Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN HEWAN

Teknik memegang mencit

Title is Written in as Significant Language and Describe the Main Content of the Text and
No More Than 17 Words

Nasrianti 1*

1
pendidikan biologi c, Kelompok 3, Program Studi biologi , Universitas negeri makassar, indonesia.

Abstrak
Jurnal ini membahas tentang teknik memegang mencit dalam penelitian laboratorium. Memegang
mencit dengan benar sangat penting dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan hewan percobaan, serta
memastikan hasil penelitian yang akurat dan valid. Pada jurnal ini, penulis menjelaskan beberapa teknik
memegang mencit yang efektif dan aman. Salah satu teknik yang dijelaskan adalah teknik "scruffing", yaitu
dengan memegang mencit dengan leher dan belakang leher menggunakan jari telunjuk dan jempol. Teknik ini
biasanya digunakan saat mengambil mencit dari kandang atau meletakkannya kembali setelah penelitian
selesai. Selain itu, penulis juga menjelaskan teknik lain seperti teknik "tail restraint" dan "gloved hand
restraint". Teknik "tail restraint" melibatkan memegang ekor mencit dengan tangan yang dilindungi sarung
tangan, sedangkan teknik "gloved hand restraint" melibatkan memegang mencit dengan tangan yang
dilindungi sarung tangan. Penulis juga memberikan tips penting dalam memegang mencit, seperti menjaga
kelembutan dan ketenangan saat memegang mencit, serta menghindari tekanan yang berlebihan pada tubuh
mencit yang dapat menyebabkan cedera. Dalam kesimpulannya, penulis menyatakan bahwa teknik
memegang mencit yang baik dan aman sangat penting dalam penelitian laboratorium. Dengan menggunakan
teknik yang tepat, peneliti dapat menjaga keamanan dan kesejahteraan hewan percobaan, serta memastikan
hasil penelitian yang akurat dan valid.

Kata kunci: penanganan tikus; penelitian laboratorium; dan hewan percobaan.

Abstract
This journal discusses the technique of handling mice in laboratory research. Proper
handling of mice is crucial in ensuring the safety and welfare of experimental animals, as well
as ensuring accurate and valid research results. In this journal, the author explains several
effective and safe techniques for handling mice. One of the techniques described is the
"scruffing" technique, which involves holding the mouse by the neck and back of the neck using
the index finger and thumb. This technique is usually used when taking mice from their cages or
returning them after the research is done. Additionally, the author also explains other
techniques such as "tail restraint" and "gloved hand restraint". The "tail restraint" technique
involves holding the mouse's tail with a gloved hand, while the "gloved hand restraint"
technique involves holding the mouse with a gloved hand. The author also provides important
tips in handling mice, such as maintaining gentleness and calmness while handling them, and
avoiding excessive pressure on the mouse's body that can cause injury. In conclusion, the
author states that good and safe techniques for handling mice are crucial in laboratory
research.

Keywords: mice handling; laboratory research; and experimental animal.

PENDAHULUAN
Hewan mencit atau Mus musculus adalah tikus rumah biasa termasuk ke dalam ordo
rodentia dan family Muridae. Mencit dewasa biasa memiliki berat antara 25-40 gram dan
mempunyai berbagai macam warna. Mayoritas mencit laboratorium adalah strain albino yang
mempunyai warna bulu putih dan mata merah muda (Hrapkiewicz, et al. 1998). Mencit
merupakan hewan yang tidak mempunyai kelenjar keringat, jantung terdiri dari empat ruang
dengan dinding atrium yang tipis dan dinding ventrikel yang lebih tebal. Percobaan dalam
menangani hewan yang akan diji cenderung memiliki karakteristik yang berbeda, seperti
mencit lebih penakut dan fotofobik, cenderung sembunyi dan berkumpul dengan sesama,
mudah di tangani, lebih aktif pada malam hari (nocturnal), aktivitas terganggu dengan adanya
manusia, suhu normal 37,4° C. laju respirasi 163/ menit sedangkan pada hewan tikus sangat
cerdas, mudah ditangani, tidak bersifat fotofobik, lebih resisten terhadap infeksi,
kecenderungan berkumpul dengan sesama sangat kurang, jika makanan kurang atau
diperlakukan secara kasar akan menjadi liar dan galak, suhu normal 37,5° C, laju respirasi
210 menit pada mencit dan tikus persamaannya gigi seri pada keduanya sering digunakan
untuk mengerat menggigit benda-benda yang keras. Dengan mengetahui sifat-sifat
karakteristik hewan yang akan diuji diharapkan lebih menyesuaikan dan tidak diperlakukan
tidak wajar. Di dalam suatu dosis yang dipakai untuk penggunaan suatu obat harus sesuai
dengan data mengenai penggunaan dosis secara kuantitatif, dikarenakan bila obat itu
diaplikasikan

kepada manusia dilakukan perbandingan luas permukaan tubuh Rute pemberian obat
dapat diberikan secara peroral, subkutan, intramuscular, intravena, dan intraperitonial. Rute
peroral dapat diberikan dengan mencampurkan obat bersama makanan, bisa pula dengan
jarum khusus ukuran 20 dan panjang kira-kira 5 cm untuk memasukkan senyawa langsung ke
dalam lambang melalui esophagus, jarum

METODE
Mencit diangkat ekornya dengan tangan kiri, letakkan pada suatu mpat yang
permukaannya tidak licin, sehingga saat ditarik mneet kan mencengkram. Telunjuk dan ibu
jari tangan kanan menjepit kulit tengkuk sedangkan ekomya dengan tangan kiri. Kemudian
posisi tubuh menict dibalikkan sehingga permukaan perut menghadap kita dan ekor
dijepitkan antara jari manis dan kelingking tangan kanan.
HASIL
Tabel 1.Hasil KegiatanPraktikum
No. Dokumentasi Keterangan
1. Mengangkat mencit keluar kandang dengan
cara memegang ekor mencit

PEMBAHASAN
Mencit memiliki Sifat : Cendrung berkumpul bersama, penakut, fotofobik, lebih aktif pada
malam hari, aktivitas terhambat dengan kehadiran manusia, tidak mengigit.
Cara memperlakukan mencit: Mencit diangkat ekornya dengan tangan kiri, letakkan pada
suatu tempat yang permukaannya tidak licin, sehingga saat ditarik mnecit akan
mencengkram. Telunjuk dan ibu jari tangan kanan menjepit kulit tengkuk sedangkan ekornya
dengan tangan kiri. Kemudian posisi tubuh menict dibalikkan sehingga permukaan perut
menghadap kita dan ekor dijepitkan antara jari manis dan kelingking tangan kanan.

SIMPULAN
Penanganan hewan percobaan hendaklah dilakukan dengan pemih rasa kasih sayang
dan berprikemanusiaan. Setiap hewan percobaan memiliki sifat-sifat biologis yang berbeda,
tentunya dengan penanganan yang berbeda pula. Pemilihan hewan coba yang baik harus
bebas dari patogen, mempunyai kemampuan dalam memberikan reaksi imunitas yang baik,
kepekaan terhadap suatu penyakit, dan mengikuti standart tertinggi sehubungan dengan
(nutrisi, kebersihan pemeliharaan). Pemberian obat pada hewan coba dapat diberikan secara
peroral, subkutan, intravena, intramuskular, dan intraperitoneal. Untuk memperoleh efek
farmakologis yang sama dari suatu obat pada spesies hewan percobaan, diperlukan data
penggunaan dosis dengan menggunakan perbandingan luas permukaan tubuh setiap spesies.
Terdapat factor internal dan eksternal pada hewan percobaan yang dapat mempengaruhi hasil
percobaan.
REFERENSI
LAMPIRAN
1. Bukuataujurnalsesuaidenganurutan di daftar pustaka.
2. Laporansementara (Foto copy/ ScandHitamPutih).

Anda mungkin juga menyukai