Anda di halaman 1dari 30

FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

LAPORAN PENELUSURAN PUSTAKA

CILOTAZOL
TABLET 100 MG

Disususn
Oleh :
M.Farhan Kenedy
21181081

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
BANDUNG
2018

1
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

ASPEK PELAYANAN

2
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

CILOTAZOL 100mg

Bab I: Tinjauan Umum Senyawa Aktif dan Sediaan

I.1 Deskripsi Umum Senyawa Aktif  Farmako


Struktur Kimia pe
Indonesia
Edisi V
hal.
1190-
1192

Nama Kimia
Cilostazolum; OPC-21; OPC-13013.
6-[4-(1-Cyclohexyl-1Htetrazol-5-yl)butoxy]-3,4-dihydrocarbostyril
Rumus Kimia
C20H27N5O2 BM 369,46
BM 369,46
Silostazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%
C20H27N5O2, dihitung terhadap zat yang telah dikerin gkan.

Pemerian
Hablur putih, sampai hampir putih
Kelarutan
Mudah larut dalam kloroform; agak sukar larut dalam methanol dan salam etanol;
sukar larut dalam kloroform; praktis tidak larut dalam air.
Jarak lebur
Antara 195º dan 199º; lakukan penetapan menggunakan zat yang telah dikeringkan
pada hampa udara selama 24 jam dan kemudian pada suhu 105º selama 2 jam.
pH
Antara 4,0 dan 5,5

I.2 Definisi Bentuk Sediaan Terkait FI V, hal 63


Tablet adalah sediaan adat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan dan hal 1191
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak
dan tablet kempa.
Tablet Silostazol mengandung Silostazol C20H27N5O2 tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Wadah dan penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Simpan pada suhu Ruang.
Waktu hancur
Tidak lebih dari 15 menit;
I.3 Golongan obat  UNDANG
Cilostazol tablet 100 mg adalah obat keras yang tidak masuk dalam daftar obat –
wajib apotek. UNDANG
Menurut Undang – Undang Obat Keras ( St. No. 419 tgl. 22 Desember 1949) OBAT
Obat-obat keras “ yaitu obat-obatan yang tidak digunakan untuk keperluan tehnik, KERAS
yang mempunyai khasiat mengobati, menguatkan, membaguskan, ( St. No.
mendesinfeksikan dan lain-lain tubuh manusia, baik dalam bungkusan maupun 419 tgl. 22

3
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

tidak. Desember
1949)

I.4 Penandaan pada wadah, leaflet atau brosur Kepmenkes


Adapun penandaannya diatur berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. RI
02396/A/SK/VIII/1986 tentang tanda khusus Obat Keras daftar G adalah No.
“Lingkaran bulat berwarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan hurup K 02396/A/SK/
yang menyentuh garis tepi”, seperti yang terlihat pada gambar berikut: VIII/1986
Penandaan Obat Keras

I.5 Nomor Registrasi (dengan uraian/penjelasan penomoran) & nomor bets


GKL1818121810A1
Keterangan :
G Generik
K Golongan Obat keras
L Asal Obat (Lokal /Indonesia)
18 Tahun daftar obat tahun 2018 : 18
181 Nomor Urut Pabrik
218 Nomor urut obat jadi yang disetujui
10 Bentuk sediaan tablet
A Kekuatan sediaan obat yang bertama (A)
1 Kemasan (1)
No. Batch : 181010
18 Tahun produksi (2018)
10 Kode Bentuk sediaan (tablet)
10 Nomor urut pembuatan (10)

Bab II : Uraian dan Analisis Farmakologi

4
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

II.1 Nama Obat dan Sinonim Utama:


 Nama kimia/Umum ZA AHFS 2011,
Cilostazolum; OPC-21; OPC-13013. 6-[4-(1-Cyclohexyl-1Htetrazol- Drug Fact
5-yl)butoxy]-3,4-dihydrocarbostyril -2(1H)-quinolinone and
comparisosns
 golongan farmol 2008 hal
Anti platelet dan vasodilator arterial 1245.
Martindale

II.2 Bentuk Senyawa Aktif (asam, basa, garam, ester, bentuk pro-drug) Farmakope
Indonesia
Cilostazol yang digunakan dalam pembuatan digunakan bentuk base. dimana senyawa cilotazol Edisi V hal.
yang terdapat dipasaran hanya ada bentuk dasarnya saja. 1190-1192

II. 3 Mekanisme Kerja dalam Tubuh Utama:


AHFS 2011
a.Efek farmol

Contoh : Antiplatelet dan Vasodilator yang digunakan untuk mengatasi klaudikasio intermiten, yakni
kondisi yang menyebabkan sakit pada tungkai ketika berjalan karena pembuluh darah mengalami
penyempitan, yang biasanya terjadi pada penyakit arteri perifer.

b.Mekanisme kerja
Cilostazol bekerja dengan menghambat platelet (trombosit) saling menempel sehingga mencegah
terjadinya penggumpalan darah. Cilostazol juga membuat pembuluh darah melebar (vasodilator),
sehingga memperlancar aliran darah dan menambah pasokan oksigen pada sel tubuh.
Cilostazol adalah inhibitor selektif phosphodiesterase tipe 3 ( PDE 3 ) dengan fokus terapeutik pada
peningkatan cAMP. Peningkatan cAMP menghasilkan peningkatan bentuk aktif protein kinase
A (PKA), yang secara langsung berkaitan dengan penghambatan dalam agregasi trombosit.

II.4 Nasib Obat dalam Tubuh (ADME) AHFS 2011,


drug
1. Absorbsi information
Bioavailabilitas Diserap dengan baik dari saluran pencernaan / GI, for the health
2. Distribusi care
Tidak diketahui apakah didistribusikan ke dalam asi. Tetapi sangat terikat dengan protein profesional,
USPDI, 1997
plasma
edisi 17
volume 1 hal
3. Metabolisme
dimetabolisme di hati oleh sitokrom P450 isoenzim, terutama CYP3A4 dan pada tingkat 228
lebih rendah CYP2C19, untuk metabolit aktif dan tidak aktif.

4. Elimminasi
Dieliminasi dalam urin (74%) dengan sisanya di faeces (20%). Metabolit aktif
memiliki eliminasi jelas paruh 11 hingga 13 jam. Cilostazol memiliki ikatan protein 95

5
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

hingga 98%.
5. Waktu durasi
Oral 4-6 jam
II.5 Indikasi & Dasar Pemilihan AHFS 2011
100 mg dua kali sehari saja atau dalam kombinasi dengan aspirin (misalnya, 81 mg sehari)
telah digunakan pada sejumlah pasien terbatas digunakan sebagai obat klaudikasio intermiten,
yakni kondisi yang menyebabkan sakit pada tungkai ketika berjalan karena pembuluh darah
mengalami penyempitan
II.6 Kontraindikasi dan Alasannya AHFS 2011
Cilostazol dikontraindikasikan untuk penderita:
a. Kontraindikasi pada pasien dengan CHF dari setiap keparahan. 1, 2 Penurunan
kelangsungan hidup yang diamati pada pasien dengan New York Heart Association
(NYHA) kelas III atau IV CHF yang menerima obat lain yang menghambat jenis
phosphodiesterase (PDE)
b. CHF keparahan apapun.
c. Gangguan hemostatik atau perdarahan patologis aktif, seperti perdarahan ulkus peptikum
atau perdarahan intrakranial
d. Diketahui hipersensitivitas terhadap cilostazol atau bahan apa pun dalam formulatio
II.7 Dosis (sesuai indikasi) & Perhitungan (AHFS,
Dewasa 2011)
Klaudikasio Intermiten
Oral 100 mg dua kali sehari.
Pasien yang menerima terapi bersamaan dengan CYP3A4 (misalnya, diltiazem, eritromisin,
itrakonazol, ketokonazol) atau CYP2C19 (misalnya, omeprazol) inhibitor: Awalnya, 50 mg dua
kali sehari.
Trombotik Komplikasi Angioplasty Koroner
Oral: 100 mg dua kali sehari saja atau dalam kombinasi dengan aspirin (misalnya, 81 mg sehari)
telah digunakan dalam jumlah terbatas pada pasien

II.8 Cara Pakai (AHFS,


2011)
Berikan setidaknya satu setengah jam sebelum atau 2 jam setelah sarapan dan makan malam.
II.9 Efek Samping (AHFS,
2011)
Penggunaan dengan Cilostazol oral, dapat menyebabkan pusing, sakit kepala, mudah memar atau
berdarah, infeksi saluran pernafsan, jantung berdebar (AHFS, 2011)

II.10 Toksisitas (AHFS,


2011)
Cilotazol pada dosis lebih dapat menyebabkan eksitasi, agitasi, dan gangguan protein darah

II.11 Interaksi Obat Utama:


Interaksi Evidence base Mekanisme interaksi Kategori Drug

6
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

Medicine dan Penanganan interaction


Azoles + Cilostazol Ketoconazole Produsen AS Major Stockley,
meningkatkan AUC mengurangi dosis AHFS2011,
dari cilostazol lebih cilostazol menjadi 50 drug
dari 2 kali lipat. mg dua kali sehari di interaction
Itraconazole adalah adanya itraconazole fact 2011
diprediksi berinteraksi atau ketoconazole.
sama. Flukonazol dan Namun, pabrikan
mikonazol juga bisa Inggris
berinteraksi, tetapi kontraindikasi
mungkin pada tingkat penggunaan bersamaan
lebih rendah. penghambat CYP3A4
(yang dapat diambil
berarti semua azoles).
CCB (vervamil) + substrat CYP3A4, Pantau hasil Major
Cilostazol terutama yang memiliki penggunaan bersamaan
indeks terapeutik yang untuk peningkatan efek
sempit. Mereka verapamil
secara khusus atau nifedipine (mis.
menyebutkan hipotensi atau
nifedipine dan bradikardia)
verapamil.
Cilostazol + H2- meningkatkan kadar Mengingat efek ini Major
receptor antagonists
plasma maksimum dan produsen AS
AUC dari cilostazol menyarankan
sebesar 47% dan mengurangi separuh
73%, masing-masing. dosis cilostazol
Obat lain yang di hadapan inhibitor
menghambat CYP3A4 CYP3A4. Namun,
(seperti cimetidine) produsen Inggris
diprediksi kontraindikasi
untuk berinteraksi Penghambat CYP3A4,
sama. dan mereka secara
khusus menyebutkan
cimetidine. Ini
sepertinya a
pendekatan yang sangat
hati-hati.
Cilostazol + Macrolides Eritromisin Mengingat efek ini Major
meningkatkan kadar produsen AS
plasma maksimum dan menyarankan
AUC dari cilostazol mengurangi separuh
sebesar 47% dan dosis cilostazol
73%, masing-masing. di hadapan inhibitor
Makrolida lain juga CYP3A4 seperti
dapat berinteraksi, eritromisin. Namun,
meskipun tampaknya Inggris
tidak mungkin produsen
mereka semua akan, kontraindikasi inhibitor
lihat macrolides CYP3A4, dan mereka

7
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

secara khusus nama


eritromisin.
II.12 Penggunaan pada Kondisi Khusus (AHFS,
2011)
Kehamilan
Kategori C.
Laktasi
Didistribusikan ke dalam susu pada tikus, 1 hentikan menyusui atau obat karena risiko potensial
pada bayi yang menyusui
Penggunaan Pediatric
Keamanan dan kemanjuran tidak ditentukan pada anak-anak <18 tahun.
Penggunaan Geriatri
Tidak ada perbedaan substansial dalam keamanan dan kemanjuran relatif terhadap orang dewasa
yang lebih muda, tetapi peningkatan kepekaan tidak dapat dikesampingkan.
Gangguan hati
Tidak diteliti pada pasien dengan gangguan hati sedang sampai berat, digunakan dengan hati-hati.
Gangguan ginjal
Gunakan dengan perhatian khusus pada pasien dengan gangguan ginjal berat (Clr <25 mL / menit).
Keamanan dan kemanjuran tidak ditetapkan pada pasien yang menjalani hemodialisis

II.13 Peringatan (AHFS,


2011)
Efek Kardiovaskular
Pertimbangkan kemungkinan efek kardiovaskular yang merugikan (misalnya, peningkatan denyut
jantung) ketika digunakan pada pasien dengan penyakit jantung (misalnya, CAD) .1, 13 Efek jangka
panjang yang tidak diketahui pada pasien dengan penyakit jantung yang mendasarinya lebih parah
daripada yang dipelajari dalam uji klinis (yaitu , tidak ada MI baru atau stroke, tidak ada aritmia,
tidak ada angina tidak stabil atau tanda-tanda lain dari penyakit kardiovaskular yang berkembang
cepatJangan digunakan pada pasien dengan CHF.
Gunakan dengan Clopidogrel
Informasi terbatas mengenai keamanan dan kemanjuran penggunaan bersamaan dengan
clopidogrel.1 Tidak diketahui apakah terapi clopidogrel konkuren memiliki efek aditif pada waktu
pendarahan.1 Gunakan hati-hati dan monitor waktu perdarahan selama terapi bersamaan.
Efek Hematologi
Kemungkinan trombositopenia atau leukopenia berkembang menjadi agranulositosis jika cilostazol
tidak segera dihentikan; agranulositosis reversibel dengan penghentian cilostazol.
II.14 Cara Penyimpanan AHFS 2011
Disimpan pada suhu ruang 25 ° C (dapat terpapar 15-30 ° C)

II.15 Contoh Sediaan yang Beredar di Pasaran serta Kekuatannya AHFS,

8
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

Cilostazol ISO, MIMS


Routes Dosage Forms Strengths Brand Names Manufacturer
Oral Tablets 50 mg* Pletal® Otsuka
®
100 mg* Pletal Otsuka
II.16 Analisis Farmakologi

1. Bentuk zat aktif yang digunakan

Cilostazol biasanya diberikan dalam bentuk base. Dimana senyawa cilotazol yang terdapat
dipasaran hanya ada bentuk dasarnya saja.

2. Rasionalitas pemilihan bentuk sediaan


Cilotazol dapat dibuat dalam bentuk tablet dikarenakan tablet merupakan bentuk sediaan oral
yang paling ringan dan paling kompak. (Lachman, 1994), dan tablet juga dapat disesuaikan
dengan berbagai dosis untuk memudahkan Apoteker memberikan penjelasan kepada pasien.
3. Pemilihan indikasi
Cilostazol 100 mg diindikasikan sebagai Inhibitor agregasi platelet dan vasodilator arterial
(AHFS. 2011)
4. Cara pemilihan dosis
Sediaan dibuat dalam 100 mg maka penggunaannya adalah 1 tablet pada awal penggunaan, dan
bisa diguanakan 200mg mg 2 kali sehari.
5. Perhitngan dosis
200 mg digunakan setiap 24 jam
12 jam =24 / 2 kali sehari
6. Alasan pemilihan kekuatan sediaan

Kesimpulan analisis farmakologi :


1. Kekuatan sediaan
Cilotazol 100 mg
2. Indikasi
Cilostazol 100 mg diindikasikan sebagai Inhibitor agregasi platelet dan vasodilator arterial
(AHFS. 2011)
3. Dosis dan aturan pakai
Cilostazol diindikasikan sebagai Inhibitor agregasi platelet dan vasodilator arterial dengan dosis
100 mg setiap 12 jam,

9
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

10
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

ASPEK PEMBUATAN

III. Analisis Preformulasi, Formulasi dan Usulan Formula

III. 1 Pendekatan Formulasi (Analisis Pemilihan Zat Aktif dan Eksipien)

Bentuk zat aktif yang digunakan dan alasannya


Bentuk zat aktif yang digunaakan adalah cilotazol yang diambil dalam bentuk base, Dimana
senyawa cilotazol yang terdapat dipasaran hanya ada bentuk dasarnya saja.

Metode pembuatan yang dipilih dan alasan


Metode yang digunakan dalam pembuatan Cilostazol dilakukan dengan menggunakan Metode
pembuatan dengan direct tablet / kempa langsung, dimana Cilotazol Praktis tidak larut dalam
air, dalam larutan asam mineral encer, dalam etanol, dalam eter dan dalam kloroform; mudah
larut dalam asam format. Ini menandakan zat aktif bersifat polimorfisme/polikristralin serta
mempunyai titik leleh yang sangat tinggi yaitu berkisar 2800 - 290°C, yang menandakan zat
cenderung lebih stabil dan kompresibilitas tinggi,(FI dan APDS ).

Eksipien yang digunakan dan alasan pemilihan eksipien dan konsentrasi yang digunakan
(harus ada dalam rentang konsentrasi yang diperbolehkan di pustaka sesuai dengan fungsinya)
a. Kalsium Carboksilmetilselulosa Calcium (Rowe, 117-118)

11
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

 Pemerian
Serbuk putih ke putih kekuningan, bubuk higroskopik, tidak berbau.
 Kelarutan
Larut dalam air, larut dalam aseton, diklorometana, etanol (95%) dan methanol, sedikit
larut dalam eter, tidak larut dalam lemak dan minyak mineral.
 Inkompatibilitas
Karboksimetilselulosa kalsium tidak sesuai dengan larutan asam kuat dan dengan
garam terlarut dari besi dan beberapa lainnya logam, seperti aluminium, merkuri, dan
seng. Ini juga tidak kompatibel dengan xanthan gom. Presipitasi dapat terjadi pada pH
<2, dan juga ketika dicampur dengan etanol (95%). Karboksimetilselulosa calcium
membentuk kompleks dengan gelatin dan pektin. Ini juga membentuk kompleks
dengan kolagen dan mampu mempercepat protein tertentu yang bermuatan positif.
 Stabilitas
Karboksimetilselulosa kalsium stabil meskipun bersifat higroskopik. Di bawah kondisi
kelembaban tinggi, karboksimetilselulosa kalsium dapat menyerap air dalam jumlah
besar (> 50%). Di tablet, ini telah dikaitkan dengan penurunan kekerasan tablet dan
peningkatan waktu disintegrasi.

 Fungsi dan konsentrasi yang dibuat

b. Corn Starch (HOPE 5th hal 685-690)


 Pemerian
Serbuk putih kekuning-kuningan hingga putih berbau khas dan manis

 Kelarutan
Praktis tidak larut dalam etanol 96 % dan dalam air dingin; Pati dapat larut dalam air
panas pada suhu diatas titik gelatinasinya; sebagian larut dalam dimetilsulfosid dan
dimetilformamid

 Stabilitas
Bersifat higroskopis, stabil pada suhu ruangan. Harus disimpan dalam wadah tertutup
baik pada tempat sejuk dan kering.
 Inkompatibilitas
Pati inkompatibilitas dengan zat pengoksidasi kuat dan senyawa yang dibentuk dengan
iodine
 Fungsi dan konsentrasi yang dibuat
Pati jagung dapat digunakan di kedua kapsul
dan tablet untuk meningkatkan kemampuan mengalir, meningkatkan disintegrasi dan
tingkatkan kekerasan.

12
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

 Sebagai antiadheren dalam tablet dengan konsentasi 3-10%


 Sebagai pengikat pada granulasi basah dengan konsentasi 5-10%
 Sebagai penghancur dengan konsentasi 3-25 %
 Sebagai pengisi dalam tablet dengan konsentrasi 5-57%
c. Hydroxyethylmethyl cellulose (HOPE 314-315)
 Pemerian
Bubuk putih, putih kekuningan atau putih keabu-abuan atau butiran, higroskopik
setelah pengeringan.
 Kelarutan
Larut dalam kloroform dan toluene hangat, sedikit larut dalam etanol (95%) panas;
praktis tidak larut dalam air.
 Inkompatibilitas
-
 Stabilitas
Hydroxyethylmethyl cellulose bersifat higroskopik dan karenanya harus
disimpan dalam kondisi kering jauh dari panas.

 Fungsi dan konsentrasi yang dibuat


Agen pelapis; menangguhkan agen; pengikat tablet; agen pengental; agen yang
meningkatkan viskositas.
d. Magnesium stearate
 Pemerian
Serbuk sangat halus, berwarna putih, bau dan rasa yang khas.
 Kelarutan
Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter, dan air, sedikit larut dalam benzene
dan etanol (95%) hangat
 Inkompatibilitas
Tidak inkompatibilitas dengan asam kuat, alkali dan garam besi.
 Stabilitas
Magnesium stearate stabil dan harus disimpan dalam keadaan tertutup di tempat yang
sejuk dan kering
 Fungsi dan konsentrasi yang dibuat
Sebagai lubrikan dalam pembuatan tablet dengan konsentasi 0,25% - 5 %

e. Microcristalin Celulosa HOPE 6th hal 129-130


 Pemerian
Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak berasa; tersusun atas partikel-partikel
berpori; higroskopis
 Kelarutan
Sukar larut dalam larutan NaOH 5% b/v; praktis tidak larut dalam air, asam encer dan
sebagian besar pelarut organik
 Inkompatibilitas
Agen pengoksidasi kuat
 Stabilitas
Stabil, meskipun higroskopis. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat
sejuk dan kering.
 Fungsi dan konsentrasi yang dibuat

13
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

Pengisi tablet (konsentrasi 20-90% b/b); penghancur tablet (konsentrasi 5-15% b/b);
adsorben (20-90%)

f. Kalsium stearat (Rowe, 2009; 103)


 Pemerian
Serbuk putih kekuning-kuningan hingga putih berbau khas dan manis.
 Kelarutan
Praktis tidak larut dalam etanol 95%, eter, kloroform, aseton dan air. Larut dalam
piridin panas hamper larut dalam mineral oil dan alkohol panas
 Inkompatibilitas
-
 Stabilitas
Kurang stabil dalam etanol 95%, eter, kloroform, aseton dan air.
 Fungsi dan konsentrasi yang dibuat
Pengikat 1-3 %

g. Colloidal silicon Dioxide/ Aerosil


 Pemerian
Sub microdcopic fumed silica dengan ukuran partikel sekitar 15nm. Serbuk amorf
(tidak berbentuk); ringan; meruah; putih kebiru-biruan; tidak berbau; tidak berasa
 Kelarutan
Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air dan asam, larut dalam alkali hidrokside

 Inkompatibilitas
Inkompatibilitas dengan diethylstilbestrol
 Stabilitas
Higroskopis, dapat menyerap air dalam jumlah besar tanpa menjadi cair. Ketika
digunakan dalam suatu sistem larutan pada pH 0-7.5, koloid silikon dioksida dapat
meningkatkan viskositas. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat
kering dan sejuk.

 Fungsi dan konsentrasi yang dibuat


Fungsinya sebagai glidan dengan konsentrasi 0,1-1,0 %
h. Laktosa/ Saccharum lactis (HOPE hal 252-261)
 Pemerian
Serbuk atau partikel kristalin; putih sampai agak putih; tidak berbau; rasa manis
 Kelarutan

 Inkompatibilitas

14
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

Laktosa dapat berubah warna menjadi coklat jika bereaksi dengan senyawa yang
mengandung gugus amin primer (rekasi maillard). OTT : asam amino, aminofilin,
amfetamin, lisinopril.
 Stabilitas
Pada kondisi lembab (RH>80%) dapat terjadi pertumbuhan kapang. Selama disimpan,
laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan. Reaksi ini dipercepat oleh panas dan
kondisi lembab. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat sejuk dan
kering
 Fungsi dan konsentrasi yang dibuat
Pengisi tablet (konsentrasi 65-85% b/b) (hope edisi 6hal 359-361, 2009)

15
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

III. 2 Kesimpulan Formula Utama & Alternatif

 Kesimpulan berisi: Sediaan yang akan dibuat Cilotazol tablet, kekuatan sediaan 100mg,
bobot per tablet 250mg, penggunaan Dewasa
 Formula utama (komposisi untuk satu tablet)
Bahan Fungsi

Cilostazol Zat aktf


Carboxymethylcellulose Penghancur
calcium
Corn starch Pengisi
Hydroxypropyl Pengikat
methylcellulose 2910
Magnesium stearate Lubrikan

Microcrystalline Penghancur,
cellulose absorben

 Formula alternatif (komposisi untuk satu tablet)

Bahan Fungsi

Cilostazol Zat aktf


Microcrystalline penghancur
cellulose
Calcium stearat Pengikat

Colloidal silicon dioxide Glidan

Laktosa Pengisi

IV. Pembuatan & Evaluasi Farmasetik Sediaan Akhir

IV. 1 Metode Pembuatan Sediaan Handbook of


Berisi kesimpulan sediaan yang akan dibuat, kekuatan sediaan, pharmaceutical
metode pembuatan dan alasan pemilihan metode. manufacturing
Cilotazol tablet dibuat dengan kekuatan sediaan 100 mg dengan formulation
bobot tablet sebesar 250 mg dengan metode granulasi kering. kopretion salut

16
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

product edisi ke
2
IV. 2 Perhitungan & Penimbangan Handbook of
pharmaceutical
Bahan Konsentrasi Jumlah yang Fungsi manufacturing
(mg) dibuat/1000 formulation
tablet (g) kopretion salut
Cilostazol 100 100 Zat aktf product edisi ke
Carboxymethylcell 30 30 Penghancur 2
ulose
calcium
Corn starch 52,5 52,5 Pengisi
Hydroxypropyl 30 30 Pengikat
methylcellulose
Magnesium 7,5 7,5 Lubrikan
stearate
Microcrystalline 30 30 Penghancur,
cellulose absorben
IV. 3 Prosedur Pembuatan Sediaan

1. Siapkan Alat dan Bahan.


2. Ayak mg Stearat dan Microcrystalin cellulosa dengan Pengayak no
100.
3. Campurkan zat yang telah diayak dengan Bahan lainnya sedikit
demi sedikit hingga homogen.
4. Dikempa dengan kompresi rendah, dalam punch biconvex 12 mm.

IV. 4 Pengawasan dalam Proses (IPC)


Kontrol kualitas pada pembuatan sediaan tablet dapat dilakukan
selama proses pembuatan obat (IPC= in process control), dilakukan
untuk menjamin bahwa proses yang sedang berlangsung dapat
menghasilkan tablet dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika terjadi
ketidaksesuaian hasil dapat segera diatasi. Selain itu kontrol kualitas
juga dilakukan setelah produksi berlangsung (final control),
dilakukan sebagai kontrol terakhir terhadap kualitas tablet yang
dihasilkan sebelum diedarkan dipasaran, sehingga konsumen akan
mendapatkan produk yang bermutu sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan.
1. Sudut diam
Sudut Diam yaitu sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
berbentuk kerucut dengan bidang horizontal, jika sejumlah serbuk
atau granul dituang kedalam alat pengukur. Besar kecilnya sudut
diam dipengaruhi oleh bentuk, ukuran partikel, dan kelembaban
granul. Granul akan mengalir dengan baik apabila mempunyai
sudut diam antara 25° sampai 45°

17
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

Rumus sudut diam adalah tan α = h/r


Dimana h adalah tinggi granul, dan r adalah jari jari lingakaran

2. Kecepatan alir
Uji Sifat Alir (Liebermann & Lachman, 2008)
Uji sifat alir terdapat dua metode untuk mengujinya yang perrtama
dengan metode corong dan yang kedua yaitu metode sudut istirahat.
Prinsip dari metode sudut istirahat ini yaitu pengukuran sudut yang
terbentuk dari lereng tumbuhan granul yang mengalir bebas dari
corong terhadap suau bidang datar.
Alat : corong alat uji waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari
sejumlah granul melalui lubang corong yang diukur adalah
sejumlah zat yang mengalir dalam suatu waktu tertentu. Untuk 100
g granul waktu alirnya tidak boleh kurang dari 10 detik.

3. Bj nyata dan bj mampat

4. Kompresibilitas

18
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

IV. 5 Uji Mutu Farmasetik Sediaan Akhir (disesuaikan dengan Pustaka: FI IV,
Pustaka) USP, The
Theory and
1. Keseragaman ukuran (FI ed. III) Practice of
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali Industrial
tebalnya tablet Pharmacy.

2. Keseragaman Bobot (FI ed III) dan Keseragaman sediaan (FI ed. IV)
a. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut (FI ed. III):
 Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya
 Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan
pada kolom “A” dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom “B”.
 Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tablet
pun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang
ditetapkan dalam kolom “A” maupun kolom “B”.

b. Keseragaman sediaan
Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua
metode, yaitu keragaman bobot atau keseragaman kandungan.

19
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

Persyaratan keseragaman bobot dilakukan terhadap tablet yang


mengandung zat aktif 50 mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih
dari bobot satuan sediaan. Keseragaman bobot bukan merupakan
indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif
merupakan bagian kecil dari tablet atau jika tablet ber salut gula.
Oleh karena itu, umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan
tablet yang mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot zat aktif
lebih kecil dari 50% bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji
keseragaman kandungan yang pengujiannya dilakukan pada tiap tablet.
(FI ed. IV)
3. Waktu Hancur dan Disolusi (FI ed. III dan FI ed. IV)
Alat untuk menguji waktu hancur adalah Desintegration Tester. Cara
kerjanya:
Memasukkan 5 tablet (menurut FI ed. III) atau 6 tablet (menurut FI ed.
IV) ke dalam keranjang, turun-naikkan keranjang secara teratur 30 kali
tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang
tertinggal diatas kasa, kecuali fragmen berasal dari zat penyalut. Kecuali
dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan kelima
tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak
lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput. Jika
tablet tidak memenuhi syarat ini, ulangi pengujian menggunakan tablet
satu persatu, kemudian ulangi menggunakan 5 tablet dengan cakram
penuntun. Dengan pengujian ini tablet harus memenuhi syarat diatas.

Disolusi
Siapkan dilakukan pada suhu 37 ° C ± 1 ° C menggunakan metode aduk
(50 rpm) dengan 10 mLbuffer fosfat (pH 6,8) sebagai media
pembubaran. Pada yang telah ditentukan interval waktu, 0,5 mL media
lepas disampel dan disaring. The filtrates dianalisis oleh Metode HPLC
dijelaskan sebelumnya. Didapat nilai Q sebesar 70%

4. Kekerasan Tablet (FI ed. III)


Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui
kekerasannya, agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras.
Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan ketebalan tablet, bobot
tablet dan waktu hancur tablet. Alat yang digunakan untuk pengukuran
kekerasan tablet adalah Hardness tester atau dengan tiga jari tangan.
5. Keregasan Tablet (Friability)

20
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

Friability adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang.


Penentuan keregasan atau kerapuhan tablet dilakukan terutama pada
waktu tablet akan dilapis (coating). Alat yang digunakan disebut
Friability tester.
Caranya:
 Bersihkan 20 tablet dari debu, kemudian ditimbang (W1 gram)
 Masukkan tablet ke dalam alat
 Putar alat tersebut selama 4 menit (kecepatan 20 rpm)
 Keluarkan tablet, bersihkan dari debu, dan ditimbang (W2 gram)
 Kerapuhan tablet yang didapat adalah W1 - W2 / W1 x 100%
Batas kerapuhan yang diperbolehkan maksimal 1%
IV. 6 Pengemasan Sediaan Jadi Tablet dengan
Kemasan primer : Tablet dg kemasan blister, 10 tablet kemasan blister
Kemasan Sekunder : Box

V. Analisis Masalah & Penyelesaiannya yang Berkaitan dengan Pengujian Mutu Serta
Usulan Teknik Metode Analisis yang akan Digunakan

21
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

V. 1 Gugus fungsi, rangka molekul & ion yang dapat digunakan sebagai Clarke's
dasar untuk analisis Analysis of
Drugs and
Poisons

Amin Sekunder

B Amin Tersier

Keton

Eter

Benzen

Diazena

V. 2 Data spektrofotometri (UV, IR)

22
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

UV IR
Clarke's
Analysis of
Drugs and
Poisons

V. 3 Stabilitas dan kemurnian Farmakope


edisi 5
 Pemerian
Serbuk Putih atau kristal putih, tidak berbau, tidak berasa. Melebur pada
suhu 195-199° C

 Stabilitas
Tablet Cilotazol harus disimpan pada suhu ruang 25° C. Meskipun bisa
terpapar 15-30° C dalam wadah tertutup dan tidak terkena matahri
langsung.

 Kemurnian
Tablet Cilotazol mengandung cilotazol C20H27N5O2 tidak kurang dari
90% dan tidak lebih dari 110% dari jumlah yang tertera pada etiket.

V. 4 Metode-metode analisis yang diusulkan dalam pengujian mutu bahan


baku & Sediaan

Metode Analisis Cilotazol & Tablet Cilotazol

- Colorimetric (For identification, Quantitative Analysis)


- Polarographic
- Spectrophotometric
- IR

23
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

- KCKT
- UV
- Chromatographic
- Kertas
- Lapis tipis

V. 5 Preparasi (penyiapan) sampel Penetapan kadar

KLT
1. Fase gerak : Campuran kloroform, P-metanol, P-asam format 96% P
(90:5:5).
2. Pelarut : Campuran kloroform ,P-asam format 96% P (19:1).
3. Larutan baku : Timbang sejumlah Cilotazol BPFI larutkan dalam
Pelarut hingga kadar 10 mg per ml.
4. Larutan uji : Serbuk haluskan sejumlah tablet setara dengan lebih
kurang 100 mg cilotazol, campur dengan 20 ml Pelarut, hangatkan di
atas tangas air selama beberapa menit, dinginkan dan saring melalui
penyaring kaca masir ukuran medium.
5. Prosedur Totolkan masing-masing 10 μl Larutan baku dan Larutan uji
pada lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
Fase gerak, biarkan merambat hingga lebih kurang 15 cm. Angkat
lempeng, biarkan kering di udara dan amati di bawah cahaya ultraviolet
254 nm: harga Rf, bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai
dengan yang diperoleh dari Larutan baku
KCKT
1. Media disolusi: 900 ml larutan natrium lauril sulfat 1,0% dalam asam
klorida 0,1 N.
2. Alat tipe 2: 75 rpm.
3. Waktu: 120 menit.
4. Dapar : Larutkan 8,0 g natrium hidroksida P dalam 2000 ml air,
tambahkan 3,0 g natrium lauril sulfat P, campur. Tambahkan 20 ml asam
fosfat P, atur Ph hingga 2,5 dengan penambahan asam fosfat P.
5. Fase gerak Buat campuran asetonitril P– Dapar (3:7) saring dan
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
sistem seperti tertera pada Kromatografi.
6. Larutan baku : Timbang saksama lebih kurang 25 mg Cilotazol BPFI ke
dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan 10 ml asam format P, encerkan
dengan metanol P sampai tanda. Encerkan secara kuantitatif dan jika
perlu bertahap dengan Media disolusi hingga diperoleh larutan dengan
kadar yang sama dengan alikuot.
7. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm, dan
kolom 4,6 mm x 3 cm berisi bahan pengisi L7, laju alir lebih kurang 1
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih
kurang 10 μl) Larutan baku dan alikuot ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak utama.

24
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

8. Toleransi Dalam waktu 120 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q)
C20H27N5O2 dari jumlah yang tertera pada etiket.

V. 6 Masalah analisis yang disebabkan kadar & matriks dalam sampel

____

V. 7 Usulan (secara singkat) pengujian mutu bahan baku & sediaan


(metode utama & alternatif)

 Analisa kualitatif
Metode utama
- Menggunakan Spektrum serapan inframerah
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium
bromida P menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang
yang sama seperti pada Cilotazol BPFI.
Metode alternative
- Menggunakan Kromatografi cair kinerja tinggi
Waktu retensi puncak utama pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 Analisa kuantitatif
Metode utama
- Menggunakan Kromatografi cair kinerja tinggi
o Fase gerak yang digunakan adalah campuran air-asetonitril P- metanol P
(10:7:3)
o Larutan baku yang digunakan Cilotazol BPFI
o Caranya dengan menyuntikkan secara terpisah masing-masing sejumlah
volume sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji, ke
dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama.
Waktu retensi puncak utama pada kromatogram Larutan uji sesuai
dengan waktu retensi puncak utama pada kromatogram Larutan baku
yang diperoleh pada Penetapan kadar

Metode alternatif
- Menggunakan Spektro

VI. Wadah dan informasi obat

 Nama Obat
Farazol
Cilotazol Tablet 100mg

25
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

 Uraian kerja farmol


Cilostazol bekerja dengan menghambat platelet (trombosit) saling menempel sehingga
mencegah terjadinya penggumpalan darah. Cilostazol juga membuat pembuluh darah
melebar (vasodilator), sehingga memperlancar aliran darah dan menambah pasokan
oksigen pada sel tubuh. Cilostazol adalah inhibitor selektif phosphodiesterase tipe 3
( PDE 3 ) dengan fokus terapeutik pada peningkatan cAMP. Peningkatan cAMP
menghasilkan peningkatan bentuk aktif protein kinase A (PKA), yang secara langsung
berkaitan dengan penghambatan dalam agregasi trombosit.

 Indikasi
Antiplatelet Vasodilator

 Kontraindikasi
Gangguan ginjal berat: bersihan kreatinin ≤ 25 ml / mnt. Gangguan hati sedang atau
berat. Gagal jantung kongenesif. Pasien dengan predisposisi perdarahan yang
diketahui (misalnya ulkus peptikum aktif, baru-baru ini (dalam enam bulan) stroke
haemoragik. Pasien dengan riwayat takikardia ventrikel. Pasien yang diobati secara
bersamaan dengan dua atau lebih agen antiplatelet atau antikoagulan. Pasien dengan
angina pektoris yang tidak stabil, infark miokard dalam 6 bulan terakhir, atau
intervensi koroner dalam 6 bulan terakhir.

 Efek samping
Efek samping Cilotazol diantranya adalah mengantuk, sakit kepala, diare, Kesemutan,
nyeri sendi, batuk, pilek, pusing, Mudah memar atau berdarah, infeksi saluran
pernafasan, takikardia.

 Bentuk sediaan
Tablet

 Kandungan obat / komposisi


1 tablet mengandung :
Cilotazol 100 mg

 Volume / jumlah
1 Box terisi 10 blister @ 10 tablet

 Dosis
Kecuali ditentukan lain oleh dokter, dosis dianjurkan adalah :
Dewasa : Berikan 1 tablet setidaknya satu setengah jam sebelum atau 2 jam setelah
sarapan dan makan malam

 Cara pakai
Ditelan dengan air

26
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

 Peringatan
Farazol tidak sesuai untuk anak-anak dibawah 12 tahun. Farazol tidak boleh
digunakan untuk jangka panjang atau degan dosis tinggi tanpa resep dari dokter.

 Penandaan berdasarkan UU (tanda golongan obat & peringatan)

 Label kocok dahulu, harus dengan resep dokter, obat luar, dll (bila perlu)
Harus dengan resep dokter

 Batas kadaluarsa
Desember 2022

 Wadah & kemasan


1 Box terisi 1 blister @ 10 tablet
Simpan di tempat sejuk dan kering

 Cara simpan
Simpan ditempat yang aman, jauh dari jangkauan anak-anak.

 No. Bets
18101

 No. Registrasi
GKL1818121810A1
 Nama pabrik
P.T. KND PHARMACEUTICAL
®
FARAZOL
 Simbol pabrik TABLET
Cilotazol 100mg

Komposisi :
Cilotazol .......... .................................... 100mg

Indikasi :
 Alamat pabrik Mengurangi nyeri otot dan kram yang terjadi
selama berolahraga.
Palembang, Indonesia Aturan Pakai :
Dewasa :
1 tablet setelah makan setiap 12 jam setelah
sarapan dan makan malam.

Efek Samping :
Sakit kepala, kesemutan, nyeri sendi,
takikardidiare, mudah memar dan berdarah,
batuk, pilek, pusing,.

Kontra Indikasi :
Ganguan gijal berat, gangguan hati,
CHF, penggunaan antiplatelet lain.

PERINGATAN :
JANGAN DIGUNAKAN TANPA RESEP
DOJTER.

Simpan pada suhu 150C-30oC, dalam wadah


tertutup rapat, hindarkan dari panas cahaya

No Reg : DKL1818121810A1
No Batch : 181010
Exp : Desember 2022
HET : Rp. 170.500,-

27
Diproduksi Oleh:
PT. KND
PHARMACEUTICAL
PALEMBANG (SUMATERA SELATAN)
INDONESIA
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

base 250 mg kapsul


MANCHLOR

MANCLOR
Chloramphenicol
CHLORAMPHENICOL BASE 250 MG

10 STRIP @ 10 KAPSUL

MAN CH LOR
KOMPOSISI : DOSIS :
Tiap kapsul mengandung chloramphenicol base 250 mg - Dewasa, anak-anak dan bayi berumur di atas 2 minggu : 50
Mg/kg bobot badan sehari dalam 3-4 dosis terbagi
INDIKASI : - Bayi berumur di bawah 2 minggu : 25 Mg/kg bobt badan
Pilihan utama untuk pengobatan tifus, paratifus sehari dalam dosis terbagi
Infeksi berat yang disebabkan oleh :
Salmonella Sp. Simpan dalam wadah tertutup rapat (25-30° C)
H. Influenzae Harus Dengan Resep Dokter
Ricketsia No. Batch :∞

Lymphogranuloma – psithachosis Exp. Date :∞

Gram negatif yang menyebabkan bakterimia meningitis Tgl. Produk :∞

MANCHLOR
base 250 mg kapsul

MANCLOR
Chloramphenicol

CHLORAMPHENICOL BASE 250 MG

10 STRIP @ 10 KAPSUL

EFEK SAMPING :
Diskrasia darah terutama aplastik anemia yang dapat menjadi
PERINGATAN DAN PERHATIAN :
serius dan fatal.
Tidak dianjurkan penggunaan untuk wanita hamil dan
Gangguan gastrointestinal misalnya: mual, muntah, diare.
menyusui karena keamanannya belum dapat dipastikan.
Reaksi hipersensitif lainnya misalnya anafilatik, urtikaria.
Pemakaian jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan
Sindrom gray pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur.
hematologi secara berkala.
Hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas
KONTRAINDIKASI :
penyebabnya, kecuali bila ada kemungkinan infeksi berat.
Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan
28
timbulnya superinfeksi dengan bakteri dan jamur.
Penderita yang hipersensitif terhadap chloramphenicol.
Penderita gangguan fatal hati yang berat.
Penderita gangguan ginjal yang berat.
Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi
ginjal dan hati, bayi yang lahir prematur.
INTERAKSI OBAT : Lihat Brosur
Tidak untuk pencegahan infeksi, pengobatan influenza,
batuk dan pilek.
HET untuk 100 kapsul : Rp. 90.0000,-
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

FARAZOL
CILOTAZOL 100 MG

1BLISTER @ 10 TABLET

FARAZOL
KOMPOSISI : DOSIS :
Tiap kapsul Cilotazol 100 mg - Dewasa, anak-anak dan bayi berumur di atas 2 minggu : 50
Mg/kg bobot badan sehari dalam 3-4 dosis terbagi
INDIKASI :
Antiplatelet Vasodilator - Bayi berumur di bawah 2 minggu : 25 Mg/kg bobt badan
Pilihan utama untuk pengobatan tifus, paratifus sehari dalam

Simpan dalam wadah tertutup rapat (25-30° C).

Harus Dengan Resep Dokter No. Batch :∞

Exp. Date :∞

Tgl. Produk :∞

FARAZOL
CILOTAZOL 100 MG

1 BLISTER @ 10 TABLET

EFEK SAMPING :
Diskrasia darah terutama aplastik anemia yang dapat menjadi
PERINGATAN DAN PERHATIAN :
serius dan fatal.
Tidak dianjurkan penggunaan untuk wanita hamil dan
Gangguan gastrointestinal misalnya: mual, muntah, diare.
menyusui karena keamanannya belum dapat dipastikan.
Reaksi hipersensitif lainnya misalnya anafilatik, urtikaria.
Pemakaian jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan
Sindrom gray pada bayi baru lahir, terutama bayi prematur.
Bersihan kreatinin secara berkala.
Hanya digunakan untuk infeksi yang sudah jelas
KONTRAINDIKASI :
penyebabnya, kecuali bila ada kemungkinan infeksi berat.
Penderita yang hipersensitif terhadap cilotazol.
Perlu dilakukan pengawasan terhadap kemungkinan
Penderita gangguan fatal hati yang berat.
Penyakit penyerta.
Penderita gangguan ginjal yang berat.
Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi
ginjal dan hati, bayi yang lahir prematur.
INTERAKSI OBAT : Lihat Brosur

HET : Rp. 170.000,-

DAFTAR PUSTAKA

29
FORMAT UPP APOTEKER STFB 2018

1. American Society of Health System Pharmacist. 2011. AHFS Drug Information. United State of
America
2. Brunton, L.L., Dandan, R.H., dan Knollmann, B.C. 2017. Goodman & Gilman’s The Parmacological
Basis of Therapeutics. Thirteen editions. New York: Mc Graw Hill Education.
3. Florey, K. 1975. Analytical Profiles of Drug Substances and Excipients. Volume 04. New York:
Academic Press
4. Florey, K. 1976. Profiles of Drug Substances, Excipients, and Related Methodology. Volume 05. New
York: Academic Press
5. Kemenkes RI, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
6. Katzung, B.G., dan Trevor, A.J. 2014. Basic & Clinical Pharmacology. Thirteen Edition. New York: Mc
Graw Hill Education.
7. Moffat, A.C., dan Galicket, L.Y. 2004. Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons In Pharmaceuticals,
Body Fluits and Postmortem Material. Third edition. London: Pharmaceutical Press.
8. Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Sixth
edition. New York: Pharmaceutical Press
9. Sweetman, S.C. 2009. Martindale The Complete Drug Reference. Thirty sixth edition. London:
Pharmaceutical Press.
10. USPDI. 1997. Drug Information for the Health Care Professional 17 th ed. Volume 1. Greenwood
Village, CO: Micromedex. Inc.

30

Anda mungkin juga menyukai