Anda di halaman 1dari 4

SISTEM KOORDINASI

Tubuh manusia terdiri atas bermacam-macam sistem organ tubuh, sistem-sitem organ tersebut
bekerjasama dan saling mendukung dalam menjalankan aktifitas metabolisme tubuh. Sebagai
pengatur dan pengontrol aktifitas tubuh tersebut, ada suatu sistem yang disebut sistem
koordinasi. Otak adalah salah satu penyusunnya. Sistem koordinasi ini mengatur semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Jika kita mendengar berita sedih, kita akan merasakan
kesedihan tanpa disadari, aktifitas tersebut memerlukan pengkoordinasian yang cukup rumit,
walau tampaknya sederhana. Sistem koordinsai bekerja untuk menerima rangsang,
mengolahnya, kemudian rangsangan itu diteruskan di otak. Tentu saja otak kita perlu istirahat,
untuk bekerja dengan baik.
Sistem koordinasi terdiri atas sistem saraf, alat indera, dan sistem indoktrin atau sistem hormon.
Kegiatan tubuh, seperti memasukkan makanan, merupakan kegiatan yang disadari. Kedua
aktifitas tersebut, dapat berjalan dengan lancar tanpa mengganggu aktifitas lainnya dan sistem
koordinasi merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan aktifitas organ-organ tubuh.
A. Sistem Saraf
Sistem saraf pada dasarnya mrupakan sistem komunikasi. Sitem saraf mengontrol
dengan merubah rangsang atau impuls menjadi muatan listrik dan menghantarkan impuls
menuju sasaran berupa alat gerak atau efektor.
Pada dasarnya, sistem saraf berfungsi untuk merasakan perubahan-perubahan didalam
dan diluar tubuh dan menginterpretasikannya untuk memeberi tanggapan terhadap
perubahan tersebut. Tanggapan tersebut biasanya berupa kontraksi otot atau sekresi kelenjar.
Jaringan saraf, tersusun atas 2 jenis sel, yaitu neuron dan neuroklia. Neuron merupakan
penghantar impuls baik dari organ penerima impuls ke pusat saraf ataupun sebaliknya.
Adapaun neuroklia berfungsi untuk memberi nutrisi dan bahan lain pada neuron.
Sel saraf atau neuron tersusun atas 3 bagian, yaitu badan sel, dendrit, dan akson. Badan
sel terdiri atas nukleu, nukleoulus, dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat organel
seperti lisosom dan mitokondria. Badan sel terdiri atas abu-abu. Dendrit berupa tonjolan
sitoplasma yang berasal dari badan sel, yang berfungsi sebagai penghantar impuls ke badan
sel. Biasanya dalam satu neuron terdapat beberapa dendrit. Akson atau neurit juga
merupakan tonjolan panjang dari badan sel yang berfungsi menghantarkan impuls dari
badan sel ke sel lain.
Sel dalam keadaan istirahat tidak dapat menghantarkan impuls pada saat itu, bagian
dalam saraf bermuatan negatif, sedangkan muatan luarnya bermuatan positif. Keadaan ini
menimbulkan potensial istirahat pada saat itu, membran saraf dalam keadaan terpolarisasi.
Jika sebuah impuls merambat melalui akson, dalam waktu singkat bagian dalam saraf
menjadi positif, sedangkan bagian luar menjadi negatif. Perubahan tiba-tiba pada saat
potensial istirahat ini menyebabkan potensial aksi yang menyebabkan membran saraf
menjadi depolarisasi. Proses tersebut terjadi dalam waktu singkat dan akan segera kembali
dalam keadaan terpolarisasi.
Di dalam gelembung-gelembung sinapsis terdapat zat kimia, yang disebut
neurontransmitter atau neurohumor. Zat ini memegang peranan penting dalam merambatkan
impuls ke saraf lain. Contoh neurontransmitter adalah asetilkolin dan noratneralin.
Perambatan impuls melalui zat kimia seperti ini disebut, sinapsis kimiawi. Adapaun
perambatan melalui arus listrik dinamakan sinapsis yang banyak digunakan dalam
percobaan.

Kerja asetilkolin dapat dihambat oleh enzim kolinestilasi, akibatnya asetilkolin menjadi
tidak aktif. Perambatan impuls pada sinapsi kimiawi hanya berlangsung ke satu arah, yaitu
ke ujung akson menuju dendrit pada neuron lain.

a.
b.
c.
d.
e.

Cara Kerja Sitem Saraf


Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
Reseptor
: alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra.
Efektor
: alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
Sel Saraf Sensoris
: serabut saraf yang membawa rangsang ke otak
Sel saraf Motorik
: serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
Sel Saraf Konektor
: sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf dikelompokkan ke dalam 3 macam, yaitu sel saraf
sensorik (Saraf Aferon), Saraf motorik (Saraf Eferen), dan Saraf Konektor (Dalam saraf
efisiasi atau ajustor). Sel saraf sensorik merupakan saraf yang membawa rangsang dari
reseptor, misalnya kulit, menuju saraf pusat. Sel saraf motorik merupakan saraf yang
membawa rangsang dari saraf pusat ke efektor (sasaran rangsang), misalnya otot dan
kelenjar. Adapun sel saraf konektor merupakan saraf yang menghubungkan sel saraf
sensorik dengan sel saraf motorik. Sel saraf ini terdapat pada otak dan sumsum tulang
belakang.
1. Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum. Piameter merupakan lapisan yang
langsung menempel pada permukaan otak dan sumsum tulang belakang. Diantara
piameter dan arachnoid terdapat rongga subarachanoid yang berisi cairan serebrospinal.
Cairan ini berfungsi sebagai pelindung otak dan sumsum tulang belakang, serta
penghantar makanan ke sistem saraf pusat.
a. Otak
Otak terdapat didalam rongga kepala yang terlindung atas tulang tengkorak
(Cranium), Selaput Otak (Meninges), dan cairan serebrosfinol.
1. Otak Besar atau Serebro merupakan bagian terbesar otak dengan permukaan
berlipat-lipat. Otak besar terdiri atas otak depan (Lobus Frontalis) dan otak
belakang (Lobus Oksipitalis), dan otak samping (Lobus Temporalis). Lobus
frontalis merupakan pengndali pergerakan otot, lobus oksipitalis merupakan pusat
penglihatan, adapun lobus temporalis merupakan pusat pendengaran.
2. Otak Tengah atau Mesensefalon terletak di depan otak kecil. Bagian terbesar otak
tengah adalah lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks mata. Pada
dasar otak tengah terdapat kumpulan badan sel saraf (Gangleon) yang berfungsi
untuk mengontrol pergerakan dan kedudukan tubuh.
3. Otak Depan atau Diensefalon terdiri atas talames dan hipotalames. Talames
berfungsi menerima segala rangsang dari reseptor, kecuali bau-bauan, dan
meneruskannya ke area sensor.
4. Otak Kecil merupakan pusat keimbangan gerak dan koordinasi gerak otot serra
posisi tubuh. Tepat di bagian bawah serebelu terdapat jembatan varol yang
berfungsi menghantarkan impuls otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh. Jembatan
varol ini juga menghubungkan otak besar dan otak kecil.
b. Sumsum
Sumsum merupakan bagian dari sistem saraf pusat.
1. Sistem lanjutan juga disebut batang otak. Struktur ini merupakan lanjutan otak yang
menghubungkan otak dengan sumsum tulang belakang.

2. Sumsum tulang belakang merupakan lanjutan medula oblon data. Fungsi sumsum
tulang belakang adalah penghubung impuls dari dan ke otak serta memberi
kemungkinan terjadinya gerak reflex
2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi juga disebut sistem saraf perifer :
a. Sistem saraf Kraniosfinal, sistem saraf terdiri atas 12 pasang saraf yang keluar dari
otak dan 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang
b. Sistem saraf otonom, sistem saraf ini merupakan sistem saraf yang mengtendalikan
aktifitas tubuh yang tidak disadari, seperti denyut jantung, gerak saluran pencernaan
dan sekresi enzim.
B. Pengaruh Obat-obatan terhadap kerja sistem saraf
Obat-obatan biasanya digunakan untuk menyembuhkan penderita suatu penyakit.
a. Alkohol, alkohol yang beredar dapat berupa metanol, etanol, ataupun butanol.
b. Narkotika, merupakan terjemahan dari narkose yang berarti menidurkan.
c. Obat-obat psikotropika, adalah berbagai jenis obat untuk pengobatan yang berdaya kerja
keras dan dapat menimbulkna efek adiksi sebagai mana narkotik sehingga penggunanya
harus dalam pengawasan dokter.
d. Bahan penikmat, merupakan bahan yang sehari-hari sering digunakan, seperti nikotin
yang terkandung dalam tembakau (Rokok), dan kafein yang terdapat dalam kopi.
C. Reseptor-Reseptor pada alat Indera
1. Reseptor pada mata
Mata sebagai organ penglihatan mempunyai sejumlah reseptor untuk cahaya atau
fotoreseptor. Itulah sebabnya kita dapat melihat benda dan dapat membedakan warna. Bola
mata terdiri atas tiga lapis, yaitu sklera, koroid dan retina.
2. Reseptor pad Telinga
Telinga merupakan indera pendengar sehingga banyak dilengkapi reseptor khusus untuk
getaran dan keseimbangan. Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah
dan telinga dalam. Telinga juga berfungsi sebagai alat keseimbangan. Intereseptor khusus
yang berfungsi sebagai alat keseimbangan tersebut terletak pad telinga dalam yang disebut
saluran gelung (labirin).
3. Reseptor pada Kulit
Kulit merupakan indera peraba. Akibatnya, kulit banyak mengandung reseptor yang yang
peka terhadap panas, dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Ujung-ujung reseptor tersebut
terdapat pada folikel rambut pada lapisan dermis.
4. Reseptor pada Lidah
Makanan yang dapat diketahui rasanya karena adanya, reseptor pengecap pada lidah yang
disebut sel-sel pengecap atau puting pengecap.
5. Reseptor pada hidung
Hidung merupakan indera pembau sehingga didalamnya banyak sel-sel sensoris yang peka
terhadap gas-gas kimia yang berhubungan dengan bau dan aroma.
D. Sistem Hormon
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar buntu (endoktrin) yang
berfungsi untuk pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku dan keseimbangan.
1. Kelenjar Hipofisis, kelenjar ini terdapat di dasar otak yaitu sella tursica.
a. Hipofisis bagian depan
b. Hipofisis bagian tengah
c. Hipofisis bagian belakang
2. Kelenjar Tiroid, atau kelenjar gondok terletak pada leher bagian depan dibawah jakun.

3.
4.
5.
6.

Kelenjar Paratiroid, berjumlah 4 buah dan terletak di belakang kelenjar tiroid


Kelenjar Adrenal, atai kelenjar anak ginjal berjumlah 2 buah dan terletak diatas ginjal
Kelenjar Pankreas, terletak dekat usus 12 jari dan hati
Kelenjar Kelamin.
a. Kelenjar Kelamin Pria, atau testis akan mensekresikan hormon testosteron. Hormon ini
berfungsi merangsang pematangan sperma dan pembentukan tanda-tanda kelamin
sekunder pria, seperti pertumbuhan kumis, janggut dan bulu dada.
b. Kelenjar kelamin Wanita, atau ovarium berfungsi menghasilkan sel telur dan hormon
estrogen dan progesterone

E. Hormon dan Tekhnik Keluarga Berencana


Keluarga Berencana (KB) merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk
menciuptakan keluarga kecil bahagia dan sejahtewra melalui pengaturan kelahiran.
Pengaturan kelahiran dapat dilakukan dengan cara mekanik, sterilisasi, permanen, serat
kimiadan hormon.
F. Hubungan Saraf dan Hormon
Sistem saraf dan sistem hormon merupakan sistem koordinasi. Kedua sistem ini
mengatur dan mengendaluikan semua aktivitas tubuh secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaturan dan pengendalian tersebut dilakukan dalam bentuk penyampaian dan
pengolaha sistem informasi uyang kemudian dijawab dalam bentuk respon atau tanggapan.
Antara sistem saraf dan sistem hormon terdapat hubungan yang erat. Sistem hormon dapat
bekerja jika ada pengendalian dari sistem saraf.

Anda mungkin juga menyukai