. Mengapa hal
itu dapat terjadi?
Kemampuan yang muncul secara spontan dan menghasilkan energi yang luar biasa
pada seseorang dapat disebabkan oleh rasa takut terhadap sesuatu. Rasa takut dapat
meningkatkan pengeluaran hormon adrenalin, sehingga akan dihasilkan energi yang besar.
Namun, hormon ini dapat bekerja setelah ada stimulus dari saraf. Keputusan untuk lari
dipengaruhi oleh pertimbangan secara sadar (saraf sadar) bahwa keadaan sedang
berbahaya.
Kelainan hipersekresi kelenjar adrenal pada wanita mengakibatkan virilisme, yaitu
timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder pada pria dan wanita. Sebaliknya, sekresi yang rendah
atau hipofungsi kelenjar adrenal menimbulkan penyakit addison. Penyakit ini ditandai
dengan kulit menjadi merah dan selalu mengakibatkan kematian.
5. Kelenjar Pankreas (Kelenjar Langerhans)
Pada pankreas tersebar kelompok kecil sel-sel yang kaya pembuluh darah, disebut
pulau Langerhans.

Hiposekresi hormon insulin mengakibatkan sakit kencing manis (diabetes mellitus),


yaitu meningkatnya kadar gula darah.
6. Kelenjar Gonad
Kelenjar ini dibedakan menjadi kelenjar gonad pada wanita dan kelenjar gonad pada
pria.

7. Kelenjar Timus
Kelenjar timus berfungsi untuk membentuk hormon thymosin yang berperan dalam
sistem imun (kekebalan).
Anda telah mempelajari sistem hormon yang disekresi oleh kelenjar endokrin. Sistem
hormon akan bekerja sama dengan sistem saraf membentuk sistem koordinasi. Lalu,
bagaimana hubungan antara sistem saraf dan hormon?
Apabila Anda sedang menyeberang jalan dan tiba-tiba ada sebuah mobil yang
menuju ke arah Anda, apa yang Anda lakukan? Mungkin Anda berlari secepatnya untuk
menghindar. Bahkan mungkin Anda dapat melompati selokan yang lebar itu.
Padahal dalam keadaan normal, Anda tidak mungkin dapat berlari sekencang saat
Anda menghindar dari kecelakaan tersebut, apalagi untuk melompati selokan. Mengapa hal
itu dapat terjadi?
Kemampuan yang muncul secara spontan dan menghasilkan energi yang luar biasa
pada seseorang dapat disebabkan oleh rasa takut terhadap sesuatu. Rasa takut dapat
meningkatkan pengeluaran hormon adrenalin, sehingga akan dihasilkan energi yang besar.
Namun, hormon ini dapat bekerja setelah ada stimulus dari saraf. Keputusan untuk lari
dipengaruhi oleh pertimbangan secara sadar (saraf sadar) bahwa keadaan sedang
berbahaya.
Sistem saraf dan sistem endokrin merupakan dua bagian yang tidak terpisahkan.
Bukan saja karena sistem endokrin ada di bawah pengaruh sistem saraf, tetapi juga banyak
sel saraf yang mengkhususkan diri dalam sekresi atau menyimpan neurohormon yang
berperan mengaktifkan beberapa sel efektor.
E. Metode Pembelajaran
Pertemuan 2
1. Pendekatan
- Scientific (saintifik)
2. Model

- Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)


3. Metode
- Diskusi, Tanya Jawab, Kerja Kelompok
4. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Pertemuan II
Media
LKPD
Alat dan bahan
a. Spidol
b. Papan tulis
Sumber belajar
a. Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi. edisi 5
jilid 3. Alih Bahasa: Wasman manalu. Erlangga. Jakarta
b. Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Erlangga : Jakarta
c. Widayati, sri. Siti Nur Rochmah dan Zubdi. 2009. Biologi SMA/MA kelas XI. BSE:
Jakarta
d. http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/11/sistem-saraf-koordinasi-padamanusia.html
F. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Sintaks
model Make
A Match
Eksplorasi

Aktifitas Pembelajaran

Pendahuluan

Guru memberi salam dan mengabsensi siswa.


Apersepsi ; Tanya jawab tentang bagaimana
perasaan peserta didik pagi ini. Apakah ada yang
merasa senang, sedih atau bahkan marah? Kenapa
hal tersebut bisa terjadi?
Guru mengaitkan pertanyaan-pertanyaan tersebut
dengan materi yang akan di pelajari pada hari ini,
yaitu Sistem Hormon/Endokrin
Guru menuliskan indicator pembelajaran yang
ingin dicapai pada pertemuan ini.
Siswa bersama guru mengulas materi tentang
system hormone, perbedaan system hormone
dengan system saraf, dan berbagai jenis hormone
yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.

Alokasi
waktu
(2 x 45
menit)

15 menit

Kegiatan Inti

(Pemantapan
materi)

Elaborasi
Konfirmasi

Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi satu


bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
Siswa diberi petunjuk cara melakukan tata cara
pelaksanaan kegiatan Make A Match
Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang
bertuliskan soal/jawaban.
Tiap siswa memikirkan jawaban/soal yang cocok
dari kartu yang dipegang.
Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok
dengan kartunya. Misalnya: siswa yang diberi
soal tentang fungsi dari kelenjar tiroid, maka
langkah yang diambil siswa tersebut yaitu
mencari teman yang memegang jawaban tentang
kelenjar tiroid.
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu (5 menit) diberi poin.
Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya
dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan
kartu soal atau kartu jawaban) tidak akan
mendapatkan nilai, seperti yang telah disepakati
bersama.
Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap
siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya.
Kegiatan Make A Match dilakukan 3 kali putaran
Siswa diberi kesempatan menanyakan materi
pembelajaran yang belum dimengerti, sebelum
dilaksanakan tes / uji kompetensi
Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab
pertanyaan teman yang masih belum memahami
materi dengan bimbingan guru.

Siswa mengerjakan soal evaluasi (terlampir).

Pembahasan Soal; Siswa dan guru membahas


hasil pengerjaan soal evaluasi
Siswa menilai pekerjaan teman lain dengan
bimbingan guru
Guru membantu menyelesaikan masalah yang
dihadapi siswa dalam menilai jawaban teman
Guru mengumpulkan nilai setiap siswa dan
mencatatnya dalam daftar nilai kelas
Guru mengapresiasi siswa yang mendapat nilai

70 menit

bagus dan kurang bagus

Kegiatan
Penutup

Simpulan

Siswa diberi kesempatan menyampaikan


kesimpulan yang didapat dari pengalaman
pembelajaran yang telah dilakukan

Refleksi

Siswa dan guru mengungkapkan kesan berkaitan


pembelajaran yang dilakukan.

Tindak lanjut

Siswa diminta mempelajari kembali di rumah


materi yang telah disampaikan pada pembelajaran
hari ini

5 menit

1. RUMUS PERHITUNGAN SKOR AKHIR SIKAP

*)Skor maksimal = 16
1. PENILAIAN SIKAP
Sangat Baik
: apabila memperoleh skor : 3.33 < skor < 4.00
Baik
: apabila memperoleh skor : 2.33 < skor < 3.33
Cukup
: apabila memperoleh skor : 1.33 < skor < 2.33
Kurang
: apabila memperoleh skor : skor < 1.33

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK Proses


Materi
: Sistem saraf
Kelas/Semester
: XI/II
Hari/Tanggal
:

N
o
1
2
3
4

a. Lembar Penilaian Psikomotorik proses


Aspek yang dinilai
4
3

Melakukan investigasi terhadap topik


bahasan kelompok.
Melakukan tanggung jawab di dalam
kelompok
Berpartisipasi dalam diskusi kelas
Persentasi

Rubrik penilaian keterampilan (psikomotorik proses)


No
Aspek yang dinilai

Rubrik

Keteranga
n

Melakukan investigasi
terhadap topik bahasan
kelompok.

Melakukan tanggung jawab di


dalam kelompok

Berpartisipasi dalam diskusi


kelas

Presentasi

4: melakukan investigasi topik berama teman


kelompok dengan baik
3: melakukan investigasi topik bersama teman
kelompoknya
2: melakukan investigasi seorang diri
1: tidak melakukan investigasi
4: mengambil peran atau tanggung jawab dalam
kelompok dengan sangat baik.
3: mengambil bagian atau tugas dalam
menyelesaikan tugas dengan baik
2: mengambil peran atau tanggung jawab,tetapi
kurang baik
1: mengambil peran dalam kelompok tetapi tidak
baik.
4: selalu berpartisipasi bagian dalam setiap diskusi
kelas
3: berpartisipasi dalam sebagian tahapan diskusi
kelas
2: kurang berpatisipasi dalam diskusi kelas
1: tidak berpartisipasi dalam diskusi kelas
4: menyampaikan hasil presentase dengan kalimat
yang jelas sehingga mudah dimengerti
3: menyampaikan hasil presentase dengan kalimat
yang cukup jelas dan dapat dimengerti
2: menyampaikan hasil presentase dengan kalimat
yang kurang jelas sehingga kurang dimengerti
1: menyampaikan hasil presentase dengan kalimat
yang tidak jelas sehingga sulit dimengerti

1. RUMUS PERHITUNGAN SKOR AKHIR KETERAMPILAN PROSES

*)Skor maksimal = 16
1. PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES
SKOR
0.00 skor 1,00
1,00 skor 1,33
1,33
skor 1,66

NILAI
D
D+
C-

1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66

skor 2,00
skor 2,33
skor 2,66
skor 3,00
skor 3,33
skor 3,66
skor 4,00

C
C+
BB
B+
AA
Enrekang,

Maret 2016

Mengetahui,
Kepala Sekolah

Kairawan, S. Pd. M. Pd.


NIP. 19700601 199702 1 008

Guru Mata Pelajaran

Drs. Imran Tahir, M. Pd.


NIP. 19681231 199403 1 054

Anda mungkin juga menyukai