Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Alokasi Waktu
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1
1.2
1.3
2.1
2.2
3.1
Sistem Endokrin
Definisi Umum
Saat tubuh Anda kekurangan air (dehidrasi), tubuh akan mengirimkan impuls ke
otak dan Anda akan merasakan bahwa Anda haus. Selanjutnya, saraf akan aktif berperan
mempengaruhi kelenjar hipotalamus. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam tubuh telah terjadi
proses hormonal. Keadaan ini akan membuat kelenjar hipofisis menghasilkan hormon
antidiuretik (hormon vasopresin). Hormon ini berfungsi menghambat atau menghentikan
pembuangan cairan tubuh berupa urine. Apabila Anda segera minum saat kehausan, impuls
rasa haus menjadi berkurang, dan hormon antidiuretik tidak dikeluarkan lagi.
Sistem koordinasi yang terjadi seperti di atas disebut sistem hormon. Sistem koordinasi
selain meliputi sistem saraf juga meliputi sistem hormon yang disekresi oleh kelenjar
endokrin. Oleh karenanya, sistem koordinasi ini disebut juga neuroendokrin.
Senyawa protein atau senyawa steroid berupa getah yang disekresikan oleh kelenjar
endokrin disebut hormon. Hormon bekerja sama dengan sistem saraf berfungsi mengatur
pertumbuhan, keseimbangan internal reproduksi, dan tingkah laku. Kelenjar endokrin disebut
juga kelenjar buntu karena bermuara langsung ke dalam pembuluh darah.
Berdasarkan aktivitasnya, kelenjar endokrin dibedakan sebagai berikut.
1. Kelenjar yang bekerja sepanjang hayat. Contoh: kelenjar yang digunakan dalam
metabolisme tubuh.
2. Kelenjar yang dimulai pada mulai masa tertentu. Contoh: kelenjar kelamin.
3. Kelenjar yang bekerjanya sampai masa tertentu. Contoh: corpus luteum untuk
membentuk hormon progesterone
No Aspek Pembeda
1 Aksi
2 Pengaturan
Sistem Saraf
Bersifat cepat/segera
Melalui serabut saraf
Jangka pendek, misalnya
Sekresi
Komunikasi
otot neurotransmitter
Komunikasi melalui sistem
Sistem Hormon
Bersifat lambat
Melalui pembuluh darah
Jangka panjang, misalnya
perkembangan hormon
Komunikasi antar neutron
sirkulasi
melalui sinapsi.
Contoh perbedaan sistem saraf dan sistem hormon tercantum berikut ini.
1. Pada saat menginjak paku, secara reflek kamu akan mengangkat kaki dan menggumam.
Gerak reflek kamu tersebut menunjukan kerja dari sistem saraf.
2. Manusia mengalami pertumbuhan mulai dari bayi hingga dewasa. Proses pertumbuhan
berjalan lambat atau membutuhkan waktu yang lama. Proses pertumbuhan manusia
dipengaruhi oleh sistem hormon.
C. Pembagian kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon
1. Kelenjar Hipofisi
Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar endokrin yang terbesar. Kelenjar ini disebut
master of gland karena mempengaruhi aktivitas kelenjar yang lain. Kelainan hormon ini ada 2
macam yaitu hipersekresi misalnya gigantisme dan hiposekresi misalnya kekerdilan
(kretinisme). Hipersekresi pada orang dewasa menyebabkan terjadinya akromegali yaitu
tulang bengkak ke samping. Hipofisis terbagi menjadi tiga lobus, masing-masing lobus
mengeluarkan beberapa hormon yang berlainan
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok) Keistimewaan kelenjar tiroid dibanding kelenjar
endokrin yang lain yaitu kaya pembuluh darah. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin,
triidotironin, dan kalsitonin.
Hiposekresi kelenjar ini mengakibatkan kadar kalsium dalam darah menurun dan
mengakibatkan kejang-kejang otot (tetani). Sebaliknya, hipersekresi kelenjar ini
mengakibatkan kadar kalsium dalam darah meningkat sehingga menyebabkan kelainan
pada tulang seperti rapuh, abnormal, dan mudah patah. Kelebihan kalsium darah
mengakibatkan terjadi endapan dalam ginjal atau menderita batu ginjal.
4. Kelenjar Adrenal (Kelenjar Anak Ginjal)
Kelenjar ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian kulit (korteks) dan bagian dalam
(medula)
Apabila Anda sedang menyeberang jalan dan tiba-tiba ada sebuah mobil yang
menuju ke arah Anda, apa yang Anda lakukan? Mungkin Anda berlari secepatnya untuk
menghindar. Bahkan mungkin Anda dapat melompati selokan yang lebar itu.
Padahal dalam keadaan normal, Anda tidak mungkin dapat berlari sekencang saat
Anda menghindar dari kecelakaan tersebut, apalagi untuk melompati selokan. Mengapa hal
itu dapat terjadi?
Kemampuan yang muncul secara spontan dan menghasilkan energi yang luar biasa
pada seseorang dapat disebabkan oleh rasa takut terhadap sesuatu. Rasa takut dapat
meningkatkan pengeluaran hormon adrenalin, sehingga akan dihasilkan energi yang besar.
Namun, hormon ini dapat bekerja setelah ada stimulus dari saraf. Keputusan untuk lari
dipengaruhi oleh pertimbangan secara sadar (saraf sadar) bahwa keadaan sedang
berbahaya.
Kelainan hipersekresi kelenjar adrenal pada wanita mengakibatkan virilisme, yaitu
timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder pada pria dan wanita. Sebaliknya, sekresi yang rendah
atau hipofungsi kelenjar adrenal menimbulkan penyakit addison. Penyakit ini ditandai
dengan kulit menjadi merah dan selalu mengakibatkan kematian.
5. Kelenjar Pankreas (Kelenjar Langerhans)
Pada pankreas tersebar kelompok kecil sel-sel yang kaya pembuluh darah, disebut
pulau Langerhans.
7. Kelenjar Timus
Kelenjar timus berfungsi untuk membentuk hormon thymosin yang berperan dalam
sistem imun (kekebalan).
Anda telah mempelajari sistem hormon yang disekresi oleh kelenjar endokrin. Sistem
hormon akan bekerja sama dengan sistem saraf membentuk sistem koordinasi. Lalu,
bagaimana hubungan antara sistem saraf dan hormon?
Apabila Anda sedang menyeberang jalan dan tiba-tiba ada sebuah mobil yang
menuju ke arah Anda, apa yang Anda lakukan? Mungkin Anda berlari secepatnya untuk
menghindar. Bahkan mungkin Anda dapat melompati selokan yang lebar itu.
Padahal dalam keadaan normal, Anda tidak mungkin dapat berlari sekencang saat
Anda menghindar dari kecelakaan tersebut, apalagi untuk melompati selokan. Mengapa hal
itu dapat terjadi?
Kemampuan yang muncul secara spontan dan menghasilkan energi yang luar biasa
pada seseorang dapat disebabkan oleh rasa takut terhadap sesuatu. Rasa takut dapat
meningkatkan pengeluaran hormon adrenalin, sehingga akan dihasilkan energi yang besar.
Namun, hormon ini dapat bekerja setelah ada stimulus dari saraf. Keputusan untuk lari
dipengaruhi oleh pertimbangan secara sadar (saraf sadar) bahwa keadaan sedang
berbahaya.
Sistem saraf dan sistem endokrin merupakan dua bagian yang tidak terpisahkan.
Bukan saja karena sistem endokrin ada di bawah pengaruh sistem saraf, tetapi juga banyak
sel saraf yang mengkhususkan diri dalam sekresi atau menyimpan neurohormon yang
berperan mengaktifkan beberapa sel efektor.
E. Metode Pembelajaran
Pertemuan 2
1. Pendekatan
- Scientific (saintifik)
2. Model
Kegiatan
Sintaks
model Make
A Match
Eksplorasi
Aktifitas Pembelajaran
Pendahuluan
Alokasi
waktu
(2 x 45
menit)
15 menit
Kegiatan Inti
(Pemantapan
materi)
Elaborasi
Konfirmasi
70 menit
Kegiatan
Penutup
Simpulan
Refleksi
Tindak lanjut
5 menit
*)Skor maksimal = 16
1. PENILAIAN SIKAP
Sangat Baik
: apabila memperoleh skor : 3.33 < skor < 4.00
Baik
: apabila memperoleh skor : 2.33 < skor < 3.33
Cukup
: apabila memperoleh skor : 1.33 < skor < 2.33
Kurang
: apabila memperoleh skor : skor < 1.33
N
o
1
2
3
4
Rubrik
Keteranga
n
Melakukan investigasi
terhadap topik bahasan
kelompok.
Presentasi
*)Skor maksimal = 16
1. PENILAIAN KETERAMPILAN PROSES
SKOR
0.00 skor 1,00
1,00 skor 1,33
1,33
skor 1,66
NILAI
D
D+
C-
1,66
2,00
2,33
2,66
3,00
3,33
3,66
skor 2,00
skor 2,33
skor 2,66
skor 3,00
skor 3,33
skor 3,66
skor 4,00
C
C+
BB
B+
AA
Enrekang,
Maret 2016
Mengetahui,
Kepala Sekolah