Anda di halaman 1dari 7

ANTI JAMUR

KELOMPOK 3
PENGERTIAN ANTIJAMUR

Antijamur adalah senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi


yang disebabkan oleh jamur (Siswandono dan Soekardjo, 2016). Antijamur
mempunyai dua pengertian yaitu suatu senyawa yang dapat membunuh
fungi (dikenal sebagai fungisidal) dan senyawa yang dapat menghambat
fungi tanpa mematikannya (dikenal dengan fungistatik).
Mekanisme antijamur dapat dikelompokkan menjadi:
a. Gangguan pada membran sel
Akibat mekanisme gangguan pada membran sel dalam mempengaruhi
permeabilitas membran sel mengakibatkan sel kehilangan isi selnya,
misalnya ion potassium. Antibiotik polien membentuk kompleks dengan
sterol dan merusak fungsi membran. Mekanisme ini mempunyai efek
fungisidal.
b. Penghambatan sintesis kitin
Mekanisme penghambatan sintesis kitin merupakan mekanisme yang
paling ideal dan selektif tanpa memberikan efek samping pada manusia
atau tumbuhan.
c. Penghambatan sintesis asam nukleat dan
protein Penghambatan pada sintesis asam
nukleat dan protein hanya mempunyai efek
fungistatik. Contoh : blastidin, griseovulvin,
dan 5-fluorositosin.
Anti jamur Untuk Infeksi Sistemik
1. Golongan Imidazol
Imidiazol merupakan obat antijamur spectrum luas dan
resistensinya jarang timbul. Imidiazol tidak diabsorpsi dengan
baik secara oral, kecuali ketokonazol (Neal, 2010).Yang
termasuk dalam golongan ini adalah mikonazol, klotrimazol,
ketokonazol, flukonazol, itrakonazol, triazol, ekonazol,
isokonazol, tiokonazol, dan bifonazol.Sifat dan penggunaan
golongan ini praktis tidak berbeda (Munaf, 2011).
Mekanisme kerja obat dalam golongan ini belum semuanya
diketahui. Obat jenis ini bekerja dengan memblok biosintetis
lipid yang dibutuhkan oleh jamur, khususnya ergosterol dalam
membrane sel jamur, dan mungkin juga dengan mekanisme
tambahan lain (mengganggu sistesis asam nukleat atau
penimbunan peroksida dalam sel jamur yang menimbulkan
kerusakan) (Munaf, 2010).
1. Ketokonazol
Ketokonazol merupakan suatu antijamur sintetik yang memiliki rumus
bangun mirip dengan mikonazol dan kotrimazol.Mekanisme kerja obat ini
adalah dengan masuk ke dalam sel jamur dan menimbulkan kerusakan
pada dinding sel. Mungkin juga terjadi gangguan sintetis asam nukleat
atau penimbunan peroksida dalam sel yang merusak jamur (Munaf,
2011).
2. Flukonazol Flukonazol merupakan derivate triazol, antijamur yang poten,
yang bekerja spesifik menghambat pembentukan sterol pada membrane
sel jamur.Flukonazol bekerja dengan spesifitas yang tinggi pada enzim-
enzim “ cytochrome P-450 dependent” (Munaf, 2011).
3. Amfoterisin B
Amfoterisin B dihasilkan oleh Sterptomyces nodosus.Untuk infeksi jamur
sistemik, amfoterisin B diberikan melalui infuse secara perlahan-lahan.
Amfoterisin B berikatan dengan Beta-lipoprotein plasma dan disimpan
dalam jaringan depot, serta sukar berpenetrasi ke dalam SSP. Untuk
meningitis jamur diperlukan pemberian secara intratekal.Pengembalian
obat dari depot ke sirkulasi berlangsung lambat.Sebagian kecil diekskresi
melalui urine atau empedu dalam waktu >1 minggu. Obat ini umumnya
didegradasikan secara lokal di jaringan depot (Munaf, 2011).

Obat ini bekerja dengan berikatan dengan membran sel jamur yang sensitive.
Integrasi dengan sterol-sterol membran sel jamur lebih permiabel
terhadap molekul-molekul yang kecil.Amfoterisin B mempunyai aktivitas
fungisid dan fungistatik terhadap sel-sel jamur yang sedang tumbuh dan
yang tidak (Munaf, 2011).

Anda mungkin juga menyukai