Anda di halaman 1dari 3

MAKALA SISTEM TUBUH

MATA KULIAH :ILMU DASAR KEPERAWATAN

DI SUSUN OLEH:

MEYER DEFLIANI TUTU

220111040072

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNUVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat dan tuntunannya saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini di mana makalah ini membahas tentang system tubuh
manusia yang di dalamnya penjelasan dan histologi yang di ambil dari berbagai sumber
terpercaya.Saya harap agar penulisan makalah ini dapat mencapai standar penulisan guna
pemenuhan tugas yang telah di mandatkan oleh dr.elvin Angamalisan. Saya menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat
kami harapkan untuk menyempurnahkan makalah ini

Nama sistem saraf berasal dari “saraf”, yang mana merupakan bundel silinder serat yang keluar dari
otak dan central cord, dan bercabang-cabang untuk menginervasi setiap bagian tubuh.[2] Saraf
cukup besar untuk dikenali oleh orang Mesir, Yunani dan Romawi Kuno,[3] tetapi struktur
internalnya tidaklah dimengerti sampai dimungkinkannya pengujian lewat mikroskop.[4] Sebuah
pemeriksaan mikroskopik menunjukkan bahwa saraf utamanya terdiri dari akson dari neuron,
bersamaan dengan berbagai membran (selubung) yang membungkus saraf dan memisahkan mereka
menjadi fasikel. Neuron yang membangkitkan saraf tidak berada sepenuhnya di dalam saraf itu
sendiri; badan sel mereka berada di dalam otak, central cord, atau ganglia perifer (tepi). Lalu Sistem
saraf adalah sistem organ yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling
terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunter dan involunter
organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf
merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang
saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan. Satuan kerja utama
dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel glia.

Sistem saraf pada vertebrata secara umum dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat (SSP) dan
sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. SST utamanya terdiri dari
saraf tepi, yang merupakan serat panjang yang menghubungkan SSP ke setiap bagian dari tubuh. SST
meliputi saraf motorik, yang memediasi pergerakan-pergerakan volunter (disadari), sistem saraf
otonom, meliputi sistem saraf simpatis, sistem saraf parasimpatis, dan fungsi regulasi (pengaturan)
involunter (tanpa disadari) dan sistem saraf enterik (pencernaan), sebuah bagian yang semi-bebas
dari sistem saraf yang fungsinya adalah untuk mengontrol sistem pencernaan.

Pada tingkatan seluler, sistem saraf didefinisikan dengan keberadaan jenis sel khusus,
yang disebut neuron, yang juga dikenal sebagai sel saraf. Neuron memiliki struktur
khusus yang mengizinkan neuron untuk mengirim sinyal secara cepat dan presisi ke
sel lain. Neuron mengirimkan sinyal dalam bentuk gelombang elektrokimia yang
berjalan sepanjang serabut tipis yang disebut akson, yang mana akan menyebabkan
bahan kimia yang disebut neurotransmitter dilepaskan di pertautan yang
dinamakan sinaps. Sebuah sel yang menerima sinyal sinaptik dari sebuah neuron
dapat tereksitasi, terhambat, atau termodulasi. Hubungan antara neuron membentuk
sirkuit neural yang membuat persepsi organisme dari dunia dan menentukan tingkah
lakunya. Bersamaan dengan neuron, sistem saraf mengangung sel khusus lain yang
dinamakan sel glia (atau sederhananya glia), yang menyediakan dukungan struktural
dan metabolik.
Sistem saraf ditemukan pada kebanyakan hewan multiseluler, tetapi bervariasi dalam
kompleksitas.[1] Hewan multiseluler yang tidak memiliki sistem saraf sama sekali
adalah porifera, placozoa dan mesozoa, yang memiliki rancangan tubuh sangat
sederhana. Sistem
saraf ctenophora dan cnidaria (contohnya, anemon, hidra, koral dan ubur-ubur) terdiri
dari jaringan saraf difus. Semua jenis hewan lain, terkecuali beberapa jenis cacing,
memiliki sistem saraf yang meliputi otak, sebuah central cord (atau 2 cords berjalan
paralel), dan saraf yang beradiasi dari otak dan central cord. Ukuran dari sistem saraf
bervariasi dari beberapa ratus sel dalam cacing tersederhana, sampai pada tingkatan
100 triliun sel pada manusia.
Pada tingkatan paling sederhana, fungsi sistem saraf adalah untuk mengirimkan
sinyal dari satu sel ke sel lain, atau dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain.
Sistem saraf rawan terhadap malafungsi dalam berbagai cara, sebagai hasil cacat
genetik, kerusakan fisik akibat trauma atau racun, infeksi, atau penuaan. Kekhususan
penelitian medis di bidang neurologi mempelajari penyebab malafungsi sistem saraf,
dan mencari intervensi yang dapat mencegahnya atau memperbaikinya. Dalam
sistem saraf perifer/tepi (SST), masalah yang paling sering terjadi adalah kegagalan
konduksi saraf, yang mana dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab
termasuk neuropati diabetik dan kelainan demyelinasi seperti sklerosis ganda dan
sklerosis lateral amiotrofik.

Sistem saraf adalah sistem kompleks dalam tubuh yang bertanggung jawab untuk
mengirimkan sinyal-sinyal listrik dan kimia antara berbagai bagian tubuh. Sistem
saraf terbagi menjadi dua bagian utama: sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf
tepi (SST). Sistem Saraf Pusat (SSP): Merupakan pusat pengolahan informasi utama
dalam tubuh. Terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak berfungsi untuk
mengendalikan berbagai fungsi tubuh, seperti persepsi sensorik, kognisi, emosi, dan
gerakan. Sumsum tulang belakang menghubungkan otak dengan bagian tubuh
lainnya dan juga berperan dalam mengkoordinasi respons refleks. Sistem Saraf Tepi
(SST): Menghubungkan SSP dengan bagian-bagian tubuh lainnya. SST terdiri dari
dua bagian: sistem saraf tepi somatik dan sistem saraf tepi otonom. Sistem Saraf Tepi
Somatik: Bertanggung jawab atas sensasi dan gerakan sadar. Ini adalah bagian dari
sistem saraf yang menghubungkan SSP dengan otot rangka dan kulit. Sistem Saraf
Tepi Otonom: Mengontrol fungsi-fungsi tubuh yang tidak sadar, seperti detak
jantung, pencernaan, dan pernapasan. Terbagi lagi menjadi dua bagian: sistem saraf
simpatis (respons “fight or flight”) dan sistem saraf parasimpatis (respons “rest and
digest”). Proses dasar dalam sistem saraf melibatkan sel-sel saraf, yang disebut
neuron, dan sinyal-sinyal listrik dan kimia yang dikirimkan di antara mereka. Neuron
memiliki bagian-bagian penting seperti dendrit, soma (badan sel), akson, dan akhiran
saraf (synapse). Sinyal listrik yang dikenal sebagai impuls saraf bergerak melalui
neuron dari satu ujung ke ujung lainnya. Sinyal kimia memainkan peran penting
dalam mengantarkan impuls saraf di antara neuron. Di sinapse, ujung akson neuron
melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmiter ke celah sinapse.
Neurotransmiter ini kemudian mengikat reseptor di dendrit neuron penerima,
memicu impuls saraf baru. Sistem saraf memainkan peran kunci dalam hampir semua
aspek kehidupan kita, mulai dari persepsi sensorik hingga kognisi kompleks. Ini juga
memainkan peran penting dalam menjaga homeostasis tubuh dan merespons
lingkungan eksternal

Anda mungkin juga menyukai