Anda di halaman 1dari 9

Standarisasi Parameter Non Spesifik Rimpang Bangle

(Zingiber purpureum Roxb) Dengan Variasi Dua Tempat


Tumbuh

Alifia Bahy Pratiwi1)*, Sumantri 2), Emy Susanti3)

1Program Studi S1 Farmasi, Universitas Wahid Hasyim Hasyim, Semarang


2, 3
Dosen Pembimbing Fakultas Farmasi pertama: Bagian Kimia Farmasi, Universitas
Wahid Hasyim, Semrang
*E-mail: fia290396@gmail.com

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ekstrak etanol rimpang bangle


(Zingiber purpureum Roxb) dengan variasi dua tempat tumbuh menggunakan metode
ultrasonik dan pelarut etanol ekstrak yang diperoleh diamati parameter non spesifik
meliputi penetapan kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, susut
pengeringan, bobot jenis dan cemaran logam berat. Hasil pengujian parameter non
spesifik ekstrak etanol rimpang bangle dari bangle didapatkan hasil kadar air 1,20095 ±
0,00998, kadar abu total 1,82003 ± 0,09118, kadar abu tidak larut asam 0,41160 ±
0,00554, bobot jenis 0,99922 ± 0,00167, susut pengeringan 4,44059 ± 0,77179, cemaran
logam berat Pb 0,477 mg/kg, Hg 0,053 mg/kg, Cd <0,005 mg/kg. Sedangkan ekstrak
etanol rimpang bangle yang berasal dari kota Semarang kadar air 1,48589 ± 0,04069,
kadar abu total 6,04953 ± 0,08232, kadar abu tidak larut asam 0,41160 ± 0,00554, bobot
jenis 0,99916 ± 0,00005 susut pengeringan 8,29183 ± 0,43213, cemaran logam berat Pb
0,458 mg/kg, Hg 0,013mg/kg, Cd <0,005 mg/kg. Berdasarkan hasil tersebut ekstrak
rimpang bangle dari kota Malang dan kota Semarang pada parameter kadar air, kadar abu
total, abu tidak larut asam, bobot jenis, susut pengeringan dan cemaran logam berat
memenuhi persyaratan berdasarkan Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat,
kecuali Parameter kadar abu total dari semarang tidak memenuhi persyaratan berdasarkan
Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.

Kata Kunci: Standarisasi, Ekstrak rimpang bangle, Parameter non spesifik, Dengan
variasi dua tempat tumbuh.

1
ABSTRACT
This study aims to prove the ethanol extract of rhizome bangle (Zingiber
purpureum Roxb) with a variation of two growing sites using ultrasonic methods and
ethanol solvent extract obtained non-specific parameters observed include determination
of water content, total ash content, acid insoluble ash content, drying shrinkage, specific
gravity and heavy metal contamination. The results of testing non-specific parameters of
bangle rhizome ethanol extract from bangle obtained the results of water content 1,20095
± 0.00998, total ash content 1.82003 ± 0.09118, acid insoluble ash content 0.41160 ±
0.00554, specific gravity 0 , 99922 ± 0.00167, drying losses 4.44059 ± 0.77179, heavy
metal contamination Pb 0.477 mg / kg, Hg 0.053 mg / kg, Cd <0.005 mg / kg. While the
ethanol extract of rhizome bangle originating from the city of Semarang water content is
1.48589 ± 0.04069, total ash content is 6.04953 ± 0.08232, acid insoluble ash content is
0.41160 ± 0.00554, specific gravity is 0.99916 ± 0.00005 drying losses 8.29183 ±
0.43213, heavy metal contamination Pb 0.458 mg / kg, Hg 0.013 mg / kg, Cd <0.005 mg /
kg. Based on these results, bangle rhizome extracts from Malang and Semarang cities on
the parameters of water content, total ash content, acid insoluble ash, specific gravity,
shrinkage of drying and contamination of heavy metals meet the requirements based on
the Common Standards of Medicinal Plant Extracts Parameters, except Parameters of
total ash content from Semarang does not meet the requirements based on the Common
Standard for Medicinal Plant Extract Parameters.

Keywords: Standardization, bangle rhizome extract, non-specific parameters, with


variations of two growing places

Kores pondensi penulis:


Alifia Bahy Pratiwi
Universitas Wahid Hasyim Semarang
Jalan Menoreh Tengah X/22 Sampangan Semarang
E-mail: wahidhasyim@unwahas.ac.id

2
PENDAHULUAN
Indonesia terdapat berbagai macam tanaman yang memiliki potensi sebagai anti
penyakit infeksi sampai degeneratif, salah satunya rimpang bangle.Rimpang Bangle
adalah tanaman yang tumbuh di daerah Asia yang ber iklim tropis dariIndia hingga
Indonesia. Rimpang Bangle terbukti mengandung saponin, flavonoid, tanin, alkaloid,
steroid dan triterpenoid (Majaw dkk., 2009), hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa
ekstrak rimpang bangle mempunyai potensi sebagai antioksidan (Rissanwati dkk., 2004),
antibakteri (Anindia dkk., 2017), antihipertensi (Auliya, 2018) dan antimalaria
(Karismaningtyas, 2017).
Melihat besarnya khasiat yang dimiliki rimpang bangle sebagai tanaman obat,
maka perlu dilakukan upaya dalam mengembangkan obat tradisional diperlukan
pengendalian mutu simplisia yang akan digunakan untuk bahan baku obat. Ekstrak
sebagai bahan dan produk kefarmasian yang berasal dari simplisia harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan untuk dapat menjadi obat herbal terstandar atau obat
fitofarmaka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan standarisasi.
Rimpang Bangle sejauh ini sudah dilakukan standarisasi non spesifik oleh karena
peneliti ingin melihat perbedaan mutu rimpang bangle berdasarkan variasi tempat tumbuh
yang membedakan antara dataran tinggi dan dataran rendah karena terdapat beberapa
faktor misalnya genetik, lingkungan, rekayasa agronomi, waktu dan pasca panen (DepKes
RI, 2000). Maka dilakukan standarisasi pada ekstrak etanol rimpang bangle (Zingiber
purpureum Roxb) sehingga dapat menetapkan keamanan mutu dan kualitas bahan-bahan
baku ekstrak yang digunakan dalam menunjang kesehatan.
Pengujian standarisasi dilakukan pada rimpang bangle dengan menggunakan
metode ultrasonik menggunakan pelarut etanol 96%. Etanol memiliki kemampuan untuk
menyari dengan polaritas yang tinggi mulai dari senyawa non polar sampai polar
(Saifudin dkk., 2011).

METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan blander, oven dan timbanagn elektrik (Ohaus), blender,
vacuum pump, rotary evaporator, moisture content balance, ayakan, backer glass 500 ml
(Pyrex), piknometer, gelas ukur, mikropipet, pipet tetes, seperangkat alat Atomic
Emission Spectrometry (ICP), tungku perabuan (furnace), gravimetry, kertas saring,
kertas saring bebas abu, krus silikat, tanur, destilasi, heating mantel dan timbang elektrik
(Ohaus).
Bahan yang digunakan rimpang bangle yang di peroleh dari Malang danSemarang,
untuk serbuk rimpang bangle dan etanol 96%, asam perklorat, asam nitrat (HNO3) pekat,
toluen P, asam sulfat (H2SO4) encer, air dan aquadest.

Jalannya Penelitian
Determinasi tanaman
Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan Jurusan
Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang.

Pembuatan bahan dan pembuatan serbuk


Rimpang bangle diperoleh Kota Malang dan Kota Semarang dipisahkan
berdasarkan lokasi pengambilan kemudian rimpang bangle disortasi basah untuk
menghilangkan kotoran dan bahan-bahan asing lainya. Rimpang bangle dirajang secara

3
melintang dengan ketebalan 3-6 mm dan di keringkan dengan oven dengan suhu 40-50◦C,
setelah itu dihaluskan menggunakan blander hingga menjadi serbuk, kemudian diayak
mengunakan ayakan no 40 mesh. Kemudian serbuk di cek kadar air dengan moisture
content balance selama 15 menit. Persyaratan pengecekan kadar air yaitu ≤10%.

Ekstraksi rimpang bangle dengan metode ultrasonik dengan etanol 96%


Serbuk kering rimpang bangle halus dari masing-masing tempat tumbuh diekstrak
dengan etanol 96% menggunakkan metode ekstrak ultrasonik dengn kecepatanya 20.000
Khz. Serbuk rimpang bangle dimasukkan kedalam 2 buah backer glass 500 ml dengan
masing-masing serbuk 2500 gram dan pelarut 25000 ml (1:10). Campuran tersebut
diaduk menggunakan batang pengaduk dan ditutup dengan alumunium foil agar pelarut
tidak menguap, kemudian diletakkan pada alat ekstraksi ultrasonik. Ekstrak dilakukan
selama 20 menit dengan suhu ruangan 35◦C. Ekstrak cair yang diperoleh diuapkan dengan
tekanan dalam Rotary Evaporator dalam temperature <50 ◦C hingga diperoleh konsistensi
kental.

Pengukuran Parameter Non Spesifik


a. Parameter Kadar Air
Toluen dijenuhkan dengan air terlebih dahulu, setelah dikocok didiamkan selama
24 jam ekstrak ditimbang seksama sebanyak 2,5 gram, dan dimasukkan ke dalam labu.
Kemudian dimasukkan lebih kurang 100 ml toluen P ke dalam labu dan alat
dihubungkan. Setelah lapisan air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dan
dihitung kadar air dalam persen.
b. Parameter Kadar Abu Total
Ekstrak rimpang bangle ditimbang sebanyak 2-3 gram dengan menggunakan cawan
porselin yang sudah diketahui beratnya. Mengarangkan diatas nyala pembakar, lalu
abukan pada tanur listrik pada suhu 550ºC sampai pengabuan. Kemudian, didinginkan
menggunakan eksikator. Ulang, hingga bobot tetap.
c. Kadar abu tidak larut asam
Ekstrak rimpang bangle ditimbang sebanyak 2-3 gram dengan menggunakan
cawan porselin yang sudah diketahui beratnya. Mengarangkan diatas nyala pembakar,
lalu abukan pada tanur listrik pada suhu 550ºC sampai pengabuan. Didinginkan
dengan eksikator, abu yang didapat dilarutkan dengan 25 ml HCl 10%, didihkan
disaring melalui kertas saring bebas abu, dicuci dengan air panas, pijarkan hingga
bobot tetap, timbang. Hitung kadar kadar abu yang tidak larut dalam asam terhadap
bahan yang telah dikeringkan di udara.
d. Bobot Jenis
Piknometer diisi dengan air aquabidest pasang tutup piknometer dan dikeringkan
mengunakan tisu, hindari adanya gelembung udara. Piknometer diisi aquabidest dicatat
dan ukur temperatur air distilasi pada suhu rungan, dan kelembapan.
e. Penetapan susut pengeringan
Ekstrak daun atau kulit batang berenuk dalam 1 gram hingga 2 gram dimasukkan
dalam botol timbang (sebelumnya dipanaskan pada suhu 105°C selama 30 menit).
Ekstrak sebelum ditimbang diratakan dalam botol timbang, dengan lapisan setebal 5 mm
hingga 10 mm. Dikeringkan pada suhu 105°C hingga bobot tetap.
f. Cemaran logam berat
Ekstrak ditimbang 1 gram dan di tambahkan 10 mL HNO3 pekat, panaskan dengan
heating mantel hingga kering atau kental. Ekstrak yang kental dan dingin ditambahkan

4
aquadest 10 mL dan asam perklorat 5 ml, dipanaskan hingga kental lalu disaring kelabu
ukur 50 ml dan ditambahkan aquadest hingga tanda batas. Sampel diukur dengan alat
Atomic Emission Spectrometry (ICP). Maksimal residu Pb tidak boleh melebihi 10
mg/kg ekstrak, residu Hg tidak melebihi 0,5 mg/kg ekstrak,dan Cd tidak melebihi 0,3
mg/kg ekstrak
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji determinasi
Determinasi tanaman bertujuan untuk mendapatkan kebenaran identitas dari
tanaman sehingga dapat menghindari kesalahan terhadap tanaman yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Rincian dari hasil determinasi adalah sebagai berikut: 1b, 2b, 3b, 4b,
12b, 13b, 14b, 17b, 18b, 19b, 20b, 21b, 22b, 23b, 24b, 25b, 26b, 27a, 28b, 29b, 30b, 31a,
32a, 33b, 333a, 334b, 335a, 336a, 337b, 338a, 339b, 340a, ……………….. Famili 207.
Zingiberaceae 1a, 2b, 6a 124a, ……..Genus Zingiber 1a, 2a, ……… Species: Zingiber
purpureum Roxb (Zingiber montanum J. Koenig) Link ex A.Dietr).
Ekstrak Etanol Rimpang Bangle

Gambar 1. (a), Ekstrak rimpang bangle Semarang (b)ekstrak rimpang bangle Malang

Ekstrak etanol rimpang bangle yang berasal dari Malang memperoleh ekstrak
kental sebanyak 243,1 gram dengan rendemen 8,10%, sedangkan yang dari Semarang
246,7 gram dengan rendemen 9,87%. Rendemen ekstrak merupakan perbandingan
ekstrak yang didapat dengan simplisa awal.Rendemen ekstrak digunakan untuk standar
mutu ekstrak maupun fesiensi ekstrak.
Ekstrak rimpang bangle kota Malang dan Semarang diujikan ke parameter non
spesifik yang meliputi kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam, bobot jenis,
susut pengeringan. Data yang didapatkan tercantum pada table I.

5
Tabel I. Data parameter non spesifik ekstrak rimpang bangle
Parameter Ekstrak rimpang Ekstrak rimpang Standar
bangle bangle (Depkes
Malang % Semarang % RI, 2008)
Kadar Air 1.20095±0.00998 1.48589±0.04069 <5 %
Kadar Abu Total 1,82003 ± 0,09118 6,04953 ± 0,08232 < 5%
Kadar Abu Tak Larut Asam 0,41160 ± 0,00554 0,28309 ± 0,00103 ≤ 3,5 %
Bobot Jenis 0,99922 ± 0,00167 0,99916 ± 0,00005 -
Susut Pengeringan 4,44059 ± 0,77179 8,29183 ± 0,43213 <10%

a. Kadar Air
Depkes RI (2008) menyatakan bahwa batas kadar air yang ditetapkan adalah ≤ 5%.
Ekstrak rimpang bangle tidak melebihi batas kadar air yang ditetapkan. Hasil kadar air
ekstrak rimpang bangle Malang sebesar 1.20095±0.00998 dan Semarang sebesar
1.48589±0.04069 hal tersebut sesuai literatur bahwa kadar air dalam ekstrak tidak
melebihi 5%. Tingginya kadar air disebabkan oleh proses pengeringan yang kurang
optimal (Prasetyo dan Inoriah, 2013) serta absorpsi air kedalam ekstrak saat proses
penyimpanan akibat lingkungan yang lembab (Saifudin et al., 2011). Pengaturan kadar air
sesuat dengan standar bertujuan untuk menghindari pertubuhan jamur yang cepat pada
ekstrak (Soetarno dan Soediro, 1997).
b. Kadar Abu Total
Depkes RI (2008) menyatakan bahwa batas kadar abu total yang ditetapkan
adalah ≤ 5%. Ekstrak rimpang bangle tidak melebihi batas kadar air yang ditetapkan.
Hasil kadar air ekstrak rimpang bangle Malang sebesar 1,82003 ± 0,09118dan
Semarang sebesar 6,04953 ± 0,08232 hasil dairi kota Malang sesuai literature yang
tidak melebihi 5% dari syarat kadar abu total sedangkan hasil dari kota Semarang
bahwa kadar abu total dalam ekstrak melebihi 5% hal ini disebabkan karena Sifat
fisik bahan atau ekstrak dapat dipengaruhi oleh adanya kadar senyawa anorganik
ataupun mineral yang adapada ekstrak (Winarno, 1987).
c. Kadar Abu Tidak Larut Asam
Depkes RI (2008) menyatakan bahwa batas kadar abu total yang ditetapkan adalah
≤ 5%. Ekstrak rimpang bangle tidak melebihi batas kadar air yang ditetapkan. Hasil kadar
air ekstrak rimpang bangle Malang sebesar 0,41160 ± 0,00554 dan Semarang sebesar
0,28309 ± 0,00103 hal tersebut sesuai literatur bahwa kadar air dalam ekstrak tidak
melebihi 3,5%. 3,5%. Penetapan kadar abu tidak larut asam dimaksudkan untuk
mengevaluasi ekstrak dari kontaminasi tanah dan pasir.
d. Bobot Jenis
Ekstak etanol rimpang bangle rameter bobot jenis dari ekstrak rimpang bangle dari
dataran tinggi dan dataran rendah menunjukkan hasil yang berbeda. Perbedaan hasil dari
penetapan bobot jenis ekstrak rimpang bangle tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot
jenisnya juga besar, volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan
berpengaruh tergantung pula pada massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat,
bobot molekulnya serta kekentalan suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya,

6
temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat
menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula pada suhu yang
sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung
bobot jenisnya.
e. Susut Pengeringan
Ekstak etanol rimpang bangle pada dua tempat tumbuh kadar abu dari dataran
tinggi Malang 4,44059±0.77179 dan ekstrak etanol rimpang bangle dataran rendah
Semarang 8,29183±0.43213. Hasil susut pengeringan pada dua tempat tumbuh dataran
tinggi dan dataran rendah memenuhi standar dalam ekstrak kental rimpang bangle yaitu
tidak lebih dari 10%.

Ekstrak rimpang bangle kota Malang dan Semarang diujikan ke parameter non
spesifik diuji dengan cemaran logam berat. Data didapatkan tercantum pada table II.
Tabel II. Data parameter non spesifik ekstrak rimpang bangle
Parameter Non Hasil (mg/kg) Standar yang
Spesfik Semarang Malang ditentukan
(mg/kg)
Logam Timbal 0,458 0,477 < 10
(Pb)
Logam Merkuri 0,013 0,053 < 0,3
(Hg)
Logam Kardium < 0,005 < 0,005 < 0,005
(Cd)

f. Cemaran Logam Berat


Hasil cemaran logam berat pada ekstrak etanol rimpang bangle dari kota Malang
dan kota Semarang memenuhi persyaratan batas maksimum cemaran logam berat. Hasil
dari ketiga uji logam berat tersebut menunjukan bahwa etanol rimpang bangle dari
Semarang dan Malang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Pengaruh untuk
mengurangin kelebihan logam berat dan berpengaruh pada kesehatan manusia apabila
melebihi batas yang sudah ditetapkan.

KESIMPULAN
1. Penetapan parameternon spesifik ekstrak etanol rimpang bangle (Zingiber purpureum
Roxb) dari kota Malang dan kota Semarang pada parameter kadar air, kadar abu total,
abu tidak larut asam, bobot jenis, susut pengeringan dan cemaran logam berat
memenuhi persyaratan berdasarkan Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan
Obat, kecuali Parameter kadar abu total dari semarang tidak memenuhi persyaratan
berdasarkan Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
2. Berdasarkan uji independent T-test parameter non spesifik yang meliputi : kadar air,
kadar abu total, kadar abu tidak larut asamdan susut pengeringan dari kota Malang dan
kota Semarang menunjukkan hasil ada berbeda bermakna, artinya ekstrak rimpang
bangle ada perbedaan, sedangkan hasil parameter non spesifik bobot jenis dari kota
Malang dan Semarang menunjukkan hasil tidak ada berbeda bermakna, artinya ekstrak
rimpang bangle tidak ada perbedaan.

7
UCAPAN TERIMA KASIH
1. Ibu Agnes Budiarti, M.Sc., Apt Selaku Dekan Farmasi Universitas Wahid Hasyim
Semarang.
2. Bapak Drs. Ibrahim Arifin selaku wakil dekan yang telah mensupport, memberi
arahan dan memberikan semangat
3. Bapak Dr. Sumantri, M.Sc., Apt selaku dosen pembimbing utama yang dengan sabar
membimbing, mengarahkan, dan mendorong penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Ibu Emy Susanti, M.Biomed.,Apt selaku dosen pembimbing pendamping yang
dengan sabar membimbing mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat
berguna sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Maria Ulfah, M., Sc., Apt selaku penguji I dan Devi Nisa Hidayati, M, Sc., Apt
sebagai penguji II yang telah meluangkan waktu untuk menguji skripsi ini, serta
member kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini.
6. Sahabatku, keluarga baru di kos Margana lantai II serta temanku di dunia streaming
Kristin, Tatik, Kiki, Dimas, Teguh, Sopiyan yang selalu menyemangati dan
memotivasi selama penyusunan skripsiku.
.
DAFTAR PUSTAKA
Anindya, M.PS, Boy B. R. S., 2004, Purwajantiningsih, E., Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Etanol dan Hekson Daun Bangle (Zingiber Cassumunar Roxb) Terhadap Bakteri
Escbericia coli dan Staphylococuus aureus. Fakultas Teknobiologi, Universitas
Atma Jaya, Yogyakarta.
Auliya, N.R., 2018, Skrining Aktivitas Antihipertensi dari Ekstrak Etanol 70%. Rimpang:
Jahe Merah (Zinglber Officinale Roscoe), Bangle (Zingiber Purpureun Roscoe)
Temu kunci (Boesenbergia rotunda ( L. ) Mansf), Temu Putih (kaempfria rotunda
L.) Pada tikus yang diinduksi Adrenalin.Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
DepKes RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2008, Taksonomi Koleksi
Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup, Direktorat Obat Asli Indonesia,
Jakarta.
Karismaningtyas, H., 2017, Uji Aktivitas Granul Efer Vesen Ekstrak Etanol Rimpang
Bangle (zingiber cassumunar Roxb) sebagai Antimalaria secara invivo. Skripsi,
Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Jember.
Prasetyo, M. S., dan Inoriah, E., 2013, Pengelolaan Budidaya Tanaman Obat-Obatan
(Bahan Simplisia). Badan Penelitian Fakultas UNIB, Bengkulu.
Rissanwati, I,. Fachriyah, E., Kusrini, D., 2004. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Aktif
dari Ekstrak Aseton Rimpang Bangle (Zingiber Cassumunar Roxb) sebagai
antioksidan, Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, Vol. 17.

8
S Majaw, J Moirangthem, Qualitative and quantitative Analysis of Clerodendron
colebrookianum walp. leaves and Zingiber cassumunar Roxb. Rhizomes, Ethnol
botanical Leaflets, 2009.
Saifudin, A., Rahayu., dan Teruna, 2011, Standardisasi Bahan Obat Alam, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Soetarno, S., dan Soediro,I.S., 1997. Standarisasi Mutu Simplisia dan Ekstrak Bahan
Obat Tradisional, Presidium Temu Ilmiah Nasional Bidang Farmasi.
Winarno. F.G. 1987. Uji Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.Stark, H., 1998, The dynamics of surface adsorption, Proceedings of the
International Congress on Current Aspects of Quantum Chemistry, London, U.K.,
Carbo R., ed., Prentice Hall, 24 – 36.

Anda mungkin juga menyukai