(RPP)
A KOMPETENSI INTI
KI - 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI - 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai
cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI - 3 : Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI - 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik dan model pembelajaran
Problem Based Learning berbasis 4C, literasi dan PPK serta kegiatan diskusi dan tanya jawab
dengan bantuan LKPD dan PPT:
1. Melalui kegiatan mengamati video peserta didik dapat menganalisis komponen penyusun
sistem kekebalan tubuh dengan tepat (TPACK)
2. Melalui kegiatan berdiskusi peserta didik menganalisis mekanisme pertahanan tubuh ketika
terserang pathogen dengan benar (kolaborasi&HOTS)
3. Melalui kegiatan pemecahan masalah pada LKPD peserta didik mampu menganalisis
imunitas aktif dan pasif baik alami maupun buatan secara tepat (Critical thinking)
4. Melalui kegiatan kampanye melalui poster peserta didik mampu membandingkan jenis
imunisasi vaksin covid 19 terhadap yang ada di Indonesia (Communication)
D MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Pembalajaran Reguler
Materi pembelajaran regular yang diberikan yaitu:
komponen penyusun sistem kekebalan tubuh dan mekanisme Ketika terserang patogen
Faktual : Masalah sehari-hari yang berkaitan dengan patogen dan kekebalan tubuh
Konseptual : Komponen penyusun sistem kekebalan tubuh dan mekanisme pertahanan tubuh
Prosedural : Cara menentukan mekanisme pertahanan tubuh Ketika terserang patogen
Metakognitif : Menyelesaikan masalah sulit respon imun atau kekabalan terhadap vaksin
covid 19 yang berbeda dan memilih vaksin yang sesuai dengan kondisi tubuh seseorang
2. Materi Pembelajaran Remedial
Materi pembelajaran remedial yang diberikan yaitu kompetensi yang tidak tuntas KKM terkait
komponen penyusun sistem kekebalan tubuh dan mekanisme pertahanan tubuh
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
Materi pembelajaran soal-soal berlevel HOTS mengenai perbandingan vaksin covid 19 di
Indonesia terkait
Pernahkan kamu melihat kucing sedang menjilat lukanya? Kucing melakukan hal tersebut
dikarenakan di dalam air liur terdapat enzim lisozim yang mampu menghancurkan sel-sel bakteri
sehingga mengurangi risiko terjadinya infeksi. Ternyata mengobati luka dengan air liur atau air
ludah telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dalam riwayat Bukhari, Rasulullah SAW
melakukan pengobatan dengan tanah dan air ludah. Kemudian Rasul membaca doa
ر ¸ِّبَ نا
¸ ب ¸ق عضن ُلي ُت ْرَ بةُ أ ضن ¸ريق اس ¸م
¸ه ي ¸بإ¸ ذ ا ْر لَ¸ال ا ة
شَفى س ن مَنا
“Dengan menyebut nama Allah, dengan debu di tanah bumi ini dan dengan sebagian ludah kami,
semoga sembuhlah penyakit di antara kami dengan izin Rabb kami.” (Hadist Riwayat Bukhari).
Sumber:
https://memesaja.blogspot.com/2002/05/gambar-
kartun-orang-sakit-demam.html
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran melalui
PPT, yaitu setelah mengikuti pembelajaran, peserta
didik dapat:
1. Mengidentifikasi komponen penyusun
sistem kekebalan tubuh
2. 2.Menganalisis mekanisme pertahanan tubuh
ketika terserang pathogen
3. Membedakan imunitas aktif dan pasif baik
alami maupun buatan
4. Membandingkan jenis vaksin covid 19 yang ada
di Indonesia
4. Pemberian 1. Guru menjelaskan mekanisme pelaksanaan
Acuan pembelajaran (ditampilkan di PPT) yaitu setelah
pembentukan kelompok, peserta didik akan
diberikan LKPD untuk didiskusikan secara
kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, menarik
kesimpulan
dari apa yang didiskusikan dan penilaian dengan kuis.
Kegiatan Inti (70 menit)
Tahap 1 : Orientasi peserta didik pada masalah (5 menit)
1. Peserta didik diminta mengamati masalah yang ditayangkan pada PPT dan Literasi
menanyakan hal-hal yang ada pada masalah. (MENGAMATI)
Awal tahun 2020 dunia digegerkan dengan berita mewabahnya penyakit yang
disebut corona virus disease 19 (COVID-19) yang mulai merebak di Wuhan,
Cina. Tidak disangka, dalam waktu 4 bulan wabah yang disebabkan oleh virus
SARS-CoV2 ini sudah menjangkau seluruh dunia (213 negara, area, atau
teritori), termasuk Indonesia (data per April 2020). Di seluruh dunia penyakit
ini sudah menginfeksi sekitar hampir 2 juta orang dengan kematian mencapai
lebih dari 100 ribu kasus. Bila dilihat, kematian akibat lebih banyak terjadi
pada pasien lanjut usia. Selain itu, keparahan COVID-19 juga lebih banyak
dijumpai
pada individu-individu yang sedang atau pernah memiliki riwayat penyakit
diabetes, jantung dan penyakit kronis lainnya. Yang menarik, tidak semua
pasien COVID-19 menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala yang
ringan saja. Hal ini diduga akibat perbedaan kekuatan sistem imun tubuh,
dimana pada usia dewasa muda, sistem imun lebih kuat daripada pasien usia
lanjut .
1. Bagaimanakah imun tubuh merespon adanya virus?
2. Bagaiamanakah membedakan antigen dan atibodi?
3. Bagaiamnakah meningkatkan imunitas didalam tubuh?
4. Peserta didik diminta menuliskan informasi yang terdapat dari dua masalah
yang telah ditampilkan.
Sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F
%2Fupk. kemkes.go.id
Bertanggung
jawab
Petunjuk:
Lembaran penilaian diri sikap spiritual berikut untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Keterangan:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Rubrik penskoran:
Indikator Penilaian
Berdoa sebelumdan
sesudah melakukan Menjawab salam Jujur
No. Nama Peserta didik
Sesuatu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Adenin Amalialfath
2 Affan Kamal Ramadhan
5 Dian Aprilia
6 Fakhri Mahatmajati Mazied
7 Fazla Avasyabhavi
8 Fazli Avasyabhavi
Keterangan:
Sangat Baik : Apabila memperoleh skor : 3,33< skor ≤4,00
Baik : Apabila memperoleh skor : 2.33< skor ≤3,33
Cukup : Apabila memperoleh skor : 1,33< skor ≤2,33
Kurang : Apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL
Sikap
No Nama Peserta didik Tanggung Jawab Kerja Sama Disiplin
KB B SB KB B SB KB B SB
1 Adenin Amalialfath
2 Affan Kamal Ramadhan
8 Fazli Avasyabhavi
9 Irsyaad Zaky Madaniyah
10 Labybah Nida Prasetyo
15 Muhammad Arif
16 Muhammad Arif Nugroho
31 Zabrina Rahmawati
B. LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN
Penilaian pengetahuan ; soal pilihan ganda dan
uraian Pedoman penlaian;
I. Pilihan ganda skor maksimal 50
II Soal Uraian skor maksimal 50
Nilai akhir = (skor yang dicapai/skor maksimal)
E. PENILAIAN KETERAMPILAN
a). Format penilaian presentasi
Kelompok Nama Aspek yang dinilai Jumlah
Siswa Materi Penggunaa Keterampilandala skor
presentasi n Media m mengemukakan
pendapat
Rubrik penilaian;
Aspek yang dinilai Rubrik
Materi presentasi Materi sangat lengkap = 4
Materi cukup lengkap = 3
Materi kurang lengkap = 2
Materi tidak lengkap = 1
Penggunaan Media Penggunaan media sangat beragam = 4
Penggunaan media beragam =3
Penggunaan media kurang beragam = 2
Penggunaan media tidak beragam =1
Keterampilandalam Sangat terampil mengemukaan pendapat = 4
mengemukakan pendapat Terampil mengemukaan pendapat =3
Kurang terampil mengemukaan pendapat = 2
Tidak terampil mengemukaan pendapat = 1
Pedoman penilaian;
Nilai= (skor yang dicapai/12)x100
Rubrik penilaian;
Aspek yang dinilai Rubrik
Ketepatan Waktu pengumpulan Pengumpulan tugas tepat waktu = 4
tugas Pengumpulan terlambat 1 hari =3
Pengumpulan terlambat 2 hari =2
Pengumpulan terlambat lebih dari 2 hari =1
Materi yang disusun sangat tepat =4
Materi yang disusun tepat =3
Materi yang disusun kurang tepat =2
Materi yang disusun tidak tepat =1
Ketepatan sistematika Format laporan sangat tepat =4
Format laporan tepat =3
Format laporan kurang tepat = 2
Format laporan tidak tepat =1
Pedoman penilaian;
Nilai= (skor yang dicapai/12)x100
4. Kunci dan Pedoman Penskoran(tertulis di bawah lembar observasi/format
penilaian)
JURNAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN
PEDOMAN PENSKORAN
KUNCI
NO SOAL SKOR
JAWABAN
1 Fungsi sistem pertahanan tubuh adalah….
a. Menyediakan energi bagi kelangsungan hidup organisme
E 2.5
b. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh melalui
proses detoksifikasi
c. Membersihkan tubuh dari sisa-sisa metabolisme yang
dapat meracuni tubuh
d. Mencegah tubuh dari pengaruh rangsangan lingkungan
eksternal yang merugikan
e. Mengenal, menghancurkan, dan menetralkan benda
asing atau sel abnormal yang merugikan tubuh
MATERI AJAR
SISTEM PERTAHANAN TUBUH MANUSIA
PETA KONSEP
Sistem Pertahanan Tubuh Manusia
Membran Mukosa
Protein Sel T Imunitas AktifImunitas Pasif
Komplemen Buatan Buatan
Inflamasi
A. PENDAHULUAN
Virus atau malware adalah momok yang paling menakutkan bagi alat-alat elektronik
seperti komputer, laptop, atau smartphone. Apabila alat-alat elektronik tersebut terserang virus
maka fungsinya menjadi terganggu. Oleh sebab itu untuk mencegah dari serangan virus maka
kita menggunakan program penangkal berupa antivirus. Sama seperti alat-alat elektronik
tersebut tubuh kita juga sangat rentan terserang oleh benda-benda asing yang dapat
menimbulkan berbagai penyakit sehingga tubuh kita pun membutuhkan sistem pertahanan tubuh
yang sama dianalogikan dengan antivirus. Tubuh kita memiliki sistem pertahanan yang
berlapis-lapis, setidaknya terdapat tiga lapis pertahanan yang ditiap bagiannya memiliki jenis
dan mekanisme yang berbeda-beda. Bagaimana cara tubuh kita menghadapi serangan-serangan
bibit penyakit yang berusaha masuk ke dalam tubuh? mari kita pelajari bersama.
B. PERTAHANAN NON SPESIFIK
Pertahanan tubuh non spesifik telah dimiliki seseorang semenjak ia lahir. Pertahanan ini
disebut non spesifik karena bekerja dengan menyerang segala macam jenis antigen yang masuk
ke dalam tubuh. Respon yang diberikan juga bersifat langsung dan cepat. Pertahanan tubuh non
spesifik terbagi menjadi dua yaitu, pertahanan lapis pertama atau pertahanan tubuh non spesifik
eksternal dan pertahanan lapis kedua atau pertahanan tubuh non spesifik eksternal.
Pertahanan tubuh lapis pertama adalah benteng terluar dari tubuh kita untuk menghadapi
berbagai jenis antigen baik berupa bakteri, virus, ataupun mikroorganisme lainnya.
Pertahanan tubuh lapis pertama disebut juga pertahanan tubuh non spesifik eksternal.
Pertahanan ini terdiri dari pertahanan fisik, kimia, dan mekanis.
Sumber: depositphoto.com
Gambar 9.2 Jenis-jenis pertahanan lapis pertama tubuh manusia
Kulit adalah salah satu pertahanan fisik yang bertugas mencegah bibit penyakit untuk dapat
dengan mudah masuk ke dalam tubuh kita. Susunan sel-sel epitel kulit yang berlapis dan
juga rapat mengakibatkan kulit sulit untuk ditembus oleh mikroorganisme. Keratin yang
melapisi epitel kulit juga tahan terhadap asam, basa, racun, dan enzim yang dihasilkan oleh
bakteri.
Beberapa bagian tubuh yang memiliki celah untuk mikrorganisme dapat masuk ke dalam
tubuh seperti mulut, hidung, dan telinga terspesialisasi dengan menghasilkan lendir atau
mukus. Cairan kental ini dapat menjebak mikrooganisme dan partikel-partikel lain yang
berusaha masuk ke dalam tubuh.
Sekresi mukus pada organ-organ tersebut juga mengandung senyawa kimia yang
menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat bagi mikroorganisme. Pada air mata dan air
liur terdapat lisozim yang dapat menghancurkan sel-sel bakteri. Hasil sekresi dari kelenjar
keringat dan minyak menjadikan pH kulit manusia bersifat asam sehingga mampu
mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Pertahanan mekanis diperankan oleh silia yang terdapat pada saluran pernapasan. Silia ini
menyapu mikroorganisme yang terjebak di dalam mukus dan mendorongnya ke luar guna
mencegah infeksi pada paru-paru.
a. Sel-sel Fagosit
Sel-sel fagosit adalah sel-sel yang memiliki kemampuan fagositosis, yaitu proses penelanan
mikroorganisme secara langsung dari lingkungan. Setelah tertelan mikroorganisme atau
partikel asing tersebut akan dicerna dengan menggunakan enzim hidrolitik yang terdapat
pada organel lisosom.
Sumber: biologyreader.com
Gambar 9.4 Jenis-jenis sel fagositosis
b. Protein Antimikroba
Plasma darah kita terlarut berbagai jenis protein. beberapa jenis diantarnya ada juga yang
memiliki peran yang dapat membunuh ataupun mencegah reproduksi mikroorganisme. Zat
antimikroba ini dapat bekerja tanpa adanya interaksi antigen dan antibodi sebagai pemicu.
Protein antimikroba ini berkeja dengan tiga acara, yaitu melumpuhkan antigen,
mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, dan membunuh dengan cara melubangi sel-sel
mikroorganisme. Dari sekian banyak jenis protein antimikroba yang berperan di dalam
tubuh kita dua diantaranya yang cukup penting adalah interferon dan protein komplemen.
c. Respon Peradangan
Peristiwa luka adalah fase yang sangat rawan bagi sistem pertahanan tubuh manusia.
Benteng terluar dari tubuh terbuka sehingga memudahkan mikroorganisme untuk dapat
masuk melalui celah tersebut. Ketika luka terjadi maka muncul rasa nyeri dan
pembengkakan hal tersebut merupakan hasil dari respon peradangan. Keadaan darurat ini
membutuhkan respon imun yang cepat sehingga proses untuk menyingkirkan patogen yang
masuk kedalam tubuh berlangsung lebih cepat dan efektif.
Sel pembunuh alami atau sel NK membantu mengenali dan melenyapkan sel-sel
yang telah terserang antigen tertentu. Sel-sel ini juga mampu mengenali dan
menghancurkan sel kanker atau sel yang telah terinfeksi virus dengan mendeteksi
keberadaan protein MHC I yang terdapat di permukaan sel. Biasanya sel-sel kanker
tidak mampu mengekspresikan protein ini. Sel NK lalu menghancurkan sel kanker
tersebut dengan megeluarkan senyawa perforin yang mampu melubangi membran sel
kanker tersebut.
C. PERTAHANAN SPESIFIK
Pertahanan spesifik merupakan pertahanan yang mampu mengenali dan mengingat pathogen
secara spesifik sehingga dapat bersiap jika terjadi infeksi pathogen yang sama dikemudian hari.
Pertahanan spesifik atau kekebalan adaptif merupakan pertahanan lapis ketiga yang menjadi
pelengkap dari sistem pertahanan tubuh manusia.
Sama seperti sel darah putih lain, limfosit juga diproduksi di sum-sum tulang. Selama
proses perkembangannya limfosit ada yang mengalami proses pematangan di sum-sum
tulang menjadi limfosit B, sedangkan limfosit T bermigrasi ke timus dan mengalami
pematangan
disana. Setelah proses pematangan ini limfosit akan mengalami proses seleksi. Limfosit yang
berpotensi menyerang sel tubuh kita akan mengalami penghancuran atau apoptosis.
Limfosit B ( Sel B) dan Limfosit T (Sel T) terbagi lagi menjadi beberapa jenis sesuai fungsi
dan peranaannya dalam respon kekebalan tubuh.
Pertahanan lapis ketiga dibedakan menjadi imunitas humoral dan imunitas seluler.
kImunitas humoral melibatkan sel-sel limfosit B yang akan menghasilkan antibodi.
Antibodi dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti plasma darah dan cairan limfa dan
berfungsi mengikat bakteri, racun yang dihasilkan bakteri, serta virus untuk dihancurkan
lebih lanjut oleh sel fagosit. Imunitas seluler melibatkan limfosit T. Sel limfosit T ini secara
aktif akan melawan berbagai jenis antigen.
Baik imunitas humoral dan imunitas seluler memerlukan sel penyaji antigen untuk
menyajikan protein dari antigen dengan bantuan MHC II. Sel T penolong akan mengenal
atau mendeteksi protein antigen tersebut. Sel T penolong berikutnya meneruskan informasi
tersebut ke sel B untuk melakukan repon imunitas humoral. Selain itu juga informasi
tersebut dilanjutkan ke sel sitotoksik untuk melakukan respon imunitas seluler.
Sumber: media.springernature.com
Gambar 9.7 Proses imunitas humoral dan seluler
Sistem imun dapat mengenali antigen yang sebelumnya pernah masuk ke dalam tubuh,
disebut memori imunologi. Memori imunologi ini diperankan oleh sel B memori dan sel T
memori. Setelah infeksi pertama terjadi maka akan dihasilkan antibodi (respon primer) dan
apabila antigen yang sama menginfeksi untuk ke dua kalinya maka antibodi untuk antigen
tersebut akan dihasilkan jauh lebih banyak (respon sekunder). Sel B memori dan sel T
memori ini akan bertahan di dalam tubuh kita hingga beberapa dekade.
Sumber: nafiun.com
Gambar 9.8 Respon primer dan respon sekunder sistem imun
a. Struktur Antibodi
Pada umumnya antibodi memiliki bentuk seperti huruf Y dan terdiri dari dua rantai
berat dan dua rantai ringan. Rantai berat dan rantai ringan inilah yang tersusun atas senyawa
protein. Antara dua rantai berat dan antara rantai berat dan ringan dihubungkan oleh ikatan
disulfida atau biasa disebut dengan jembata disulfida. Bagian yang cukup penting lainnya
adalah situs pengikatan antigen, bagian ini bersifat spesifik yang mengakibatkan antibodi
hanya cocok untuk antigen tertentu saja.
Sumber: redbubble.com
Gambar 9.9 Struktur antibodi
b. Jenis-jenis Antibodi
Antibodi memiliki berbagai variasi yang dikenal sebagai isotipe atau kelas. Pada
mamalia berplasenta, terdapat lima kelas antibodi yang dikenal sebagai IgA, IgD, IgE,
IgG, dan IgM. Awalan "Ig" adalah singkatan dari imunoglobulin, sedangkan akhirannya
menunjukkan jenis rantai berat yang dikandung antibodi: jenis rantai berat α (alfa), γ
(gamma), δ (delta), ε (epsilon), dan μ (mu) yang merupakan dasar penamaan bagi IgA,
IgG, IgD, IgE, dan IgM. Ciri khas setiap kelas ditentukan oleh bagian dari rantai berat di
dalam engsel dan wilayah ratai beratnya. Tiap-tiap kelas memiliki perbedaan dalam sifat
biologis, lokasi fungsional, dan kemampuan untuk menangani antigen, seperti yang
digambarkan dalam tabel.
IgG berjumlah paling banyak (80%) dan akan
lebih besar pada kontak ke 2, 3, dan seterusnya.
IgG dapat menembus plasenta dan memberikan
IgG imunitas pada bayi. Selain itu, IgG juga
merupakan pelindung terhadap mikroorganisme
dan toksin, dapat mengaktivasi komplemen, dan
dapat meningkatkan efektivitas sel fagositik.
Berjumlah 15%, IgA dapat ditemukan pada zat
sekresi seperti keringat, ludah, air mata, ASI,
IgA
dan sekresi usus. IgA berfungsi untuk
melawan
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
IgM adalah antibodi yang pertama kali tiba di
lokasi infeksi, menetap di pembuluh darah dan
IgM tidak masuk ke jaringan. IgM berumur pendek
dan berfungsi untuk mengaktivitasi komplemen
dan memperbanyak fagositosis.
IgD memiliki fungsi memicu respons imunitas
dan banyak ditemukan di limfosit B. Meskipun
IgD
demikian, IgD berjumlah sedikit pada limpa dan
serum darah.
Antibodi ini terikat pada reseptor sel mast dan
basofil. IgE menyebabkan pelepasan histamin
dan mediator kimia lainnya. Selain itu, IgE
IgE
banyak ditemukan dalam darah dengan
konsentrasi rendah dan kadarnya meningkat
ketika bereaksi terhadap alergi.
Sumber: logicalbiological.com
Gambar 9.10 Jenis-jenis Immunoglobulin
d. Imunitas
Berdasarkan cara memperoleh antibodi, imunitas atau kekebalan tubuh terbagi menjadi dua
yaitu imunitas aktif dan imunitas pasif.
1. Imunitas Aktif
Imunitas aktif dapat diperoleh melalui kontak langsung dengan antigen selanjutnya tubuh
akan membentuk antibodinya sendiri.
a. Imunitas Aktif Alami
Imunitas aktif alami terbentuk apabila seseorang secara alamiah terapar oleh suatu jenis
penyakit, kemudian sistem imun memproduksi antibodi. Misalkan seseorang terkena
penyakit cacar lalu tubuhnya akan memproduksi antibodi khusus untuk penyakit
tersebut.
b. Imunitas Aktif Buatan
Imunitas aktif buatan terbentuk dari proses vaksinasi. Vaksin adalah produk biologis
yang berupa antigen yang telah mati, dilemahkan, atau bagian tubuh serta toksi yang
telah diubah. Vaksin dapat merangsang terbentuknya antibodi tettapi tidak
menyebabkan penyakit. Misalkan seseorang yang telah disuntik vaksin MMR (measles
mups rubella) akan terbentuk kekebalan aktif terhapan penyakit campak.
2. Imunitas Pasif
Imunitas pasif terjadi jika antibodi dari suatu individu dipindahkan ke individu lainnya.
a. Imunitas Pasif Alami
Imunitas pasif alami terjadi melalui pemberian ASI kepada bayi dan saat IgG ibu masuk
ke plasenta, sehingga dapat memberikan kekebalan sementara untuk beberapa minggu
atau beberapa bulan setelah kelahiran.
b. Imunitas Pasif Buatan
Imunitas pasif buatan terjadi melalui injeksi antibodi dalam serum yang dihasilkan oleh
orang atau hewan yang kebal karena pernah terpapar antigen tertentu. Misalkan antibodi
dari kuda yang kebal terhadap gigitan ular dapat diinjeksikan kepada manusia yang
digigit ular sejenis.
Sumber: ib.bioninja.com
Gambar 9.12 Jenis-jenis Imunitas
4. Isoimunitas (Alloimunitas)
Isoimunitas adalah keadaan dimana tubuh mendapatkan kekebalan dari induvidu lain yang
melawan sel tubuhnya sendiri. Isoimunitas dapat muncul akibat transfuse darah atau karena
menerima cangkok organ dari orang lain.
EVALUASI
Pilihan Ganda
1. Makanan yang kita makan pertama kali akan dibersihkan dari mikroba oleh….
f. Mukosa lambung yang mengandung HCl
g. Ludah yang mengandung lisozim
h. Mukosa lambung yang mengandung enzim pencernaan protein
i. Lendir di saluran pencernaan
j. Mukosa lambung yang mengandung lisozim
3. Perlindungan mekanik tubuh yang pertama dari serangan mikroba dan virus adalah….
a. Keringat
b. Rambut-rambut
c. Kulit
d. Lendir tubuh
e. Selaput mukosa
5. Sofyan mengamati pulasan darah di bawah mikroskop dan menemukan sel darah putih yang
memiliki inti berlobus dua, terdapat granul berwarna biru, dapat menghasilkan histamin dan
heparin yang berperan terhadap respon alergi. Kemungkinan sel yang diamati tersebut
adalah….
a. Basofil
b. Eusinofil
c. Neutrofil
d. Monosit
e. Limfosit
6. Sel natural killer (NK) bertugas menghancurkan sel-sel yang terinfeksi virus. Peristiwa
penghancuran oleh sel NK disebut….
a. Kekebalan non spesifik
b. Kekebalan buatan
c. Kekebalan spesifik
d. Kekebalan pasif
e. Kekebalan aktif
7. Sistem pertahanan pertama tubuh untuk melawan antigen yang masuk adalah….
a. Kulit, lemak, dan sel darah putih
b. Sel darah putih dan sel darah merah
c. Kulit, membrane mukosa, dan sekresinya
d. Sumsum merah dan kelenjar timus
e. Limfosit B dan limfosit T
9. Membran mukosa yang terdapat di hampir semua bukaan tubuh manusia memiliki fungsi
pertahanan karena mukus yang dihasilkan mampu….
a. Melisiskan benda asing yang masuk
b. Memerangkap patogen yang akan masuk ke dalam tubuh
c. Mencerna patogen yang berbahaya
d. Mengatur suhu untuk melawan patogen
e. Menghasilkan sel darah putih
10. Reaksi lokal jaringan terhadap infeksi atau cedera dengan tanda-tanda kemerahan, panas,
pembengkakan, dan nyeri disebut….
a. Alergi
b. Inflamasi
c. Vasodilatasi
d. Vasokonstriksi
e. Hipersensitivitas
11. Pada saat terjadi infeksi, sistem pertahanan tubuh merespons dengan mekanisme inflamasi,
yang pengaruhnya bagi tubuh….
a. Merugikan, karena menimbulkan rasa sakit
b. Menguntungkan, karena lebih banyak antibodi yang dihasilkan
c. Merugikan, karena terjadi pembengkakan
d. Menguntungkan, karena mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain
e. Merugikan, karena menambah kerusakan jaringan
12. Perhatikan tahapan fagositosis berikut ini!
1. Pengenalan: sel makrofag mengenali sel antigen yang ingin di fagosit
2. Pergerakan: membran sel makrofag mengelilingi sel antigen dan membentuk vesikel
3. Penelanan: sel antigen dimasukkan kedalam sel makrofag
4. Pencernaan: terjadi pencernaan dari enzim yang berasal dari lisosom
5. Pengeluaran: sisa-sisa hasil pencernaan dikeluarkan kembali
Proses fagositosis yang benar secara berurutan adalah….
a. 1, 2, 3, 4, dan 5
b. 1, 2, 4, 3, dan 5
c. 2, 1, 3, 4, dan 5
d. 3, 2, 1, 4, dan 5
e. 4, 2, 1, 3, dan 5
14. Makrofag merupakan sel yang berperan menghancurkan patogen dan berasal dari diferesiasi
sel….
a. Limfosit
b. Basophil
c. Neutrophil
d. Monosit
e. Eosinophil
16. Berikut ini merupakan peran sistem kekebalan tubuh humoral, kecuali….
a. Mengikat antigen dan membuat antibodi
b. Menetralisasi toksin dari patogen
c. Menghasilkan limfosit dalam jumlah banyak
d. Menyerang sel-sel yang terinfeksi antigen
e. Mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh
17. Imunitas yang diperantarai antibodi yang dibentuk oleh sel B disebut kekebalan….
a. Humoral
b. Seluler
c. Alami
d. Aktif
e. Pasif
18. IgD membantu memicu respon imunitas. IgD banyak terdapat di….
a. Keringat
b. Air ludah
c. Limfa
d. Serum darah
e. Limfosit B
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik dan model pembelajaran Problem Ba
Melalui kegiatan menSgMamAaItSiLvAidMeoApLesAerZtaHdAidRik19dapat menganalisis komponen p
Setelah kegiatan berdiskusi tentang mekanisme pertahanan tubuh peserta didik memahami mekanisme pe
KELOMPOK
1.__
2.__
3.__
4.__
5.__
Masalah 1
Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian permukaan organ dapat
menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan pertahanan dengan
memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa kimia histamin
dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah
yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah
terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih hangat.
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................
2. Mengapa pertahanan lapis pertama dan lapis kedua disebut sebagai pertahanan non spesifik?
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
3. Sebutkan bagian tubuh yang berperan dalam pertahanan lapis pertama
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan komponen penyusun sistem pertahanan tubuh?
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
.
LKPD 2
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
“IMUNITAS AKTIF DAN PASIF BAIK ALAMI”
Kompetensi Dasar:
4.16 Menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang dikendalikannya.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan Saintifik dan model pembelajaran Problem
SMA ISLAM AL AZHAR 19
diskusi dan tanya jawab dengan bantuan PPT dan LKPD peserta didik dapat:
KELOMPOK
6.__
7.__
8.__
9.__
10.__
Masalah 2
Perhatikan infografis dibawah ini terkait efikasi setiap vaksin covid 19 yang beredar di
Indonesia. Efikasi adalah tingkat kemanjuran atau kemampuan vaksin dalam memberikan manfaat bagi
individu yang divaksinasi. Efikasi dihitung pada fase uji klinis dengan membandingkan tingkat
penurunan insiden penyakit pada kelompok yang sudah divaksinasi, dengan kelompok yang tidak
divaksinasi pada kondisi optimal.Menurut penjelasan Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19,
Kusnandi Rusmil, uji klinis fase pertama dan kedua vaksin Sinovac dilakukan di China.Sedangkan uji
klinis fase ketiga dilakukan di Indonesia, Brasil, sampai Turki. Dari hasil riset, efikasi vaksin Sinovac
di Indonesia sebesar 65,3 persen, di Turki mencapai 91,25, dan di Brasil hasil finalnya sebesar 50,4
persen.Ahli alergi dan imunologi Iris Rengganis menjelaskan kenapa besarnya efikasi vaksin Sinovac
di beberapa negara bisa berbeda-beda.