Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
FAKULTAS FARMASI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan proposal yang berjudul “Study In Silico Ibuprofen Dan
Asam Mefenamat Sebagai Penghambat Siklooksigenase-2” dengan tepat waktu. Proposal ini
disusun guna memenuhi mata kuliah Desain Obat di Institut Sains dan Teknologi Nasional
Jakarta tahun ajaran 2021/2022.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada apt. Lia Puspitasari S.Farm, M.Si., selaku
dosen mata kuliah Desain Obat. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan proposal ini. Penulis menyadari bahwa proposal ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan proposal ini.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
2.2 Reseptor...................................................................................................................5
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................16
Daftar Pustaka......................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan era yang baru membawa senyawa kimia menjadi obat yang beredar di
pasaran, mulai dari proses sintesis atau ekstraksi, penapisan farmakologi, uji pre-klinis
hingga uji klinis, dan persetujuan pendaftaran izin edar yang membutuhkan waktu 10-14
tahun dengan biaya lebih kurang 12 triliun pada tahun 2013 (Siswandono, 2016). Biaya
tersebut sangat besar dan akan terus bertambah seiring berkembangnya zaman.
Dikarenakan hal tersebut, strategi dan upaya yang efektif dan ekonomis perlu
diperhitungkan dalam penemuan dan pengembangan obat baru (Siswandono, 2016).
Di era digital, pemanfaatan komputer menjadi tawaran yang sangat menarik sebagai
alat bantu dalam penemuan dan pengembangan obat. kemampuan komputaasi yang terus
meningkat secara eksponensial merupakan peluang untuk mengembangkan simulasi dan
kalkulasi dalam merancang obat. salah satu pengembangan obat, in silico, merupakan
metode dua pendekatan pada suatu kondisi menggunakan komputasi pada suatu program
tertentu. Terminologi in silico, analog dengan in vitro dan in vivo merujuk pada
pemanfaatan komputer dalam studi penemuan obat. oleh karena itu, kecenderungan dalam
penggunaan metode in silico pada kimia komputasi dalam pemodelan molekul (desain
obat) memperoleh momentum yang signifikan. Program aplikasi dalam kimia komputasi,
sangat berguna sebagai pendekatan dalam penemuan obat, termasuk pada penelitian
1
docking dalam upaya mendesain obat. Salah satu software yang dapat digunakan dalam
akademisi adalah Autodock Vina, yang merepresentasikan antara ligan dengan protein
(Galdenhuys, 2006).
Dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Chebrolu dan Madhavan pada tahun
2020 menunjukkan bahwa ligan asam propanoic yang dipilih sebagai penghambat selektif
COX-2, yang mana merupakan struktur dasar senyawa ibuprofen mampu secara selektif
menghambat COX-2 (Chebrolu dan Madhavan, 2020). Sedangkan studi obat-obatan
NSAID lainnya, yaitu asam mefenamat, yang dilakukan oleh Kamal Shah dan kawan-
kawan pada tahun 2019 menunjukkan bahwa penghambatan pada enzim COX-2
menunjukkan afinitas pengikatan yang baik, sifat farmakokinetik yang baik, dan tidak ada
efek toksik (Kamal Shah., dkk, 2019).
2
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini akan digunakan metode pengumpulan data sekunder yang ada
pada journal nasional maupun internasional. Permasalahan yang mendasari penelitian ini
mencakup beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
memprediksi geometri, onformasi, dan sifat elektronik molekul kecil (BM <800) dan
makromolekul (reseptor protein) (Jensen, 2007)
2.2 Reseptor
Reseptor merupakan makromolekul atau struktur polimer protein yang berada pada
permukaan atau di dalam sel, dapat mengikat senyawa agonis (ligan) yang memiliki
struktur spesifik, seperti oba, neurotransmiter, hormon, limfokin, dan lektin, sehingga
menghasilkan efek yang spesifik di dalam sel. Selain reseptor, terdapat makromolekul
lain yaitu enzim yang berfungsi sebagai katalisator. Baik enzim maupun reseptor,
keduanya merupakan proein yang memiliki kesamaan mendasar tetapi peran yang
berbeda-beda. Sebagai protein, enzim dan reseptor memiliki aspek yang sama pada
struktur primer, sekunder, tersier,dan kuartener. (Siswandono, 2016).
5
karena penurunan prostaglandin E2 dan prostasiklin yang secara langsung akan
mengurangi vasodilatasi pembuluh darah dan secara tidak langsung akan mengurangi
udema (pembengkakan). Efek analgesik disebabkan karena menurunnya sensitivitas
ujung saraf nociceptive ke mediator nyeri seperti bradikinin dan 5-hidroksitriptamin.
(Siswandono, 2016).
Selain menghambat COX-2, obat NSAID juga dapat menghambat COX-1. COX-1
adalah enzim yang berperan dalam homeostatis jaringan, dapat merangsang produksi
prostaglandin di mukosa lambung, menghambat agregasi platelet, dan autoregulasi aliran
darah di ginjal. Penggunaan obat yang bekerja dengan menghambat COX-1 kurang
diharapkan karena dapat mengakibatkan tukak lambung dan meningkatkan risiko
pendarahan, sehingga dicari obat analgesik yang selektif terhadap COX-2. Enzim COX-2
tidak selalu ada dalam jaringan, tetapi akan cepat muncul bila dirangsang oleh mediator
inflamasi, cedera/luka setempat, sitokin, interleukin, interferon, dan TNF (Siswandono,
2016).
2.3.1 Ibuprofen
6
efek samping ketidaknyamanan gastrointestinal, mual, diare, terkadang
pendarahan, dan terjadi ulserasi (The UK Health Departemen, 2011).
7
Asam mefenamat merupakan obat golongan NSAID yang efektif untuk
digunakan untuk pereda nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi,
nyeri setelah operasi dan melahirkan, dysmenorrheal, menorrhagia, dan pada
kelainan muskuloskeletal dan sendi, seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.
(Khullar, et al., 2012). Pada wanita dengan dysmenorrheal, NSAID lebih efektif
untuk meredakan nyeri dibandingkan dengan hanya pemberian plasebo. Asam
mefenamat dengan dosis 250 mg hingga 500 mg sebanyak empat kali sehari mampu
mengurangi nyeri pada 93% pasien wanita dengan dysmenorrheal (Dawood, 2006).
Terdapat empat contoh jenis obat COX-2 spesifik inhibitor yang ada saat ini
yaitu celexocib, rofexocib, valdexocib dan parexocib. Celexocib adalah penghambat
selektif COX-2 yang pertama dan sudah tersedia sejak tahun 1998.
8
dengan rhematoid arthritis, dosis yang dianjurkan 100-200 mg dua kali dalam
sehari.
Contoh obat kedua dari COX-2 adalah Refexocib. Obat biasanya digunakan
untuk menangani nyeri akut yang terkait dengan operasi. Pemberian refexocib
dimulai dengan dosis 50 mg lalu setelah itu diberikan 25 mg per hari. Pengobatan
sakit gig dengan refexocib 50 mg dapat memberikan efek analgesia mirip dengan
naproxen dan ibuprofen. Pasien dengan osteoarthritis dapat diberikan dosis tunggal
12,5 sampai 25 mg. Untuk pengobatan nyeri haid yang berhubungan dengan
dismenore primer dapat diberikan refexocib loading dose 50 mg selanjutnya
diberikan dosis 25 mg per hari. Pengobatan tersebut setara dengan pemberian 550
mg naproxen.
9
yang diperlukan untuk pengobatan osteoarthritis dan rheumatoid adalah 10 mg
perhari. Dalam penanganan nyeri haid terkait dengan dismenore primer, valdecoxib
dapat diberikan dengan dosis 20 mg diberikan sebanyak dua kali atau 40 mg
diberikan sekali dalam sehari.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.2 Bahan
11
Prinsip dasar yang digunakan dalam pemodelan molekul adalah mengekspresikan
sifat-sifat geometri, konformasi dan elektronik dari molekul obat dan reseptor menjadi
fungsi energi, dan dengan meminimalkan fungsi energi, sehingga diperoleh bentuk
geometri yang paling stabil. Interaksi antara ligan-reseptor saat melakukan docking
melibatkan beberapa ikatan-ikatan kimia, diantaranya ikatan kovalen, hidrogen, van der
Waals, hidrofobik (elektrostatik), dipol-dipol, dan transfer muatan (Siswandono, 2016).
1. Persiapan reseptor
Research Collaboratory for Structural Bioinformatics (RSCB) Bank Data Protein
digunakan untuk mengambil struktur 3 dimensi dari protein COX-2 dengan kode PDB
4PH9 untuk ibuprofen dan 5IKR untuk asam mefenamat. Reseptor yang sudah di
download disimpan dalalm format (.pdb). kemudian dilakukan preparasi reseptor dengan
menggunakan Biovia Discovery Studio dengan cara menghilangkan molekul air agar
tidak mengganggu proses docking. Kemudian dilakukan penghilangan ligand, karena
akan ditambahkan ligand yang baru.
12
“torsion tree”, pilih “choose torsion”, kemudian pilih “Make peptide backbone bonds
non-rotatable, Make active bonds rotatable dan Make all active bonds non-rotatable”,
kemudian pilih “Done” dan save dalam bentuk (.pdbqt).
13
Gambar 4 Penambahan ligan ke reseptor
14
b. Ibu profen
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
Geldenhuys, W,J., Gaasch Kevin E., Watson M., Allen David D., and Van der Schyf Cornelis
J. 2006 . Optimizing the use of open-source software applications in drug discovery.
DDT, 11 (3/4), 127-132. Available from PDF file
Hardjono S., 2013, Sintesis dan Uji Aktivitas Antikanker Senyawa 1-(2-
klorobenzoiloksi)urea , Berkala Ilmiah Kimia Farmasi
Jensen F., 2007. Introduction to Computational Chemistry 2nd Ed, Odense, Denmark:415-416
Mukesh, B., & K. Rakesh. 2011. Molecular Docking : A Review . Int. J Res Ayurv Pharm. 2
(6) : 1746-1751
Nogrady Thomas, and Weaver Donal F. 2005. Medicinal Chemistry: A Molecular and
Biochemical Approach Thrid Edition. Oxford University Press. New York
Shah, K., Mujwar, S., Gupta, J. K., Shrivastava, S. K., & Mishra, P. (2019). Molecular
Docking and In Silico Cogitation Validate Mefenamic Acid Prodrugs as Human
Cyclooxygenase-2 Inhibitor. ASSAY and Drug Development Technologies, 17(6),
285–291. doi:10.1089/adt.2019.943
Siswandono, 2016, Kimia Medisinal Jilid Satu Edisi Kedua. Surabaya:Airlangga University
Press. pp. 2, 11-17, 268-271
The UK Health Departemen, 2011, British Pharmacopoeia, London
17