Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian racun

Racun adalah suatu zat yang apabila kontak atau masuk kedalam tubuh dalam jumlah
tertentu (dosis toksik) merusak faal tubuh baik secara kimia mauppun fisiologis sehingga
menyebabkan sakit atau pun kematian.

2. Penyebab

Kasus-kasus tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan besar. Kasus-kasus


tersebut antara lain :

a) kematian akibat keracunan, yang meliputi: kematian mendadak, kematian di penjara,


kematian pada kebakaran, dan kematian medis yang disebabkan oleh efek samping obat atau
kesalahan penanganan medis,

b) kecelakaan fatal maupun tidak fatal, yang dapat mengancam keselamatan nyawa sendiri
ataupun orang lain, yang umumnyadiakibatkan oleh pengaruh obatobatan, alkohol, atau pun
narkoba,

c) penyalahgunaan narkoba dan kasus-kasus keracunan yang terkait dengan akibat pemakaian
obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan, dan bahan berbahaya lainnya, yang tidak memenuhi
standar kesehatan (kasus-kasus forensik farmasi).

Klasifikasi racun :

1. Bahan kimia pertanian dan industri

Sumber domestik, komersial dan industri Sumber domestik biasanya berasal dari
permukiman, kurang beracun kecuali bercampur dengan buangan pestisida, obat-obatan dll.
Buangan komersial dapat sangat beragam, demikian pula dengan buangan industri.

2. racun biologis.
Sumber alamiah/buatan. Klasifikasi ini membedakan racun asli yang berasal dari flora dan
fauna dan kontaminasi organisme dengan berbagai racun yang berasal dari bahan baku industri
beracun ataupun buangan beracun dan bahan sintetis beracun. Contohnya singkong atau rebung

Glikosida sianogenik yang terjadi secara alami dalam singkong dan rebung mentah
atau yang belum diproses dapat menyebabkan paparan racun hidrogen sianida. Tak jarang
singkong dijadikan makanan pokok terutama di Indonesia. Rebung, bahan tradisional masakan
Asia, bersumber dari batang bawah tanah tanaman bambu. Untuk mencegah keracunan singkong,
sebelum dikonsumsi sebaiknya singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel,
kulitnya dikupas, dipotong-potong, direndam dalam air bersih yang hangat selama beberapa hari,
dicuci, lalu dimasak sempurna, baik itu dibakar atau direbus. Singkong tipe manis hanya
memerlukan pengupasan dan pemasakan untuk mengurangi kadar sianida ke tingkat non
toksik. Rebung segar harus dipotong setengah memanjang, daun luar dikupas dan
jaringan berserat di pangkal dipotong. Tunas segar yang tersisa kemudian harus diiris
tipis-tipis dan direbus dalam air asin ringan selama delapan sampai sepuluh menit.

3.Klasifikasi berdasarkan sifat kimia

Racun dapat diklasifikasikan menurut apakah bahan kimia itu logam versus nonlogam,
organik versus anorganik, atau asam versus basa.Racun logam sering dihilangkan dari tubuh
secara perlahan dan terakumulasi dalam jumlah yang lebih besar daripada racun nonlogam dan
dengan demikian lebih mungkin menyebabkan toksisitas selama paparan kronis.Bahan kimia
organik lebih larut dalamlipid dan oleh karena itu biasanya dapat melewati membran sel yang
kaya lipid lebih mudah daripada bahan kimia anorganik. Akibatnya, bahan kimia organik
umumnya diserap lebih luas daripada bahan kimia anorganik. Klasifikasi berdasarkan keasaman
berguna karena, sementara asam dan basa bersifat korosif terhadap mata, kulit, dan saluran usus,
alkali umumnya menembus jaringan lebih dalam daripada asam dan cenderung menyebabkan
kerusakan jaringan yang lebih parah.
4. Klasifikasi berdasarkan aktivitas kimia

Bahan kimia elektrofilik (pencinta elektron) menyerang situs nukleofilik (pencinta inti) dari
makromolekul sel, seperti asam deoksiribonukleat (DNA), menghasilkan mutasi, kanker, dan
malformasi. Racun juga dapat dikelompokkan menurut kemampuannya untuk meniru struktur
molekul penting tertentu di dalam sel. Mereka menggantikan molekul sel dalam reaksi kimia,
mengganggu fungsi seluler yang penting.Methotrexate , misalnya, mengganggu sintesis DNA
dan asam ribonukleat (RNA).

Mekanisme racun masuk melalui tubuh :

Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh manusia yaitu melalui

1. saluran pencernaan atau makanan (gastro intestinal), Bahan toksik masuk kedalam
saluran pencernaan umunya melalui makanan atau minuman dan kemudian diserap
didalam lambung.
2. jalur pernapasan (inhalasi) , Bahan toksik yang masuk melalui saluran pernapasan
menuju paru-paru akan diserap oleh alveoli paru-paru. Pada umumnya kulit lebih
impermeabel dan karenanya merupakan barier (penghalang) yang baik bagi bahan toksik
masuk kedalam tubuh
3. kulit (topikal), dalam jumlah yang cukup banyak sehingga menimbulkan efek sistemik.
Suatu zat kimia dapat diserap lewat folikel rambut atau lewat sel-sel kelenjar keringat.
Setelah bahan toksik tersebut diserap dan masuk kedalam darah, kemudian
didistribusikan keseluruh tubuh dengan cepat. 

Beberapa kasus penyebab kematian yang berkaitan dengan Racun yaitu :

1. Kasus kematian Wayan Mirna Salihin yang tewas usai meminum kopi khas Vietnam, di
sebuah restoran salah satu mal di Jakarta Pusat pada Rabu, 6 Januari 2016 lalu, menambah
catatan orang tewas akibat diracun. Orang-orang itu terdiri dari beragam profesi dari wartawan,
aktivis hingga mantan agen rahasia.

2. Yasser Arafaf (Pemimpin Palestina) Yasser Arafat, pemimpin Palestina selama hampir 4
dekade meninggal dunia pada 11 November 2004 setelah menjalani perawatan beberapa minggu
di rumah sakit militer Percy di Paris, Prancis pada usia 75 tahun. Saat itu dikabarkan bahwa
Arafat meninggal akibat penyakit misterius. Beredar spekulasi juga Arafat tewas diracun oleh
pihak Israel. Hasil penelitian terbaru pakar radiofisika dari Univeritas Lausanne, Swiss, Francois
Bachud menyebutkan, mantan pemimpin PLO itu tewas diracun zat kimia jenis Polonium yang
mengandung radioaktif.

3. Pada tahun 2017 jumlah orang yang mengalami keracunan makanan sebanyak 5293 orang,
sedangkan kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan yang dilaporkan 2041 orang
sakit dan 3 orang meninggal dunia. Penyebab KLB keracunan pangan diduga terjadi karena
adanya mikrobiologi dan bahan kimia. Berdasarkan data dari Badan POM, 2017 lokasi terjadinya
keracunan pangan banyak terjadi di tempat tinggal dan pada umumnya terjadi saat pesta keluarga
atau perayaan agama seperti pernikahan, khitanan, aqiqah, tahlilan dan lain-lain sebab pada acara
tersebut biasanya makanan yang disajikan dikelola sendiri oleh rumah tangga sendiri dengan
dibantu para tetangga

4. Munir (Aktivis HAM Indonesia) Munir Said Thalib adalah aktivis HAM Indonesia yang
banyak menyoroti kekerasan oleh aparat keamanan. Jabatan terakhirnya adalah Direktur
Eksekutif Lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia Indonesia Imparsial. Ketika menjabat di
Kontras (Komisi Nasional untuk Tindak Kekerasan) namanya melambung saat membela para
aktivis korban penculikan 1998. Munir meninggal di Jakarta ketika terbang ke Amsterdam, 7
September 2004. Autopsi menemukan jejak jejak senyawa.

Usaha usaha pencegahan keracunan perlu dilakukan di tempat dimana bahan bahan kimia
tersebut sering digunakan. Rumah tangga merupakan salah satu tempat penggunaan produk
produk industri, sehingga perlu dilakukan langkah langkah praktis untuk pencegahan terjadinya
keracunan, disamping itu pada tempat tempat kerja baik pada industri kecil ( home industri )
maupun industri besar merupakan tempat utama terdapatnya bahan bahan kimia baik sebagai
bahan baku maupun sebagai hasil produk dari industri yang siap diedarkan kepada masyarakat.
Pada kondisi yang parah, keracunan memerlukan penanganan medis darurat. Akan tetapi,
pertolongan pertama bisa membantu mencegah risiko berbahaya yang disebabkan oleh
keracunan. Cara mengatasi atau mengobati keracunan pada seseorang bisa berbeda-beda
tergantung dari kondisi dan penyebab keracunannya, entah karena makanan, obat, maupun zat
kimia. Beberapa hal yang perlu perhatikan untuk menangani keracunan adalah dngan mengetahui
gejala yang muncul dan jenis serta jumlah zat yang menyebabkan keracunan.

Dapus :

Maramis, R. Marcel. 2016. ANALISIS YURIDIS TERHADAP RACUN PENYEBAB


KEMATIAN YANG BERKAITAN DENGAN TINDAK KEKERASAN. Jurnal Hukum Unsrat.
Vol.22, No.7

Curtis, D. Klaassen. 2022. Toxic Chemical.Britanicca

Alvionita Nur Fitriana,2015. FORENSIC TOXICOLOGY. J MAJORITY .Volume 4(4 ).Hal 1-9.

Fitriana, A. N. 2015. Forensik Toksikologi. Jurnal Majority. Vol. 4 (4)

Hidajah A. C, Febriyanti , dan Debri R.F , 2021. Faktor Risiko KLB Keracunan Makanan Pasca
Gempa Bumi di Kabupaten Sumbawa. JURNAL KESEHATAN. Vol 14 No 2.
Yulianto dan Nurul. A. 2017. Toksikologi Lingkungan. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai