Anda di halaman 1dari 50

Injury and Pain in the Sport

Physiotherapy
KELOMPOK 1
Pendahuluan
• Olahraga adalah salah satu aktivitas fisik
maupun psikis seseorang yang berguna
untuk menjaga atau meningkatkan kualitas
kesehatan.
• Olahraga adalah serankaian gerak raga
teratur dan terencana untuk memelihara
gerak dan meningkatakan kemampuan
gerak
Jenis-jenis Olahraga

Olahraga Prestasi Olahraga


Rekreasi
Cidera Olahraga

Cedera olahraga adalah cedera pada


sistem integumen, otot dan rangka tubuh
yang disebabkan oleh kegiatan olah raga.
Seorang pelatih dan atlet perlu memiliki
pengetahuan tentang jenis cedera,
penyebab cedera, pencegahan cedera dan
prinsip penanganan cedera agar dapat
melakukan penanganan awal dan proses
pengawasan cedera olahraga.
Cidera Olahraga Menurut Penyebabnya
• External violence (sebab
1 yang berasal dari luar)

• Internal violence (sebab


2 yang berasal dari dalam)

• Overuse (pemakaian
3 yang terus menerus)
Klasifikasi Berdasar Waktu Terjadinya Cedera

Cedera Akut

Cedera Kronik
Gejala Cidera Olahraga
Merah (Rubor)

Bengkak (Tumor)

Panas (Kalor)

Nyeri (Dolor)

Kehilangan fungsi
Jenis-jenis Cidera Olahraga

Musculo
skeletal

Nervous
Musculoskeletal

1. Sprain: cidera pada ligament dan


sendi

2. Strain: cidera pada otot dan


tendon

3. Kram Otot.

4. Dislokasi

5. Fraktur
1. Sprain
• Cedera yang sering terjadi pada atlet
adalah sprain yaitu cedera pada sendi
yang mengakibatkan robekan pada
ligament. Sprain terjadi karena adanya
tekanan yangberlebihan dan mendadak
pada sendi, atau karena penggunaan
berlebihan yang berulang-ulang.
Grade Sprain
2. Strain
Strain adalah kerusakan pada suatu bagian
otot atau tendon karena penggunaan yang
berlebihan ataupun stress yang berlebihan.
Grade Strain
• Pada strain tingkat I, terjadi

Grade I regangan ,tetapi belum sampai


terjadi robekan pada jaringan otot
maupun tendon.

• Ada kerusakan yang lebih luas,


dengan lebih banyak serat otot

Grade II terlibat, tapi otot tidak sepenuhnya


rupture. Waktu istirahat yang
dibutuhkan adalah biasanya
antara 3 dan 6 minggu.

• complete rupture. Pada atlit

Grade III
biasanya akan memerlukan
operasi untuk memperbaiki otot.
Waktu rehabilitasi adalah sekitar 3
bulan.
Kram Otot
Kram otot adalah kontraksi yang terus
menerus yang dialami oleh otot atau
sekelompok otot dan mengakibatkan rasa
nyeri. penyebab kram adalah otot yang
terlalu lelah, kurangnya pemanasan serta
peregangan, adanya gangguan sirkulasi
darah yang menuju ke otot sehingga
menimbulkan kejang (Parkkariet al.2001).
Penyebab Terjadinya Kram Otot
1. Otot terlalu lelah pada waktu berolahraga terjadi
proses pembakaran yang menghasilkan sisa metabolik
yang menumpuk berupa asam laktat kemudian
merangsang otot/ saraf hingga terjadi kram.
2. Kurang pemanasan (Warming Up) serta pendinginan
(Cooling Down).
3. Adanya gangguan sirkulasi darah yang menuju
keotot, sehingga menimbulkan kejang
Kram yang mungkin terjadi pada:

Otot Perut (Abdominal)

Otot betis (Gastrocnenius)

Otot paha belakang (Hamstring)

Otot telapak kaki


Dislokasi
• Dislokasi sendi juga sering terjadi pada
olahragawan yaitu terpelesetnya caput sendi
dari tempatnya. Apabila sebuah sendi pernah
mengalami dislokasi, maka ligament pada sendi
tersebut akan kendor, sehingga sendi tersebut
mudah mengalami dislokasi kembali (dislokasi
habitualis).
• Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan
adalah dislokasi di bahu, angkle (pergelangan
kaki), lutut dan panggul.
Fraktur
Cedera olahraga berat yang sering terjadi
pada olahragawan adalah patah tulang yang
dapat dibagi menjadi patah tulang terbuka
dan tertutup.
Jenis-Jenis Fraktur
HEALING PROCESS
PRINSIP PENANGANAN CEDERA
C: Cepat, tepat, berani, manusiawi merupakan kunci penanganan pertama
E: Es merupakan benda penting yang harus tersedia selama dan sesudah lat.
D: Diagnosa jenis cedera dengan menelusur kejadiannya, tanda dan gejala
E: Elevasi segera lokasi cedera sehingga lebih tinggi dari jantung
R: Reposisi semua jenis dislokasi
A: Atasi perdarahan dengan menekan dan menutup luka dengan kain bersih

O: Obati nyeri dan bengkak selama 1 mgg


L: Latihan dayatahan tetap dilakukan
A: Analisis penyebab cedera dan hindari
H: Hilangkan trauma psikologis dng lat.
R: Relaksasi mrpkn lat ssdh cedera
A: Atasi bengkak dan nyeri dng masase
G: Gerakan keras stlh sembuh sempurna
A: atur nafas sblm msk lap, bisa cegah
Nervus

Cedera
Cedera
Tidak
Langsung
Langsung
NYERI
Definisi nyeri berdasarkan International
Association for the Study of Pain (IASP, 1979)
adalah pengalaman sensori dan emosi yang
tidak menyenangkan dimana berhubungan
dengan kerusakan jaringan atau potensial
terjadi kerusakan jaringan. Sebagai mana
diketahui bahwa nyeri tidaklah selalu
berhubungan dengan derajat kerusakan
jaringan yang dijumpai.
Aspek-aspek
Fisiologis
Nyeri
Perubahan
kognitif

Perubahan
Perubahan
Neurohumoral
neuroendokrin

MSR

Aktivasi
Plastisitas neural
simpatoadrenal
Klasifikasi Nyeri
Berdasarkan Sumber Nyeri

Nociceptor • Nyerinya mudah didefenisikan dan


dilokalisasi

Kutaneus • Reseptornya terbagi 2 (reseptor A delta


dan serabut C)

• Reseptor nyeri yang terdapat pada tulang,


Nociceptor pembuluh darah, syaraf, otot, dan
jaringan penyangga lainnya
somatik • Struktur reseptornya kompleks
• Nyeri sulit dilokalisasi

Nociceptor • Reseptor nyeri yang terdapat pada organ-


organ viseral

Viseral • Nyeri yang timbul sangat sensitif dengan


penekanan dan iskemik
Berdasarkan Jenisnya

Nosiseptif Neurogenik Psikogenik

Berdasarkan Timbulnya Nyeri

Nyeri
Nyeri Akut
Kronik
Mekanisme Nyeri

Mekanisme
Nyeri

Sensitisasi Sensitisasi
perifer central
Perjalanan Nyeri

Nocicepto
r

transduksi transmisi Modulasi persepsi


Teori-teori Nyeri

Teori pola (Pattern Theory)

Teori pemisahan (specificity


theory)
Teori pengendalian gerbang
(gate control theory)

Teori tranmisi dan inhibisi


Teori pola (Pattern Theory)
• Rangsangan nyeri masuk melalui akar
ganglion dorsal ke medulla spinalis dan
merangsang aktivitas sel T. Hal ini
mengakibatkan suatu respons yang
merangsang ke bagian yang lebih tinggi,
yaitu korteks serebri, serta kontraksi
menimbulkan persepsi dan otot
berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.
Teori pemisahan (specificity theory)

Menurut teori ini, rangsangan sakit


masuk ke medulla spinalis (spinal cord)
melalui kornu dorsalis yang bersinaps di
daerah posterior, kemudian naik ke tractus
lissur dan menyilang di garis median ke
sisi lainnya, dan berakhir di korteks
sensoris tempat rngsangan nyeri tersebut
diteruskan.
Teori pengendalian gerbang (gate
control theory)

• Dalam teori ini dijelaskan bahwa Substansi


gelatinosa (SG) yg ada pada bagian ujung
dorsal serabut saraf spinal cord mempunyai
peran sebagai pintu gerbang (gating
Mechanism), mekanisme gate control ini
dapat memodifikasi dan merubah sensasi
nyeri yang datang sebelum mereka sampai
di korteks serebri dan menimbulkan nyeri.
1965 MELZACK and WALL
Introduce Hypothesis of
“GATE CONTROL THEORY”
Brain

GATE CONTROL SYSTEM



-
+ +
SG ACTION
DHN SYSTEM
- - +

The beginning of “MODULATION”


Teori tranmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor
memulai transmisi impuls-impi\uls saraf,
sehingga transmisi impuls nyeri menjadi
efektif oleh neurotranmitter yang spesifik.
Adanya stimulus pada nociceptor memulai
tranmisi impuls-impuls pada serabut-
serabut besar yang memblok impuls-
impuls pada serabut lamban dan endogen
opiate sistem supresif (Hidayat, 2008).
Fase Pengalaman Nyeri (Meinhart &
McCaffery)
• Terjadi ketika nyeri belum diterima
Fase • Edukasi tentang nyeri dan cara mencegah serta
Antisipasi menghilangkannya

• Terjadi ketika telah terpapar nyeri


• Subjektif. Perbedaan toleransi rasa nyeri.
Fase • Peran dari endorfin. Stimulus sama namun kualitas nyeri beda.
Sensasi

• Terjadi ketika rasa nyeri sudah berkurang/hilang


Fase • Potensi terjadi gejala sisa hasil nyeri
akibat
Penilaian Intensitas Nyeri
Vas ( visual analogue scale)

2.Numerical Rating Scale (NRS)


3. Verbal Rating Scale (VRS)

4. Wong-Baker Faces Pain Rating Scale


5. The Brief Pain Inventory (BPI)

6. The McGill Pain Quiestionare (MPQ)


Strategi untuk mengontrol rasa sakit

• Farmakoterapi
• Kombinasi dari dua atau lebih komponen, terapi
fisik dan rehabilitasi
• Neuromodulation
• Terapi psikologis
• Metode Invasif
PSYCHOLOGICAL APPROACH
PSYCHOLOGICAL FACTORS AND
INJURY
• Dalam dunia olahraga, untuk
memenangkan suatu pertandingan,
dibutuhkan faktor-faktor sebagai berikut :
Fisik yang baik

Latihan yang baik

Variabel kepribadian; motivasi, manaj.


Stres, dan tidak adanya suatu injury
Penelitian quinn (1992) menyatakan bahwa
terdapat metode coping yang dapat dijadikan
sebagai patokan dalam melakukan kebiasaan
hidup.

• tidur yang cukup,


• kebiasaan makan makanan bernutrisi
• manajemen waktu
• penghargaan terhadap diri sendiri
• kemampuan tepat waktu.
SOCIAL SUPPORT
• Social support merupakan bentuk pertukaran
informasi, sedikitnya dua orang , yang berasal dari
jaringan komunikasi yang sama. Pertukaran ini
bertujuan untuk menimbulkan rasa dicintai dan
diterima, serta untuk meningkatkan kesejahteraan
penerima
• Beberapa penelitian menunjukkan bahwa social
support cukup membantu pada masa rehabilitasi
atlet dan jg dalam mendorong atlet akitf kembali
berolahraga (Rotella & Heyman, 1986; Hardy &
Grace, 1990 dalam Tubilleja, 2003).
Social
Support

Emotional Informatio Tangible


Support n Support Support
Particular
psychological factors

Perhatian

Penilaian
kognitif

Emosi

Budaya

Anda mungkin juga menyukai