Anda di halaman 1dari 26

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1


Mata pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI IPA/4
Materi Pokok : SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Alokasi Waktu : 8JP (4 Pertemuan)

A. Kompetensi Inti/KI As a reminder


KI 1 dan KI 2
Pembelajaran Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dilaksanakan secara tidak
langsung (indirect teaching) melalui keteladanan, terkait jujur, tanggungjawab,
disiplin, dan santun melalui proses pembelajaran Pengetahuan dan
Keterampilan. Selanjutnya guru melalukan penilaian sikap tersebut sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan berfungsi sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KI 3: Kompetensi Pengetahuan: Memahami, menerapkan, dan menganalisis


pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Kompetensi Keterampilan: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar /KD dan Indikator Pencapaian Kompetensi/IPK


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.14 Mengaplikasikan pemahaman 3.14.1 Menganalisa suatu kasus di
tentang prinsip-prinsip sistem masyarakat tentang penyakit
immun untuk meningkatkan imunodefisiensi AIDS berdasarkan kajian
kualitas hidup manusia dengan literatur.
kekebalan yang dimilikinya
3.14.2 Menjelaskan fungsi sistem
melalui program immunisasi
pertahanan tubuh.
sehingga dapat terjaga proses
3.14.3 Membuat tabel tentang perbedaan
fisiologi di dalam tubuh
pertahanan nonspesifik dengan
pertahanan spesifik.

3.14.4 Menjelaskan interaksi antigen –


antibodi.

3.14.5 Menunjukkan perbedaan


mekanisme respon imunitas humoral dan
imunitas selular dengan menggunakan
gambar.

3.14.6 Menjelaskan mekanisme respon


imunitas humoral dan respon imunitas
selular, melalui kegiatan role play
(bermain peran).

4.16 Menyajikan data jenis-jenis 4.16.1 Memahami mekanisme respons


imunisasi (aktif dan pasif) imunitas humoral dan imunitas seluler.
dan jenis penyakit yang
dikendalikannya

C. Tujuan Pembelajaran
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pertemuan
pertama dan kedua siswa diharapkan mampu menjelaskan fungsi sistem
pertahanan tubuh dan membuat tabel tentang perbedaan pertahanan
nonspesifik dengan pertahanan spesifik. Melalui Pembelajaran dengan model
pembelajaan Role Playing pada pertemuan ke tiga siswa dapat menjelaskan
mekanisme respon imunitas humoral dan respon imunitas selular, melalui
kegiatan role play (bermain peran). Melalui Pembelajaran Discovery learning
siswa dapat memahami mekanisme respons imunitas humoral dan imunitas
seluler.
D. Materi Pembelajaran
1. Fungsi Sistem Pertahanan Tubuh
2. Mekanisme Pertahanan Tubuh
3. Faktor Yang Memengaruhi Sistem Pertahanan Tubuh
4. Gangguan Sistem Pertahanan Tubuh
E. Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pertemuan:
1. Contextual Teaching and Learning (CTL)
2. Contextual Teaching and Learning (CTL
3. Role playing
4. Discovery learning
F. Media/Alat/Bahan/Sumber
Pertemuan 1
1. Media/alat : Laptop/komputer, LCD
2. Bahan : LKPD
3. Sumber Belajar: Irnaningtyas. Biologi Jilid 2 Kelas XI. Jakarta :Erlangga
Kurikulum 2013
Pertemuan 2
4. Media/alat : Laptop/komputer, LCD
5. Bahan : LKPD
6. Sumber Belajar: Irnaningtyas. Biologi Jilid 2 Kelas XI. Jakarta :Erlangga
Kurikulum 2013
Pertemuan 3
1. Media : Bahan ajar Biologi SMA kelas XI
2. Bahan/alat : Naskah pembelajaran
3. Sumber Belajar: Irnaningtyas. Biologi Jilid 2 Kelas XI. Jakarta :Erlangga
Kurikulum 2013
Pertemuan 4
1. Media : Bahan ajar Biologi SMA kelas XI
2. Bahan/alat : Lembar Kegiatan
3. Sumber Belajar: Irnaningtyas. Biologi Jilid 2 Kelas XI. Jakarta :Erlangga
Kurikulum 2013
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: (2 JP)
Indikator:
3.14.1 Menganalisa suatu kasus di masyarakat tentang penyakit
imunodefisiensi AIDS berdasarkan kajian literatur.
3.14.2 Menjelaskan fungsi sistem pertahanan tubuh.
a. Kegiatan Pendahuluan
 Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
seperti berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran/sumber yang
relevan.
CHARACTER BUILDING

 Memberikan pretest mengenai materi dan mengaitkan materi


tersebut dengan memberikan apersepsi terhadap materi yang akan
dipelajari.

CRITICAL THINKING

 Memberikan informasi terkait kompetensi, materi, tujuan, manfaat,


dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti
 Melakukan tanya jawab ringan dengan siswa tentang keterkaitan
materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-hari.
 Membentuk kelompok menjadi 6 kelompok belajar.
 Secara berkelompok mendiskusikan permasalahan dengan
mengerjakan lembar diskusi pada siswa.
 Melakukan diskusi dalam kelompok.

COLLABORATION

 Membimbing siswa dalam mengamati literatur yang ada dan untuk


menjawab pertanyaa pada lembar kegiatan.
 Meminta siswa mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang
muncul.
 Mempresentasikan hasil diskusi dan latihan soal.

COMMUNICATION
 Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran dengan
memahani makna bekerja sama untuk memahami suatu materi.

CHARACTER BUILDING

c. Kegiatan Penutup
 Meminta siswa untuk mengumpulkan lembar kegiatan yang telah
dikerjakan oleh siswa.
 Membuat kesimpulan
 Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
 Mengucapkan salam penutup.

2. Pertemuan Kedua: (2 JP)


Indikator:
3.14.3 Membuat tabel tentang perbedaan pertahanan nonspesifik dengan
pertahanan spesifik.
3.14.4 Menjelaskan interaksi antigen – antibodi.
3.14.5 Menunjukkan perbedaan mekanisme respon imunitas humoral dan
imunitas selular dengan menggunakan gambar.
a. Kegiatan Pendahuluan
 Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
seperti berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran/sumber yang
relevan.
CHARACTER BUILDING

 Memberikan pretest mengenai materi dan mengaitkan materi


tersebut dengan memberikan apersepsi terhadap materi yang akan
dipelajari.

CRITICAL THINKING

 Memberikan informasi terkait kompetensi, materi, tujuan, manfaat,


dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
 Melakukan tanya jawab ringan dengan siswa tentang keterkaitan
materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-hari.
 Membentuk kelompok menjadi 6 kelompok belajar.
 Secara berkelompok mendiskusikan permasalahan dengan
mengerjakan lembar diskusi pada siswa.
 Melakukan diskusi dalam kelompok.

COLLABORATION

 Membimbing siswa dalam mengamati literatur yang ada dan untuk


menjawab pertanyaa pada lembar kegiatan.
 Meminta siswa mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang
muncul.
 Mempresentasikan hasil diskusi dan latihan soal.

COMMUNICATION

 Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran dengan


memahani makna bekerja sama untuk memahami suatu materi.

CHARACTER BUILDING

c. Kegiatan Penutup
 Meminta siswa untuk mengumpulkan lembar kegiatan yang telah
dikerjakan oleh siswa.
 Membuat kesimpulan
 Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
 Mengucapkan salam penutup.

3. Pertemuan Ketiga: (2 JP)


Indikator:
3.14.6 Menjelaskan mekanisme respon imunitas humoral dan respon
imunitas selular, melalui kegiatan role play (bermain peran).
a. Kegiatan Pendahuluan
 Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
seperti berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran/sumber yang
relevan.
CHARACTER BUILDING

 Memberikan refleksi mengenai materi pertemuan sebelumnya dan


mengaitkan materi tersebut dengan memberikan apersepsi terhadap
materi yang akan dipelajari untuk mendorong rasa ingin tahu siswa.
 Memberikan informasi terkait kompetensi, materi, tujuan, manfaat,
dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
b. Kegiatan Inti
 Mempersiapkan/menyusun skenario/naskah yang akan ditampilkan
 Membentuk kelompok siswa yang anggotanya terdiri dari 5 orang.
 Menunjuk setiap kelompok untuk mempelajari skenario dalam
waktu yang ditentukan.
 Memberikan peran kepada setiap anggota kelompok untuk
memainkan peran/drama.
 Melakukan diskusi dalam kelompok untuk menghasilkan drama
pembelajaran yang diharapkan.
 Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk
melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.
 Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil memerankan
skenario.
COMMUNICATION

c. Kegiatan Penutup
 Setelah selesai ditampilkan perwakilan siswa memberikan kesimpulan
tentang skenario yang deperagakan.
 Guru memberikan kesimpulan secara umum.
 Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
 Mengucapkan salam penutup.
4. Pertemuan Keempat: (2 JP)
Indikator:
a. Kegiatan Pendahuluan
 Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran
seperti berdoa, absensi, menyiapkan buku pelajaran/sumber yang
relevan.
CHARACTER BUILDING

 Memberikan pretest mengenai materi dan mengaitkan materi


tersebut dengan memberikan apersepsi terhadap materi yang akan
dipelajari.

CRITICAL THINKING

 Memberikan informasi terkait kompetensi, materi, tujuan, manfaat,


dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Kegiatan Inti
 Melakukan tanya jawab ringan dengan siswa tentang keterkaitan
materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-hari.
 Membentuk kelompok menjadi 6 kelompok belajar.
 Secara berkelompok mendiskusikan permasalahan dengan
mengerjakan lembar kegiatan siswa.
 Melakukan diskusi dalam kelompok.

COLLABORATION

 Membimbing siswa dalam mengamati literatur yang ada dan untuk


menjawab pertanyaa pada lembar kegiatan.
 Meminta siswa mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang
muncul.
 Mempresentasikan hasil diskusi dan latihan soal.

COMMUNICATION

 Memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran dengan


memahani makna bekerja sama untuk memahami suatu materi.

CHARACTER BUILDING
c. Kegiatan Penutup
 Meminta siswa untuk mengumpulkan lembar kegiatan yang telah
dikerjakan oleh siswa.
 Membuat kesimpulan
 Menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
 Mengucapkan salam penutup.

H. Penilaian Hasil Belajar


a. Teknik Penilaian:
a. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
b. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis, dan penugasan
c. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/Praktik
b. Bentuk Penilaian:
a. Observasi : Jurnal guru
b. Tes tertulis : Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
c. Unjuk kerja :Praktik/Pedoman Penskoran
d. Proyek :Produk/Pedoman Penskoran
e. Portofolio :E-Portofolio
c. Instrumen Penilaian (terlampir)

I. Program Tindak Lanjut


a. Pembelajaran Remidial
Apabila hasil ulangan harian untuk topik sistem pertahanan tubuh ini
menunjukkan peserta didik belum mencapai kompetensinya, baik klasikal
maupun individual, maka dilakukan remidial. Remidial dilakukan dengan cara
diadakan diskusi dan latihan soal terkait sistem pertahanan tubuh khususnya
pada materi yang telah dipelajari.

b. Pengayaan
Bagi siswa yang mencapai nilai KKM diberikan pembelajaran pengayaan
sebagian berikut:
1) Siswa yang mencapai nilai n(ketuntasan)<n<n (maksimum) diberikan
materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan
tambahan.
2) Siswa yang mencapai nilai n>n(maksimum) diberikan materi melebihi
cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

, .......................2018

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Guru Mata Pelajaran
Lampiran 1.

MATERI PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1,2, 3 dan 4

SISTEM IMUN (KEKEBALAN TUBUH)

Bagaikan Pendekar yang dikeroyok dari sisi mana saja yang dengan
tenangnya ia bisa mengatasi semua musuhnya yang disebut antigen yang akan
merusak sel tubuh kita …..thanks pendekar!!!

SISTEM IMMUN
Fungsi:
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit,
jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel) untuk
perbaikan jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Sasaran utama:
1. bakteri patogen & virus
2. Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel
mast)
Patogen bagi tubuh manusia
 Bakteri
 Virus
 Jamur
 Protozoa bersel satu
 Parasit
Struktur Struktur Imun
 Organ sistem imun berada di seluruh bagian tubuh organ limfoid
 Organ limfoid: ‘rumah’ bg limfosit
 Jaringan limfoid primer:
1. kelenjar thymus
2. sumsum tulang
 Jaringan limfoid sekunder:
1. berkapsul: limpa & kelenjar limfa
2. tdk berkapsul: tonsil, GALT (gut-associated lymphoid tissue),
jar.limfoid di kulit, sal.napas, kemih, & reproduksi
Jaringan Limfoid
 Merupakan jaringan yang memproduksi, menyimpan, & memproses
limfosit
 Mencakup: sumsum tulang, kel.limfe, limpa, thymus, tonsil, adenoid,
appendiks, & agregat jar.limf di sal.cerna (GALT= gut-associated
lymphoid tissue/ Plak Peyer)
Sistem Imun
 Pertahanan lapis pertama: Pertahanan fisik (physical barrier)
 Ada 2 sistem kekebalan tubuh:
1. Sistem kekebalan nonspesifik (didapat) (innate immune system)
2. Sistem kekebalan spesifik (dipelajari/adaptif) (learned/adaptive
immune system)
Komponen Sistem Imun Spesifik
Barier Sel Epitel
Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari
lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi natural.
Didalam sel epitel barier juga terdapat sel limfosit T dan B, tetapi diversitasnya lebih
rendah daripada limfosit T dan B pada sistem imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel
akan menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan
mikroorganisme. Sedangkan sel B limfosit intraepitel akan menghasilkan IG M.
Neutrofil dan Makrofag
Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja
adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran terhadap
mikroba tersebut. Hal ini di karenakan makrofag dan neutrofil mempunyai reseptor
di permukaannya yang bisa mengenali bahan intraselular (DNA), endotoxin dan
lipopolisakarida pada mikroba yang selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba
dan sekresi sitokin.
Tahap Respons Imun
 Deteksi & mengenali benda asing
 Komunikasi dg sel lain untuk berespons
 Rekruitmen bantuan & koordinasi respons
 Destruksi atau supresi penginvasi Þ antibodi & sitokin
Respons Imun
Respons imun alami nonspesifik
 ada sejak lahir
 tdk memiliki target tertentu
 terjadi dlm bbrp menit – jam
 Reaksi inflamasi
Respons imun didapat spesifik
 spesifik untuk jenis tertentu
 respons terhadap paparan I terjadi dalam beberapa hari, paparan
berikutnya lebih cepat
Pertahanan Lapis Pertama
 Kulit & membran mukosa yang utuh
 Kelenjar keringat, sebum, & airmata ® mensekresi zat kimia & bersifat
bakterisid
 Mukus, silia, tight junction, desmosom, sel keratin & lysozim di lapisan
epitel
 Rambut pd lubang hidung
 Flora normal
Sistem Kekebalan Non-spesifik
 Dapat mendeteksi adanya benda asing & melindungi tubuh dari
kerusakan yang diakibatkannya, namun tdk dpt mengenali benda asing
yang masuk ke dalam tubuh.
 Yang termasuk dlm sistem ini:
1. Reaksi inflamasi/peradangan
2. Protein antivirus (interferon)
3. Sel natural killer (NK)
4. Sistem komplemen
Inflamasi/ Peradangan
 Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan
 Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons yg sama juga
terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau trauma
 Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, & makrofag
Tahap inflamasi
 Masuknya bakteri ke dalam jaringan
 Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi meningkatkan
aliran darah (RUBOR/kemerahan & CALOR/panas)
 Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap protein
meningkat difusi protein & filtrasi air ke interstisial (TUMOR/bengkak &
DOLOR/nyeri)
 Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke interstisial
 Penghancuran bakteri di jaringan fagositosis (respons sistemik: demam)
 Perbaikan jaringan
Interferon
 Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan interferon
 Interferon mengganggu replikasi virus (antivirus); ‘interfere’
 Interferon juga memperlambat pembelahan & pertumbuhan sel tumor
dgn meningkatkan potensi sel NK & sel T sitotoksik (antikanker)
 Peran interferon yg lain: meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag &
merangsang produksi antibodi
Sel Natural Killer (NK)
 Merusak sel yg terinfeksi virus & sel kanker dengan melisiskan membran
sel pd paparan I
 Kerjanya = sel T sitotoksik, ttp lebih cepat, non-spesifik, & bekerja
sebelum sel T sitotoksik mnjd lebih banyak & berfungsi
Sistem Komplemen
 Sistem ini diaktifkan oleh:
1. paparan rantai karbohidrat yg ada pd permukaan mikroorganisme
yg tdk ada pd sel manusia
2. paparan antibodi yang diproduksi spesifik untuk zat asing tertentu
oleh Sistem imun adaptif
 Bekerja sbg ‘komplemen’ dari kerja antibodi
Komplemen yg teraktivasi akan:
 Berikatan dg basofil & sel mast & menginduksi penglepasan histamin ®
reaksi inflamasi
 Berperan sbg faktor kemotaksis yang meningkatkan fagositosis
 Berikatan dg permukaan bakteri & bekerja sbg opsonin (opsonisasi) ®
fagositosis
 Menempel pd membran & membentuk struktur berbentuk tabung yg
melubangi membran sel & menyebabkan lisis sel.
Sistem Kekebalan Spesifik
 Atau Sistem kekebalan adaptif dapat menghancurkan patogen yang lolos
dari Sistem kekebalan non-spesifik.
 Mencakup:
1. kekebalan humoral : produksi antibodi oleh limfosit B (sel plasma)
2. kekebalan selular :
 produksi limfosit T yg teraktivasi
 harus dapat membedakan sel asing yg harus dirusak dari sel-diri
 antigen (molekul besar, kompleks, & unik yg memicu respons imun
spesifik jika masuk ke dalam tubuh)
Sistem Kekebalan Humoral
 Antigen (Ag) merangsang sel B berubah menjadi sel plasma yg
memproduksi antibodi (Ab).
 Ab disekresi ke darah atau limf ~ lokasi sel plasma yg teraktivasi; semua
Ab akan mencapai darah Þ gamma globulin = imunoglobulin (Ig)
Imunoglobulin (Ig)
Ada 5 kelas:
1. Ig M : berperan sbg reseptor permukaan sel B & disekresi pd tahap awal
respons sel plasma
2. Ig G : Ig terbanyak di darah, diproduksi jika tubuh berespons thd antigen
yg sama , Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi
komplemen
3. Ig E : melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi
alergi; melepaskan histamin dari basofil & sel mast
4. Ig A : ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, &
perkemihan (cth: pd airmata & ASI)
5. Ig D : terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali antigen pd sel B
Sistem Kekebalan Seluler
 Limfosit T spesifik untuk kekebalan terhadap infeksi virus & pengaturan
pd mekanisme kekebalan.
 Sel-sel T harus kontak langsung dg sasaran
 Ada 3 subpopulasi sel T: sel T sitotoksik, sel T penolong, & sel T penekan
 Major histocompatibility complex (MHC): kode human leucocyte-
associated antigen (HLA) yg terikat pd permukaan membran sel; khas pd
setiap individu
 Surveilens imun: kerjasama sel T sitotoksik, sel NK, makrofag, &
interferon
Pembentukan Kekebalan Jangka Panjang (long-term immunity)
 Pada kontak pertama dg antigen mikroba, respons antibodi terjadi
lambat dlm bbrp hari sampai terbentuk sel plasma & akan mencapai
puncak dlm bbrp minggu (Respons primer); & akan membentuk sel
memori
 Jika terjadi kontak dg antigen yg sama, krn adanya sel memori, respons
yg terjadi mjd lebih cepat (Respons sekunder)
Gangguan Sistem imun
 Lack of response (imunodefisiensi) contoh: AIDS, leukemia
 Incorrect response (peny. autoimun) contoh: DM tipe I, miastenia
gravis, multiple sclerosis;penyakit Graves.
 Overactive response (alergi/ hipersensitivitas) contoh: asma, rhinitis
allergic, rx transfuse

Sistem Pertahanan Tubuh

Tiga macam sel darah putih yang berperan dalam respon imun, yaitu:
1. Limfosit B, disebut sel B karena diproduksi di dalam bone marrow
(sumsum tulang),
2. Limfosit T, disebut sel T karena diproduksi di dalam kelenjar timus, dan
3. Makrofag.

Mekanisme kerja antibodi


 Limfosit B berperan dalam sintesis antibodi.
 Antibodi ini bisa disekresikan atau tetap terikat membran pada permukaan
sel B, tergantung kondisinya.
 Selama respon imun humoral, antibodi-antibodi mengikat antigen-antigen
yang kemudian diingesti (ditelan) dan didegradasi (dipecah/dirusak) oleh
makrofag
 Limfosit T lebih memiliki respon dalam imun sel.
 Sel-sel T mensintesis reseptor yang mengenali antigen-antigen pada
permukaan sel dan memicu lisisnya sel-sel yang mengandung antigen tadi.

PENAHAN BIOLOGI
 Bakteri asam laktat adalah bakteri yang memproduksi asam laktat.
 Beberapa dari bakteri asam laktat merupakan kelompok dari probiotik
yang memberikan manfaat bagi kesehatan manusia.
 Peranan bakteri asam laktat terhadap imunitas manusia ialah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan respon imun humoral
2. Meningkatkan respon seluler
3. Meningkatkan produksi sitokin
4. Meningkatkan imunitas nonspesifik
Meningkatkan respon imun humoral
 Bakteri asam laktat (probiotik) akan meningkatkan respon imun
humoral.
 Penelitian menunjukkan bahwa sel yang memproduksi IgA lebih sedikit
pada hewan coba dibandingkan dengan yang mendapat probiotik.
 Terdapat peningkatan jumlah sel yang memproduksi IgA pada kelompok
mencit yang mendapatkan L. Casei.
 Peningkatan sekresi IgA cukup untuk mencegah saluran cerna.
 Pemberian Lactobacillus dapat meningkatkan produksi sistem imun IgA
lokal dan meningkatkan produksi IgA yang disekresi ke limen intestinal
memberikan pertahanan mukosa terhadap Salmonella typhimurium.
 Hal ini mengindikasikan adanya fungsi Lactobacillus sebagai
imunoadjuvant dan hanya Lactobacillus yang hidup saja dapat
menstimulasi respon antibodi terhadap antigen spesifik lokal dan
sistemik.
Meningkatkan respon seluler
 Probiotik Lactobacillus GG memiliki kemampuan unutuk meningkatkan
imunitas mukosa intestinal yaitu peningkatan jumlah sel penghasil
terutama IgA dan sel penghasil imunoglobin yang lain,
 merangsang pelepasan interferon lokal yang memfasilitasi transport
antigen serta meningkatkan ambilan antigen oleh Payer`s patches.
Meningkatkan produksi sitokin
 Streptococcus thermophilus yang secara komersial terdapat di yoghurt
meningkatkan produksi sitokin TNF dan IL-6 melalui sel makrofag.

Meningkatkan imunitas nonspesifik


 Adanya kemampuan memproduksi asam laktat, bakteri asam laktat
mampu meningkatkan efek fagositosis terhadap patogen.
 Peran nonspesifik lain dari bakteri asam laktat yaitu mampu
menurunkan reaksi hipersensitifitas terhadap susu sapi .
 Selain berperan dalam sistem imun manusia, bakteri asam laktat yang
terkandung dalam yoghurt juga mampu mengatasi masalah intoleransi
laktosa.
Asam laktat yang dihasilkannya akan meningkatkan aktivitas enzim laktase
usus halus (Subijanto, MS, 2006)
Apply ... Respon immun TBC
Terdapat dua macam respon imun pertahanan tubuh terhadap infeksi
tuberkulosis yaitu respon imun selular (sel T dan makrofag yang teraktivasi)
bersama sejumlah sitokin dan pertahanan secara humoral (anti bodi-mediated).
 Respon imun seluler lebih banyak memegang peranan dalam pertahan
tubuh terhadap infeksi tuberkulosis.
 Pertahanan secara humoral tidak bersifat protektif tetapi lebih banyak
digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis.
 Respon ini di awali dengan diferensiasi limfosit B menjadi satu populasi sel
plasma yang memproduksi dan melepaskan anti bodi spesifik ke dalam
darah yang dinamakan imunoglobulin.
 Imunoglobulin (Ig) di bentuk oleh sel plasma yang berasal dari ploriferasi sel
B akibat adanya kontak dengan anti gen.
 Anti bodi yang terbentuk secara spesifik ini akan mengikat anti gen baru
lainnya yang sejenis (Bothamley, 1995).

Respon imun primer terjadi sewaktu antigen pertama kali masuk ke dalam
tubuh, yang ditandai dengan munculnya IgM beberapa hari setelah pemapara.
 Kadar IgM mencapai puncaknya pada hari ke-7. pada 6-7 hari setelah
pemaparan, barulah bisa di deteksi IgG pada serum,
 sedangkan IgM mulai berkurang sebelum kadar IgG mencapai puncaknya
yaitu 10-14 hari setelah pemaparan anti gen.
 Respon imun sekunder terjadi apabila pemaparan anti gen terjadi untuk
yang kedua kalinya, yang di sebut juga booster.
 Puncak kadar IgM pada respon sekunder ini umumnya tidak melebihi
puncaknya pada respon primer, sebaliknya kadar IgG meningkat jauh lebih
tinggi dan berlangsung lebih lama.
 Perbedaan dalam respon ini di sebabkan adanya sel B dan sel
T memory akibat pemaparan yang pertama
 IgG merupakan komponen utama imunoglobulin serum, kadarnya dalam
serum sekitar 13 mg/ml, merupakan 75% dari semua imunoglobulin.
 Kadar IgG meninggi pada infeksi kronis dan penyakit auto imun.
 Anti bodi yang pertama di bentuk dalam respon imun adalah IgM, oleh
karena itu kadar IgM yang tinggi merupakan petunjuk adanya infeksi dini
 Myxobacterium. tuberculosis di inhalasi sehingga masuk ke paru-paru,
kemudian di telan oleh makrofag.
Makrofag tersebut mempunyai 3 fungsi utama, yakni :
1. Memproduksi enzim proteolitik dan metabolit lainnya yang
memperlihatkan efek mycobactericidal.
2. Memproduksi sitokin sebagai respon terhadap M. tuberculosis yakni IL-1,
IL-6, IL-8, IL-10, TNF-a TGF-b. Sitokin mempunyai efek imunoregulator
yang penting
3. Untuk memproses dan menyajikan anti gen terhadap limfosist T.
Pada tuberkulosis primer, perkembangan infeksi M. tuberculosis pada target
organ tergantung pada derajat aktivitas anti bakteri makrofag dari sistem imun
alamiah serta kecepatan dan kualitas perkembangan sistem imun yang di dapat.
 Oleh sistem imun alamiah, basil akan di eliminasi oleh kerja sama antara
alveolar makrofag dan NK sel melalui sitokin yang dihasilkannya yakni TNF-
a dan INF-g.
 Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi ini terutama dilakukan oleh
sel-sel pertahanan (sel T dan makrofag yang teraktivasi) bersama sejumlah
sitokin.
 Pada limfonodi regional, terjadi perkembangan respon imun yang di dapat,
yang akan mengenali basil tuberkulosis.
 Tipe respon imun ini sangat tergantung pada sitokin yang dihasilkan oleh
sistem imun alamiah.
 Dominasi produksi sitokin oleh makrofag yang mensekresikan IL-12 akan
merangsang respon sel Th 1, sedangkan bila IL-4 yang lebih banyak
disekresikan oleh sel-T maka akan timbul respon oleh sel Th 2.
 Tipe respon imun ini akan menentukan kualitas aktivasi makrofag untuk
mempresentasikan anti gen kepada sel-T khususnya melalui jalur MHC
kelas-II
 Selama imunitas yang di dapat berkembang untuk mempercepat aktivasi
makrofag/monosit, terjadilah bakteremia.
 Basil menggunakan makrofag sebagai sarana untuk menyebar dan
selanjutnya tumbuh dan menetap pada sel-sel fagosit di berbagai organ
tubuh.
 Peristiwa ini akan terjadi bila sel-T spesifik yang teraktivasi pada limfonodi
mengalami resirkulasi dan melewati lesi yang meradang yang selanjutnya
akan membentuk granuloma.
 Pada peristiwa ini TNF memegang peranan yang sangat vital.
 Bila respon imun yang di dapat berkembang tidak adekuat maka akan timbul
manifestasi klinis akibat penyebaran basil yang berupa tuberkulosis milier
atau tuberkulosis meningen
catatan
 Granuloma merupakan mekanisme pertahanan utama dengan cara
membatasi replikasi bakteri pada fokus infeksi.
 Granuloma terutama terdiri atas makrofag dan sel-T.
 Selama interaksi antara anti gen spesifik dengan sel fagosit yang terinfeksi
pada berbagai organ, sel-T spesifik memproduki IFN-g dan mengaktifkan
fungsi anti mikroba makrofag.
 Dalam granuloma terjadi enkapsulasi yang di picu oleh fibrosis dan
kalsifikasi serta terjadi nekrosis yang menurunkan pasokan nutrien dan
oksigen, sehingga terjadi kematian bakteri.
 Akan tetapi sering terjadi keadaan di mana basil tidak seluruhnya mati tapi
sebagian masih ada yang hidup dan tetap bertahan dalam bentuk dorman.
 Infeksi yang terlokalisir sering tidak menimbulkan gejala klinis dan bisa
bertahan dalam waktu yang lama
 Pada tuberkulosis post primer, pertahanan tubuh di dominasi oleh
pembentukan elemen nekrotik yang lebih hebat dari kasus infeksi primer.
 Elemen-elemen nekrotik ini akan selalu dikelurkan sehingga akhirnya akan
terbentuk kavitas.
 Limfadenitis regional jarang terjadi, M. tuberculosis menetap dalam
makrofag dan pertumbuhannya di kontrol dalam fokus-fokus yang
terbentuk.
 Pembentukan dan kelangsungan hidup granuloma di kontrol oleh sel-T, di
mana komunikasi antara sel-T dan makrofag di perantarai oleh sitokin. IL-
1b, TNF-a, GM-CSF, TGF-b, IL-6, INF-g dan TNF-b merupakan sitokin yang
mengontrol kelangsungan granuloma, sebaliknya IL-4, IL-5 dan IL-10
menghambat pembentukan dan perkembangan granuloma.
KONKLUSI
 Proses aktivasi makrofag oleh sitokin merupakan faktor sentral dalam
imunitas terhadap tuberkulosis.
 Pada sistem ini, INF-g telah di identifikasikan sebagai sitokin utama untuk
mengaktivasi makrofag, yang selanjutnya dapat menghambat pertumbuhan
patogen ini.
 Pembentukan granuloma dan kavitas di pengaruhi oleh berbagai macam
sitokin sebagai hasil interaksi antara sel-T spesifik, makrofag yang
teraktivasi dan berbagai macam komponen bakterial
SEPUTAR IMUN
 Autoimmunitas merupakan respon imun terlalu aktif menyebabkan
disfungsi imun
 Sistem imun gagal untuk memusnahkan dengan tepat antara diri sendiri dan
bukan diri sendiri, dan menyerang bagian dari tubuh.
 Autoimunitas adalah kegagalan suatu organisme untuk mengenali bagian
dari dirinya sendiri sebagai bagian dari dirinya, yang membuat respon
kekebalan melawan sel dan jaringan miliknya sendiri atau antibody tidak
mengenali jaringan tubuh dan menganggapnya sebagai antigen
 Beberapa penyakit yang dihasilkan dari kelainan respon kekebalan ini
dinamakan penyakit autoimun. Contohnya meliputi penyakit Coeliac,
diabetes melitus tipe 1, Systemic Lupus Erythematosus, Sjögren’s syndrome,
Churg-Strauss Syndrome, Hashimoto’s thyroiditis, Graves’ disease, idiopathic
thrombocytopenic purpura, dan (RA).
LAMPIRAN 2

INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN 3


KISI-KISI PENILAIAN HARIAN

Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator Soal Bentuk


Soal
3.14Mengaplikasi 3.14.6Menjelaskan prinsip-prinsip Memberikan Bermain
kan pemahaman sistem immun peran
mekanisme respon naskah/sken
tentang prinsip-
prinsip sistem imunitas humoral ario peran.
immun untuk
dan respon
meningkatkan
kualitas hidup imunitas selular,
manusia dengan
melalui kegiatan
kekebalan yang
dimilikinya role play (bermain
melalui program
peran).
immunisasi
sehingga dapat
terjaga proses
fisiologi di dalam
tubuh
INSTRUMEN PENILAIAN PERTEMUAN 4
KISI-KISI PENILAIAN HARIAN

Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator Soal Bentuk


Soal
4.16 Menyajikan 4.16.1 Memahami imunitas humoral melakukan kegiatan
data jenis-jenis pembelajar
mekanisme respons kegiatan an
imunisasi (aktif
dan pasif) dan imunitas humoral Memahami
jenis penyakit
dan imunitas mekanisme
yang
dikendalikannya seluler. respons
imunitas
humoral dan
imunitas
seluler.
LAMPIRAN 3

SISTEM PERTAHANAN TUBUH


MEKANISME SISTEM PERTAHANAN TUBUH

Tujuan : Memahami
mekanisme respons imunitas
humoral dan imunitas
seluler.

Alat dan Bahan :


1. Kertas karton putih/berwarna
2. Spidol
3. Gunting
4. Peniti
Cara Kerja :
1. Membaca dan memahami mekanisme respons imunitas humoral dan imunitas
seluler.
2. Membuat label dengan kertas karton putih/berwarna yang bertuliskan tentang
komponen-komponen yang terlibat dalam respon imunitas humoral maupun
imunitas seluler, misalnya antigen (virus/bakteri), sel B, sel B memori, makrofag,
sel T penolong, sel T sitotoksik, MHC kelas I dan MHC kelas II.
3. Menentukan teman anggota kelompok yang berperan sebagai komponen-
komponen dalam respons imunitas. Dengan menggunakan peniti, memesangkan
label kertas pada baju sesuai dengan perannya masing-masing.
4. Merancang skenario atau cerita yang menggambarkan mekanisme respons imunitas
humoral maupun imunitas seluler.
5. Melakukan drama tentang mekanisme respons imunitas sesuai dengan skenario
yang telah dibuat tersebut.
6. Menjawab pertanyaan dan memberikan kesimpulannya.

Pertanyaan:
1. Komponen-komponen apakah yang terlibat dalam mekanisme respon imunitas
humoral?
2. Komponen-komponen apakah yang terlibat dalam mekanisme respon imunitas
seluler secara intraseluler dan ekstraseluler?
3. Apakah perbedaan peranan sel T penolong dan sel T sitotoksik?
LAMPIRAN 4

Penilaian Sikap (Afektif)

Jurnal Guru

NO HARI/TGL/ NAMA PRILAKU/ BUTIR POS/NEG TINDAK


JAM KE KEJADIAN SIKAP LANJUT
Penilaian Keterampilan (Psikomotorik)

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PRAKTIKUM

Mata pelajaran :....................................


Kelompok :....................................
Hari/tanggal :....................................

NO. ASPEK YANG DINILAI CHECK NILAI


1. PERSIAPAN
a. Mengecek kelengkapan alat dan bahan
sebelum praktikum dimulai.
b. Menggunakan Jas Lab saat melaksanakan
kegiatan praktikum.
c. Mendengarkan dan mengamati kegiatan
praktikum.
d. Ada pembagian kerja selama kegiatan
praktikum.
2. PROSES
a. Melakukan percobaan sesuai dengan cara
kerja yang tertera pada panduan praktikum.
b. Mampu menggunakan alat laboratorium
dengan baik dan benar.
c. Mampu menemukan hasil pengamatan.
d. Mencatat hasil pengamatan pada laporan
sementara.
e. Ada anggota kelompok yang dominan
f. Ada anggota kelompok yang pasif
g. Aktif bertanya ketika menemui kesulitan
h. Aktif berargumentasi saat diskusi
i. Menghargai pendapat teman dalam diskusi
j. Bekerjasama dengan teman kelompok saat
kegiatan praktikum berlangsung
3. PENUTUP
a. Membersihkan alat laboratorium yang telah
digunakan
b. Merapikan meja dan kursi setelah kegiatan
praktikum berakhir
c. Mengerjakan laporan praktikum secara
kelompok
*Berilah tanda (v) pada kolom check jika melaksanakan sesuai penilaian.
Nilai maksimal untuk penilaian adalah 80.

,............................2017
Penilai

(.....................................................)

Anda mungkin juga menyukai