Anda di halaman 1dari 35

Dosen: Prof. Dr.

Ediati, Apt
Editor: Asni Fathul Jannah
Tanggal: 23 Februari 2021

Intravenous Immunoglobulin (IVIg) dan Sitokin

A. Intravenous Immunoglobulin (IVIg)


Intravenous Immunoglobulin (IVIg) is a solution of
highly purified immunoglobulin G, derived from large pools of
human plasma that contain antibodies against a broad spectrum
of bacterial and viral agents.
(Artinya: Imunoglobulin Intravena (IVIg) adalah larutan
imunoglobulin G yang sangat murni, berasal dari kumpulan besar
plasma manusia yang mengandung antibodi terhadap spektrum
luas agen bakteri dan virus.)

1. Therapy
IVIg contains more than 90% of all IgG subclasses. IVIg
is a pooled antibody preparation that is treated to remove
potential blood-borne pathogens. Blocking the fc signal receptors
in one of the primary benefits of IVIg therapy because it
interrupts the normal immune process that results in tissue cell
destruction.
(Artinya: IVIg mengandung lebih dari 90% dari semua subclass
IgG. IVIg adalah persiapan antibodi yang dikumpulkan serta
dirawat untuk menghilangkan patogen yang ditularkan melalui
darah. Memblokir reseptor sinyal fc adalah salah satu manfaat
utama dari terapi IVIg karena itu mengganggu proses kekebalan
imun normal yang mengakibatkan kerusakan sel jaringan.)

Catatan PISC:
IVIg adalah kumpulan antibodi IgG manusia yang dikumpulkan
dari plasma beberapa ribu donor darah.
Apa sih perbedaan dari plasma dan serum?
Plasma adalah cairan dari darah yang bisa dipisahkan dengan
antikoagulan. Sedangkan serum tidak menggunakan
antikoagulan.
Apabila darah di ambil dan didiamkan selama beberapa saat
maka akan terpisah antara sel sel darah marah dengan serum.

Penjelasan dari gambar Immunotherapy with Human


Intravenous Immunomuglobin
Dari plasma darah itu mengandung antibodi, kemudian antibodi
direkatkan pada protein yang bernama “beta amyloid’.
Selanjutnya kompleks antara protein dan antibodi ini akan
diberikan pada penderita yang membutuhkan antibodi dari luar.
Kompleks ini akan dikenali oleh Fc receptor dari antibodi yang
nantinya akan diolah dan dihasilkan bagian-bagian dari antibodi
sehingga nantinya akan menimbulkan efek.

Mode of action
IVIg contains anti-idiotypic IgG and has been indicative
of lowering beta amyloid levels in Alzheimer’s patients. The F(ab)
portion of idiotypic IgG can selectively target aggregates of
beta amyloid proteins called “oligomers” that are toxic to brain
cells, while ignoring the benign single-molecule forms of the same
proteins. The basic for the selective recognize the oligomer’s
misfolded shape.
(Artinya: IVIg mengandung IgG anti-idiotipik dan telah
menunjukkan penurunan kadar beta amiloid pada pasien
Alzheimer. Bagian F(ab) dari IgG idiotipik dapat secara selektif
menargetkan agregat protein beta amiloid yang disebut
"oligomer" yang bersifat toksik bagi sel-sel otak, sementara
mengabaikan bentuk molekul tunggal jinak dari protein yang sama.
Dasar untuk selektif mengenali bentuk oligomer yang salah
lipatan.)
Intravenous immunoglobulin (IVIg) adalah produk darah
yang diberikan secara intravena. Mengandung antibodi polivalen
IgG plasma yang dikumpulkan dari lebih 1000 donor.
IVIg bisa berefek antara 2 minggu sampai dengan 3
bulan setelah sekali diberikan IVIg (tergantung pada kondisi
pasien).
Intravenous immunoglobulin (IVIg) digunakan untuk
pengobatan:
1. Immune deficiencies yaitu X-linked agammaglobulinemia,
hypogammaglobulinemia (primary immune deficiencies), dan
acquired compromised immunity conditions (secondary
immune deficiencies) featuring low antibody levels.
2. Autoimmune diseases yaitu immune thrombocytopenia.
3. Inflammatory diseases yaitu Kawasaki disease.
4. Acute infections (Infeksi akut).

Pemberian IVIg Immunotherapy pada pasien COVID-19


Catatan PISC:
IVIg bisa juga diberikan pada pasien penderita COVID-19.
IVIg ini akan memberikan respon imun alami (Complement
scavenging). Lalu juga nantinya akan mengaktifkan sel T
(Regulasi timbal balik dari efek sel Th1 dan Th17 dan sel T
regulasi). Selain itu, dari pemberian IVIg untuk pasien COVID-
19 ini akan menghambat aktivasi sel imun bawaan dan sekresi
mediator inflamasi.

The impact of IVIg on the innate and the adaptive immune


compartments in the context of autoimmune.
(Dampak IVIg pada kompartemen imun bawaan dan adaptif dalam
konteks autoimun)
Catatan PISC:
Dampak Pada Imunitas Bawaan
- Efek regulasi di NK
- Supresi aktivasi dan produksi NO
- Penghambatan pematangan dan fungsi DC
- Blokade pengaktifan dan modulasi ekspresi FcyR
- Naturalisasi komponen pelengkap yang aktif Penghambatan
sitokin inflamasi (IL-1β, INF-y, IL-17, TNF-α, ...)
- Augmentasi sitokin anti inflamasi (IL-1RA, IL-10).
Dampak Pada Imunitas Adaptif
- Menggeser keseimbangan efektor Th (Turunnya Th1 dan
Th17)
- Perluasan Treg
- Modulasi aktivasi dan repertoar sel B.
- Naturalisasi autoantibodi.

Syarat dari U.S. Food and Drug Administration (FDA), untuk


produk IVIG:
• Prepared out of at least 1,000 different human donors.
(Disiapkan dari setidaknya 1.000 donor manusia yang
berbeda.)
• All four IgG subgroups (1-4) should be present.
(Empat subkelompok IgG (1-4) harus ada.)
• The IgG should maintain biological activity and lifetime of at
least 21 days.
(IgG harus mempertahankan aktivitas biologis dan seumur hi
dup minimal 21 hari.)
• Does not contain samples which are HIV, hepatitis B,
hepatitis C positive.
(Tidak mengandung sampel yang HIV, hepatitis B, hepatitis C
positif.)
• Screened and treated in a manner that destroys viruses.
(Disaring dan ditangani dengan cara menghancurkan virus)

(Ini gambarnya emang udah burem dari sananya ☹)


Catatan PISC:
Penjelasan gambar diatas
Darah diambil, kemudian dipisahkan dari cairan yang warna
kuning (yang mengandung IgG)

IVIg is also considered a modulator of the immune


system and was shown to be beneficial in treating numerous
autoimmune diseases such as relapsing, myasthenia gravis (MG),
pemphigus, polymyositis (PM), dermatomyositis (DM), Wegener's
granulomatosis (WG), Churg-Strauss syndrome, chronic
inflammatory demyelinating polyneuropathy (CIDP) and more.
(Artinya: IVIg juga dianggap sebagai modulator sistem
kekebalan dan terbukti bermanfaat dalam mengobati berbagai
penyakit autoimun seperti relapsing, myasthenia gravis (MG),
pemphigus, polymyositis (PM), dermatomyositis (DM), Wegener's
granulomatosis (WG), Churg-Strauss syndrome, chronic
inflammatory demyelinating polyneuropathy (CIDP) dan abanyak
lagi.)
IVIg can be given to pregnant women. IVIG is also used
as a treatment for unexplained recurring miscarriages. The
effectiveness of the therapy is controversial.
(Artinya: IVIg bisa diberikan pada ibu hamil. IVIG juga
digunakan sebagai pengobatan untuk keguguran berulang yang
tidak dapat dijelaskan. Efektivitas terapi masih kontroversial.)
IVIG cost is stable but over $75/g. ($15,000 for a
100 kg (220 lbs) person at 2g/kg)
(Artinya: Biaya IVIg stabil tetapi lebih dari $ 75 / g. ($ 15.000
untuk 100 kg (220 lbs) orang di 2g / kg))
Bagaimana IVIg berkerja pada penderitan Myasthenia Gravis?

Catatan PISC:
Myasthenia gravis adalah melemahnya otot tubuh akibat gangg
uan pada saraf dan otot. Ini adalah suatu penyakit autoimun dim
ana tubuh secara salah memproduksi antibodi terhadap resepto
r asetilkolin (AChR) sehingga jumlah AchR di neuromuscular juc
tion berkurang.
Dengan pemberian infus IVIg yang mengandung antibodi baik ya
ng nantinya akan berikatan dengan AChR. Dan antibodi yang bai
k tersebut akan melawan antibodi jahat pada pasien Myasthenia
gravis tersebut.
Mekanisme IVIg

Catatan PISC:
- Fetal RBC (Red blood cell) nantinya akan menembus plasent
a yang mengandung antibodi.
- IVIg nantinya memblok immunoglobulin yang kurang baik.

Dosage (Dosis)
Dosage of IVIG is dependent on indication. For primary
immune dysfunction 100 to 400 mg/kg of body weight every 3 to
4 weeks is implemented. However, that is just a starting dose.
The dose needs to be adjusted on the needs of the patient. The
therapeutic dose is the one that prevents serious infections and
prevents the patient from getting more infections than the
general population.
For neurological and autoimmune diseases 2 grams per
kilogram of body weight is implemented for three to six months
over a fifth day course once a month. Then maintenance therapy
of 100 to 400 mg/kg of body weight every 3 to 4 weeks follows.
Artinya:
Dosis IVIG tergantung pada indikasi. Untuk disfungsi kekebalan
primer diterapkan 100 sampai 400 mg / kg berat badan setiap 3-
4 minggu. Namun, itu baru dosis awal. Dosis perlu disesuaikan
dengan kebutuhan pasien. Dosis terapeutik adalah dosis yang
mencegah infeksi serius dan mencegah pasien terkena lebih
banyak infeksi daripada populasi umum.
Untuk penyakit neurologis dan autoimun, 2 g/kgBB diterapkan
selama 3-6 bulan selama 5 hari penyajian dalam sebulan sekali.
Kemudian terapi pemeliharaan 100 sampai 400 mg/kgBB setiap 3
sampai 4 minggu mengikuti.

Complications and side effects (Komplikasi dan efek samping)


Although routine use of IVIg is common practice,
sometimes for long term treatments, and is considered safe,
complications of IVIg therapy are known and include:
• Headache
• Dermatitis - usually peeling of the skin of the palms and
soles.
• Infection (such as HIV or viral hepatitis) by contaminated
blood product; there is also an as yet unknown risk of
contracting variant CJD (vCJD) however the process
whereby the product is extracted shows that the
contaminants are usually not present in the product.
• Pulmonary edema from fluid overload, due to the high colloid
oncotic pressure of IVIg.
• Allergic/anaphylactic reactions; for example, anaphylactic
shock, especially in IgA deficient patients, who by definition
can still produce IgG antibodies (IgA deficient patients are
more likely to produce IgG against the IVIg administration
than normal patients).
• Damage such as hepatitis caused directly by antibodies
contained in the pooled IVIg.
• Acute kidney injury
• Venous thrombosis
• Aseptic meningitis
Artinya:
Meskipun penggunaan IVIg secara rutin adalah praktik yang
umum, terkadang untuk perawatan jangka panjang, dan dianggap
aman, komplikasi dari terapi IVIg diketahui dan meliputi:
• Sakit kepala
• Dermatitis - biasanya pengelupasan kulit pada telapak tangan
dan telapak kaki.
• Infeksi (seperti HIV atau virus hepatitis) oleh produk darah
yang terkontaminasi; ada juga risiko yang belum diketahui
untuk tertular varian CJD (vCJD) namun proses di mana
produk diekstraksi menunjukkan bahwa kontaminan biasanya
tidak ada dalam produk.
• Edema paru akibat kelebihan cairan, akibat tekanan onkotik
koloid IVIg yang tinggi.
• Reaksi alergi / anafilaksis; misalnya, syok anafilaksis,
terutama pada pasien defisiensi IgA, yang menurut definisi
masih dapat menghasilkan antibodi IgG (pasien defisiensi
IgA lebih mungkin untuk memproduksi IgG melawan
pemberian IVIg daripada pasien normal).
• Kerusakan seperti hepatitis yang disebabkan langsung oleh
antibodi yang terkandung dalam IVIg yang dikumpulkan.
• Cedera ginjal akut
• Trombosis vena
• Meningitis aseptic
How is IVIg made? (Bagaimana IVIg dibuat?)
There is a highly specialized and lengthy process used to
manufacture IVIg. It begins in blood centers across the country
where tens of thousands of healthy individuals donate their
plasma (the portion of the blood where the immune globulins and
other blood proteins are contained). The plasma from all of these
individuals is then pooled together, and then chemically treated
to isolate the immune globulins and remove any other blood
proteins or blood-borne pathogens. The end result is a highly
purified immune globulin preparation that is then packaged and
ready to be infused.
Artinya: Ada proses yang sangat terspesialisasi dan panjang yang
digunakan untuk memproduksi IVIg. Hal ini dimulai di pusat darah
di suatu negera dimana puluhan ribu orang sehat menyumbangkan
plasma mereka (bagian darah di mana globulin imun dan protein
darah lainnya terkandung). Plasma dari semua individu ini
kemudian dikumpulkan bersama-sama, dan kemudian secara
kimiawi diolah untuk mengisolasi imunoglobulin dan menghilangkan
protein darah lainnya atau patogen yang dibawa melalui darah.
Hasil akhirnya adalah sediaan imunoglobulin yang sangat murni
dan kemudian dikemas serta siap untuk diinfuskan.

Is IVIg safe? (Apakah IVIg aman?)


Yes! Since IVIg is derived from human plasma,
theoretically there is a risk of viral transmission; however, every
possible precaution and step is taken to ensure patient safety.
The blood centers are strictly monitored and regulated
by the FDA and the manufacturers of IVIg, as well as the
individual donors, undergo an in-depth screening process to
determine that they have not been exposed to certain pathogens,
such as the HIV or hepatitis virus. Furthermore, during the
manufacturing process, viral inactivation and removal steps are
taken as an extra precaution.
Artinya:
Iya! Karena IVIg berasal dari plasma manusia, secara teoritis ada
risiko penularan virus; namun, setiap tindakan pencegahan dan
langkah yang mungkin diambil untuk memastikan keselamatan
pasien.
Pusat darah diawasi dan diatur secara ketat oleh FDA dan
produsen IVIg, serta masing-masing donor, menjalani proses
skrining mendalam untuk menentukan bahwa mereka belum
terpejan patogen tertentu, seperti HIV atau virus hepatitis.
Selain itu, selama proses pembuatan, langkah-langkah inaktivasi
dan penghapusan virus dilakukan sebagai tindakan pencegahan
ekstra.

How does IVIg work? (Bagaimana IVIg bekerja?)


It is unclear as to exactly how IVIg works within the
body. For patients who are unable to produce their own
antibodies, IVIg is used to temporarily provide these patients
with the antibodies they need to ward off infection.
In patients with autoimmune diseases, or other
conditions where the body's immune system is not functioning as
it should, IVIG can help regulate an overactive immune system by
signal it to slow down or stop inflammatory processes.
It has also been hypothesized that IVIg might redirect
the out-of-control immune system from the body's tissues by
serving as a target for the auto antibodies. While it is possible
to debate the mechanisms by which IVIg successfully treats
diseases, there is no denying its efficacy; IVIg has significantly
improved the quality of life for many individuals.
Artinya:
Tidak jelas persis bagaimana IVIg bekerja di dalam tubuh. Untuk
pasien yang tidak dapat menghasilkan antibodi sendiri, IVIg
digunakan untuk sementara waktu menyediakan antibodi yang
dibutuhkan pasien untuk menangkal infeksi.
Pada pasien dengan penyakit autoimun, atau kondisi lain di mana
sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
IVIg dapat membantu mengatur sistem kekebalan yang terlalu
aktif dengan memberi sinyal untuk memperlambat atau
menghentikan proses inflamasi.
Juga telah dihipotesiskan bahwa IVIg mungkin mengalihkan
sistem kekebalan yang tidak terkendali dari jaringan tubuh
sebagai target antibodi otomatis. Meskipun masih ada
kemungkinan untuk memperdebatkan mekanisme dimana
berhasilnya IVIg mengobati penyakit, efikasinya tak dapat
disangkal karna IVIg telah meningkatkan kualitas hidup banyak
orang secara signifikan.

Why do I have to have regular infusions? (Mengapa saya


harus mendapat infus teratur?)
IVIg does not affect your immune system ability to
produce immune globulins; it simply increases the antibody level
within your body.
Antibodies whether those produced naturally by your
body or those infused in the form of IVIg are eventually
metabolized and eliminated by your body, usually in about 3-4
weeks.
Regular infusions are necessary to maintain immune
globulin levels within the desired range.
Artinya:
IVIg tidak memengaruhi kemampuan sistem kekebalan Anda
untuk menghasilkan imunoglobulin; itu hanya meningkatkan tingkat
antibodi di dalam tubuh Anda.
Antibodi baik yang diproduksi secara alami oleh tubuh Anda atau
yang diinfuskan dalam bentuk IVIg pada akhirnya dimetabolisme
dan dihilangkan oleh tubuh Anda, biasanya dalam waktu sekitar 3-
4 minggu.
Infus teratur diperlukan untuk menjaga tingkat imunoglobulin
dalam kisaran yang diinginkan.

What kinds of side effects can I expect? (Apa jenis efek


samping yang dapat saya harapkan?)
The most common side effects include headache, nausea,
low-grade fever, chills, rash, neck/back stiffness, and fatigue.
Generally, these side effects are mild and tolerable and most
often, they can be alleviated by decreasing the rate of infusion.
More serious side effects, such as allergic reactions, are rare,
but have been reported.
It is possible to reduce the severity of the side effects
associated with IVIg infusions.
Your physician may suggest premedication with
acetaminophen or antihistamines; corticosteroids are also an
option your doctor might conside. It is also important to make
sure that you are sufficiently hydrated before your infusions.
Make sure that you are drinking plenty of water for several days
before your infusion.
Artinya:
Efek samping yang paling umum termasuk sakit kepala, mual,
demam ringan, menggigil, ruam, leher / punggung kaku, dan
kelelahan. Umumnya, efek samping ini ringan dan dapat
ditoleransi dan paling sering, dapat dikurangi dengan menurunkan
kecepatan infus. Efek samping yang lebih serius, seperti reaksi
alergi, jarang terjadi, tetapi telah dilaporkan.
Sangat mungkin untuk mengurangi keparahan efek samping yang
berhubungan dengan infus IVIg.
Dokter mungkin menyarankan premedikasi dengan asetaminofen
atau antihistamin; kortikosteroid juga merupakan pilihan yang
mungkin dipertimbangkan oleh dokter. Penting juga untuk
memastikan bahwa pasien cukup terhidrasi sebelum infus.
Pastikan Disarankan untuk minum banyak air selama beberapa
hari sebelum infus.

Are there different brands of IVIg? How are they


different? (Apakah ada merek IVIg yang berbeda? Bagaimana
mereka berbeda?)
Currently there are 11 brands of IVIg available in the
United States. They are all essentially therapeutically equivalent,
however they do differ from each other in terms of sugar,
sodium, and antibody content, as well as the presence of
preservatives or latex.
Artinya: Saat ini ada 11 merek IVIg yang tersedia di Amerika
Serikat. Mereka semua pada dasarnya setara secara terapeutik,
namun mereka berbeda satu sama lain dalam hal kandungan gula,
natrium, dan antibodi, serta adanya pengawet atau lateks.

Production
• An ideal IVIg preparation would contain structurally and
functionally intact immunoglobulin molecules with a normal
biological half-life and a normal proportion of IgG
subclasses.
(Sediaan IVIg yang ideal akan mengandung molekul imunoglob
ulin utuh secara struktural dan fungsional dengan waktu paru
h biologis normal dan proporsi normal subkelas IgG.)
• The preparation should contain high levels of antibody or
antibodies relevant to its proposed use.
(Sediaan harus mengandung antibodi tingkat tinggi atau
antibodi yang relevan dengan penggunaan yang diusulkan)
• There should be no contamination and vasomotor
peptides, endotoxin or infectious agents.
(Tidak boleh ada kontaminasi dan peptida vasomotor,
endotoksin, atau agen infeksi.)
• Nearly all IVIg preparations are isolated from pooled
human plasma (1 000 to 10 000 donors) by the Cohn alcohol
fractionation method which results in five plasma fractions.
(Hampir semua sediaan IVIg diisolasi dari plasma manusia
yang terkumpul (1.000 hingga 10.000 donor) dengan metode
Cohn alcohol fractionation (fraksinasi alkohol Cohn) yang
menghasilkan lima fraksi plasma.)
• The Cohn fraction II contains the bulk of the antibodies
and is appropriate for intramuscular and subcutaneous use.
(Fraksi Cohn II mengandung sebagian besar antibodi dan
sesuai untuk penggunaan intramuskular dan subkutan.)
• This fraction is further purified for the production of
IVIg. The WHO has established the following production
criteria for IVIg)
(Fraksi ini selanjutnya dimurnikan untuk produksi IVIG. WHO
telah menetapkan kriteria produksi IVIG berikut ini:)
1. Each lot should be derived from plasma pooled from at
least 1 000 donors.
(Setiap lot harus berasal dari plasma yang dikumpulkan
dari setidaknya 1.000 donor.)
2. It should contain at least 90% intact IgG with the
subclasses present in ratios similar to normal pooled
plasma.
(Harus mengandung setidaknya 90% IgG utuh dengan
subclass hadir dalam rasio yang mirip dengan kumpulan
plasma normal.)
3. IgG molecules should maintain biological activity such as
complement fixation.
(Molekul IgG harus menjaga aktivitas biologis seperti
fiksasi komplemen)
4. It should be free from contaminants of prekallikrein
activator kinins, plasma proteases and preservatives.
(Harus bebas dari kontaminan kinin aktivator
prekallikrein, protease plasma dan pengawet.)
5. It should be free from infectious agents.
(Harus bebas dari agen infeksius.)
• As for all blood products donors are screened for hepatitis
B surface antigen, HIV -p24 antigen, and antibodies to
syphilis, HIV-1, HIV-2 and hepatitis C.
(Untuk semua produk darah, donor diskrining terhadap
antigen permukaan hepatitis B, antigen HIV -p24, dan
antibodi terhadap sifilis, HIV-1, HIV-2 dan hepatitis C.)

Efek Samping IVIg


• Headache (Sakit kepala)
• Fast heart rate (Detak jantung cepat)
• Dizziness or feeling light-headed (Pusing atau perasaan
pusing)
• Backache (Sakit punggung)
• Flushing of face (Wajar memerah)
• Nausea or feeling sick to the stomach (Mual atau mati rasa
pada perut)
• Stomach pain (Sakit perut)
• Throwing up (Muntah)
• Muscle pain or tenderness (Nyeri atau nyeri otot)
• Tightness in the chest or wheezing (Sesak didada atau
mengi)
• Rash or hives (RUam atau gatal-gatal)
• Chills or feeling cold (Menggigil atau merasa kedinginan)
• Fever (Demam)
Kecepatan Infus IVIg

Mulai:
• 0,01 ml / kg / menit
• (0,5 mg / kg / menit larutan 5%)
Meningkat:
• Tingkatkan dua kali lipat dengan interval 15-30 menit
Maksimum:
• 0,08 ml / kg / menit
• (4 mg / kg / menit larutan 5%)
• atau hingga tingkat toleransi maksimum (tergantung pada kon
disi pasien
Pantau:
Tanda Vital dan kondisi pasien sebelum dan 5-10 menit setelah se
tiap perubahan kecepatan
Catatan PISC:
Terdapat perbedaan pada struktur dari Immunoglobulin Normal
dengan Multiple Donor Immunoglobulin (IVIg). Pada IVIg 40%-
nya adalah dimer (senyawa kimia yang terdiri dari dua molekul y
ang identik atau mirip, dan terikat bersama-sama) dan 60% sisa
nya merupakan monomer (senyawa kimia tunggal).
Immunomodulatory Effect of Immune Globulin on B Cells and
T cells
(Efek Imunomodulator dari Imun Globulin pada Sel B dan Sel T)

1. Complement-mediated cytoxicity (Sitoksisitas yang dimedi


asi oleh komplemen)

2. Antibody-dependent cell-mediated cytoxicity (Sitoksisitas


yang dimediasi sel yang bergantung pada antibodi)
3. Activation of caspases and apoptosis (Aktivasi caspases d
an apoptosis)
B. Sitokin

Efek Sitokin (Parakrin) Pada Berbagai Sel

Tumor necrosis factor (TNF)-a


 Respon imun terhadap bakteri gram (-): LPS/endotoxin
 TNF konsentrasi rendah:
- Meningkatkan adhesi endothelium terhadap leukosit
- Meningkatkan adhesi neutrofil & killing activity.
- Memacu produksi IL-1, IL-6 & IL-8
 TNF konsentrasi tinggi  masuk sirkulasi
sistemik:
- Pirogen endogenus  hypothalamus
- Pirogen eksogenus  di dalam serum bersama IL-1
- Memacu sel fagosit meningkatkan sekresi IL-1, IL-6
- bersama IL-1 & IL-6 memacu sintesis protein fase akut
oleh hepatosit.
 TNF konsentrasi sangat tinggi  lethal
- kolaps sirkulasi: disseminated intravascular coagulation
(DIC)
Interferon
Interferon adalah sitokin disekresi oleh sel vertebrata
akibat paparan virus, bakteri, protozoa, mycoplasma, mitogen, dan
senyawa lainnya.
The name of the proteins comes from their ability to
interfere with the production of new virus particles.
(Artinya: Nama protein berasal dari kemampuannya untuk
mengganggu produksi partikel virus baru.)
1. Interferon (IFN- I) tipe I
- IFN-α (IFN leukosit dan INF- β (INFfibroblast)
- Peran:
Menghambat replikasi virus
Menghambat proliferasi sel terinfeksi virus.
2. Interferon (IFN- II) tipe II
- IFN-γ
- Peran: pengatur sistem imun (inflamasi).

.
Mekanisme Aksi
Penggunaan Terapeutik Interferon

Sitokin Penstimulasi Hematopoietik


Produksi sel hematopoeitik dikontrol dengan ketat oleh k
elompok sitokin hematopoietic.
Setiap sitokin mempunyai multi aksi. 3 sitokin yang rutin
digunakan dalam klinik, untuk menstimulasi produksi sel, yaitu:
1. Eritropoietin (EPO)
2. Granulosit colony-stimulating factor (G-CSF)
3. Granulosit-makrofag colony-stimulating factor (GM-CSF)

1. Granulocyte Monocyte Colony Stimulating Factor (GM-


CSF)
GM-CSF adalah sitokin yang berfungsi sebagai faktor
pertumbuhan sel darah putih.
GM-CSF menstimulasi sel induk ( stem cells) untuk
produksi granulosit (neutrofil, eosinofil, dan basofil) dan
monosit. Monosit keluar dari sirkulasi darah dan migrasi ke
jaringan serta menjadi dewasa sebagai makrofag.
Granulocyte-macrophage colony-stimulating factor
(GM-CSF) adalah senyawa protein yang disekresi oleh
macrophages (makrofag), T cells, mast cells, endothelial
cells dan fibroblasts.
2. Eritropoietin (EPO)
Produksi eritropoitin dalam tubuh bergantung pada
tekanan oksigen jaringan dan dimodulasi oleh suatu
mekanisme umpan balik positif maupun negatif.
Pada tekanan oksigen yang rendah, produksi EPO
meningkat yang akan menimbulkan peningkatan produksi
eritrosit di sumsum tulang. Peningkatan suplai oksigen menuju
jaringan akan menyebabkan penurunan produksi EPO.
Penurunan produksi EPO akan menimbulkan anemia.

Penggunaan sitokin dalam bidang pengobatan


Several growth factors are used therapeutically.
(Beberapa faktor pertumbuhan digunakan sebagai terapi.)
• Erythropoietin, which stimulates the growth of red blood
cells, is used to treat anemia associated with chronic kidney
failure, cancer chemotherapy, and zidovudine (AZT) therapy
in AIDS patients.
(Artinya: Erythropoietin, yang merangsang pertumbuhan sel
darah merah, digunakan untuk mengobati anemia yang
berhubungan dengan gagal ginjal kronis, kemoterapi kanker,
dan terapi AZT pada pasien AIDS.)
• Granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF; filgrastim)
and granulocyte-macrophage colony-stimulating factor
(GM-CSF; sargramostim) are used to stimulate the
production of white blood cells in patients with cancer.
These agents also can be used to mobilize hematopoietic
progenitor cells (hematopoietic stem cells) into the
peripheral blood circulation in order to generate cells that
can be harvested and used for autologous bone marrow
transplant.
(Artinya: Granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF;
filgrastim) and granulocyte-macrophage colony-stimulating
factor (GM-CSF; sargramostim) digunakan untuk merangsang
produksi sel darah putih pada pasien dengan kanker. Agen ini
juga dapat digunakan untuk memobilisasi sel progenitor
hematopoietik (sel induk hematopoietik) ke dalam sirkulasi
darah perifer untuk menghasilkan sel yang dapat dipanen dan
digunakan untuk transplantasi sumsum tulang autologus.)
• Antibodi penetral TNF-α, IL-1Ra (antagonis sitokin), dan
reseptor IL-1, untuk mengontrol aktivitas sel Th, digunakan
untuk pengobatan inflamatori kronik.
• Anti-IL-2R, IL-1R dan IL-1Ra, untuk menghambat aktivitas
sel Th dalam respon aloantigen, pada pasien transplan ginjal.
• IL-4 dan IL-13, dapat menurunkan produksi IgE, digunakan
untuk pengobatan alergi.

Peran sitokin dan reseptor sitokin dalam penyakit.


1. Toxic Shock Syndrome
Adanya superantigen yang dilepas oleh mikroorganisme
tertentu, misal Staphylococcus aureus atau Streptococcus
pyogenes, menyebabkan produksi sitokin oleh sel T (IL-1 dan
TNF-α) yang berlebihan.
Hal ini dapat menyebabkan demam, pembekuan darah, diare,
hipotensi, dan shock, yang kadang-kadang bisa fatal.
2. Bacterial Septic Shock
Produksi sitokin yang berlebihan, juga dihubungkan dengan
infeksi yang disebabkan bakteri gram negatif, yaitu E.coli,
Klebsiella pneumonia, Enterobacter aerogenes, Pseudomonas
aeruginosa dan Neisseria meningitiditis . Endotoksin yang
diproduksi oleh bakteri-bakteri tersebut, menstimulasi
makrofag, yang melepas IL-1 dan TNF-α berlebihan, yang
dapat menyebabkan fatal.
3. Cancer
Beberapa kanker limfoid dan mieloid, dihubungkan dengan
produksi sitokin dan atau ekspresi reseptornya yang tinggi.
Misal leukemia sel T yang merupakan gabungan malignansi dan
produksi sitokin dan reseptornya yang berlebihan, yang
disebabkan HTLV-1. Sel T yang terinfeksi HTLV-1 (human T
cell lymphoma retrovirus) akan memproduksi IL-2 dan
reseptornya, berlebihan. Myelomas (neoplastic sel B), yang
memproduksi IL-6, berlebihan. Penyakit Hodgkin,
memproduksi sitokin berlebihan, terutama IL-5.
4. Autoimun
Banyak fakta menunjukkan, bahwa sel T mengontrol
terjadinya autoantibodi dan pengaturan autoimunitas. SLE,
penyakit autoimun sistemik, menyebabkan produksi IL-10
yang berlebihan

Parameter yang sering diusulkan dalam penelitian imunologi


• Aktivitas makrofag
• Metode latex-bead
• Aktivitas proliferasi limfosit - Metode MTT
• Produksi antibodi
Penghitungan jumlah sel limfosit dapat dilakukan dengan beberapa
cara, antara lain:
1. Direct counting
 Penghitungan secara langsung menggunakan
hemositometer setelah sel dicat dengan metil biru atau
tripan biru.
 Setelah diinkubasi selama 48 jam, tambahkan 10 ul
metilen biru atau tripan biru, biarkan beberapa menit.
 Selanjutnya sel dihitung secara manual menggunakan
hemositometer.
 Sel yang mati berwarna biru sedang sel yang masih hidup
berwarna terang.
2. Menggunakan metode MTT (3-(4,5-Dimethylthiazol-2-yl)-
2,5-diphenyltetrazolium bromide, a tetrazole).
 Setelah diinkubasi selama 48 jam, tambahkan 20 ul MTT
2,5 mg/ml dan inkubasikan selama 2 jam.
 Selanjutnya tambahkan 100 ul reagen stopper (SDS 10%
dalam HCl 0,01 N).
 Ukur absorban menggunakan microplate reader pada
panjang gelombang 550 nm.
3. Untuk menghitung jumlah sel, juga dapat digunakan
metode Flowcytometri
Reaksi Reduksi MTT menjadi formazan

Sel Limfosit
Uji Fagositosis/Fagositasi Makrofag Metode Lateks
1. Prosedur kerja
2. Bahan dan alat
• Sel makrofag hasil isolasi Topik II
• Lateks ukuran 3 µ 
• RPMI 1640
• PBS (phosphat-buffered saline)
• 24-well multiwell plate
• Coverslips 14 mm
• Mikroskope
• Cat Giemsa

Hasil Metode Lateks

Anda mungkin juga menyukai