Anda di halaman 1dari 10

 Jumlah dan susunan  Bunga cempaka

stamen (benang sari)  Bunga merak


 Jumlah putik dan bagian-  Bunga pepaya
bagian irisan melintang
 Jumlah dan perlekatan
karpel dan tipe putik irisan
melintang

1. Bunga papaya (Carica papaya)

Menurut Brotowidjoyo (1989), kepala sari mempunyai struktur yang kompleks,


terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan di bagian terdalam terdapat lokulus (ruang sari)
yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah lapisan dinding kepala sari untuk setiap jenis
tumbuhan berbeda. Kepala sari mempunyai beberapa lapisan dinding sebagai berikut.
(1) Epidermis, merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Epidermis
menjadi memipih dan membentuk papila pada kepala sari yang masak dan berfungsi
sebagai pelindung epidermis.
(2) Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis.
(3) Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam endotesium dan
terdiri dari 2–3 lapis sel atau lebih tergantung jenis tumbuhannya.
(4) Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang mencapai
maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad

Tabel 4.1 Hasil pengamatan morfologi bunga (flos)


No. Hasil Pengamatan Keterangan
 Tata Letak : Flos lateralis
 Tipe Perbungaan :
1. • Bunga majemuk
• Sifat racemosa
• Tandan

Kelengkapan Bunga : Flos


2.
complectus

Bagian Bunga

3.

 Susunan Bagian Bunga :


Melingkar (cyclis)
4.
 Simetri Bunga :
Actinomorphus
Keadaan Tangkai : Pedicellus
5. pendek < 1 cm  tidak
berambut

Sepal berjumlah 5,
gamosepalus
Estivasi Sepal :
6.
• Vernatio : vernatio plana
• Aestivatio : aperta

Petal berjumlah 5,
sympetalus
Estivasi Petal :
7.
• Vernatio : vernatio plana
• Aestivatio : imbricata-
sinistrorsum-contortus

Susunan Stamen :
• Duduk stamen diatas
tajuk bunga
• Deplostemon
• Terdiri dari 2 lingkaran,
8. masing-masing terdiri
dari 5 stamen
• Anthera : duduk kepala
sari pada tangkai : tegak
(innatus)
Dasar bunga berbentuk
cawan-perigynus
Tipe Putik :
• Tipe : simplex
9.
• Jumlah Karpel : satu
• Ovarium : superus
• Berdasarkan jumlah ruang
: unilocularis
• Stigma : serupa daun
mahkota
• Parietalis-marginalis
10.
• Pada dinding tepi daun
buah
• Paracarp

4.1.1 Anatomi Pepaya (Carica papaya)


Tabel 4.4 Hasil pengamatan anatomi bunga (flos)
No. Hasil Pengamatan
Irisan Melintang Pedicellus

1.
Irisan Melintang Sepal

2.

Irisan Melintang Petal

3.

4. Irisan Membujur Stigma


Epidermis Pollen tube

Perbesaran 10x10

Irisan Melintang Ovulum

5. Kedudukan Ovulum

Setengah mengangguk (hemitropus)


6. Irisan Melintang Anthera
7.

(1) Bunga (flos)


Bunga Pepaya (Carica papaya) tergolong bunga yang terletak pada ketiak daun dan di buku-
bukunya (flos lateralis), dan termasuk bunga majemuk (inflorescentia). Suatu bunga majemuk
harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga diketiaknya. Pada suatu
cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa di antara bunga-bunganya
sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi
(Tjitrosoepomo, 2011). Pada suatu bunga majemuk, lazimnya dapat dibedakan bagian-bagian
bunganya. Pada bunga papaya (Carica papaya), bagian-bagiannya dapat dibedakan menjadi
tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptaculum), daun-daun kelopak (sepal), daun-daun
mahkota (petal), benang-benang sari (stamen), daun-daun buah (carpel), dan putik (pistillum).
Percabangan pada ibbu tangkai, serta susunan cabang-cabangnya berpengaruh terhadap urutan-
urutan mekarnya masing-masing bunga pada suatu bunga majemuk. Bertalian dengan sifat
tersebut, maka bunga papaya (Carica papaya) tergolong bunga majemuk tak berbatas
(inflorescentia racemosa), yaitu ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dan mempunyai susunan
acropetal. Dalam golongan tersebut, dibedakan lagi menjadi bunga bertangkai nyata, duduk
pada ibu tangkainya (racemus). Bertalian dengan letak dan susunannya bagian bunga,
merupakan bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran (cyclis) yang terdiri dari
lima lingkaran, yaitu 1 lingkaran daun-daun kelopak, 1 lingkaran daun-daun mahkota, 2
lingkaran benang-benang sari, dan 1 lingkaran daun-daun buah sehingga disebut pentasiklik.
Dilihat dari bagian-bagiannya tersebut, bunga pepaya (Carica papaya) merupakan bunga
sempurna (flos compectus). Menurut A, Y, Suroso (1992), ciri-ciri umum bunga pepaya
sempurna adalah memiliki putik, bakal buah, dan benang sari dalam satu kuntum bunga. Pada
bunga pepaya (Carica papaya) yang diidentifikasi, terdapat benang sari (alat kelamin jantan)
serta putik (alat kelamin betina), sehingga berdasarkan alat kelamin tersebut tergolong bunga
banci (hermaphroditus).
Tangkai bunga (pedicellus) pepaya (Carica papaya) pendek, yaitu kurang dari 1 cm. Pada
tangkai bunga tidak terdapat rambut, sehingga licin. Jika dipotong melintang, potongan dari
tangkai bunga akan terlihat bulat. Dasar bunga (receptaculum) memiliki bentuk seperti cawan,
karena daun-daun kelopak dan tajuk bunga duduknya seakan-akan pada tepi bangunan, sedang
putik di tengah bagian dasar bunga yang lebih rendah letaknya daripada duduk-duduknya
kelopak dan tajuk bunga, sehingga tergolong perigynus, dan bakal buah dikatakan menumpang
(superus).
Kelopak (calyx) tersusun dari daun-daun kelopak (sepal) yang berjumlah lima. Kelopak
bunga pepaya (Carica papaya) hanya berlekatan pada bagian bawah saja, sedangkan bagian atas
bebas (gamosepalus), sehingga tergolong fissus karena bagian yang berlekatan meliputi sepatuh
panjang kelopak. Melihat simetrinya, bentuk kelopak tergolong actinomorphus, karena dengan
beberapa cara, kelopak dapat dibagi menjadi 2 bagian yang setangkup. Pelipatan daun-daun
kelopak (sepal) saat dalam kuncup (vernatio) rata, tidak menunjukkan pelipatan (vernatio
plana), sedangkan letak daun-daun kelopak dalam kuncup (aestivatio) tidak bersentuhan sama
sekali satu sama lain (aperta).
Mahkota bunga (corolla) tersusun dari daun-daun mahkota (petal) yang berjumlah lima.
Sama halnya dengan kelopak bunga, mahkota bunga pepaya (Carica papaya) saling berlekatan
(sympetalus) tergolong actinomorphus dengan bentuk terompet. Pelipatan daun-daun mahkota
(petal) saat dalam kuncup (vernatio) rata, tidak menunjukkan pelipatan (vernatio plana),
sedangkan letak daun-daun mahkota dalam kuncup (aestivatio) saling menutupi seperti susunan
genting (imbricata) dengan arah perputaran sesuai dengan arah jarum jam (sinistrorsum-
contortus).
Benang sari (stamen) pada bunga pepaya (Carica papaya) tampak duduk di atas tajuk bunga
dan tidak saling berlekatan. Memiliki jumlah stamen 2x lipat jumlah daun tajuknya yang
tersusun dari 2 lingkaran, yang masing-masing berjumlah 5 stamen. Stamen pada lingkaran luar,
duduk berseling dengan daun tajuk (deplostemon). Tangkai sari (filamentum) dilihat dari jumlah
berkas yang merupakan perlekatan benang-benang sari tergolong diadelphus, karena terbagi
menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berlekatan dalam masing-masing kelompok.
Kepala sari (anthera) memperlihatkan batas yang jelas dengan filamentum dan sambungannya
tidak memberikan kemungkinan gerak bagi anthera (innatus).
Pada bunga pepaya (Carica papaya), putik (pistillum) terdiri lebih dari dua daun buah
(compositus). Menurut Tjitrosoepomo (2011), banyaknya daun buah yang menyusun putik
seringkali masih dapat dilihat dengan nyata, walaupun sudah berubah menjadi buah, dengan
melihat sudut-sudut atau rigi-rigi pada bagian kulit luar buah. Bakal buah (ovarium) duduk di
atas dasar bunga (superus) sehingga lebih tinggi dari dasar bunga. Daun buah yang menyusun
terdiri dari satu daun buah saja (unilocularis). Letak bakal biji (ovulum) hanya ujung tali
pusarnya saja yang membengkok, sehingga tali pusar dengan liang bakal biji membuat sudut 90o
(hemitropus). Kepala putik (stigma) yang dimiliki bunga pepaya (Carica papaya) serupa dengan
daun mahkota. Letak tembuni (placenta) termasuk parietalis-marginalis dan merupakan
paracarp

2. Bunga merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz).


Berdasarkan hasil pengamatan pada bunga merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz) ini termasuk
dalam bunga majemuk yaitu bunga majemuk tak terbatas karena bunga ini ibu tangkainya dapat
tumbuh terus, dengan cabang – cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai
susunan acropental. Dilihat dari bagian – bagiannya jenis bunga ini sama dengan bunga sepatu yaitu
bagian – bagiannya adalah: tangkai putik, putik, tangkai sari, benang sari, daun mahkota, mahkota,
tangkai bunga, dan kelopak. Maka dari itu bunga ini juga di sebut dengan bunga lengkap. Bunga ini
tumbuh pada ujung ibu tangkai dan termasuk bunga tandan. Bunga merak memiliki jumlah benang
sari sebanyak 10, 9 bersatu , dan yang 1 lepas. Jumlah putiknya ada 1 dengan letak ovarium
superum terdiri dari 1 loculus dan 1 carpelum
Bunga merak merupakan bunga majemuk dengan karangan bunga berbentuk tandan (racemus)
dan termasuk kedalam bunga bisexualis. Perhiasan bunga berupa corolla dan calyx. Calyx terdiri dari
5 sepal yang lepas. Corolla berbentuk kupu-kupu terdiri dari 5 petal yang saling lepas, 1 petal yang
besar disebut bendera atau vexilum, 2 sayap atau ala, 2 tunas atau carina satu sama lain terpisah
warnanya putih. Benang sari atau stamen jumlahnya 10, 9 bersatu dan 1 buah lepas (diadelpus)
semuanya sama panjang. Putik atau pistilum berjumlah 1 dengan letak ovarium superum terdiri dari
1 loculus dan 1 carpelum, jumlah ovulum bisa 1 sampai banyak ovulum dengan letak ovulum
parietalis (Parwata, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan jika dibandingkan dengan literatur sudah sesuai atau sebanding
bahwa bunga merak termasuk dalam bunga tandan, dan tumbuh pada ibu tangkai, dan juga
termasuk dalam bunga majemuk, meskipun di literatur tidak di jelaskan termasuk dalam bunga
majemuk tak terbatas.

Anda mungkin juga menyukai