Anda di halaman 1dari 5

Etilen glikol

Etilen glikol adalah senyawa kimia turunan yang dibuat dari sekian banyak
produk kimia komersial, termasuk polietilen tereftalat (PET) resin, poliester
resin
tak jenuh, serat poliester dan poliester lapis. Etilen glikol digunakan sebagai
cairan anti pembekuan, penghilang es, pelapis permukaan, pemindah panas,
pendingin industri, hidrolik, surfaktan dan pengemulsi. Khalayak umum atau
konsumen sering terpapar etilen glikol dari penggunaannya sebagai anti
pembekuan dibidang otomotif. Keracunan akut pada manusia dan hewan
pelihara
banyak terjadi secara tidak sengaja mengkonsumsi cairan tersebut karena
rasanya
yang manis. Ginjal merupakan organ yang paling peka terhadap etilen glikol
dan
merupakan target organ primer. Tata cara pengobatan keracunan etilen glikol
akut
diatur untuk mencegah metabolit asam yang sangat toksik masuk,
mengatasi
asidosis dan mencegah kerusakan ginjal permanen (Cruzan et al. 2004).
Metabolisme dari etilen glikol terdiri dari empat tahap, berawal dari
perombakan senyawa tersebut di hati (Gambar 3).Tahap pertama etilen glikol
dimetabolisme menjadi glikol aldehid oleh alkohol dehidrogenase. Glikol
aldehid
selanjutnya diubah menjadi glikolat oleh aldehid dehidrogenase pada tahap
kedua.
Lebih jauh lagi glikolat diubah menjadi glioksilat yang hasil metabolisme
selanjutnya adalah oksalat. Senyawa tersebut mengendap bersama kalsium
dalam
tubuh membentuk kristal kalsium oksalat (Cox et al. 2004).

Hipokalsemia dapat terjadi karena kalsium membentuk batuan sehingga


tidak dapat direabsorpsi kembali oleh ginjal. Etilen glikol juga merusak
mukosa
saluran cerna

menghasilkan lesio hemoragi. Etilen glikol merupakan

depresan
bagi sistem susunan syaraf pusat dan dapat menimbulkan edema otak.
Depresi
otot jantung mungkin terjadi akibat deposisi kalsium oksalat di otot tersebut
tetapi
hal ini terjadi lebih karena metabolisme yang kacau dari tubuh yang
keracunan
etilen glikol (Cox et al. 2004).
Keracunan etilen glikol memperlihatkan perbedaan kepekaan antar spesies
dan jenis kelamin setelah pemberian jangka panjang, dimana tikus lebih
peka
daripada mencit dan jenis kelamin jantan lebih peka daripada jenis kelamin
betina.
Etilen

glikol

menginduksi

nefrotoksik

pada

tikus

yang

kemungkinan

berpengaruh
terhadap resiko kesehatan manusia. Kerusakan ginjal tersebut diakibatkan
oleh
pembentukan kristal kalsium oksalat pada tubulus ginjal (Cruzan et al. 2004)
a. Pengujian aktivitas penghambatan batu ginjal
Penelitian mengenai aktivitas penghambatan batu ginjal oleh ekstrak
etanol daun alpukat ini dilakukan dengan menggunakan tikus putih jantan
galur
Sprague dawley. Untuk uji aktivitas ekstrak etanol daun alpukat pada
percobaan
ini digunakan 20 tikus sehat dengan berat badan sekitar 200 gr 300 gr yang
terbagi dalam 4 kelompok dan masing-masing kelompok 5 tikus, yaitu:

1.Kelompok kontrol normal (N): tikus diberi air minum normal ad libitum
2.Kelompok kontrol negatif (K): tikus diberiinduce r
3.Kelompok perlakuan 1 (P1): tikus diberiinduc er dan dicekok ekstrak
etanol daun alpukat dosis 100 mg/kg
4.Kelompok perlakuan 2 (P2): tikus diberiinduc er dan dicekok ekstrak
etanol daun alpukat dosis 300 mg/kg
Inducer mengandung etilen glikol 0,75 % dan amonium klorida 2 % untuk
menginduksi batu ginjal dan mempercepat proses pembentukan. Dosis cekok
ekstrak daun alpukat adalah 3 ml/200gr BB dicekok dengan menggunakan
sonde
lambung. Pengamatan bobot badan juga dilakukan dan perhitungan rasio
terhadap
bobot ginjal. Perlakuan selama 10 hari dan pada hari ke-11 dilakukan
nefroktomi.
Tikus dimatikan dengan menggunakan eter. Bagian abdomen dibuka
kemudian
diambil ginjalnya untuk dianalisis kadar kalsium dan fosfor.

sumber:
UJI AKTIVITAS ANTI LITHIASIS EKSTRAK ETANOL
DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill)
PADA TIKUS PUTIH JANTAN

Oleh:
ANGGARA ALDOBRATA HERNAS SAPUTRA
FKH IPB
BOGOR

2009

Suntikan Intraperitoneal
Sumber: Scandinavian Journal of Laboratory Animal Science 1999, 26(3), 156-159.

1. Seluruh bagian tubuh tikus ditutup oleh kain, hanya bagian ekor saja
yang terbuka. Ibu jari diposisikan di bawah ekor dan jari lainnya
memegang badan tikus dengan hati-hati dan lembut supaya tikus tidak
banyak bergerak.

2. Bagian belakang tikus lalu diangkat perlahan sampai bagian abdomen


terlihat. Tindakan ini harus dilakukan dengan hati-hati tanpa menyakiti
tikus.

3. Melakukan suntikan intraperitoneal dengan tangan kanan. Injeksi harus


dilakukan pada bagian lateral dari linea alba dan pada batas horizontal

antara kaki tikus

Anda mungkin juga menyukai