Sport Emergency
copyright 2006 www.brainybetty.com; All
03/29/2023 1
Rights Reserved.
Sport Emergency merupakan keadaan darurat
yg tak terduga, berbahaya, dan keadaan yg serius
pada atlit yang memerlukan tindakan segera.
Prosedur darurat adalah rencana tindakan yang
akan dilakukan dalam urutan atau cara tertentu,
dalam menanggapi suatu peristiwa darurat.
Sporting emergencies dapat dibagi dalam
tiga kategori
PERSONEL
PERALATA
PELATIHAN
N
PERSIAPAN
PERALATAN
Dibutuhkan peralatan resusitasi dan
transportasi cepat untuk mengamankan atlet
Alat CPR (ambubag atau oxiviva), mesti disediakan disetiap fasilitas
olahraga.
2. Shock Kardiogenik.
syok yang diakibatkan oleh kelainan pada jantung, misalnya pada aritmia,
infark miokardium, kelainan katup ataupun akibat obat-obat myocardial
depressant.
3. Shock Obstruktif.
Shock yang diakibatkan oleh gangguan pengisian pada ventrikel kanan
maupun kiri yang dalam keadaan berat bisa menyebabkan penurunan
Cardiaac Output. Hal ini biasa terjadi pada obstruksi vena cava, emboli
pulmonal, pneumotoraks, gangguan pada pericardium (misalnya : tamponade
jantung) ataupun berupa atrial myxoma.
Shock Distributif.
Shock yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada
distribusi volume sirkulasi, baik karena perubahan resistensi
pembuluh darah ataupun akibat perubahan permeabilitasnya.
Hal ini biasa terjadi pada keadaan sepsis, anafilaktik ataupun
neurogenik.
Gejala Shock
• Gejala Obyektif
1. Pernapasan cepat & dangkal
2. Nadi capat dan lemah
3. Akral pucat, dingin & lembab
4. Sianosis : bibir, kuku, lidah & cuping hidung
5. Pandangan hampa & pupil melebar
• Gejala Subyektif
1. Mual dan mungkin muntah
2. Rasa haus
3. Badan lemah
4. Kepala terasa pusing
Penanganan Awal Shock
1. segera bawa penderita ketempat teduh dan
aman
2. Tenangkan dan yakinkan penderita bahwa dia
akan ditangani dengan baik
3. Tidurkan penderita, dengan posisi terlentang,
tungkai ditinggikan 20-30 cm(± 30°).
4. Longgarkan pakaian penderita dan jangan
diberikan makanan dan minuman.
5. Kontrol ABC
6. Segera rujuk ke fasilitas kesehatan.
Cardiopulmonary Resuscitation
Cedera traumatis atau terjatuh secara spontan
yang mengakibatkan kehilangan kesadaran
memerlukan penilaian ABC. Jika mendadak
pernapasan tidak hadir dan tekanan darah tidak bisa
dirasakan, kemudian resusitasi cardiopulmonary
diperlukan. Rasio 5 penekanan untuk
meningkatkan atlet bernafas dan dilakukan
berselang 15 detik.
Laryngeal and tracheal injuries
Trauma ke leher dapat mengakibatkan tiba-
tiba penyempitan jalan napas. gejala suara serak,
stridor, dan air liur menyarankan saluran napas
atas. fraktur laring atau edema memerlukan
penanganan yang cepat ke rumah sakit.
Manifestasi Klinis
Tanda-tanda awal cedera serius termasuk
pembengkakan, subkutan emfisema dan audible
stidor dengan heamoptysis. Pertolongan yang dapat
diberikan segera adalah dengan menaruh es ke
leher.
Chest Injuries
Gejala yang terkait dengan cedera dada
termasuk nyeri, sesak nafas dan haemoptysis. Jika
ada perdarahan signifikan intrathoracic pasien
mungkin menunjukkan tanda-tanda shock &
hipotensi. Peningktan sesak nafas secara pesat
dapat menunjukkan ketegangan Pneumotoraks .
haemoptysis memacu hematoma paru atau pecah
bronchous.
Pneumothorax
Dislocations
Traumatic amputation
2. Dislokasi
Terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya
saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk
sendi)
3. Traumatic amputation
Trauma amputasi adalah hilangnya bagian tubuh biasanya
jari, jari kaki, lengan, atau kaki yang terjadi sebagai hasil dari
kecelakaan atau trauma. Sebuah amputasi traumatik dapat
melibatkan bagian tubuh, termasuk lengan, tangan, jari
tangan, kaki, jari kaki, telinga, hidung, kelopak mata dan alat
kelamin.
50
III. Severe
(Heat Stroke)
• Symptoms = Gang. Kesadaran
• Sign = penurunan tekanan darah, peningkatan
irama jantung, saat panas-kulit kering, saat dingin-
kulit berkeringat, membutuhkan bantuan
pernafasan.
• Treatment = Medical emergency, pendinginan
secepatnya, pemberian cairan infus intravena.
• Komplikasi = neurogical, cardiovaskular, renal,
Koagulasi Intravaskular Diseminata,
rhabdomyolosis.
copyright 2006 www.brainybetty.com; All
03/29/2023 51
Rights Reserved.
Guidelines for preventing heat illness
56
Tanda-tanda klinis hipotermia bergantung pada
derajat penurunan suhu inti tubuh seperti
berikut ini :
• Ringan: 35-36°C
1. Sensasi dingin di extremitas
2. Menggigil
3. Tachycardi
4. Tachypnea
5. Urinary urgency
6. Sedikit gangguan koordinasi
copyright 2006 www.brainybetty.com; All
03/29/2023 57
Rights Reserved.
MENENGAH
• Suhu 30° – 33°C
• Ada gangguan koordinasi dan mulai kaku
• Kelelahan
• Menggigilnya berkurang
• Kesulitan bicara dan amnesia
• Kelemahan dan rasa ngantuk
• Cuek, kesulitan dalam menilai suatu kondisi
• dehidrasi