Anda di halaman 1dari 29

BUNGA

Tujuan Instruksional :

Menjelaskan struktur morfologi dan


anatomi bunga

Menjelaskan mengenai ontogeni bunga


dan vaskularisasi bunga
Tujuan Instruksional :
Menjelaskan struktur morfologi dan
anatomi bunga

Menjelaskan mengenai ontogeni bunga


dan vaskularisasi bunga
BUNGA
 Ada beberapa teori :
 Organ bunga : kelopak, mahkota, putik, dan
benangsari merupakan modifikasi daun

 Organ bunga berkembang paralel dengan


organ vegetatif bukan berasal dari organ
tersebut.
Daun dan bunga adalah homolog; struktur dan
asal sama tetapi fungsi berbeda.

apeks vegetatif apeks reproduktif

 Organ-organ penyusun bunga

 daun kelopak (sepal)


 secara bersama
kelopak
(kaliks)
 daun mahkota (petal)
 secara bersama mahkota
(korola)
 benangsari (stamen)
alat kelamin jantan
 putik (pistil)
alat kelamin betina) Bunga 2/26
 Susunan organ bunga :
 Secara spiral
- Sepal, petal, serta stamen tersusun spiral
misal bunga lotus (Nelumbo lutea)
- Pada Magnolia glandiflora sepal dan petal
tersusun siklik, stamen dan karpel tersusun
spiral

buah

Magnolia glandiflora
diagram bunga

 Secara melingkar (siklik)


Bagian-bagian bunga tersusun melingkar
Susunan demikian merupakan susunan
yang paling umum.

diagram
bunga

Bunga Coriandum sativum Bunga 3/26


 Susunan bunga
Bila bunga tersusun dalam suatu perbungaan
(infloresen), dikenal 2 macam susunan:

 Akropetal :
Bunga muda terletak pada bagian ujung,
bagian ujung perbungaan tumbuh memanjang
memunculkan bakal bunga.

 Basipetal :
Bunga muda terletak pada bagian pangkal,
bagian ujung berhenti tumbuh

Susunan basipetal

Susunan akropetal Bunga 4/26


 Ontogeni bunga
 Ontogeni : sejarah pertumbuhan dan
perkembangan suatu organ
 Tahap awal perkembangan bunga sama
dengan perkembangan daun

 Saat bunga berkembang terjadi:

1.Transisi ujung pucuk dari fase vegetatif


ke fase reproduktif

2. A. Pada ujung vegetatif meristem apikal


aktif terus

B. Pada ujung reproduktif meristem


apikal berkerut dan non aktif

3. Ujung menjadi panjang, melebar dan


mendatar

Bunga 5/26
karpel

sepal

petal
sepal stamen
karpel

petal

karpel

plasenta

Bunga 6/26
 Vaskularisasi bunga
 Vaskularisasi pada pedisel sama dengan
batang

 Jumlah runutan organ bunga bervariasi


1. Runutan sepal sama seperti daun
2. Runutan petal satu
3. Runutan stamen satu
4. Runutan karpel 1,2,3,5 atau lebih

runutan Lanjutan stele


runutan karpel karpel ventral reseptakel
dorsal

runutan
stamen

runutan
petal
Runutan
sepal

Bunga 7/26
 Runutan pada karpel
 Umumnya ada 3  1 dorsal
2 ventral /marginal
 Berkas pembuluh ovul berasal dari berkas
ventral

Runutan karpel
ventral

Runutan karpel
dorsal

 Berkas pembuluh rudimenter


 Merupakan bukti adanya organ yang menga-
lami degenerasi
 Runutan petal rudimenter pada bunga
tanpa petal
 Runutan stamen /karpel rudimenter
pada bunga uniseksual
 Runutan karpel rudimenter pada bunga
jantan
 Runutan stamen rudimenter pada
bunga betina
Bunga 8/26
 Sepal
 Fungsi : melindungi organ bunga lain dalam
proses perkembangan
 Struktur menyerupai daun
 Morfologi bervariasi, pada umumnya mirip
daun, ada yang menyerupai petal
 Parenkim palisade umumnya tidak ada
 Mesofil tersusun oleh jaringan klorenkim
 Sering dijumpai struktur sekretori yang
terdapat pada daun

 Petal
 Fungsi : memikat polinator dengan warna,
tekstur dan aroma yang menarik

 Epidermis berdinding tipis, pada umumnya


terdiri atas sel-sel berkelok-kelok
 Umumnya berpapil, adaksial lebih
banyak dari pada abaksial

 Sering mengandung pigmen flavonoid,


untuk menyerap sinar UV

Bunga 9/26
Berkas pembuluh epidermis berpapil

mesofil
epidermis
Petal bunga mawar

 Pigmen lain :
 dalam vakuola betasianin
 dalam kromoplas karotenoid

 Penampilan petal :
 Lapisan sel berpigmen disebelah luar sel-sel
berpati permukaan
menyerupai krim („creamy”)
 Minyak pada permukaan petal
mengkilap

 Ruang antar sel paralel dengan sel-sel


epidermis warna metalik
Bunga 10/26
 Stamen

Teori: stamen homolog dengan daun

 Pada Ranales (tumbuhan primitif)


1. Stamen lebar seperti daun
2. Tiga berkas pembuluh
3. Tak ada filamen, anter, konektivum

Austobaileya Degeneria Magnolia Himantandra

 Perkembangan anter dan butir polen

 Sel sebelah dalam protoderm mulai


membelah secara periklinal.

 Terbentuk lapisan parietal primer dan lapisan


sporogen primer.
Bunga 11/26
 Lapisan parietal primer membelah secara
periklinal dua kali, dihasilkan lapisan
endotesium, lapisan tengah dan tapetum.

 Lapisan sporogen primer membelah lagi atau


langsung berkembang menjadi sel sel induk
mikrospora (mikrosporosit)

 Mikrosporosit mengalami pembelahan


meiosis menghasilkan 4 sel polen tetrad

Lapisan sporogen
mikrosporosit
tapetum

Lapisan parietal

Perkembangan butir polen pada kapas

Bunga 12/26
 Pembentukan dinding sel polen

(a) Simultan
(b) Suksesif

 (b) Suksesif tahapannya:


Setiap pembentukan nukleus, langsung
diikuti pembentukan dinding.
Contoh Melilotus alba
 (a) Simultan tahapannya:
1. Setelah dibentuk 4 sel disusul penyem-
pitan
2, Dinding dimulai dari penyempitan ke arah
dalam, contoh Zea

Suksesif

Simultan

Bunga 13/26
 Butir polen dalam kantong polen
 Butir polen tetrad masing-masing berpisah

 Butir polen tetap dalam bentuk tetrad

 Berbagai tipe susunan butir polen


dalam tetrad

tetrahedral

bentuk T
isobilateral

dikusata linier

 Kandungan kimia butir polen

 Polen muda dengan vakuola besar


 Polen masak  inti besar, plasma
mampat, vakuola hilang, kandungan pati
banyak, ada lemak dan protein

Bunga 14/26
 Dinding polen

 Ada dua lapis : dinding dalam (intin, )

dinding luar (eksin)

 Intin tipis (pektoselulosa), dapat “berubah”


menjadi enzim.

 Enzim keluar dari apertur polen dan


merusak kutikula stigma

 Eksin keras, (ester,karotenoid); berupa


satu macam lapisan atau terdiri dari
lapisan seksin dan neksin

seksin
eksin

neksin
intin

Bunga 15/26
 Polen saat penyerbukan

 Entin melepaskan / “berubah” menjadi enzim.

 Enzim keluar dari apertur polen dan merusak


kutikula stigma.

 Tabung polen menembus kepala putik.

 Variasi polen
 Ada variasi bentuk, ukuran, apertur dan
ukiran pada dindingnya.

Ukiran dinding polen Bunga 16/26


 Gametofit jantan (n)

 Gametofit jantan terdiri atas sel vegetatif


dan sel generatif
 Tipe butir sari (gametofit jantan) berdasarkan
saat pembelahan mitosis gamet
jantan (sel generatif):

Tipe 1. Sel generatif membelah menjadi dua


gamet jantan sebelum anter
merekah

Tipe 2. Sel generatif membelah menjadi dua


gamet jantan setelah membentuk
tabung sari

gamet jantan

tipe 1

tipe 2

gamet jantan Bunga 17/26


 Karpel
 Ontogeni : diduga homolog dengan daun
Asal usul sama dengan daun

 Berasal dari daun dengan megasporangia


pada tepiannya seperti megasporofil pada
tumbuhan paku, yang melipat membentuk
struktur berongga

stigma

ovul

Tepian karpel

 Karpel tunggal tepian melebur


 Karpel lebih dari satu: ada dua cara
 melebur pada bagian tepi 1 ruang
buah
 melipat ke dalam, melebur pada bagian
tengah beberapa ruang buah ,
sesuai jumlah karpel
Bunga 18/26
Pelipatan karpel

 Contoh :

 Kacang : satu karpel , satu ruang buah


 Kelapa : tiga karpel, satu ruang buah
 Pisang : tiga karpel, tiga ruang buah
 Pepaya : lima karpel, satu ruang buah

Bunga 19/26
 Letak ovul pada bakal buah:

 Parietal : ovul menempel pada dinding


buah, contoh : polong kacang-
kacangan.

 Aksiler : ovul pada bagian tengah rongga,


menempel pada tepian karpel
yang melipat, contoh: buah tomat.

 Bebas (free central) : ovul menempel pada


jaringan yang tidak berasal dari
tepian karpel, contoh buah jambu
biji

parietal aksiler bebas

Bunga 20/26
 Histologi karpel
 Dinding ovarium terdiri;
Parenkima
Jaringan pembuluh
Epidermis berkutikula.
 Sewaktu ovarium menjadi buah sel-sel
membesar, vakuola berisi berbagai zat

 Stigma
 Protoderma  epidermis berkelenjar
Mensekresikan gula, asam amino,
minyak untuk makanan sel tabung

polen
berkecambah

papil

epidermis berkelenjar

Bunga 21/ 26
 Stilus
 Ada jaringan transmisi: nutrisi tabung polen
 Stilus ada 2 tipe :
tidak berrongga
memiliki rongga pada bagian tengah :
satu rongga epidermis glanduler
beberapa rongga sesuai dengan jumlah
karpel pembentuknya

Jaringan transmisi
epidermis glanduler
Bunga 22/26
 Bakal biji
 Diawali pembengkakan sel nuselus
 Nuselus melindungi sel induk mega-
spora (2n)
 Nuselus  integumen  kulit biji
 Mikropile
 Plasenta
 Funikulus
 Kalaza

Integumen dalam

Integumen
luar
nuselus

mikropil

Bunga 23/26
 Bakal biji dikelompokkan berdasarkan
bentuk dan kedudukan :

1. Orthotrop atau atrop.


Ujung nuselus berada satu garis dengan
funikulus

2. Anatrop.
Ujung nuselus mengarah ke belakang
menuju pangkal funikulus

3. Di antara kedua tipe tersebut terdapat tipe-


tipe peralihan antara lain kampilotrop,
hemianatrop, amphitrop dan sirsinotrop

atrop anatrop kampilotrop

hemianatrop amphitrop sirsinotrop

Bunga 24/26
 Tipe perkembangan kantong embrio
didasarkan
1. Jumlah megaspora
2. Jumlah pembelahan
3. Jumlah dan susunan nukleus

 Tipe perkembangan kantong embrio


didasarkan jumlah megaspora

(A) Kantong embrio monosporik


1. Berinti delapan
2. Berinti empat
(B) Kantong embrio bisporik
(C) Kantong embrio tetrasporik

 A . Kantong embrio monosporik

•Satu sel induk megaspora 4 megaspora


miosis

Tiga mati, tinggal satu megaspora


(monosporik, tipe Polygonium)

•Satu megaspora 8 inti


3 x mitosis

Satu megaspora 4 inti


2 x mitosis

Bunga 25 /26
 B. Kantong embrio bisporik

Dua sel induk megaspora


• 2 megaspora
miosis
hanya 1 tahap

Dua sel megaspora 8 inti


2 x mitosis
(tipe Allium)

 C. Kantong embrio tetrasporik

Satu sel induk megaspora


• 4 megaspora
miosis

Empat megaspora mengalami berbagai



bentuk variasi mitosis dan orientasi
bergantung tipenya

Bunga 26/26

Anda mungkin juga menyukai