Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR HEWAN
JARINGAN SARAF

OLEH :

NAMA : DIASTI DIRRY


NIM : 08041382328093
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : KAIA SAMIRA PASHA

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2024
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saraf menjadi salah satu jaringan manusia yang mengatur seluruh aspek yang
berkaitan dengan fungsi tubuh, oleh karena itu jaringan saraf menjadi jaringan yang
cukup penting dan diperlukan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Jaringan saraf
ini mengatur fungsi tubuh mulai dari membuka mata, menggerakkan tangan, hingga
menganalisa atau memutuskan sesuatu. Jaringan saraf dan Jika terjadi masalah pada
sistem saraf ini, tentunya manusia akan mengalami kesulitan dalam menjalani
kegiatannya (Nurdin et al., 2023).
Jaringan saraf di definisikan menjadi jaringan dasar pembentuk tubuh
manusia yang mengatur keseluruhan aspek yang berkaitan dengan fungsi-fungsi
tubuh untuk dapat melakukan kegiatan sehari-hari. Jaringan saraf terdiri atas dua
sel, yang pertama sel saraf atau neuron dan yang ke dua sel glial yang membantu
mengirimkan impuls saraf dan juga menyediakan nutrisi ke neuron, otak dan
sumsum tulang belakang tersusun dari sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat ini
bertanggung jawab untuk merangsang dan mengirimkan rangsangan dari satu
bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya dengan cepat, dengan adanya sistem saraf
kita dapat menggerakkan otot, menjaga keseimbangan tubuh, dan melakukan
kegiatan kita sehari-hari dengan baik (Tanjung, 2014).
Rusak pada jaringan saraf di area tubuh tertentu akibat penyakit atau proses
penuaan dapat menyebabkan lumpuh atau terganggunya fungsi pada area tubuh.
Beberapa fungsi dari jaringan saraf dengan menanggapi rangsangan, membawa
pesan dari neuron lain ke badan sel, memberikan insulasi listrik ke sel-sel saraf,
menghasilkan dan melaksanakan impuls saraf. Jaringan saraf di tubuh manusia
sangatlah banyak, diperkirakan jumlah jaringan saraf manusia mencapai sekitar 14
miliar karena menyebar di berbagai area tubuh (Hartono et al., 2018).

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan perkembangan
jaringan saraf pada hewan.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jaringan Saraf


Jaringan saraf adalah komponen jaringan utama dari sistem saraf. Sistem saraf
mengatur dan mengontrol fungsi tubuh dan aktivitas dan terdiri dari dua bagian
yaitu sistem saraf pusat (SSP) yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang,
dan percabangan saraf perifer dari sistem saraf tepi (SST). Jaringan ini terdiri dari
neuron atau sel-sel saraf, yang menerima dan mengirimkan impuls, dan neuroglia,
yang juga dikenal sebagai sel-sel glial atau lebih sering hanya sebagai glia, yang
membantu penghantaran impuls saraf serta memberikan nutrien bagi neuron.
Jaringan saraf terdiri dari berbagai jenis sel-sel saraf, yang semuanya memiliki
sebuah akson (Astuti, 2022).
Akson adalah bagian sel yang panjang seperti batang yang mengirimkan sinyal
potensial aksi ke sel berikutnya. Fungsi dari sistem saraf mencakup masukan
sensorik, integrasi, kontrol dari otot-otot dan kelenjar, homeostasis, dan aktivitas
mental. Jaringan saraf terdiri dari neuron, juga disebut sel-sel saraf, dan sel-sel
neuroglial. Empat jenis neuron-glia ditemukan di SSP adalah astrosit, sel-sel
mikroglia, sel-sel ependimal dan oligodendrosit (Pranata et al., 2018).

2.2 Jenis Jaringan Saraf


Sel saraf (neuron) adalah unit kerja sistem saraf manusia yang bertanggung
jawab untuk mentransmisikan informasi menggunakan sinyal listrik dan kimia pada
berbagai bagian dari otak. Sel saraf dapat dibagi menjadi beberapa jenis
berdasarkan fungsi dan peran mereka dalam sistem saraf. Neuron sensorik, juga
dikenal sebagai sel saraf aferen, bertanggung jawab untuk menerima rangsangan
sensorik dari lingkungan eksternal atau organ-organ tubuh, mereka mengubah
rangsangan ini menjadi sinyal listrik yang kemudian dikirim ke otak atau sumsum
tulang belakang untuk diproses lebih lanjut. Neuron sensorik memungkinkan
manusia untuk merasakan rangsangan seperti suhu, sentuhan fisik, suara, dan
cahaya (Nurdin et al., 2023).

Universitas Sriwijaya
Neuron motorik atau sel saraf eferen adalah sel saraf yang berperan dalam
mengirimkan sinyal dari otak atau sumsum tulang belakang menuju efektor (otot-
otot dan kelenjar-kelenjar) di seluruh tubuh. Sel saraf ini juga berperan dalam
mengoordinasikan gerakan dan respons motorik tubuh. Neuron motorik memicu
kontraksi otot yang diperlukan untuk bergerak, melakukan aktivitas fisik, dan
merespons rangsangan yang diterima. Neuron penghubung atau neuron konektor
berada di antara neuron sensorik dan neuron motorik, neuron ini bertindak sebagai
penghubung atau penyambung antara dua neuron tersebut dalam jaringan saraf
sehingga memungkinkan koordinasi yang tepat (Astuti, 2022).

2.3 Jaringan Saraf Spinal


Saraf spinal terdiri dari 31 pasang saraf yang menjalar keluar dari sumsum
tulang belakang. Sumsum tulang belakang (spinal cord) dilindungi oleh tulang
belakang yang merupakan kumpulan tulang vertebrata. Saraf spinal terbentuk dari
gabungan saraf sensorik dan motorik. Fungsi motorik, saraf ini berperan dalam
mengirimkan pesan atau sinyal dari sistem saraf pusat ke otot yang menghasilkan
respons tubuh terhadap rangsangan (Tanjung, 2014).

2.4 Jaringan Saraf Carebellum


Cerebellum atau otak kecil terletak di bagian belakang kepala, tepatnya di
bawah cerebrum atau otak besar. Bagian otak ini berfungsi untuk pengendali
gerakan, menjaga postur tubuh dan keseimbangan, serta menerima sekaligus
mempelajari gerakan baru. Bagian otak ini juga berperan dalam mengendalikan
motorik halus, seperti menulis dan melukis, koordinasi tangan dan kaki. Otak kecil
memang memiliki ukuran kecil dan terbilang padat (Suryanti, 2016).
Bagian otak ini mengisi sebesar 10 persen saja dari keseluruhan volume otak,
namun menjadi tempat neuron sebanyak lebih dari 50 persen. Otak kecil akan
mendapatkan sinyal yang berasal dari sensor pusat yang berada di bagian tulang
belakang dan otak lain, selanjutnya sinyal akan diproses untuk diartikan sebagai
gerak tubuh. Bagian otak ini berada di kepala sisi belakang, tepatnya di bawah
cerebrum atau otak besar (Hartono et al., 2018)

Universitas Sriwijaya
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum jaringan saraf dilaksanakan pada hari Senin, 4 Maret 2023, pada
pukul 11.00 – 13.00 WIB, dan bertempat di Laboratorium Biosistematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang di gunakan pada saat praktikum jaringan saraf adalah alat tulis,
buku kerja dan mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu preparat awetan
dari jaringan saraf.

3.3. Cara Kerja


Disiapkan mikroskop yang akan digunakan untuk pengamatan. Lalu
diletakkan preparat yang akan digunakan, atur penerangan dan digunakan lensa dari
ukuran terkecil pada mikroskop, setelah diamati hasilnya digambar lalu diberi
keterangan.

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1. Jaringan Saraf Cerebellum


Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Ordo : Artiodatyla
Famili : Bovidae
Genus : Capra
Spesies :Capra
aegagrus
Keterangan :
1. Lapisan molekular
2. Lapisan granular
3. White matter

Deskripsi :
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang telah di lakukan pada praktikum
dapat kita ketahui bahwa jaringan saraf cerebellum pada kambing berfungsi untuk
mengatur koordinasi gerakan dan keseimbangan tubuh, mirip dengan perannya
pada mamalia lainnya. Cerebellum menjadi bagian penting dari sistem saraf pusat
yang membantu dalam kontrol motorik dan pengaturan postur. Jaringan saraf pada
otak kambing terdiri dari bagian-bagian seperti korteks cerebral, lobus frontal,
lobus parietal, lobus temporal, dan lobus oksipital (Tanjung, 2014).
Jaringan Cerebellum terdiri dari lapisan-lapisan sel saraf yang sangat terlipat
yang disebut folia, dan memiliki banyak lipatan untuk meningkatkan luas
permukaan yang tersedia untuk pengolahan informasi. Cerebellum juga berperan
dalam beberapa fungsi kognitif seperti perhatian, bahasa, dan perencanaan gerakan
tubuh (Suryanti, 2016).

Universitas Sriwijaya
4.1.2. Jaringan Saraf Spinal
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Spesies :Rattus rattus
Keterangan :
1. White matter
2. Grey matter
3. Pembuluh darah

Deskripsi :
Berdasarkan hasil dari pengamatan yang telah di lakukan pada praktikum
dapat kita ketahui bahwa jaringan spinal pada tikus mirip dengan jaringan spinal
pada mamalia lainnya, termasuk manusia. Ini terdiri dari neuron dan serat saraf
yang membentang dari otak ke bagian belakang tubuh. Fungsi utamanya mengatur
gerakan tubuh, merespons rangsangan sensorik, dan menjaga fungsi tubuh lainnya.
Jaringan saraf sumsum tulang belakang pada tikus memiliki struktur dan fungsi
yang mirip dengan jaringan saraf sumsum tulang belakang pada manusia dan
mamalia lainnya (Nurdin et al., 2023).
Sumsum tulang belakang tikus terdiri dari dua bagian utama yaitu substansia
abu-abu dan substansia putih. Jaringan ini terdiri dari neuron dan serat saraf yang
membentuk jalur komunikasi antara otak dan bagian tubuh lainnya, berfungsi untuk
mengirimkan sinyal sensorik dari tubuh ke otak dan mengirimkan sinyal motorik
dari otak ke tubuh (melalui serat motorik), sehingga memungkinkan koordinasi
gerakan dan respon terhadap rangsangan (Pranata et al., 2018).

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Jaringan saraf terdiri atas dua sel, yang pertama sel saraf atau neuron dan
yang ke dua sel glial.
2. Fungsi dari jaringan saraf dengan menanggapi rangsangan, membawa pesan
dari neuron lain ke badan sel.
3. Unit fungsional jaringan saraf adalah neuron, atau sel saraf yang secara unik
dikhususkan untuk menghantarkan sinyal yang disebut impuls saraf.
4. Saraf spinal terdiri dari 31 pasang saraf yang menjalar keluar dari sumsum
tulang belakang.
5. Neuron penghubung atau neuron konektor berada di antara neuron sensorik
dan neuron motorik.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, G. M. (2022). Konsep Dasar Biologi. Makassar: Cendekia Publisher.

Hartato, E., Sitorus, D., & Wanto, A. (2018). Analisis Jaringan Saraf Tiruan untuk
Prediksi Luas Panen Biofarmaka di Indonesia. Jurnal SemanTIK, 4(1), 49-
56.
Nurdin, G.M. et al. (2023) Konsep Dasar Biologi ( Book Chapter ).

Pranata, E. R., Sinaga, S. P., Wanto,A. (2018). Estimasi Wisatawan Mancanegara


Yang Datang Ke Sumatra Utara Menggunakan Jaringan Saraf. Jurnal
SemanTIK, 4(1), 97-102.
Suryanti, S. (2016). Pengaruh Alkohol Terhadap Penurunan Berat Cerebellum
Pada Tikus Wistar Remaja. Jurnal Ilmu Kesehatan, 4(1), 18-25.
Tanjung, D. H. (2014). Jaringan Saraf Tiruan Dengan Backpropagation Untuk
Memprediksi Penyakit Asma. Creative Information Technology Journal,
2(1), 28-38.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Gambar 1. Jaringan saraf spinal Gambar 2. Jaringan saraf cerebellum

(Sumber: Dokumen Pribadi, 2024).

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai