Anda di halaman 1dari 11

BLOK 11 - RESPIRASI

PENGECATAN BAKTERI TAHAN ASAM


PENGECATAN BAKTERI TAHAN ASAM

1. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mahasiswa mengetahui prinsip prinsip dasar pengecetahan BTA
 Mahasiswa mendemonstrasikan pengecatan BTA
 Mahasiswa melakukan interpretasi hasil pengecatan BTA

2. DASAR TEORI

Pengecatan BTA merupana salah satu teknik pengecatan diferensal yang dikerjakan di
laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi bakteri terutama untuk genus
mycobacterium. Terdapat beberapa metode pengecatan BTA antara lain Ziehls-Neelsen (ZN),
Kinyoun stain, Auramine-Rhodamine Stain dan lain-lain. Metode yang paling banyak digunakan
adalah ZN Stain.
Genus Mycobaterium adalah bakteri berbentuk batang Gram Positif yang sukar atau tidak
jelas diwarnai dengan pengecatan gram dari bahan pemeriksaan. Mycobaterium memiliki dinding
sel (cell wall) yang tebal dan mengandung lipid terutama asam mikolat. Hal ini menyebabkan
hasil reaksi positif saat dilakukan pengecatan BTA. Dinding sel mycobacterium yang terdiri atas
lapisan peptidoglikan dan senyawa lipid terutama asam mikolat yang mempunyai sifat mudah
menyerap sehingga bila diwarnai dengan carbol fuchsin maka dinding sel tersebut akan menyerap
zat warna dengan baik bila dipanaskan dan sulit dilunturkan dengan asam alkohol
Gambar. Struktur cell envelope Mycobacterium
Hasil yang tampak setelah dilakukan pengecatan BTA adalah bta positif akan berwarna merah.
Hal ini disebabkan karena lapisan peptidoglikan dan lipid yang mengandung asam mikolat pada
dinding sel akan menyerap dan menahan crystal violet meskipiun telah dilakukan proses
decolourise dengan asam alkohol. Sedangkan BTA negatif akan berwarna biru. Hal ini disebakan
karena lapisan peptidoglikan tanpa adanya asam miklat sehingga tidak mampu menahan crystral
violet pada saat dilakukan proses decolourise.

Pemeriksaan sediaan dahak langsung dengan pewarnaan ZN, menunjukkan secara semi
kuantitatif jumlah kuman tuberkulosis dalam dahak dengan ukuran skala IUATLD. Biasanya
diambik dahak pada pagi hari dan jika perlu diperiksa selama 3 hari berturut-turut.

Pembacaan hasil pemeriksaan BTA dengan menggunakan skala IUATLD:


Negatif : Tidak ada BTA per 100 lp
Positif : 1-9 BTA/100 lp (hasul meragukan, catat jumlah basil)
(+) : 10-99 BTA/100 lp
(++) : 1-10 BTA/ lp (minimal 50 lapang pandang)
(+++) : > 10 BTA/lp (minimal 20 lapang pandang)

3. PROSEDUR PENGECATAN BTA


PEMBUATAN PREPARAT
ALAT DAN BAHAN
1. Ose atau kapas steril
2. Gelas obyej
3. Lampu spritus
4. Bahan yang akan diperiksa

CARA KERJA

1. Nyalakan api spritus,

2. Siapkan objek glas yang kering dan bersih, kemudian berilah label yang sesuai dengan
identitas pada pot dahak

3. Buka tutup pot dahak secara hati-hati jangan sampai terpercik oleh dahaknya

4. Panaskan ose diatas nyala api sampai pihar merah, kemudian dinginkan

5. Ambil satu ose dahak, bagian yang kuning, kental kehijauan (purulen), kemudian tutup pot
dahak segera

6. Hapuskan dahak secara merata pada permukaan objek dengan putaran elips dari tengah ke
luar sampai bentuk elips berukuran kurang lebih 2 x 3 cm (apusan tidak terlalu tebal dan
tidak terlalu tipis)

7. Setelah digunakan ose celupkan ke dalam lysol lalu dipanaskan sampai pijar merah,
kemudian letakkan ose pada tempatnyadengan posisi pegangan dibawha

8. Panaskan gelas obyek di atas nyala api lampu spritus sambil diayunkan secukupknya (jarak
preparat dengan nyala api kira-kira 20 cm), sampai preparat kering

9. Preparat siap dilakukan pengecatan BTA

PERHATIKAN:
1. Selalu mensterilkan ose, pada saat akan dipakai dan setelah dipakai
2. Letakkan ose pada tempatnya, jangan diletakkan disembarang tempay (misal diatas meja
kerja)
3. Jangan memegang mata (ujung) ose dengan tangam

B. PENGECATAN BTA
1. Preparat yang telah siap dicat, digenangi dengan carbol fuchin 0.3 % sampai menutupi semua
preparat
2. Kemudian panaskan preparat dengan cara melewatkan nyala api bunsen secara berulang
dibawah kaca sediaan, sampai tampak uap (cat warna tidak boleh mengering). Uap ini
dipertahankan selama 3-5 mnit dengan cara menghentikan dan mengulang lagi melewarkan
nyala api dibawah kaca sediaan. Hentikan pemanasan dan dibiarkan selama 5 menit.
3. Buang cat, kemudian bilas dengan air mengalir secara perlahan
4. Tuangkan larutan HCL alkohol 3% goyang sampai warna merah tampak luntur
5. Buang sisa cat, kemudian bilas dengan air mengalir secara perlahan
6. Tuangkan sediaa dengan Methylen Blue 0.3% sampai menutupi seluruh sediaan. Biarkan
selama 10-20 detik
7. Buang sisa cat kemudian bilas dengan air mengalir secara perlahan, Miringkan preparat
beberaa saat untuk membuang sisa air
8. Biarkan preparat kering sendiri
9. Preparat siap diamati dibawah mikroskop

HASIL PENGAMATAN
Tulis hasil pengamatan pada lembar kerja yang telah tersedia
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
PENGECATAN BTA

KOLONI A KOLONI B
Deskripsi

Interpretasi
Pengecatan BTA

Gambar
CHECKLIST PENILAIAN PENGECATAN BTA

Nama :
…………………………………………………………
…..
Evaluasi
No Komponen Tidak
Dilakukan
dilakukan
Pembuatan Preperat
1 Mahasiswa membersihkan gelas objek
2 Mahasiswa memanaskan ose steril sebelum mengambil sampel dahak (Jika tidak
melakukan maka seluruh langkah pembuatan preparat 0)
3 Mahasiswa mengambil satu ose dahak bagian yang kuning, kental kehijauan (purulen)
dengan menggunakan ose steril dan langsung menutup pot dahak

4 Mahasiswa menghapuskan dahak secara merata pada permukaan objek dengan putaran
elips dari tengah keluar sampai bentuk elips berukuran kurang lebih 2 x 3 cm (apusan
tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis)
5 Mahasiswa memanaskan ose steril setelah digunakan dan dikembalikan pada tempatnya
(Jika tidak melakukan maka seluruh langkap pembuatan preparat dinilai 0)
Jika langkah 5 tidak dilakukan maka langkah 6-14 di nilai 0
6 Mahasiswa melakukan fiksasi: memanaskan obyek gelas di atas lampu spiritus (dengan
jarak sekitar 20 cm) hingga kering
PengecatanBTA(Jika urutan salah maka seluruh langkah 0)
7 Mahasiswa menggenangi preparat dengan Carbol fuchsin
8 Mahasiswa memanaskan preparat dengan cara melwatkan nyalaa api
menggunakan stik pembakar secara berulang dibawah kaca sediaan, sampai
tampak uap (cat warna tidak boleh mengering. Uap dipertahakan selama 3 – 5
menit). Hentikan pemanasa dan dibarikan selama 5 menit
9 Mahasiswa membuang sisa cat Carbol fuchsin dengan air mengalir, miringkan preparat
beberapa saat
10 Mahasiswa mengenani preparat denan HCL alkohol sampai warna merah
tampak luntur
11 Mahasiswa membuang sisa HCL alkohol dengan air mengalir, miringkan preparat
beberapa saat
12 Mahasiswa menggenangi preparat dengan methylen blue selama 20 detik
13 Mahasiswa membuang sisa cat methylen blue dengan air mengalair, meringkan
preparat beberapa saat

14 Mahasiswa membiarkan preparat kering dengan blot dry (diletakkan diantara dua
tissue kering, ditekan dengan halus dan tidak boleh di gesek)
Pengamatan preparat
15 Mahasiswa berhasil mengamati preparat dengan perbesaran 1000x
16 Mahasiswa menuliskan hasil yang diamati
TOTAL
Mataram,…………………

………….
Nilai .......................... X 100 = Penilai
32

(………………………………….)
BLOK 11 - RESPIRASI
PENGAMBILAN SPESIMEN MIKROBIOLOGI
SALURAN PERNAPASAN
PENGAMBILAN SPESIMEN MIKROBIOLOGI SALURAN PERNAPASAN

1. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mahasiswa mengetahui prinsip prinsip pengambilan spesimen mikrobiologi saluran
pernapasan atas
 Mahasiswa mendemonstrasikan pengambilan spesimen mikrobiologi saluran pernapasan atas

2. DASAR TEORI

Infeksi saluran pernapasan adalah penyakit yang disebakan oleh infeksi akut yang
berkaitan dengan infeksi saluran pernapasan termasuk hidung, sinus, tenggorokan, atau pangkal
tenggorokan.Menurut Watson et al. (2006) bahwa saluran pernapasan bagian atas pada manusia
adalah reservpir dari beragam komensalisme dan potensi menjadi patogen yang diantaranya
adalah Haemophilus influenza, Streptococcus pneumoniae (pneumokokous), Moraxella
catarrhalis dan Staphylococus aureus. Beberapa faktor dresposisi terjadinya infeksi saluran
pernapasan antara laian faktor usia, dimana anak kecil dan orang tua lebih mudah menderita
infeksi saluran napas, gangguan pertahanan tubuh misalnya pada orang-orang dengan sistem
imun yang pertahanan tubuhnya menurun, gangguan pada sekresi, penderita asma bronkihiae dan
hambatan atau pengeluran sekret saluran napas.
Penegakan diagnosis pada pasien memerlukan adanya hubungan antara barbagai data.
Data-data tersebut didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.
Salah satu pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah pemeriksaan laboratorium
mikrobiologi. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dari pemeriksaan mikrobiologi, kualitas
spesimen merupakan faktor yang paling harus diperhatikan. Kualitas spesimen yang baik sangat
diperlukan untuk membantu dalam menegakkan diagnosis yang dapat dipercaya. Spesimen untuk
pemeriksaan mikrobiologi, dalam hal ini biakan bakteri, jamur, atau virus harus mendapat
perhatian khusus mengingat mikroorganisme dapat mati selama transportasi atau sebaliknya
mikroorganisme kontaminan dapat tumbuh sehingga mempengaruhi hasil biakan.
Dalam pengambilan spesimen saluran napas harus mengikuti tata cara pengambilan
spesimen yang benar agar hasil pemeriksaan benar-benar merupakan gambaran keadaaan yang
sebenarnya. Salah satu teknik pengambuilan spesimen yaitu menggunakan swab tenggorok. Tata
caranya dengan menekan lidah menggunakan tonge spatel, masukkan lidi kapas steril melewati
daerah antara tonsilar pillar dan di belakang uvula, hindari menyentuh lidah, mukosa
bukal, uvula atau bibir. Usapkan swab pada daerah posterior laring, tonsil dan daerah inflamasi
atau yang mengalami ulserasi.

3. PROSEDUR PENGAMBILAN SPESIMEN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN

ALAT DAN BAHAN


1. media amiesh
2. Hand glove
3. Alkohol
4. Bahan yang akan diperiksa

Langkah:
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Jelaskan kepada pasien tentang tatacara tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasien di suruh berkumur
4. Pasien diposisikan duduk tegak dan di suruh membuka mulut.
5. Pasien di Dengan tongue spatel tekan lidah kebawah secara legal artis
6. Lakukan swabbing berturut-turut dari tonsil kiri, laring, uvula, dan tonsil
kanan.
7. Hasil swabbing di masukkan ke dalam media transport. (media transport Amies atau
Steward)

Gambar. Cara pengambilan spesimen swab nasofaring


PROSEDUR PENGAMBILAN SPESIMEN INFEKSI SALURAN NAPAS PADA BAYI

Cara Penggunaan :

1. Tempatkan pipa mulut di muta dan dengan perlahan masukkan ujung aspirator ke salah satu
lubang hidung. Sedot dengan perlahan pipa mulut tanpa melepaskan ujung aspirator dari
lubang hidung pasien

2. Lendir yang keluar terkumpul di dalam aspirator. Setelah selesai, buka semua bagian dan
buang lendir secara higienis dari aspirator.

Cara Membersihkan:
Pastikan kebersihan aspirator sebelum dan sesudah digunakan. Buang lendir dari aspiratorsecara
higienis dan cuci dengan air keran mengalir. Campurkan air hangat dan sabun cuci dalamwadah
. Buka semua bagian aspirator dan rendam aspirator di dalam wadah. Cuci bersih dan bilas dengan
air keran mengalir berulang kali sampai aspirator hidung bersih dari sisa kotoran dan air sabun.

Diskusi:
1. Jelaskan mengapa saat melakukan swab tenggorok menggunakan media amies? Adakah jenis
media yang sejenis?
2. Apakah ada potensi swab pada media amies mengalami kontaminasi? Sebutkan alasannya
dan bagaimana cara mengatasi/menghindarinya?
3. Mengapa pengambilan spesimen lendiri di saluran napas pada bayi menggunakan alat mucus
extractor.
Disusun Oleh Tim Mikrobiologi

Anda mungkin juga menyukai