Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRATIKUM FITOKIMIA

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Elfika Sari (1900061)


2. Mike Asmarita (1900071)
3. Rafifah Permata Ananta (1900085)
4. Wahdatul Asmaul Fauziah (1900097)
5. Zahra Dela Sukma (1900099)

Kelas : D3-4B

Dosen Pengampu :
Ihsan Ikhtiarudin,M.Si

Asisten Dosen :

1. Senti dwi suryani


2. Waldy wijayanto

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2021
OBJEK I

SKRINING FITOKIMA DAN EKSTRAKSI MASERASI

I. TUJUAN
 Praktikkan mampu menyiapkan reagen-reagen yang dibutuhkan dalam
skrining fitokimia metabolit sekunder
 Praktikkan mampu menganalisa kualitatif golongan metabolit sekunder yang
terkandung dalam sampel segar tumbuhan.

II. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
Blender, Timbangan, Gunting, Erlenmeyer, Lumpang dan stamfer, Plat
tetes, Tabung reaksi, Klem, Botol Reagen, Corong, Lampu Spiritus, Batang
Pengaduk, Kapas,
B. Bahan
 Daun Jeruk Purut, Daun Salam, Daun Kunyit
 Kayu Manis, Merica, Ketumbar, Cengkeh, Kemiri
 Kloroform amoniak
 Kloroform
 Aquadest
 Etanol
 Asam Sulfat
 Logam Magnesium
 Asam Klorida
 Reagen Mayer
 Ferri Klorida
 Asam Asetat Anhidrat
 Pasir
III. CARA KERJA
A. MASERASI
1. Haluskan sampel kering (Kayu Manis) dg Blender
2. Timbang seluruh serbuk (82,0597 gram), Ambil serbuk sampel sebanyak
(8,0466 gram)
3. Masukkan dalam Erlenmeyer
4. Larutkan dengan metanol 80 ml = 1:10
5. Panaskan di atas hot plate (Erlenmeyer ditutup menggunakan Alumunium
Foil)
6. Saring sampel dengan corong yang sudah dialasi kapas.
7. Masukkan kedalam Erlenmeyer baru, lalu tutup dengan alumunium foil,
Simpan.
B. SKRINING FITOKIMIA
1. Potong sampel Daun Jeruk dan Daun Salam
2. Gerus sampel dalam lumpang dengan bantuan pasir bersih
3. Tambahkan kloroform 10 ml
4. Tambahkan kloroform amoniak 10 ml lalu gerus perlahan
5. Masukkan kapas untuk penyaringan
6. Masukkan ke dalam tabung reaksi sampel
7. Tambahkan H2SO4 2N, terbentuk larutan asam
8. Larutan asam di ambil lalu ditambahkan reagen meyer

IV. HASIL

Sampel Alkaloid Terpenoid Steroid Flavonoid Fenolik Saponin


+
Daun Jeruk + + + +
(Biru -
(Citrus hystrix) (Keruh) (Jingga) (Hijau) (Merah)
Kehitaman)
Daun Salam +
+ + - +
(Syzygium - (Biru
(Keruh) (Hijau) (Bening) (Keruh)
polyanthum) Kehitaman)

V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan skrining fitokimia sampel
tumbuhan yang mana sampel tumbuhan yang kelompok kami gunakan ialah daun
jeruk purut (Citrus hystrix DC.) dan daun salam (Syzygium polyanthum). Adapun
tujuan praktikum kali ini ialah mahasiswa mampu menyiapkan reagen-reagen
yang dibutuhkan dalam skrining fitokimia metabolit sekunder dan mahasiswa
mampu melakukan analisa kualitatif golongan metabolit sekunder yang
terkandung di dalam sampel tumbuhan segar.
Tanaman jeruk purut (Citrus hystrix.DC) merupakan salah satu tanaman jeruk-
jeruk dari familia Rutaceae. Penggunaan buah dan daun jeruk purut telah sejak
dahulu dikenal luas sebagai obat tradisional. Kulit buah mengandung minyak
atsiri, berbau khas aromatik, rasanya agak asin, kelat dan lama kelamaan agak
pahit. Daun jeruk purut biasanya digunakan untuk mengatasi badan letih dan
lelah sehabis bekerja keras dan juga untuk penyedap makanan. Penelitian yang
dilakukan oleh Hutadilok-towatana et al. (2006) menunjukkan bahwa ekstrak daun
dan buah jeruk purut memiliki aktivitas antioksidan, antimikrobia, antiinflamasi,
dan menangkap radikal bebas. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut
menunjukkan bahwa jeruk purut memiliki potensi sebagai kandidat obat herbal
terstandar (OHT).
Daun Salam memiliki nama latin Syzygium polyanthum (Wight.) Walp. Daun
salam juga memiliki nama lain di setiap daerah di Indonesia. Nama lokalnya
antara lain: Gowok (Sunda); Manting (Jawa); Kastolam (Kangean); Meselangan,
Ubar serai (Melayu)air rebusan daun Salam dimanfaatkan untuk mengobati
radang lambung, asam urat kolesterol tinggi, stroke, dan melancarkan peredaran
darah Metabolit sekunder pada daun Salam (Syzygium polyanthum).
Tumbuhan memanfaatkan metabolit sekunder yang disintesisnya untuk
pertahanan terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan. Jumlah dan
jenismetabolit sekunder yang disintesis oleh tumbuhan bervariasi baik kadar
maupun jenisnya. Manusia memanfaatkan metabolit sekunder untuk berbagai
tujuan, namun paling banyak dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan. Golongan
senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, steroid dan
triterpenoid.
Pemilihan sampel daun jeruk dan salam dilakukan secara manual dengan cara
memilih daun jeruk dan daun salam yang tampak segar. Sampel daun salam yang
telah terkumpul dicuci bersih.
Percobaan pertama yaitu Uji Kandungan Alkaloid. Alkaloid merupakan
senyawa organik yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, bersifat basa, dan
struktur kimianya mempunyai sistem lingkar heterosiklis dengan nitrogen sebagai
hetero atomnya Tanaman yang mengandung alkaloid memiliki rasa pahit, bau
yang kuat, dan efek toksik.
Sampel dipotong kecil-kecil sebanyak 2 gram, kemudian digerus dalam
lumpang dengan bantuan pasir supaya daun jeruk dan daun salam lebih cepat
halus dengan menambahkan 10 mL kloroform. Setelah halus, kemudian
tambahkan 10 mL kloroform amoniak 0,05 N, digerus lagi perlahan. Saring
larutan dengan meletakkan kapas di dalam lumpang, masukkan hasil saringan ke
dalam tabung reaksi. Tambahkan 10 tetes asam sulfat 2N berfungsi untuk
membuat suasana menjadi asam karena golongan alkaloid bersifat basa, dan
kocok perlahan, biarkan sejenak hingga terbentuk lapisan asam dan lapisan
kloroform. Kemudian ambil lapisan asam lalu masukkan ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan pereaksi Mayer. Reaksi positif bila adanya kabut putih hingga.
Setelah diuji diperoleh daun jeruk dan daun salam dan jeruk positif (+) alkaloid
ditandai larutan keruh dan ada kabut putih.
Selanjutnya uji kandungan flavonoid Flavonoid merupakan senyawa yang
larut air, dapat diekstraksi dengan etanol 70% dan tetap ada dalam lapisan air,
setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa
fenol, oleh karena itu warnanya berubah bila ditambah basa atau ammonia. Uji
senyawa flavonoid dilakukan dengan metode Wilstater, dimana hasil positif
terhadap flavonoid ditunjukkan dengan timbulnya warna merah atau jingga yang
disebabkan oleh reduksi flavonoid oleh Mg dan HCl pekat. Warna jingga sampai
merah mengindikasikan adanya senyawa golongan flavonoid.di peroleh Daun
jeruk positif (+) flavonoid yang mana berubah warna menjadi merah sedangkan
daun salam negatif flavonoid (-) berwarna bening.
Kemudian uji kandungan Saponin. Saponin adalah Saponin terdiri dari
sapogenin yang terdiri dari sapogenin yang merupakan molekul aglikon dan
sebuah gula. Saponin merupakan senyawa yang menimbulkan busa jika dikocok
dalam air. Uji Saponin dilakukan dengan metode Forth, yaitu hidrolisis saponin
dalam air. Timbulnya busa pada uji Forth menunjukkan adanya glikosida yang
mempunyai kemampuan membentuk buih dalam air yang terhidrolisis menjadi
glukosa dan senyawa lainnya. Dan di dapatkan hasil daun jeruk negatif (-)
Saponin dan daun salam (+) Saponin.
Selanjutnya uji terpenoid Terpena dapat dianggap sebagai hasil kondensasi 2-
metil-1,3 butadiena atau isoprene. Terpenoid merupakan turunan terpena atau
senyawa-senyawa yang strukturnya mirip terpena. Molekul terpenoid dapat
mengandung gugus karboksil, hidrosil, formil, atau gugus yang lain. Terpena dan
turunannya dikenal sebagai terpenoid yang merupakan. komponen dari minyak
yang terdapat didalam bunga-bunga, daun-daun, dan akar-akar berbagai jenis
tanaman.Tanaman yang mengandung terpen memiliki rasa pahit, bau yang kuat,
dan efek toksik dan diperoleh daun jeruk (+) terpenoid ditandai berwarna jingga
dan daun salam( -) terpenoid.
Steroid merupakan senyawa yang struktur kimianya mengandung cincin atau
lingkar siklopentane perhidrofenantrena. Lingkar siklopentanoperhidrofenantrena
merupakan kombinasi antara lingkar siklopentana dan lingkar perhidrofenantrena
(fenantrena jenuh) dan di peroleh hasil pengamatan bahwa daun jeruk postif (+)
ditandai berubah menjadi hijau dan daun salam positf juga steroid.
Percobaan kedua yaitu menggunakan sampel kering yaitu kayu manis
(Cinnamomum verum) sampel kering kemudian dihaluskan dengan blender
untuk memaksimalkan interaksi pelarut metanol dengan sampel hingga
diharapkan keseluruhan metabolit sekunder dapat terekstrak dengan baik dan
ditimbang berat seluruh serbuk 82,0597 gram Ekstraksi kayu manis dilakukan
menggunakan ekstraksi cara dingin, yaitu dengan metode maserasi. Keuntungan
metode maserasi yaitu menggunakan peralatan yang sederhana, prosesnya relatif
hemat pelarut dan dilakukan tanpa pemanasan agar tidak merusak kandungan
sampel tumbuhan yang diperoleh. Sampel diambil 8,0466 gram Perendaman
sampel tumbuhan pada pelarut metanol 1:10 dan dipanskan diatas hotplate akan
mengakibatkan pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan
antara didalam dan diluar sel sehingga metabolit sekunder yang terdapat didalam
sel akan terlarut dalam pelarut organik. Hasil maserasi disaring dan diuapkan
pelarutnya dengan menggunakan rotary evaporator.

VI. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum dapat kami simpulkan bahwa sampel daun jeruk purut
positif mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, steroid, flavonoid, fenolik.
Namun tidak mengandung senyawa saponin atau negative saponin. Sedangkan
pada sampel daun salam mendapatkan hasil positif alkaloid, steroid, fenolik dan
saponin, namun negative terpenoid dan flavonoid.
Adanya perbedaan dengan jurnal penelitian yang telah terpublikasi dapat
terjadi karena:
 adanya negative palsu
 perbedaan metode percobaan
 perbedaan letak geografis tanaman atau tempat asal tanaman tumbuh
 kesalahan penginterpretasian praktikan

Walaupun beberapa reagen dan prosedur yang dilakukan sama namun menurut
kami sedikit saja perbedaan yang terdapat pada prosedur identifikasi dan reagen
yang digunakan itu sangat mempengaruhi hasil.

VII. LAMPIRAN
Sampel segar Daun Salam dan Daun Jeruk Purut

Skrining sampel
Maserasi dengan sampel bubuk Kayu Manis

Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai