Anda di halaman 1dari 8

Kisi – kisi FTS

SALEP

1. Basis salep

2. Jenis-jenis salep dungsi dan kelebihan jenis-jenis salep

 Dasar salep hidrokarbon


Dasar salep hidrokarbon dikenal sebagai dasar salep berlemak antara
lain vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen
berair dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk
memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai
pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai
emolien, dan sukar dicuci
 Dasar salep serap
Dasar salep serap dapat dibagi menjadi dua kelompok.
a. Kelompok pertama terdiri atas dasar salep yang dapat bercampur
dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (Parrafin hidrofilik
dan Lanolin anhidrat), dan
b. kelompok kedua terdiri atas emulsi air dalam minyak yang dapat
bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan (Lanolin).
 Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam
air antara lain salep hidrofilik dan lebih tepat disebut “Krim”. Dasar ini
dinyatakan juga dapat dicuci dengan air karena mudah dicuci dari kulit
dan dilap basah, sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik.
 Dasar salep larut dalam air
Dasar salep larut dalam air merupakan kelompok yang sering juga
disebut sebagai dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut
air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan seperti dasar
salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak
larut dalam air seperti parafin

SUPPOSITORIA
1. Definisi dan Tujuan Penggunaan
Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra. Umumnya meleleh, melunak
atau melarut pada suhu tubuh. Supositoria dapat bertindak sebagai
pelindung jaringan setempat, sebagai pembawa zat terapetik yang bersifat
lokal atau sistemik (kemenkes, 2020).
Tujuan penggunaan :
a. Penggunaan Lokal
 Supositoria rektal : Supositoria ini paling sering digunakan untuk
menghilangkan konstipasi dan rasa sakit, iritasi, rasa gatal, dan
radang karena wasir (hemoroid)
 Supositoria vaginal : Kontrasepsi  obat nonoksinol-9. Antiseptik
untuk kewanitaan  clotrimazole
 Supositoria uretral : sebagai antimicroba  alprostadil
b. Penggunaan sistemik
 Obat asma, yaitu: aminofillin dan teofilin
 Obat antiemetik, mual, dan penenang, yaitu: proklorperazin dan
klorpromazin
 Hipnotik-sedatif, yaitu: kloralhidrat
 Antispasmodik dan analgesik, yaitu: belladonna dan opium
 Antimigrain, yaitu: ergotamin tartrat
 Analgetik narkotik, yaitu: oksimorfon g) Antipiretik dan analgesik,
yaitu: aspirin
 Analgetik antiinflamasi dan antipiretik non steroid, yaitu:
indometasin
 Penghilang mual dan muntah, yaitu: ondansetron
2. Formulasi dan Penimbangan pengambilan bahan
Dalam pembuatan formulasi sediaan supositoria terlebih dahulu mengkaji
bahan aktif, basis, adjuvant dan rute pemberian. Selanjutnya mentukan
rancangan formulasi (Bahan Aktif yang digunakan, berat supositoria, dan
menentukan rute pemberian). Yaitu meliputi : Analisis permasalahan
farmasetik, Data Preformulasi, Perhitungan Bahan, Pembuatan, dan
Evaluasi. Example : Industri Farmasi akan membuat sediaan supositoria
yang mengandung paracetamol dengan dosis 500 mg/ suppositoria.
Sediaan supositoria akan diberikan secara rectal dengan berat 2 gram
untuk orang dewasa. Akan dibuat sebanyak 20 sediaan supositoria dengan
2Basis yang akan digunakan adalah oleum cacao dan Cera flava.
3. Pemilihan Basis
a. Basis Natural (Lemak Coklat)
Keuntungan : non iritasi, release obat cepat. Kerugian : polimorfisma,
harus disimpan di lemari es, terjadi oksidasi
b. Basis Sintetik
Keuntungan : proses manufacturing mudah, tidak perlu disimpan di
lemari es. Kerugian : Titik leleh tinggi mempengaruhi stabilitas BO,
iritasi, indeks hidroksil tinggi
c. Basis Semi Sintetik (novata, suppocire, witepsol, wecobee) modifikasi
dari basis lemak coklat
Keuntungan : tahan terhadap oksidasi, titik leleh dapat diatur, non
iritan, stabil. Kerugian : mekanisme pembuatan dengan pelelehan
proses manufacturing sulit
d. Hidrogel
Mekanisme dengan adanya cairan di membrane mukosa basis akan
mengembang, dan bahan obat akan berdifusi keluar dari basis
e. Polimorfisma
Oleum cacao jika dipanaskan pada suhu berbeda akan mengalami
polimorfisma (pembentukan kristal yang berbeda yaitu kristal α, β , β
stabil dan γ) Kristal yang digunakan adalah kristal β stabil, diperoleh
dengan suhu 34-35 C Pencegahan : Suhu pemanasan rendah Tidak
semua ol. Cacao dapat dipanaskan Ditambah dengan bahan lain
dengan titik leleh lebih tinggi (cera) Pendiaman sebelum proses
pencetakan dibiarkan 8-12 jam Penambahan ol. Cacao yang
mengandung kristal β stabil
4. Pemilihan adjuvan atau bahan tambahan
5. Evaluasi Fisiko-kimia dan stabilitas
6. Penyimpanan

Anda mungkin juga menyukai