Anda di halaman 1dari 47

Fisiologi Nyeri

Nurhadi Ibrahim
Departemen Fisiologi Fakultas Kedukteran
Universitas Indonesia
Jakarta

Pendahuluan
Definisi
Nyeri adalah rasa sensorik tidak
nyaman dan pengalaman emosional
yang berkaitan dengan kerusakan atau
berpotensi untuk kerusakan jaringan
atau yang diskripsikan dengan suatu
kerusakan. (IASP, 1986 )

yeri merupakan suatu fenomena rasa


tidak nyaman yang:
unik untuk masing-masing individu
terbentuk oleh pengalaman sensorik yang
meliputi aspek kekuatan
(strength/intensitas), ruang (spatial),
waktu (temporal), emosi, kognisi dan
motivasi

yeri terdiri dari:


iskriminasi sensorik
fektif-emosi
ognitif

Diskriminasi sensorik
Mekanisme neurofisiologi yang
menerjemahkan sinyal nosiseptif menjadi
informasi tentang nyeri yang berkaitan
dengan aspek, intensitas, durasi, lokasi
dan kualitas rangsangan nosiseptif.

Afektif-emosi
komponen yang menentukan
berat ringannya individu merasa
tidak nyaman
dapat mengawali kelainan
emosi seperti cemas dan
depresi, jika sampai menjadi
nyeri kronik

Afektif-emosi
diperankan oleh rangsang
nosiseptif melalui penggiatan
sistem limbik dan kondisi
lingkungan suatu rangsangan
( asal penyakit, hasil pengobatan
yang tidak jelas dan dukungan
sosial dan keluarga)

Kognitif
komponen yang mencakup semua proses
yang memodulasi persepsi nyeri.
Proses ini meliputi atensi, antisipasi
Interpretasi seseorang terhadap nyeri
dipengaruhi oleh budaya, agama atau
kelompok sosial, seperti aturan untuk lakilaki atau perempuan dan pengalaman
terhadap nyeri sebelumnya.

Perilaku (behavior)
terdiri dari perilaku verbal dan
nonverbal individu dalam
merespon suatu nyeri seperti
keluhan atau komplain, rintihan,
sikap dan ekspresi wajah.

Mekanisme Nyeri

Transduksi
Transmisi
Modulasi
Sensasi
Persepsi

Jaras saraf nyeri


nosiseptor
serabut saraf aferen
medula spinalis
serabut saraf asenden
serabut saraf desenden
korteks serebri

Jaras Somatik
Reseptor
Threshold
Potensial aksi
Saraf sensorik
Primer medulla
Sekunder thalamus
Tersier korteks
Integrasi
Receptive field
Multiple levels

TABLE 11. 1

Aferen nosisepsi primer


C Fibers (0,4 1,2 mM; Unmyelinated;
0,5 2 m/sec)
A d Fibers (2 5 mM; Myelinated;
12 30 m/sec)
A b Fibers (6 22 mM; Myelinated;
33 75 m/sec)

Pain

Figure 10-12: The gate control theory of pain modulation

Flexion Reflex: Pull away from


Painful Stimuli

Pain stimulus
Nociceptors
Spinal integration
Flex appendage away
Signal to brain (feel pain)

Flexion Reflex: Pull away from


Painful Stimuli

Figure 13-8: Flexion reflex and the crossed extensor reflex

Referred Pain

Ischemia
Other visceral pain
Modulation
Thalamus
Gate control
Magnification

Analgesic drugs
Aspirin
Opiates

Referred Pain

Figure 10-13: Referred pain

Nyeri muskuloskeletal
nyeri yang disebabkan oleh
kelainan sistem muskuloskeletal

Rangsangan yang
mengaktifkan pada otot dan
atau tendo
Rangsangan yang
mengaktifkan pada sendi
Rangsangan yang
mengaktifkan pada tulang

Karakteristik nyeri muskuloskeletal

Tendo sensitif terhadap rangsang merusak,


tekanan yang kuat, injeksi cairan
hipertonik.
Otot rangka sensitif terhadap berbagai
rangsang merusak (noxious), injeksi cairan
hipertonik, substan nyeri, tekanan yang
kuat, peregangan iskemi, kontraksi terus
menerus pada waktu eks ersais.

Karakteristik nyeri muskuloskeletal

Sendi umumnya disuplai oleh reseptor


nyeri grup IV dan grup III serat aferen
yang disensitisasi oleh substansi kimia
yang diproduksi oleh peradangan akut
dan kronik.
Periosteum sangat sensitif terhadap
rangsang mekanik.

Non Farmakologi

Latihan
fisik

Bedah

Akupunktur

Psikoterapi
Psikologi

Fisik
Tranquilizer

Massase

Obat
anaetesi

Obat
nyeri

Farmakologi

Kesimpulan
Nyeri Muskuloskeletal merupakan salah
satu masalah besar dalam bidang kesehatan
Proses pada nyeri muskuloskeltal terdiri
dari: transduksi, transmisi, modulasi,
sensasi/perception and objektif-subjektif
fidiologi sensorik.

Kesimpulan
Pengaturan kortek serebri pada persepsi
nyeri dimodulasi impuls nosiseptif.
Penanganan nyeri muskuloskeletal
didasarkan pada mekanisme dan jaras nyeri.

Anda mungkin juga menyukai