Anda di halaman 1dari 60

Kelompok 7

Sport Emergency
copyright 2006 www.brainybetty.com; All
03/29/2023 1
Rights Reserved.
Sport Emergency merupakan keadaan darurat
yg tak terduga, berbahaya, dan keadaan yg serius
pada atlit yang memerlukan tindakan segera.
Prosedur darurat adalah rencana tindakan yang
akan dilakukan dalam urutan atau cara tertentu,
dalam menanggapi suatu peristiwa darurat.
Sporting emergencies dapat dibagi dalam
tiga kategori

Trauma pada atlet yg semula sehat

Perburukan dari masalah kesehatan sebelumnya

Munculnya penyakit yang tidak dikenali sebelumnya


PERSIAPAN

PERSONEL

PERALATA
PELATIHAN
N

PERSIAPAN
PERALATAN
Dibutuhkan peralatan resusitasi dan
transportasi cepat untuk mengamankan atlet
Alat CPR (ambubag atau oxiviva), mesti disediakan disetiap fasilitas
olahraga.

Oropharyngeal airway Tandu


Spine board atau Jordan frame Tongkat Penopang dan Sling
Batu Es, situasi di mana terjadi heat injury(cedera panas).
Sediakan juga air dingin dalam jumlah yg lebi banyak atau
cairan elektrolit-glukosa 5-10%.
Splint : - Rigid Collar
- Air Splint
CPR (Cardiopulmonary resuscitation)
Merupakan teknik penyelamatan hidup dlm
keadaan darurat seperti serangan jantung atau
keadaan dimana seseorang berhenti bernapas atau
henti jantung. Dapat dilakukan secara manual
dengan bantuan pernafasan mouth to mouth atau
menggunakan alat ambubag PVC atau Oxy Viva.
Ambubag perangkat genggam yang digunakan untuk
memberikan nafas bantuan kepada pasien yang tidak bernapas
atau bernapas dengan keadaan yang kurang memadai.
Isi Paket :

– Masker (Face Mask)


– Pompa Oksigen (Bag)
– Selang masker (Tubing)
– Kantong Receiver 
– User Manual
Oxy Viva
CARA MELAKUKAN CPR
Cek bahaya dan keselamatan (Danger/safety)
Sebelum melakukan pertolongan pastikan pasien serangan jantung
berada di tempat yang aman dan terhindar dari bahaya.

Cek respons (Respone)


Ketahui apakah orang tersebut masih sadar atau tidak. Caranya
dengan menepuk-nepuk pundak orang sambil berteriak dengan suara
yang keras. Misalnya \”Pak, bisa dengar suara saya?\”. Jika tidak
ada respons dari pasien, maka segera hubungi ambulance atau
petugas medis.
Buka jalur pernapasan (Airway)
Sambil menunggu petugas medis datang, orang terdekat bisa membuka jalur
pernapasan dengan cara tangan kiri memegang dahi sambil ditarik ke
belakang dan tangan kanan menarik dagu ke bawah. Dekatkan telinga ke
pasien sambil melihat, mendengar dan merasakan ada napas atau tidak
selama 5 sampai 10 detik.

Berikan napas buatan (Breaths)


Jika tidak ada napas maka berikan napas buatan dengan cara
menutup hidung dan meniupkan napas dari mulut ke mulut
sebanyak 2 kali selama 2 detik. Saat melakukan hal ini mata
memperhatikan dada orang tersebut, apakah bergerak atau tidak.
Berikan tekanan (Compression)
Setelah memberikan 2 kali napas buatan, maka beri tekanan pada
bagian dada. Untuk orang dewasa letakkan kedua tangan di
tengah-tengah dada sambil ditekan dengan posisi tangan lurus,
tapi untuk anak-anak hanya menggunakan satu tangan saja.
Tekan sepertiga bagian dada sebanyak 30 kali.

Lakukan secara berulang


Setelah melakukan 30 kali tekanan, beri napas buatan kembali
sebanyak 2 kali lalu tekanan sebanyak 30 kali. Lakukan hal ini
selama 2 menit.
Cek pernapasannya kembali
Jika sudah dilakukan 5 kali set dengan perbandingan 2 napas
buatan dan 30 kali tekanan dada (2:30) atau selama 2 menit,
maka cek apakah pasien sudah bisa bernapas atau belum. Jika
belum maka ulangi kembali perbandingan 2:30 tersebut hingga
petugas medis datang.
Jika pasien sudah bisa bernapas
Apabila setelah dua menit pasien bernapas, maka letakkan pada
recovery position. Yaitu dalam posisi terlentang letakkan tangan kiri
ke atas dan tangan kanan menyilang ke telinga, tekuk kaki kanan
lalu miringkan pasien ke arah kiri dengan mendorong pundak dan
kakinya secara bersamaan. Namun jika pasien tidak bernapas lagi,
terlentangkan kembali dan berikan napas buatan serta tekanan di
dada.
OROPHARINGEAL AIRWAY
Teknik jalan napas orofaringeal dikenal juga
sebagai jalan napas oral yg merupakan perangkat
alat medis jalan nafas dgn mencegah lidah ke arah
belakang dan menutup epiglotis, yg membuat
seseorang kesulitan bernafas.
OROPHARINGEAL
AIRWAY
TANDU
Sebuah alat yang dibuat untuk mengevakusi korban dari
tempat kejadian ketempat yang lebih aman atau t4
rujukan.
Macam-macam Tandu :
- Biasa digunakan pada cedera pemain bola.
- Tandu Darurat = Digunakan dlm keadaan darurat dgn
menggunakan kTandu Spinal = u/ korban Fraktur spine
- Tandu Sorong = Berbentuk tempat tidur dorong (pada
RS)
- Tandu lipat = ayu, papan, dst.
PERSONAL-TRAINING
Pada perhelatan olahraga, seseorang yang memiliki
kemampuan untuk melakukan pertolongan pertama
sangat perlu dihadirkan, dan pada umumnya telah
dipersiapkan dengan adekuat.
sehingga dalam hal ini peran pelatih,orang tua,dan
kompetitor sendiri untuk mendapatkan training tentang
pertolongan pertama.
untuk memindahkan sejumlah pemain yang cedera
dari lapangan di perlukan 4-5 orang, 4 orang utk
memindahkan atlet dengan tandu, dan satu orang lainnya
di utamakan utk melakukan pertolongan pertama.
PELATIHAN (EDUCATION)
• Tanggung jawab dari tenaga kesehatan yang
bertugas untuk memastikan bahwa yang melakukan
pertolongan telah di latih sebelumnya.
• pelatih olahraga seharusnya memiliki sertifikat.
• Prosedur standar
seperti : assesment
pemindahan pemain
transport
Beberapa Situasi
Emergensi Olahraga
SHOCK

suatu keadaan yang gawat, dimana sistem


peredaran darah (sirkulasi) gagal menyalurkan
darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke
organ vital (otak, jantung dan paru-paru).
1. Shock hipovolemik.
Shock yang diakibatkan oleh kehilangan volume intravaskuler secara akut
dan massif. Hal ini bisa diakibatkan oleh kehilangan darah, plasma, cairan
tubuh ataupun elektrolit. Keadaan ini biasa terjadi pada luka bakar, perdarahan
dalam ataupun luar, diare berat dan lain-lain.

2. Shock Kardiogenik.
syok yang diakibatkan oleh kelainan pada jantung, misalnya pada aritmia,
infark miokardium, kelainan katup ataupun akibat obat-obat myocardial
depressant.
3. Shock Obstruktif.
Shock yang diakibatkan oleh gangguan pengisian pada ventrikel kanan
maupun kiri yang dalam keadaan berat bisa menyebabkan penurunan
Cardiaac Output. Hal ini biasa terjadi pada obstruksi vena cava, emboli
pulmonal, pneumotoraks, gangguan pada pericardium (misalnya : tamponade
jantung) ataupun berupa atrial myxoma.

Shock Distributif.
Shock yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada
distribusi volume sirkulasi, baik karena perubahan resistensi
pembuluh darah ataupun akibat perubahan permeabilitasnya.
Hal ini biasa terjadi pada keadaan sepsis, anafilaktik ataupun
neurogenik.
Gejala Shock
• Gejala Obyektif
1.      Pernapasan cepat & dangkal
2.      Nadi capat dan lemah
3.      Akral pucat, dingin & lembab
4.      Sianosis : bibir, kuku, lidah & cuping hidung
5.      Pandangan hampa & pupil melebar

• Gejala Subyektif
1.      Mual dan mungkin muntah
2.      Rasa haus
3.      Badan lemah
4.      Kepala terasa pusing
Penanganan Awal Shock
1. segera bawa penderita ketempat teduh dan
aman
2. Tenangkan dan yakinkan penderita bahwa dia
akan ditangani dengan baik
3. Tidurkan penderita, dengan posisi terlentang,
tungkai ditinggikan 20-30 cm(± 30°).
4.  Longgarkan pakaian penderita dan jangan
diberikan makanan dan minuman.
5. Kontrol ABC
6. Segera rujuk ke fasilitas kesehatan.
Cardiopulmonary Resuscitation
Cedera traumatis atau terjatuh secara spontan
yang mengakibatkan kehilangan kesadaran
memerlukan penilaian ABC. Jika mendadak
pernapasan tidak hadir dan tekanan darah tidak bisa
dirasakan, kemudian resusitasi cardiopulmonary
diperlukan. Rasio 5 penekanan untuk
meningkatkan atlet bernafas dan dilakukan
berselang 15 detik.
Laryngeal and tracheal injuries
Trauma ke leher dapat mengakibatkan tiba-
tiba penyempitan jalan napas. gejala suara serak,
stridor, dan air liur menyarankan saluran napas
atas. fraktur laring atau edema memerlukan
penanganan yang cepat ke rumah sakit.
Manifestasi Klinis
Tanda-tanda awal cedera serius termasuk
pembengkakan, subkutan emfisema dan audible
stidor dengan heamoptysis. Pertolongan yang dapat
diberikan segera adalah dengan menaruh es ke
leher.
Chest Injuries
Gejala yang terkait dengan cedera dada
termasuk nyeri, sesak nafas dan haemoptysis. Jika
ada perdarahan signifikan intrathoracic pasien
mungkin menunjukkan tanda-tanda shock &
hipotensi. Peningktan sesak nafas secara pesat
dapat menunjukkan ketegangan Pneumotoraks .
haemoptysis memacu hematoma paru atau pecah
bronchous.
Pneumothorax

Pneumothorax klinis mencakup :


Sesak Nafas
Hyperrresonance
Suara nafas berkurang
Mengurangi tekanan darah
Penatalaksanaan pada head injury
• Tetap damping atlet
Sampai bantuan medis tiba, tetap damping atlet yang terluka
tersebut dan posisikan dia dengan berbaring dan tenang, dengan
kepala dan bahu sedikit ditinggikan. Jangan pindahkan atlet kecuali
jika diperlukan, dan menghindari untuk menggerakan kepala pasien.
• Menghentikan pendarahan.
Berikan penekanan untuk luka dengan kasa steril atau kain bersih.
Tapi jangan memberikan tekanan langsung ke luka , jika diduga
terdapat fraktur tengkorak.
• Perhatikan perubahan dalam bernafas dan kesadaran.
Jika orang tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda sirkulasi (nafas,
batuk atau gerakan), mulai CPR.
HAEMOTHORAX
Haemothorax terjadi akibat darah terakumulasi di ruang
pleura, biasanya sebagai akibat dari perdarahan toraks
pembuluh e.g.intercostal,pulmonary atau mediastinum.

Pasien membutuhkan pemindahan segera ke rumah sakit, di


beri oksigen dan, preferebly, drip intravena di situ.
Penanganan secara tepat pengobatan terdiri dari dada tabung
dan kadang-kadang transfusi darah dan bahkan thoracotomy
jika pendarahan berlanjut.
(Open chest wound)
Luka terbuka pada dada harus ditutup dengan
foil, kain atau item yang serupa dan ditempelkan di
tiga sisi hanya untuk mencegah perkembangan dan
ketegangan pada Pneumotoraks .Untuk
Pemasangan Tabung di tangani langsung di rumah
sakit.
(Flail chest)
Flail chest adalah suatu keadaan apabila dua
costae berdekatan mengalami fraktur pada dua
tempat atau lebih. Sehingga pola pernafasan
menjadi tdk stabil mengakibatkan  penurunan daya
pengembangan paru-paru  anoksia berat dan
Tachypneu.
(Cardiac constusion)
Yaitu memar otot jantung, dapat
mengakibatkan buruknya sirkulasi
peredaran darah atau Ini terdeteksi oleh
adanya pulsus paradoxus. Dengan
penanganan rujukan langsung ke Rumah
sakit.
(Abdominal injuries)
• Pukulan langsung di bawah tulang rusuk atau bagian
abdomonal dapat menyebabkan cedera untuk salah
satu organ-organ perut.
• Ketika pukulan langsung ditopang, atlet harus di
keluarkan dari lapangan bermain dan erat mengamati
tanda-tanda untuk kerusakan ke organ-organ perut
dan runtuhnya peredaran darah.
• Atlet yang telah mengalami kerusakan organ-organ
perut untuk satu atau lebih akan mengeluh sakit dan
akan pingsan secara
• Abdomen harus secara hati-hati di palpasi
untuk melihat area yang mengalami
tenderness,
• Peningkatan nyeri abdomen , tanda peritonitis
atau bukti dari pegembangan sirkulasi aorta
merupakan indikasi untuk segera membutuhkan
penanganan rumah sakit . Atlit di haruskan
tidak makan dan minum selama evaluasi rumah
sakit.
(Ruptured spleen)/ Limpa robek

• Robeknya limpa menyebabkan banyaknya darah yang ada di


rongga abdomen. Ruptur pada limpa biasanya disebabkan
hantaman pada abdomen kiri atas atau abdomen kiri bawah.
• Pada pemeriksaan fisik, gejala yang khas adanya hipotensi karena
perdarahan. Kecurigaan terjadinya ruptur limpa dengan ditemukan
adanya fraktur costa IX dan X kiri, serta ditemui takikardi.
• Biasanya pasien juga mengeluhkan sakit pada bahu kiri, yang
tidak termanifestasi pada jam pertama atau jam kedua setelah
terjadi trauma.
(Kidney injuries)

• Luka memar atau contusion yang bermanifestasi


terdapatdarah dalam urin. Secara klinis termasuk
nyeri pinggang dan pembengkakan, yang dapat
di lihat adanya tanda di kulit area ginjal tersebut.
• Jika kerusakan ginjal diduga setelah pukulan
pinggang, atlet harus diminta untuk lulus sampel
urin. Jika haematuria terdeteksi, rujukan ke
rumah sakit diperlukan.
Patah tulang panggul (Pelvic fractures)

• Atlet yang menderita fraktur pelvic biasanya berkompetisi di


olahraga yang membutuhkan kecepatan seperti balap motor. Jika
fraktur tidak merusak cincin pelvic dan jika tidak ada kumpulan
cedera di sekitar pelvic,pengobatan di berikan bed rest selama 3
minggu dan di berikan gerakan-gerakan pada tungkai.

• Jika cincin pelvic telah terjadi kerusakan maka akan terjadi


banyak komplikasi pada kandung kemih,seperti rupture uretra,
cedera injury atau terjadi pendarahan di dalam. Cedera ini perlu
penanganan segera di rumah sakit.
Injury to the extremities
Compund Fracture

Dislocations

Traumatic amputation

Acute compartment pressure syndrome


1.Compund Fracture
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur dapat
terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari
yang dapat diabsorbsi .

2. Dislokasi
Terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya
saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk
sendi)
3. Traumatic amputation
Trauma amputasi adalah hilangnya bagian tubuh biasanya
jari, jari kaki, lengan, atau kaki yang terjadi sebagai hasil dari
kecelakaan atau trauma. Sebuah amputasi traumatik dapat
melibatkan bagian tubuh, termasuk lengan, tangan,  jari
tangan, kaki, jari kaki, telinga, hidung, kelopak mata dan alat
kelamin.

4. Acute compartment pressure syndorome


Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana
terjadi peningkatan tekanan intertisial di dalam
ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen
osteofasial yang tertutup.
5. sprain adalah cedera pada sendi, dengan terjadinya robekan
pada ligamentum, hal ini terjadi karena stress berlebihan yang
mendadak atau penggunaan berlebihan yang berulang-ulang
dari sendi. (imobilisasi hingga operasi)

6. Strain adalah kerusakan yang disebabkan oleh


overstretching dari jaringan otot.
Jaringan otot menjadi kelebihan beban dan
mencapai titik puncaknya di mana terjadi tears atau
parsial tears. (RICE)
Heat Illness

Keadaan suhu tubuh yang meningkat sebagai


akibat peningkatan suhu pada lingkungan yg
menyebabkan keseimbangan suhu yg tggi dalam
tubuh tdk mampu melakukan adaptasi.
Fisiologis Panas Tubuh
Untuk terjadi kontraksi otot selama berolahraga,
diperlukan produksi energi, yg sebagian besar akan
berubah menjadi panas, panas tersebut akan cepat
dialirkan dari otot melalui darah menuju ke
permukaan kulit untuk dilepaskan melalui keringat.
Irawan,(2007).
Mekanisme Panas Tubuh
Aktifitas fisik  Kontraksi Otot 

Peningkatan laju metabolisme  Hipothalamus

Posterior  membuang panas tubuh melalui

keringat  Suhu Lingkungan.


Classification heat illness
I. Mild
(heat cramps, Heat Syncope)
• Symptoms = kram pd M. Gastrocnemius dan
M. Quadriceps.
• Sign = Spasm, hipotensi postural, peningkatan
denyut nadi.
• Treatment = Rest, Ice, massage, oral glucose-
elektrolit , Lie down , Elevasi, oral fluids.

copyright 2006 www.brainybetty.com; All


03/29/2023 45
Rights Reserved.
Heat Cramps
kejang otot hebat akibat
keringat berlebihan, yang terjadi
selama melakukan aktivitas pada
cuaca yang sangat panas.
Etiologi
Melakukan aktivitas fisik yang berat atau lama 
Suhu atau kelembaban yang tinggi
Dehidrasi
kehilangan cairan
Pemakaian alkoholf)
Obat -
obatan (misalnya diuretik, neuroleptik, fenotiazin danantikolin
ergik)
Penyakit jantung dan pembuluh darah
Kelainan fungsi kelenjar keringat.
Heat Syncope
Heat syncope adalah ganggunan
induksi panas yang lebih serius. Ciri dari
gangguan ini adalah pening dan pingsan
akibat berada dalam lingkungan panas
pada waktu yang cukup lama.
II. Moderate
(Heat exhaustion)

• Symptoms = sakit kepala, kelelahan, mual,


confusion, ataxia.
• Sign = peningkatan pengeluaran keringat,
penurunan tek. darah, penigkatan irama jantung.
• Treatment = sama halx mild, pemberian cairan
infus intravena.
• Complication = meningkat ke grade heat stroke.

copyright 2006 www.brainybetty.com; All


03/29/2023 49
Rights Reserved.
• Heat exhaustion diakibatkan oleh
berkurangnya cairan tubuh atau volume
darah. Kondisi ini terjadi jika jumalah air
yang dikeluarkan seperti keringat melebihi
dari air yang diminum selama terkena
panas. Gejalanya adalah keringat sangat
banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual,
pernapasan pendek dan cepat, pusing dan
pingsan. Suhu tubuh antara (37°C - 40°C)

50
III. Severe
(Heat Stroke)
• Symptoms = Gang. Kesadaran
• Sign = penurunan tekanan darah, peningkatan
irama jantung, saat panas-kulit kering, saat dingin-
kulit berkeringat, membutuhkan bantuan
pernafasan.
• Treatment = Medical emergency, pendinginan
secepatnya, pemberian cairan infus intravena.
• Komplikasi = neurogical, cardiovaskular, renal,
Koagulasi Intravaskular Diseminata,
rhabdomyolosis.
copyright 2006 www.brainybetty.com; All
03/29/2023 51
Rights Reserved.
Guidelines for preventing heat illness

1. Dgn kondisi yg memadai, atlit harus


mengikuti secara tepat prosedur training.
2. Melakukan aklimatisasi (adaptasi lingkungan
panas dan kelembaban yg tinggi)
3. Menghindari kondisi yg merugikan.
4. Mengubah jadwal training, sesuai
aklimatisasi.
5. Gunakan pakaian yg tepat.
copyright 2006 www.brainybetty.com; All
03/29/2023 52
Rights Reserved.
6.Menyuplai cairan yg dgn takaran yg
dibutuhkan, 500mL stgah jam sblm exercise.
Atau 150-200mL setiap 15 menit saat cuaca
panas. Untuk latihan yang membutuhkan
waktu lama bisa jg dgn konsumsi cairan
glukosa dan elektrolit.

7. Menyediakan peralatan medical yg baik, dgn


menghadirkan medical team selama latihan
atlit berlangsung.

copyright 2006 www.brainybetty.com; All


03/29/2023 53
Rights Reserved.
Other Causes of exercise-related collapse in
hot weather
1. Hyponatraemia
2. Others Cases Collapse
- Hipoglikemia
- Hipotermia
- Drug Toxity
- Ischemic heart disease/ Arrhytmia
- Stroke
- Convulsion/ Coma = Epilepsy, Head Injury
- Head Injury = Contact sport.
copyright 2006 www.brainybetty.com; All
03/29/2023 54
Rights Reserved.
HIPOTERMIA
• Hipotermia adalah suatu kondisi dimana
mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu
kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.

• Hipotermia terjadi ketika tubuh kehilangan


panas, panas tubuh lebih dari pada yang
dihasilkan yang mengakibatkan menurunnya
temperatur inti tubuh.

copyright 2006 www.brainybetty.com; All


03/29/2023 55
Rights Reserved.
• Pemindahan panas kebanyakan melalui kulit dan
diatur oleh sistem sirkulasi, dan keringat.
• Proses tubuh kehilangan panas itu terjadi melalui
proses konduksi,konveksi, radiasi, dan evaporasi.
• Pengukuran temperatur inti tubuh dilakukan dengan
mengukur suhu rectum, kulit, dan mulut dan
membutuhkan termometer yang berskala dibawah
32°C
• Pengukuran suhu melalui rectum dilakukan dengan
cara memasukkan termometer kedalam rectum
selama 3 menit dan sedalam 3 cm. ini merupakan alat
ukur yang paling sering digunakan.

56
Tanda-tanda klinis hipotermia bergantung pada
derajat penurunan suhu inti tubuh seperti
berikut ini :
• Ringan: 35-36°C
1. Sensasi dingin di extremitas
2. Menggigil
3. Tachycardi
4. Tachypnea
5. Urinary urgency
6. Sedikit gangguan koordinasi
copyright 2006 www.brainybetty.com; All
03/29/2023 57
Rights Reserved.
MENENGAH
• Suhu 30° – 33°C
• Ada gangguan koordinasi dan mulai kaku
• Kelelahan
• Menggigilnya berkurang
• Kesulitan bicara dan amnesia
• Kelemahan dan rasa ngantuk
• Cuek, kesulitan dalam menilai suatu kondisi
• dehidrasi

copyright 2006 www.brainybetty.com; All


03/29/2023 58
Rights Reserved.
PARA
H
• Suhu <30°C
• Berhentinya menggigil
• Kelakuan tidak wajar
• Kesadaran menurun
• Kekakuan otot
• Menurunnya denyut nadi dan tekanan darah
• Oedema pulmonary
• Gangguan ritme jantung
copyright 2006 www.brainybetty.com; All
03/29/2023 59
Rights Reserved.
Penanganan atlit yang mengalami
hipotermia
• Mencari masalah yang terjadi pada atlit
• Memindahkan atlit dari tempat yang dingin, berangin,
dan basah ke tempat yg hangat.
• Menangani dengan hati-hati
• Mengukur suhu tubuh
• Mencengah menurunnya suhu tubuh
• Mengawasi kondisi gizi serta cairan
• Memeriksa apakah ada kondisi lain yang terjadi
seperti frostbite (serangan dingin)
• Dilakukan gerakan aktif/pasif dibagian tubuh
• Membawa ke fasilitas kesehatan 60

Anda mungkin juga menyukai