Kehidupan
Gizi Pada Ibu Hamil, Ibu
Menyusui, ASI, Susu Formula,
MP-ASI, Gizi Pada Bayi,
Balita
Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat
ANGGOTA KELOMPOK
KELOMPOK 4 KELAS B
-Julivia Anggraini
KELOMPOK 4 KELAS A (2010713040) KELOMPOK 4 KELAS C
- Nanda Juwita Z.
-Dhanifa Aldeana M. (2010713012) -Hafidz Alfarisi
(2010713003) -Nike Mutia A. ( 2010713018)
- Anisa Afianti Nur (2010713070) - Aulia Annisafitri
KELOMPOK 4 KELAS D
(2010713012) -Defitria Nabila (2010713077)
-Adella Delisa Putri (2010713097) -Andini Rizki Yanti
-Triayu Nur Afifah
(2010713013) -Hernisa S. R. (2010713089)
(2010713132)
-Arimbi Prashintya S. (2010713115_) -Ewing Tiara P.
- Zahra Afifah
(2010713029) (2010713134) (2010713104)
-Novinda Alvionita -Shafa Adzkia Aulia -Sekar Ayu Putri
(2010713033) (2010713139) (2010713124)
-Risma Pertiwi
(2010713151)
-Mutiara Aisyah F.
Subpokok Pembahasan
- Pengertian Daur Kehidupan
- Kebutuhan dan Fungsi Zat Gizi
- Asuhan Gizi Ibu Menyusui, dan Bayi
- Pengertian bayi, batita, balita
- Kebutuhan Zat Gizi Pada Bayi, Batita, Balita
- Masalah Makan dan Gizi Bayi, Batita, Balita
- Mitos dan Tabu Makanan Pada Ibu Hamil, Nifas,
Menyusui, Bayi, Balita, Balita
PENGERTIAN
DAUR
KEHIDUPAN
Daur : merupakan peredaran masa maupun tahun, sedangkan siklus merupakan putaran
waktu yang di dalamnya meliputi rangkaian kejadian berulang secara teratur (Kamus
Besar Bahasa Indonesia. 5th edn, no date)
Kehidupan : Kehidupan manusia merupakan satu rentang proses panjang yang di
dalamnya terjadi perkembangan, baik secara fisik maupun psikis, menuju salah satu
tahap tertentu (Utomo, Rumpoko and Meiyuntari, 2015).
Daur Kehidupan :
Rangkaian perjalanan hidup seseorang dari lahir hingga meninggal. Daur hidup tersebut
berlaku bagi setiap manusia tanpa terkecuali dan dengan siklus yang sama, dimulai dari
masa kehamilan, menyusui, bayi, balita, usia sekolah, remaja, dewasa, dan usia lanjut.
#4
Untuk acuan
pendidikan gizi dan
label pangan yang
mencantumkan
informasi nilai gizi
Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
LEMAK
SEHAT
Prinsip Dasar
Makanan Sehat
PROTEIN SAYUR
TANPA
LEMAK
Kebutuhan Nutrisi Mikronutrien
Suplementasi Suplementasi
Zinc Magnesium Omega 6 Omega 3
Zat Makro
Energi Protein
Karbohidrat Lemak
kebutuhan gizi pada ibu menyusui
Zat Mikro
Asam Asam
Air Folat Arkobat
ASUHAN GIZI
PADA IBU
HAMIL
TRIMESTER I, II,
III
PENGERTIAN KEHAMILAN 07 05 21
INISIASI
MENYUSUI
DINI
Pengertian, Tahapan, Pre-feeding behaviour, dan Manfaat
PENGERTIAN INISIASI MENYUSU DINI
(IMD) 07 01 21
MARYUNAN
IRAWAN, 2013 RIKSANI, 2012
I, 2012
1. Pada 30 menit pertama, bayi diam tidak bergerak dan sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya.
Masa ini merupakan masa peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan.
2. Antara 30-40 menit bayi akan mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium, dan
menjilat tangan. Bayi mencium dan menjilat cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama
dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Sehingga, bau ini akan membimbing bayi untuk
menemukan puting susu ibu.
3. Saat bayi menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi akan mulai mengeluarkan air liur.
4. Bayi mulai merangkak ke arah payudara dengan kaki yang menekan perut ibu. Kemudian bayi akan
menjilat-jilat kulit ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu, menoleh kanan dan kiri, dan meremas
daerah puting susu.
5. Bayi menemukan, menjilat, mengulum, membuka mulut lebar, dan melekat pada puting dengan baik.
MANFAAT IMD 11 01 21
Mencegah kanker
Manfaat Bagi Keluarga dan Negara07 05 21
KANDUN
GAN ASI
1. Air = 88,1% 7. Vitamin yang larut dalam air (B, C, asam
folat) 07 05 21
2. Protein = 0,9 gram/100 ml
8. Mineral (kalsium dan zat besi)
3. Karbohidrat = 7 gram/100 ml
9. Enzim = 20 enzim aktif
4. Lemak = 3,5 gram/100 ml
PSIKOLOG EMOSION
IS AL
Psikologis ibu sangat
menentukan keberhasilan Emosi yang tidak stabil dapat
NEXT
pemberian ASI. ibu yang tidak mempengaruhi reflex oksitosin
mempunyai keyakinan menyusui yang akhirnya menekan
bayinya akan kekurangan pengeluaran ASI.
produksi ASI
FAKTOR INTERNAL
KONDISI KESEHATAN
KELAINAN PAYUDARA
IBU
Kondisi kesehatan ibu juga dapat
Tiga hari pasca persalinan payudara sering
mempengaruhi pemberian ASI secara
terasa penuh, tegang, dan nyeri. Kondisi ini
eksklusif. Pada keadaan tertentu, bayi tidak
terjadi akibat adanya bendungan pada
mendapat ASI sama sekali, misalnya dokter
pembuluh darah di payudara sebagai tanda
melarang ibu untuk menyusui karena sedang
ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi, apabila
menderita penyakit yang dapat
payudara merasa sakit pada saat menyusui ibu
membahayakan ibu atau bayinya, seperti
pasti akan berhenti memberikan ASI padahal
penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS, TBC, sakit
itu menyebabkan payudara mengkilat dan
jantung berat, ibu sedang menderita infeksi
bertambah parah bahkan ibu bisa menjadi
virus berat, ibu sedang dirawat di Rumah
demam
Sakit atau ibu meninggal dunia
FAKTOR EKSTERNAL
DUKUNGAN PETUGAS
PEKERJAAN IBU
SUAMI KESEHATAN
Ibu yang bekerja akan memiliki
Dukungan suami adalah kesibukan yang lebih
dukungan yang paling berarti Kurangnya motivasi
dibandingkan dengan ibu yang dari petugas kesehatan
bagi ibu. Suami dapat ikut serta tidak bekerja sehingga ibu tidak
berperan aktif untuk dapat mempengaruhi
memperhatikan kebutuhan ASI pemberian ASI karena
memberikan dukungan secara bayinya, hal tersebut akan
emosional dan bantuan – masyarakat kurang
mempengaruhi keterlambatan mendapat penerangan
bantuan praktis dalam ibu untuk memberikan ASI
keberhasilan pemberian ASI atau dorongan tentang
secara eksklusif. manfaat pemberian ASI
eksklusif.
FAKTOR EKSTERNAL 07 05 21
PROMOSI SUSU
UMUR
FORMULA
Peningkatan sarana
komunikasi dan transportasi Umur yang sesuai, sangat
yang memudahkan baik dan sangat mendukung
periklanan distribusi susu dalam pemberian ASI
buatan menimbulkan eksklusif adalah umur 20-35
tumbuhnya keengganan tahun. Sementara umur yang
untuk menyusui baik di desa kurang dari 20 tahun
atau perkotaan hingga ke dianggap masih belum
tempat pelayanan kesehatan matang
KEUNGGU
LAN ASI
Keunggulan ASI (Air Susu
07 05 21
Ibu)
Keunggulan yang dimiliki oleh ASI dibandingkan dengan susu lain antara lain ;
(Roesli,2014)
Keunggulan lainnya : 07 05 21
1.
Kaya zat penting yang dibutuhkan bayi
2.
Memberikan kekebalan yang optimal untuk bayi
3.
Meningkatkan perkembangan mental anak
4.
Mengurangi risiko untuk mendapat alergi
5.
Mengurangi risiko infeksi usus
6.
Tidak basi dan selalu segar
SUSU
FORMUL
A
Pengertian, Kandungan, Penggunaan, Kerugian Susu
Formula
Pengertian Susu Formula
Menurut PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
Susu formula adalah cairan yang hanya ada zat mati dan tidak
ada sel darah putih, antibodi, zat pembunuh bakteri, dan juga
enzim atau hormon yang mengandung faktor pertumbuhan.
Kandungan Susu Formula (Pritasari et al., 2017)
1. Lemak
Kadar lemak disarankan antara 2.7 – 4.1 g tiap 100 ml. Komposisi asam lemaknya harus sedemikian
hingga bayi umur 1 bulan dapat menyerap sedikitnya 85%. Disarankan juga bahwa 3 – 4% dari
kandungan energi harus terdiri dari asam linoleik.
2. Protein
kandungan protein whey dan kasein dalam ASI berbeda dengan susu sapi, yaitu dalam ASI adalah
60:40 sedangkan susu sapi adalah 20:80. Bayi yang baru lahir belum bisa mengubah asam amino
menjadi sistein, maka bayi yang diberi susu formula dapat kekurangan relatif sistein.
3. Karbohidrat
Kandungan karbohidrat yang disarankan dalam susu formula adalah 5.4 – 8.2 gram setiap 100 ml.
4. Mineral
Pada pembuatan formula adaptasi kandungan berbagai mineral harus diturunkan hingga jumlahnya
berkisar antara 0.25 dan 0.34 g tiap 100 ml.
5. Vitamin
Adapun vitamin yang biasa ditambahkan dalam susu formula adalah vitamin B kompleks yang terdiri
dari B1, B2, B5, B6, dan B12.
6. Energi
Banyaknya energi disesuaikan dengan jumlah energi yang ada dalam ASI.
Penggunaan Susu Formula
Bayi yang kurang gizi akan berisiko Pemberian susu formula di botol dapat
meningkatkan berbagai penyakit, mulai dari diare meningkatkan risiko kesehatan, seperti infeksi
hingga penyakit yang lebih parah. lambung, otitis media, perkemihan, penyakit
atopic, diabetes melistus, kanker, dan kematian
mendadak.
PERMASALAHAN
DALAM
PEMBERIAN ASI
Permasalahan Dalam Pemberian ASI
Penyebab
● Pengeluaran ASI yang tidak lancar, dikarenakan bayi tidak cukup sering menyusui
atau bayi terlalu cepat disapih.
● Sekitar hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan, payudara sering terasa lebih
penuh, tegang, dan nyeri. Hal ini disebabkan adanya statis di vena dan pembuluh darah
bening yang merupakan tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi.
Permasalahan Dalam Pemberian ASI
1. Payudara Bengkak
● Berikan kompres hangat sebelum
(Engorgement) menyusui untuk memudahkan bayi
menghisap (menangkap) puting susu
Ketika menyusui puting menjadi lebih Sebagian atau seluruh puting susu
tegang dan menonjol karena otot polos tampak terpendam atau masuk ke dalam
puting berkontraksi, meskipun demikian areola (tertarik ke dalam). Hal ini karena
pada keadaan puting datar akan tetap ada sesuatu di bawahnya yang menarik
sulit ditangkap / dihisap oleh mulut bayi. puting ke dalam, misalnya tumor atau
penyempitan saluran susu.
4. Puting Susu Nyeri (Sore
5. Saluran Susu Tersumbat
Nipple) dan Puting Susu Lecet
(Obstructive Duct)
(Cracked Nipple)
Gejala
Radang payudara (mastitis) adalah
infeksi yang menimbulkan reaksi ● Diawali dengan putting susu
sistemik (seperti demam) pada ibu lecet / luka
menyusui. ● Kulit nampak lebih merah
● Payudara lebih keras serta nyeri
dan berbenjol-benjol.
7. Abses Payudara 8. Kurangnya ASI
Disebabkan oleh meluasnya Masih banyak ibu mengira bahwa
peradangan dalam payudara dan mereka tidak mempunyai cukup banyak
menyebabkan ibu tampak lebih parah ASI untuk bayinya, sehingga keinginan
sakitnya, payudara lebih merah untuk menambah susu formula atau
mengkilap, benjolan tidak sekera makanan tambahan sangat besar.
seperti pada radang payudara Apalagi jika bayi sering menangis,
(mastitis), tetapi tampak lebih ingin selalu menyusu pada ibunya,
tetapi payudara terasa kosong/lembek
penuh/bengkak berisi cairan.
meskipun produksi ASI cukup lancar.
9. Ibu Bekerja
Cara yang dianjurkan pada ibu ● Pada saat ibu dirumah, sesering
menyusui yang bekerja mungkin bayi disusui, dan ganti jadwal
menyusuinya sehingga banyak
● Susuilah bayi sebelum ibu bekerja
menyusui di malam hari
● ASI dikeluarkan untuk persediaan di
● Keterampilan mengeluarkan ASI dan
rumah sebelum berangkat kerja
merubah jadwal menyusui sebaiknya
● Pengosongan payudara di tempat kerja,
telah mulai dipraktekkan sejak satu
setiap 3-4 jam
bulan sebelum kembali bekerja
● ASI dapat disimpan dilemari pendingin
● Minum dan makan makanan yang
dan dapat diberikan pada bayi saat ibu
bergizi dan cukup selama bekerja dan
bekerja
selama menyusui bayinya.
MP
ASI
MP-ASI
● MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung nutrien yang
diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan peralihan (complementary
feeding) yaitu pada saat makanan /minuman lain diberikan bersama pemberian ASI
(WHO)
● Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada periode ini, tetapi sangat diperlukan
hygienitas dalam pemberian MP-ASI tersebut. Sanitasi dan hygienitas MP-ASI yang rendah
memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba yang dapat meningkatkan risiko atau infeksi lain
pada bayi.
● Selama kurun waktu 4-6 bulan pertama ASI masih mampu memberikan kebutuhan gizi bayi, setelah
6 bulan produksi ASI menurun sehingga kebutuhan gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI saja. Peranan
makanan tambahan menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi tersebut. Makanan
pendamping ASI dapat disiapkan secara khusus untuk bayi atau makanannya sama dengan makanan
keluarga, namun tekturnya disesuaikan dengan usia bayi dan kemampuan bayi dalam menerima
makanan.
PENGERTIAN
BAYI, BATITA,
BALITA
Pengertian Batita dan
Pengertian Bayi Balita
Bayi merupakan usia 0 bulan hingga 1 Balita merupakan individu atau
tahun, dengan pembagian masa neonatal sekelompok individu dari suatu
usia 0 – 28 hari, masa neonatal dini usia penduduk yang berada dalam rentang
0 – 7 hari, masa neonatal lanjut usia 8 – usia tertentu. Usia balita dapat
28 hari (Soetjiningsih, 2017) dalam dikelompokkan menjadi tiga golongan
(Sari, 2019). yaitu golongan usia bayi (0-2 tahun),
golongan batita (2-3 tahun) dan
golongan prasekolah (>3-5 tahun).
KEBUTUHAN
ZAT GIZI PADA
BAYI, BATITA,
DAN BALITA
Kebutuhan Zat Gizi
pada Bayi
Tujuan energi pada bayi, antara lain:
1. Pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotorik.
2. Melakukan berbagai aktifitas fisik, yang mana pada masa bayi sedang aktif dalam bergerak.
3. Pemeliharaan, pemulihan, dan peningkatan kesehatan bayi.
Kebutuhan energi bayi mempertimbangkan faktor ukuran tubuh, komposisi tubuh, jenis kelamin, genetik,
tingkat metabolism, kondisi kesehatan, suhu tubuh, aktivitas fisik, dsb.
ENERGI
Estimasi Kebutuhan Energi Bayi Usia 0-12 Bulan
Usia Jenis Kelamin Energy (Kkal/kgBB/hr)
PROTEIN
Estimasi Kebutuhan Protein Bayi Usia 0-12 Bulan
LEMAK
Laktosa merupakan jenis karbohidrat yang paling cocok untuk bayi dan dapat ditemukan dalam
kandungan ASI atau PASI. Namun, bayi yang mengalami lactose intoleran dapat diberikan susu formula
bebas laktosa seperti susu soya yang memiliki kandungan karbohidrat dalam bentuk sukrosa, sirup
jagung, dan tepung tapioka.
Pada usia 6 bulan selanjutnya kebutuhan karbohidrat bayi perlu ditambah dengan memberikan MP-ASI
berupa sereal, produk tepung-tepungan, dan buah-buahan. Asupan karbohidrat pada bayi dalam satu hari
sekitar 40-60% dari total energi.
Karbohidrat
Hampir semua mikronutrien yang dibutuhkan bayi dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi ASI.
Namun, kandungan vitamin D dan vitamin K dalam ASI tergolong rendah. Untuk mencukupi
kebutuhan vitamin D pada bayi perlu penambahan suplementasi bila bayi mengalami kondisi
defisiensi.
Mikronutrien
Kebutuhan Zat Gizi pada
Batita
Kebutuhan gizi batita
Vitamin C dan D
Energi
Protein selaku zat pembangun berfungsi untuk perkembangan serta pembuatan protein dalam serum,
mengubah sel-sel yang rusak, memelihara penyeimbang asam basa cairan tubuh, dan selaku sumber
energi. Protein telur serta protein susu umumnya dipakai sebagai standar untuk nilai gizi protein.
Nilai gizi protein nabati ditetapkan oleh asam amino yang kurang (asam amino pembatas), misalnya
protein kacang- kacangan. Nilai protein dalam makanan orang Indonesia sehari- hari biasanya
diperkirakan 60% daripada nilai gizi protein telur. (Ashana, 2017)
Protein
Lemak berguna sebagai sumber lemak esensial, selaku zat pelarut vit A, D, E, K, dan bisa
berikan rasa nikmat dalam santapan. Lemak terdiri dari trigliserida, fosfolipid serta sterol yang
tiap-tiap memiliki fungsi spesial untuk kesehatan manusia.Sebagian besar (99%) lemak badan
merupakan trigliserida. Trigliserida terdiri dari gliserol serta asam- asam lemak. Disamping
mensuplai energi, lemak paling utama trigliserida, berperan sediakan cadangan energi tubuh,
isolator, pelindung organ serta menyediakan asam-asam lemak esensial. (McGuire&
Beerman, 2011)
Lemak
Kebutuhan karbohidrat yang disarankan yakni 60- 70% dari total energi. Sumber
karbohidrat bisa diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung-tepungan, gula, serta
serat makanan. Serat sangat berarti untuk melindungi kesehatan perlengkapan
pencernaan. (Sukmo, 2012)
Karbohidrat
Secara umum air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Pada anak sekolah
60%-70% berat tubuh adalah air. Asupan air yang kurang atau berlebihan dapat
menimbulkan masalah kesehatan, khususnya pada anak yang yang menderita penyakit
ginjal gagal jantung .Kebutuhan rata-rata cairan untuk anak sekolah adalah 1 – 1,5
ml/Kkal/hr.
Air
Pesan gizi seimbang yang dapat dilakukan, yaitu :
2 4
Porsi makan Susu pertumbuhan
MASALAH
MAKAN DAN
GIZI BAYI,
BATITA, DAN
BALITA
Dalam tubuh, makanan berfungsi untuk (Sumantri, 2010) :
1
2
Memelihara tubuh dalam proses pertumbuhan
Mendapatkan energy untuk melakukan
dan perkembangan serta mengganti jaringan
kegiatan.
tubuh yang rusak.
3
4
Mengatur metabolism dan berbagai
Menjalankan mekanisme pertahanan tubuh
keseimbangan air, mineral, dan cairan yang
dari berbagai penyakit.
ada di dalam tubuh.
Menurut (IDAI 2014)
1 2 3
Penyakit gigi
geligi dan unsur
lain dalam rongga 1 3 Penyakit infeksi pada
umumnya
mulut
Kelainan bawaan
paresis/ paralisis
Penyakit pada bagian saluran pencernaan
Kelainan bawaan
akut kronis
anemia
Faktor psikologis
Memaksa untuk mengonsumsi makanan tertentu yang tidak disukai sang anak.
Memaksa anak untuk makan pada saat anak dalam kondisi yang kurang sehat, seperti
demam, mual, atau muntah.
Suasana keluarga, seperti sikap dan cara orang tua dalam mendidik anaknya dengan
cara yang kurang tepat, membuat sang anak merasa enggan untuk makan.
Masalah Makan Pada
Bayi
Masalah makan yang sering ditemukan pada bayi adalah pada saat ibu memberikan
ASI dan MP-ASI. Kedua masalah tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Pada
masalah pemberian ASI, kelainan bawaan seperti bibir sumbing dan lidah pendek
menjadi salah satu penyebab bayi sulit menghisap ASI dengan baik. Sedangkan.
masalah pemberian MP-ASI, dapat disebabkan karena orang tua memberikan MP-
ASI terlalu lama ataupun terlalu cepat, kualitas, dan tekstur MP-ASI yang tidak
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sang bayi.
Masalah Makan Pada
Batita dan Balita
1. Inappropiate feeding practice
Merupakan masalah makan yang disebabkan karena tidak mengikuti feeding rules (perilaku makan)
ataupun pemberian makanan yang tidak sesuai dengan usia (seperti tekstur dan jumlah makanan
yang diberikan). Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi inappropiate feeding practice adalah
digencarkannya edukasi feeding rules yang benar yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Sjarif et
al., 2014)
Jadwal Atur jadwal makanan utama dan makanan selingan yang tepat, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan selingan
diantaranya.
Tidak ada gangguan yang menggangu focus makan anak ( mainan, televise, dll)
Bila anak menunjukan tanda tidak ingin makan (seperti menutup mulut atau menjauh dari makanan), tawarkan dengan cara yang
netral tanpa paksaan ataupun membujuk.
Marasmus Kwashiorkor
Kwashiorkor
Marasmus
2. Masalah Gizi Pada Batita dan Balita
Kurang Energi Protein (KEP)
KEP menjadi masalah kurang gizi akibat
rendahnya asupan protein dari yang
dibutuhkan sehingga tidak memenuhi angka
kecukupan gizi (AKG). Kelompok masalah
gizi akibat kurang energy protein diantaranya
adalah marasmus, kwashiorkor, dan
marasmus-kwashiorkor
2. Masalah Gizi Pada Batita dan Balita
Anemia Zat Besi (Fe) Anemia zat besi disebabkan karena kurangnya zat
besi dalam tubuh yang diperlukan untuk
pembentukan eritrosit sehingga kadar hemoglobin
dalam darah kurang. Pada masa balita, anak sedang
mengalami pertumbuhan yang pesat sehingga
kebutuhan zat besi dalam tubuh anak tinggi dan
menyebabkan balita mudah mengalami anemia.
Gejala yang dialami balita ketika mengalami anemia
adalah lemas, mudah lelah, dan pucat. Kurang zat
besi dalam tubuh anak menyebabkan kemampuan
anak untuk mengingat dan konsentrasi menjadi lebih
sulit (Pritasari et al., 2017).
3. Masalah Gizi Pada Bayi, Batita, dan
Balita
Kurang Vitamin A (KVA)
★ Jika Ibu memiliki alergi terhadap makanan tertentu maka si Kecil juga akan alergi terhadap makanan tersebut.
★ Asi yang keluar pertama kali harus dibuang karena merupakan ASI lama atau basi.
Mitos Makanan pada Masa Hamil
Makanan kalengan,
Menghindari
madu pada bayi 1 3 makanan instan, terlalu
sering goreng-
dibawah 1 tahun.
gorengan
Lemak tidak sehat. Balita lebih rewel saat makan. Balita akan mengalami alergi
makanan.
★ Gurita
★ Ikan hiu
★ Ikan
★ Udang
★ Jantung pisang
★ Salak
★ Durian
Tabu Makanan masa Nifas
Pantang
makanan amis-
amisan (ikan
laut, telur,
1 3 Pantang buah tertentu
(nangka, durian)
rempelo ati,
kepiting)
Pantang sayuran
tertentu (timun,
2 4 Pantang makanan
tertentu (pedas,
sayuran mentah, tauge, asam, minum es,
kacang) gorengan, bersantan)
THANK
YOU!