Anda di halaman 1dari 59

Angka Kecukupan

&
Kebutuhan Gizi
KELOMPOK 3
Kelompok Angkatan 2021
Kelas A Kelas C

Putri Regita Miolda (2010713007) Sarah Rania Annisa (2010713064)


Khairunnisa Hasan (2010713010) Janu Diimas Saputra (200713086 )
Eva Nuragustin Muhammad Fawwas (2010713105)
(2010713028) Tabina Naila Hana (2010713114 )
Ega Ladiesta Pramesti
(2010713034)
Claudia Shabrina Baskoro (2010713038) Kelas D

Kelas B Annisa Silmy Amalia (2010713121)


Bahiizza Shadrina Z (2010713128)
Patricia Agustina Julis(2010713006) Febriyana (2010713145)
Rhaina Al Yasin (2010713030) Siti Humaira Syarif (2010713146)
Javier Adhani Idris (2010713061) Adelia Putri M (2010713150)
Dona Putri Ariningrum (2010713087)
Zahratun Nazihah (2010713101)
Pokok Bahasan
01 Definisi Kecukupan Zat Gizi

02 Perbedaan Kecukupan dan Kebutuhan Zat Gizi

03 Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan dan Kebutuhan Zat Gizi

04 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan ( AKG )

05 Kegunaan AKG

06 Perhitungan Kecukupan dan Kebutuhan Gizi setiap Individu

07 Praktik Menghitung Kebutuhan Zat Gizi


01
Definisi Kecukupan Zat
Gizi
Definisi Kecukupan
Zat Gizi

Kecukupan Gizi adalah


Kecukupan gizi adalah rata-rata
Kecukupan gizi didefinisikan
banyaknya zat-zat minimal asupan gizi harian yang cukup
sebagai asupan nutrisi penting untuk memenuhi kebutuhan gizi
yang dibutuhkan seseorang
bagi hampir semua (97,5%)
yang cukup, yang diperlukan
untuk mempertahankan status orang sehat dalam kelompok
untuk memenuhi persyaratan umur, jenis kelamin, dan
gizi yang adekuat.
fisiologis tertentu (Muhilal,
gizi untuk kesehatan yang
dkk, 1998).
optimal.
Standar kecukupan gizi di Indonesia
pada umumnya masih menggunakan
standar makro, yaitu kecukupan kalori
(energi) dan kecukupan protein,
sedangkan standar kecukupan gizi
secara mikro seperti kecukupan vitamin
dan mineral belum banyak diterapkan di
Indonesia. Angka kecukupan gizi rata-
rata yang dianjurkan pada masing-
masing orang per-hari bervariasi
tergantung pada umur, jenis kelamin,
dan keadaan fisiologis individu tersebut.
02
Perbedaan Kecukupan
dan
Kebutuhan Gizi
Kecukupan gizi bisa diartikan sebagai asupan nutrisi
esensial yang dibutuhkan tubuh manusia setiap harinya
untuk kesehatan yang optimal. Merupakan besar zat gizi
yang diperlukan oleh setiap individu dalam satu populasi
agar populasi dapat hidup sehat.
Kecukupan
Contoh :
Gizi Orang yang berumur lebih muda asupannya berbeda dengan
(Almatsier, 2011) orang yang berumur lebih tua. Begitu pula dengan orang
yang memiliki aktivitas ringan akan berbeda dengan orang
yang memiliki aktivitas berat
Angka Kecukupan Gizi/ Recommended Dietary Allowances
(KEMENKES, 2019)

Pengertian
Angka kecukupan gizi atau AKG merupakan suatu nilai yang menunjukan
rata-rata kebutuhan zat gizi yang harus dipenuhi setiap harinya oleh
semua orang dengan suatu ketentuan karakteristik seperti umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, aktivitas.

Tujuan
Menghitung pemenuhan zat gizi agar tidak terjadi masalah
kesehatan pada tubuh. Biasanya, kecukupan gizi muncul dari
perbandingan antara kebutuhan gizi dengan asupan individu atau
populasi tertentu.
Kebutuhan Gizi
(Almatsier, 2011)
Kebutuhan gizi bisa diartikan sebagai jumlah zat gizi minimal yang diperlukan
oleh setiap individu yang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya, seperti
perkembangan tubuh, fisiologis tubuh, kegiatan fisik yang dilakukan, serta
ukuran tubuh yang dimiliki.

Kebutuhan Gizi bisa dilihat melalui :

● Usia
● Jenis kelamin
● Aktivitas
● Berat dan tinggi badan
Jadi kesimpulannya adalah...

Perbedaan kecukupan dan kebutuhan gizi terletak pada


sasarannya

● Kecukupan gizi memiliki sasaran kepada masyarakat luas


● Kebutuhan gizi memiliki sasaran kepada individu saja
03
Faktor yang Mempengaruhi Kecukupan
dan Kebutuhan Gizi
Kebutuhan Zat Gizi
Kondisi Lingkungan
(KEMENKES 2018) Saat musim penghujan Ukuran Tubuh
tubuh membutuhkan kalori lebih tinggi
dibandingkan saat musim panas. Tubuh (Pedoman Gizi Seimbang 2019) Orang yang
membutuhkan tambahan kalori pada beberapa memiliki postur tubuh besar membutuhkan lebih
bagian untuk mempertahankan suhu tubuh banyak zat gizi dibandingkan dengan orang yang
postur tubuhnya kecil. Berbagai jenis ukuran
tubuh antara lain berat badan, tinggi badan,
lingkar lengan atas tebal lemak bawah kulit.
Usia Tahap Perkembangan
(Pedoman Gizi Seimbang 2019) Setiap usia,
memiliki perbedaan kebutuhan dan kecukupan
Komposisi Tubuh
gizi yang harus dipenuhi. Bayi, balita, remaja,
(KEMENKES 2019) orang yang memiliki otot
dan orang dewasa memiliki kebutuhan dan
besar membutuhkan asupan gizi lebih besar
kecukupan gizi masing-masing untuk
dibandingkan yang memiliki otot kecil.
menjalankan aktivitas sehari-hari.
Kecukupan Zat Gizi
Tingkat Pengetahuan Ibu yang Kurang
(KEMENKES 2019) Pengetahuan atau kognitif ibu dan
pola asuh yang kurang baik terutama pada perilaku dan
praktik pemberian makan kepada anak menjadi penyebab
kekurangan kecukupan gizi.

TAHU PAHAM APLIKASI


Mengingat kembali (recall) Menjelaskan secara benar Menggunakan materi yang
apa yang sudah dipelajari objek yang diketahui dan telah dipelajari pada situasi
atau rangsangan yang dapat menginterpretasikan atau kondisi real.
telah diterima. secara benar.

ANALISIS SINTESIS EVALUASI


Menjabarkan materi ke Menghubungkan bagian Menunjukkan kemampuan
dalam komponen lain, materi ke dalam suatu untuk melakukan suatu
tetapi masih berkaitan bentuk baru justifikasi atau penilaian
satu sama lain. suatu materi atau objek
Kecukupan Zat Gizi
Tingkat Pengetahuan Ibu yang Kurang
status kebutuhan gizi makro harian balita usia satu
sampai tiga tahun yang harus diketahui ibu:
Kecukupan Zat Gizi
Tingkat Sosial-Ekonomi Keluarga yang Rendah

Status sosial ekonomi menggambarkan tingkat penghidupan seseorang atau


keluarga yang ditentukan oleh unsur pendidikan, pekerjaan dan penghasilan (Ariati
dan Boesri, 1998).
Status ekonomi juga berkaitan dengan konsumsi (pengeluaran) dan produksi
(pendapatan). Indikator status ekonomi bisa diukur melalui berbagai cara antara lain
dengan menghitung tingkat pengeluaran perkapita (Widodo, 1990).
Status ekonomi mempengaruhi kebutuhan seseorang karena menentukan
kemampuan keluarga untuk memperoleh makanan, karena pemenuhan kebutuhan
hidupnya tergantung dari penghasilannya. Juga berpengaruh terhadap penyediaan
bahan pangan, baik kuantitas maupun kualitas
Kecukupan Zat Gizi
Tingkat Sosial-Ekonomi Keluarga yang Rendah
Pemenuhan gizi seimbang pada remaja yang disarankan oleh
Kementerian Kesehatan RI
Kecukupan Zat Gizi
Kepercayaan Tentang Makanan

Kepercayaan adalah keyakinan yang didasarkan pada suatu agama, tradisi


atau budaya yang turun-temurun atau suatu kebiasaan yang diulang-ulang
sehingga menetap dan dianggap sebagai suatu kebenaran (Rachmat, 1990).
Dalam konsep gizi, kepercayaan tentang makanan adalah suatu
kepercayaan yang berkaitan dengan makanan dan praktik-praktik makan
yang dianut masyarakat berdasarkan agama dan tradisi (Foster dan
Anderson, 1986).
04
Angka Kecukupan Gizi
Yang Dianjurkan (AKG)
AKG adalah suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-
rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari
bagi hampir semua orang dengan karakteristik tertentu
yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas
fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat.

(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2019)


Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan (AKG)
adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap
hari bagi semua orang menurut golongan umur,
jenis kelamin, ukurun tubuh, aktivitas tubuh dan
kondisi fisiologis khusus untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Di Indonesia, Recommended Dietary
Allowances (RDA) disebut juga dengan
Angka Kecukupan Gizi (AKG). AKG pertama
kali ditetapkan pada tahun 1968,
selanjutnya diperbaharui melalui Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi (WNPG). AKG yang
pertama terdiri dari energi, protein, 5 vitamin
dan 2 mineral. Sedangkan AKG tahun 2018
mencakup energi, semua zat gizi makro.
Rata - rata angka
TABEL ANGKA KECUKUPAN GIZI.
kecukupan energi bagi
masyarakat Indonesia
sebesar 2100 (dua ribu
seratus) kilo kalori per
orang per hari pada
tingkat konsumsi.
Rata - rata angka
kecukupan protein bagi
masyarakat Indonesia
sebesar 57 (lima puluh
tujuh) gram per orang
per hari pada tingkat
konsumsi.
Istilah dalam Angka Kecukupan Gizi
(AKG)

❖ Indonesia menggunakan istilah Angka Kecukupan Gizi (AKG)


sebagai terjemahan dari Recommended Dietary Allowances
(RDA).
❖ Filipina menggunakan istilah Recommended Energy and Nutrient
Intakes (RENI).
❖ FAO/WHOmenggunakan istilah Recommended Nutrient Intakes
(RNIs).
❖ Jepang menggunakan istilah Nutrients-Based Dietary Reference
Intakes (NBDRIs) mirip dengan DRIs Amerika-Kanada.
Lanjutan...

Amerika Serikat dan Kanada dalam wadah Institute of Medicine


(IOM) menggunakan istilah Dietary Reference Intakes (DRI) terdiri
dari:
kecukupan gizi rata-rata (Estimated Average Requirement, EAR)
konsumsi gizi yang dianjurkan (Recommended Diatery Allowance, RDA)
kecukupan asupan gizi ( Adequate Intake, AI)
batas atas yang diperbolehkan ( Tolerable Upper Level, UL)
Australia dan Selandia Baru menggunakan istilah Nutrient Reference
Values (NRVs).
Tujuan AKG
(Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019)

Sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan
untuk :

1. Menghitung kecukupan gizi penduduk di daerah.


2. Menilai konsumsi pangan pada penduduk dengan karakteristik tertentu .
3. Menghitung kebutuhan pangan bergizi pada penyelenggaraan makanan institusi.
4. Menghitung kebutuhan pangan bergizi pada situasi darurat.
5. Mengembangkan indeks mutu konsumsi pangan.
6. Mengembangkan produk pangan olahan.
7. Menentukan garis kemiskinan.
8. Menentukan biaya minimal untuk pangan bergizi dalam program jaminan sosial pangan.
9. Menentukan upah minimum
10. Mengembangkan produk pangan baru di industri
11. Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan
Kecukupan Pangan Gizi
Dapat diukur dengan :

AKE AKP
Persentase Angka Persentase Angka
Kecukupan Gizi Kecukupan Gizi
terhadap Energi terhadap Protein

AKL AKMikr
o
Persentase Angka Angka Kecukupan
Kecukupan Gizi Gizi terhadap
terhadap lemak unsur-unsur mikro
05
Kegunaan AKG
Kegunaan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

● Sejak ditetapkannya Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan


pembaharuannya secara berkala hingga kini, berbagai kebijakan dan
program telah menggunakan pedoman AKG (PERMENKES RI, 2013).
● Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk, dan
meningkatkan risiko penyakit infeksi, dan penyakit tidak menular
(Permenkes RI, 2014)

● Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan pada masyarakat


Indonesia merupakan nilai yang merepresentasikan rata-rata
kebutuhan harian zat gizi tertentu yang harus dipenuhi oleh hampir
semua orang dengan karakteristik tertentu (termasuk umur, jenis
kelamin, aktivitas fisik, dan tingkat fisiologis).
Kegunaan AKG
(Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019)

Sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan
untuk :

1. Menghitung kecukupan gizi penduduk di daerah.


2. Menilai konsumsi pangan pada penduduk dengan karakteristik tertentu .
3. Menghitung kebutuhan pangan bergizi pada penyelenggaraan makanan institusi.
4. Menghitung kebutuhan pangan bergizi pada situasi darurat.
5. Mengembangkan indeks mutu konsumsi pangan.
6. Mengembangkan produk pangan olahan.
7. Menentukan garis kemiskinan.
8. Menentukan biaya minimal untuk pangan bergizi dalam program jaminan sosial pangan.
9. Menentukan upah minimum
10. Mengembangkan produk pangan baru di industri
11. Menetapkan pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan
1. Menghitung AKG di Perkotaan dan di Pedesaan

Perhitungan kebutuhan gizi seseorang dapat dilakukan dengan cara melihat tabel AKG
pada usia dan jenis kelamin seorang individu yang ingin dipelajari.
2. Menyusun Pedoman Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan penduduk Indonesia diarahkan untuk mengacu pada Pedoman Umum Gizi
Seimbang, yaitu dengan cara:
a, Menggunakan AKG per kelompok umur sesuai pengelompokkan umur pada pedoman gizi
seimbang
b. Menerjemahkan jumlah energi dan zat gizi menggunakan Tabel Komposisi Pangan
Indonesia (TKPI) menjadi kuantitas pangan dalam satuan gram pangan untuk setiap kelompok
pangan (makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah, dan air).
c. Menerjemahkan kuantitas gram masing-masing kelompok pangan menjadi satuan porsi atau
Ukuran Rumah Tangga (URT).
d. Prinsip ini bisa dilakukan untuk setiap kelompok umur dengan pembagian porsi
sebagaimana contoh menu “isi piringku” pada Pedoman Umum Gizi Seimbang.
3. Menilai Konsumsi Pangan pada 4. Menghitung kebutuhan pangan bergizi
Penduduk dengan Karakteristik Tertentu pada institusi

Penilaian konsumsi pangan pada penduduk dengan Pedoman ini dapat digunakan untuk penilaian
karakteristik tertentu dilakukan dengan: asupan gizi, pengadaan makanan, perencanaan
a. Menetapkan kelompok penduduk yang akan makanan, pengaturan tingkat gizi karakteristik dan
dinilai misal berdasarkan umur, jenis kelamin atau kelompok sasaran. Pedoman AKG ini digunakan
status fisiologis tertentu. untuk institusi dengan menghitung kebutuhan
b. Menghitung kandungan energi dan zat gizi dari jumlah makanan untuk seluruh sasaran di institusi
pangan yang dikonsumsi menggunakan TKPI. tersebut (termasuk penambahan 10%).
c. Menghitung rata-rata asupan energi dan zat gizi
pada kelompok tersebut.
5. Menghitung kebutuhan pangan bergizi 6. Menetapkan Acuan Label Gizi
pada situasi darurat

1. Penanganan gizi pada situasi bencana meliputi Bagi konsumen, ALG merupakan media untuk
rangkaian kegiatan yang dimulai sebelum bencana mengevaluasi produk terhadap asupan gizi,
(pra bencana), saat tanggap darurat bencana, dan sekaligus sebagai cara untuk membandingkan
setelah bencana. kandungan gizi antar pangan sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan dasar dalam memilih
2. Pemberian pangan tahap awal ditujukan untuk produk pangan terutama yang memiliki kandungan
mencegah pengungsi dari kelaparan, menjaga dan gizi.
meningkatkan status gizinya, serta untuk mengatasi
masalah gizi berdasarkan permasalahan yang
teridentifikasi.
7. Mengembangkan indek mutu konsumsi pangan

Proses evaluasi mutu konsumsi pangan secara sederhana melalui metode yang meliputi berbagai istilah
seperti indeks gizi seimbang (balance diet index), indeks keragaman konsumsi pangan (food diversity
index), dan indeks makan sehat (healthy eating index)

8. Mengembangkan produk pangan olahan

Tujuan pengenbangan pangan olahan adalah untuk meningkatkan kualitas produk yang sesuai dengan
regulasi dan permintaan konsumen untuk meningkatkan daya saing, keuntungan, serta peningkatan
gizi dan kesehatan masyarakat
9. Menentukan garis kemiskinan

1. Garis kemiskinana adalah nilai batas minimm pendapatan seseorang utuk memenuhi standat hidup
miimum di suatu negara atau daerah, yang dinyatakan dalam nilai uang per kapita per bulan
2. Di Indonesia, garis kemiskinana resmi yang digunakan pemerintah adalah Garis Kemiskinan Badan
Pusat Statistik

10. Menentukan besaran biaya minimal untuk pangan bergizi dalam program
jaminan sosial pangan
Konsep cost of diet (CoD) telah diperkenalkan dan dapat digunakan untuk menghitung kombinasi pangan
lokal yang dapat memenuhi kebutuhan energi, protein, lemak, dan mikronutrien dari satu atau lebih
individu dengan harga terjangkau
11. Menentukan upah minimum kegunaan lain dari AKG

Penetapan BP (Biaya Pangan) dalam upah minimum Kegunaan lain AKG (Kementrian Kesehatan
didasarkan pada kecukupan gizi, terutama Reublik Indoneisa 2019) :
kecukupan energi pekerja dengan komoditas pangan 1. Penelitian gizi di masyarakat yang bukan
yang beragam memenuhi prinsip gizi seimbang pendekatan individual, khususnya untuk
desain studi korelasional dan ekologikal.
Contoh : konsumsi pangan kaitannya dengan
peningkatan risiko penyakit di suatu wilayah.
06
Perhitungan Kecukupan dan Kebutuhan
Gizi Setiap Individu
Perhitungan Kebutuhan dan Kecukupan
Gizi
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, kebutuhan gizi adalah jumlah zat gizi minimal yang
dibutuhkan oleh setiap individu.

Kebutuhan gizi bersifat sangat spesifik untuk satu individu. Bahkan, anak kembar pun bisa

memiliki kebutuhan gizi yang berbeda jika keduanya memiliki tingkat aktivitas, berat badan,

dan tinggi badan yang berbeda. Dalam Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 tersebut dikatakan

bahwa rata-rata angka kecukupan energi bagi masyarakat Indonesia adalah 2.100 kilo kalori per

orang per hari. Sementara rata-rata angka kecukupan protein bagi masyarakat Indonesia

adalah 57 gram per orang per hari.


Kerja setiap Individu

Kerja Internal adalah energi yang diperlukan Kerja eksternal adalah Energi untuk
untuk mempertahankan hidupnya, misal kerja eksternal disebut energi
mempertahhankan tonus otot, sirkulasi darah, aktivitas atau Energy Cost karena
mengatur pernafasan, denyut jantung, kerja diukur melalui kegiatan yang kita
ginjal, dan lain-lain. lakukan.

Kerja Internal Kerja Eksternal


Kerja setiap Individu

Kerja Internal Kerja Eksternal

Rumus EMB Kegiatan sangat ringan = 30% X EMB

Pria = 24 x 1 x BB Kegiatan ringan = 50 % X EMB

Wanita = 24 x 0,9 x BB
Kegiatan sedang = 70% X EMB

Kegiatan berat = 100% X EMB


Specific Dynamic Action (SDA)

SDA adalah banyaknya energi yang digunakan


untuk mencerna atau mengangkut makanan
dalam tubuh. Penggunaan SDA diperkirakan
terjadi sekitar 1 – 3 jam sesudah
makan.Diperkirakan rata-rata nilai SDA
ditetapkan 10 %.
Kebutuhan Energi
Menghitung Kebutuhan Energi = EMB + Aktivitas fisik + SDA

Seorang wanita usia 25 tahun mempunyai tinggi badan 155 cm, tidur 8 jam sehari,
dan bekerja di industri sedang.
Diketahui :
· Wanita usia 25 tahun
· Tinggi badan 155 cm
· Tidur 8 jam sehari
· Bekerja di industri sedang
Ditanya : Berapa kebutuhan energi ?
EMB = 0,9 X 24 X BB

= 0,9 X 24 X 46,75

= 1.009,8

Energi aktivitas = 70 % x EMB

= 70% X 1.009,8

Jawab : = 706,86
BB ideal = [tb(cm) – 100] – [(tb(cm) – 100) x 15%] SDA = 10 % X ( EMB + Energi aktvitas )
= [155 cm – 100] – [(155 cm-100) x15%
= [55]-[55 x 15%] = 10% x ( 1.009,8 + 706,86 )
= 55 – 8,25 = 10% x 1716,66
= 46,75 Kg
= 171,66

Kebutuhan energi = EMB +SDA + EA

= 1.009,8 + 171,66 + 706, 86

= 1.888,32 Kal
Menghitung BB Ideal (normal)

Metode Brocca Fogarty International Convert

TB (cm) – 100- 10% Pria = TB (m) X TB (m) X 22,4


Wanita = TB (m) X TB (m) X 20,9

Metode key
TB (m) X TB (m) X 22
Contoh :
Lina, seorang mahasiswi memiliki BB 49 Jawab :
Kg dan TB 156 cm. Hitung BB ideal
Metode brocca
memakai metode Brocca!
=TB-100-(10%)
Diketahui :
=156 cm – 100- (10%)
· Berat badan Lina 49 kg
=56 – (10%)
· Tinggi badan Lina 156 cm
=50,4 Kg
Ditanya : Berat badan ideal memakai
metode Brocca
Indeks Masa Tubuh (IMT)

Indeks massa tubuh adalah


metrik standar yang
digunakan untuk menentukan
siapa saja yang masuk dalam
golongan berat badan sehat
dan tidak sehat.

IMT = BB / TB (m) X TB (m)


Kebutuhan Gizi Makro

1) Kebutuhan protein adalah sebesar 10 – 15% dari kebutuhan kalori total.

Setelah menemukan besarnya kalori untuk protein, ubahlah ke dalam gram. Protein

sebanyak 1 gram setara dengan 4 kalori.

2) Kebutuhan lemak adalah sebesar 10 – 25% dari kebutuhan kalori total. Lemak

sebanyak 1 gram setara dengan 9 kalori.

3) Kebutuhan karbohidrat adalah sebesar 60 – 75% dari kebutuhan kalori total.

Karbohidrat sebanyak 1 gram setara dengan 4 kalori.


1) Kebutuhan protein: 15% x 2000 kalori = 300 kalori. Ubah menjadi

gram dengan cara membagi 300 dengan 4. Hasilnya, Anda membutuhkan

75 gram protein.

2) Kebutuhan lemak: 20% x 2000 kalori = 400 kalori. Ubah menjadi

gram dengan cara membagi 400 dengan 9. Hasilnya, Anda membutuhkan

44 gram lemak.

3) Kebutuhan karbohidrat: 65% x 2000 kalori = 1300 kalori. Ubah

menjadi gram dengan cara membagi 1300 dengan 4. Hasilnya, Anda

membutuhkan 325 gram karbohidrat.


Kebutuhan Gizi Mikro
Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
sedikit. Kebutuhan gizi mikro tidak bisa diperkirakan dengan rumus
seperti halnya kebutuhan gizi makro, melainkan cukup dilihat
berdasarkan kecukupannya saja. Ini karena jumlah zat gizi mikro
sangat kecil, jenisnya banyak, dan biasanya kebutuhannya relatif sama
untuk setiap kelompok umur.

Pria Wanita
Penentuan Kebutuhan Gizi
Contoh
Seorang Pria berumur 35 tahun dengan berat badan 58 kg. Hitunglah kebutuhan energi dan protein

pria tersebut !

Diketahui : Berat badan standar untuk pria usia 35 tahun adalah 62 kg, AKG untuk pria usia 35,

Energi = 2.800 kkal, Protein = 55 gr

Ditanya : Kebutuhan gizi untuk pria berumur 35 tahun tersebut adalah ?


Lanjutan..

Energi = BB Aktual x AKG / BB standar


= 58 kg x 2.800 kkal / 62 kg
= 2.610 kkal

Protein = BB Aktual x AKG / BB standar


= 58 kg x 55 gram / 62 kg
= 51,5 gr
07
Praktik Perhitungan Gizi setiap
Individu
BB Ideal, Kebutuhan Energi, Karbohidrat, Protein,
dan Lemak
Ana merupakan seorang mahasiswa kesehatan masyarakat yang memiliki berat badan (BB)
45 kg dan tinggi badan (TB) 158 cm. Hitunglah BB ideal dengan metode Brocca dan
kebutuhan energi dengan metode ambang batas serta zat gizi lainnya!

Jawaban:
BB ideal = (TB – 100) – (10%) = (158 - 100) - 5,8 = 52,2 kg
Kebutuhan Energi:
EMB = 1 Kal x BB ideal x 24 jam = 1 Kal x 52,2 kg x 24 jam = 1252,8 kalori
IMT = Berat Badan / (Tinggi Badan (m))² = 45 / 2,5 = 18
AMB (tabel) x EMB = 1,5 x 1252,8 = 1879 Kategori tubuh Ana adalah kekurangan BB
tingkat ringan, maka untuk mencapai BB idealnya
kalori maka harus pilih IMT ideal, misal IMT ideal
Karena berat Ana lebih rendah dari berat yang diinginkan Ana adalah 19, maka

ideal maka kebutuhan energinya perlu BB ideal Ana = 19 x ( 1,58 x 1,58 )


ditambah 500 kalori, sehingga kebutuhan = 19 x 2,5
= 47,5 kg
Ana perharinya menjadi sebesar = 1879 +
500 = 2379 kalori Maka Ana harus menaikkan BB nya
47,5 kg- 45 kg = 2,5 kg
Pembagian dalam Menu ( Komposisi Zat Gizi )

Kalori Sehari = 2379 Kalori


Kebutuhan Karbohidrat = 60 % x A Kal = 60 % x 2379 = 1427 Kalori
Kebutuhan Protein = 20 % x A Kal = 20 % x 2379 = 476 Kalori
Kebutuhan Lemak = 20 % x A Kal = 20 % x 2379 = 476 Kalori
Kecukupan Gizi

Mia merupakan mahasiswa yang berumur 19 tahun


dan memiliki berat badan 50 kg. Hitunglah
kecukupan energi dan zat-zat gizi lainnya dari
mahasiswa tersebut!
Kecukupan energi = 50/55 x 2250 Kal =
2045,5 kal
Kecukupan karbohidrat = 50/55 x 360 gr
= 327,3 gr
Kecukupan protein = 50/55 x 60 gr
= 54,5 gr
Kecukupan lemak = 50/55 x 65 gr
= 59,1 gr
Kecukupan Fe = 50/55 x 18 mg = 16,4 mg
Kecukupan yodium = 50/55 x 150 mcg = 136,4 mcg
Thank You

Anda mungkin juga menyukai