Parameter
Bau
Rasa
Morfologi
Warna
Pengamatan
Seperti daun pada umumnya
Agak pahit
Halus
Hijau
Preparat native
Mikroskopik
Preparat berwarna (iod)
Salah satu uji yang dilakukan ialah uji organoleptik. Uji organoleptik dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesukaan masyarakat atau panelis dan penerimanya terhadap mutu. Uji
ini meliputi warna, aroma, rasa dan kekentalan (Askar dan Sugiarto 2005). Warna daun
harendong yang dianalisis berwarna hijau tua, aromanya khas daun seperti aroma teh hijau.
Rasanya pahit, dan tekstur yang didapat tidak terlalu halus. Secara mikroskopik dapat dilihat
pada Tabel 1 yang native dan diwarnai dengan iod.
Tabel 2 Data pengukuran penentuan kadar air sampel daun tapak dara
Ulangan
1
2
3
Bobot
cawan
kosong (g)
32.73
29.83
34.40
Bobot contoh
sebelum
dikeringkan (g)
2.01
2.01
2.00
Bobot cawan +
sampel sebelum
dikeringkan (g)
34.74
31.84
36.40
Bobot cawan +
sampel sesudah
dikeringkan (g)
34.60
31.66
36.22
Kadar air
(%)
6.97
8.96
9.00
Contoh perhitungan :
Kadar air =
Hasil
50.02 g
24 jam
120 rpm
10.9172 g
21.83%
MgCl2 + H2
[ Mg (OAr)6]4- + 6H+ + 2ClKompleks berwarna
merah
Simplisia
Hasil
Flavonoid
Negatif
(hijau)
Tanin
Positif
(biru tua)
Saponin
Positif
(buih stabil)
Steroid
Negatif
(hijau)
Triterpenoid
Negatif
(hijau)
Alkaloid Wagner
Positif
(coklat)
Alkaloid
Dragendorf
Negatif
(endapan hijau)
Alkaloid Meyer
Positif
(endapan putih)
Gambar
Uji fitokimia dilakukan dengan ekstrak kasar dan ekstrak halus. Untuk mengetahui
kandungan golongan senyawa aktif yang terkandung didalam Harendong. Hasil yang
didapatkan positif mengandung alkaloid, tanin, dan saponin. Berdasarkan Kusumowati et al.
(2014), senyawa yang terkandung didalam harendong ialah polifenol, flavonoid, tanin, dan
saponin. Terdapat perbedaan hasil pengujian yaitu harendong seharusnya tidak mengandung
senyawa alakaloid, dan mengandung senyawa flavonoid. Hal tersebut dapat disebabkan
karena beberapa hal, seperti kesalahan pada saat ekstraksi, pelarut yang sudah terkontaminasi
akibat penyimpanan yang terlalu lama.
Untuk uji alkaloid terhadap ekstrak kasar dan ekstrak dari masing-masing fraksi
dengan menggunakan pereaksi dragendroff (campuran Bi(NO3)2.5H2O dalam asam nitrat
dan larutan KI) setelah ditotolkan di kertas saring dan disemprotkan dengan pereaksi
dragendroff ekstrak kasar tersebut memberikan hasil negatif dengan terbentuknya endapan
hijau, sedangkan ekstrak halus memberrikan hasil positif dengan terbentuknya bercak merah.
Untuk uji flavonoid dengan menggunakan pita Mg (magnesium) dan HCl pekat
diperoleh hasil negatif pada kedua ekstrak menghasilkan hasil yang negative.
Untuk uji steroid menggunakan pereaksi Liebermann Burchard (asam asetat glacial +
H2SO4 pekat) diperoleh hasil negatif pada kedua ekstrak
Terakhir untuk uji saponin diperoleh hasil positif untuk kedua ekstrak dengan
terbentuknya buih dengan ketinggian 1-3 cm dan tahan dalam waktu lama serta tidak hilang
setelah ditambahkan HCl pekat sedangkan hasil negatif pada fraksi n-heksana dan etil asetat,
dimana buih yang dihasilkan hilang setelah penambahan HCl pekat.
Tabel 5 Data pengamatan uji fitokimia ekstrak halus Daun Harendong
Uji
Etil Asetat
Hasil
n-Heksana
Gambar
Hasil
Flavonoid
Negatif
(kuning)
Tanin
Positif
(merah)
Negatif
(tak berwarna)
Saponin
Positif
(buih stabil)
Positif
(buih stabil)
Steroid
Triterpenoid
Alkaloid Wagner
Positif
(coklat)
Positif
(coklat pekat)
Gambar
Alkaloid Dragendorf
Positif
(merah)
Positif
(merah)
Alkaloid Meyer
Positif
(endapan putih)
Positif
(endapan putih)
Konsentrasi
ekstrak (ppm)
1
0
2
100
3
200
4
400
5
600
6
800
7
1000
Contoh perhitungan:
Konsentrasi 250 ppm
Jumlah Artemia
salina L. yang mati
(ekor)
1
2
3
0
1
0
1
0
0
1
1
2
1
0
0
1
0
1
2
1
0
0
2
2
2
10
0
10
0
0
10
20
3
0
0
20
0
10
0
20
Rata-rata persentase
kematian (%)
3.33
3.33
13.33
3.33
6.66
10/00
13.33
1
x 100%
= 10%
10
x 100% = 3.33%
LC50
Berdasarkan hasil uji BSLT diatas, nilai ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi
1.7083 ppm ekstrak sampel mampu membunuh larva udang sampai 50% populasi. Nilai
LC50 dari uji mortalitas larva udang. Semakin kecil nilai LC50 (Lethal Concentration 50
%) dari suatu sampel maka semakin tinggi bioaktivitasnya. Nilai-nilai di atas menunjukkan
kematian populasi larva udang hingga 50% populasi. Berdasarkan studi yang dilakukan
Meyer (1982), senyawa kimia dikatakan berpotensi aktif bila mempunyai nilai LC50 kurang
harendong tidak
Gambar 8 Hubungan antara [ekstrak] dan % rerata kematian pada uji BSLT
Daftar Pustaka
Askar S, Sugiarto. 2005. Uji Kimia dan Organoleptik sebagai Uji Mutu Yogurt. Prosiding.
Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional
Samosir AP, Runtuwene MRJ, Citraningtyas G. 2006. Uji aktivitas dan total flavonoid pada
ekstrak etanol pinang Yaki. J.Farmasi. 7(3):7-10
Rizky TA, Suyatno. 2014. Aktivitas antioksidan dan antikanker ekstrak metanol tumbuhan
paku Adiantum philippensis L. UNESA J. Chem. 3(1): 89-95
Kusumowati ITD, Melannisa R, Prasetyawan A. 2014. Daya antibakteri ekstrak etanol daun
senggani (Melastoma affine D. Don). J. Biomed. 6(2): 22-25
Meyer LF. 1982. Brine shrimp: convenient general bioassay for active constituent. Planta
Medica. 45: 31 34.
Sangi MS, Momuat LI, Kumaunang M. 2012. Uji toksisitas dan skrining fitokimia tepung
gabah pelepah aren (Arenga pinnata). J. Ilmiah S. 12: 128-134.