Sistem saraf adalah sistem kompleks yang mengatur dan mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh

manusia. Ini memungkinkan kita untuk berjalan, berbicara, menelan, bernapas, serta melakukan semua
aktivitas mental seperti berpikir, belajar, dan mengingat. Sistem saraf terdiri dari beberapa komponen
utama:

Otak: Otak adalah mesin pengendali utama yang mengatur segala fungsi tubuh. Terdiri dari beberapa
bagian, otak memainkan peran kunci dalam mengendalikan emosi dan perilaku. Bagian-bagian otak
meliputi otak besar, otak kecil, batang otak, dan bagian lainnya yang dilindungi oleh tengkorak dan
selaput otak.

Sumsum tulang belakang: Sumsum tulang belakang terhubung langsung ke otak melalui batang otak dan
mengalir sepanjang tulang belakang. Saraf tulang belakang mengirimkan sinyal dari otak ke bagian tubuh
lainnya dan menerima masukan sensorik.

Sel saraf (neuron): Neuron menghantarkan impuls saraf. Ada tiga jenis neuron: sensorik (membawa
pesan ke saraf pusat), motorik (membawa pesan dari saraf pusat), dan interneuron (menghantarkan
pesan di antara neuron sensorik dan motorik di saraf pusat).

Sistem limbik adalah sekelompok struktur yang terletak jauh di dalam otak dan bertanggung jawab atas
respons perilaku dan emosional. Ini memainkan peran penting dalam mengatur emosi kita.

Emosi mengatur berbagai respons tubuh dan neurologis, termasuk sensasi di organ jeroan (seperti usus
dan lambung), ekspresi wajah dan tubuh, serta perubahan perhatian dan pikiran. Respon emosional
membantu mengkoordinasikan pikiran dan tubuh kita sesuai dengan situasi yang muncul.

Bagian otak yang mengatur emosi bereaksi lebih kuat dan lebih cepat, terutama lobus frontal yang
memberi makna pada situasi emosi sebelum bertindak. Tanpa lobus frontal yang utuh, seseorang dapat
terlihat dangkal dari segi emosi.

1. EMOSI KETAKUTAN
Sistem limbik adalah bagian otak yang sangat berperan dalam pembentukan tingkah laku
emosi marah, takut, dorongan seksual, yang terletak di area perbatasan antara korteks serebri
dan hipothalamus. Sistem limbik adalah suatu cincin struktur-struktur otak depan yang
mengelilingi batang otak. Sistem limbik terdiri dari amigdala, septum, hipotalamus, talamus, dan
hipokampus (Masters dkk. 1992).
Jika anda mengalami kekawatiran yang hebat dan berkepanjangan atau merasa
ketakutan menghadapi situasi mengerikan maka sistem limbik akan digerakkan. Emosi takut akan
menimbulkan reaksi behavioral untuk merespon perasaan itu dengan melawan atau lari, Respon
lari atau melawan ternyata mekanisme fisiologisnya sama. Penggerak respon ini akan diprogram
oleh lobus frontalis yang menggerakkan dan menyusun respon-respon ke hipotalamus (Huffman
dkk., 1991). Hipotalamus ada di otak akan memerintah kelenjar adrenal untuk melepas adrenalin
atau lebih tepatnya epineprin ke dalam aliran darah. Epineprin akan mengakibatkan denyut
jantung meningkat, napas dangkal dan glucose dalam darah meningkat. Selanjutnya glukose
akan didistribusi ke bagian tubuh yang akan memerlukan energi ekstra. Misalnya karena takut
seperti contoh di atas, akan menimbulkan ke inginan kuat pada seseorang untuk lari, maka
sebagian besar dari glukose darah akan didistribusi ke kaki. Sehingga tidak mengherankan orang
yang mengalami ketakutan bisa lari kencang atau meloncat jauh lebih tinggi, yang kiranya
mustahil terjadi dalam kondisi normal.
Emosi ketakutan yang menimbulkan Reaksi-reaksi fisioiogis seperti kecepatan denyut
jantung dan tekanan darah akan meningkat, biji mata melotot, berkeringat, mulut terasa kering,
nafas cepat dan tidak teratur, kadar gula di dalam darah meningkat, gemetar, perut mual dan
terasa lapar, bulu roma berdiri. Itu semua di gerakkan oleh beberapa area sistem urat syaraf
otonom dan sistem limbik. Selain itu pada saat yang bersamaan berkaitan dengan respon
menghadapi emosi takut, hormon ACTH (Adreno Corticotrophic Hormone) dilepas. Hormon ini
akan mengaktipkan kelenjar adrenal, yang selanjutnya akan melepaskan kortikoid ke dalam
darah. Kortikoid akan membawa pesan untuk disampaikan ke kelenjar yang lain maupun ke
organ tubuh lainnya.