Anda di halaman 1dari 3

ALERGI MAKANAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


0 0 1/1

RSUD
KELAS D PRATAMA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Kelas D Pratama
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Oktavius
NIP. 19841001 201403 1 003
I. PENGERTIAN Alergi makanan adalah suatu respon normal terhadap makanan yang
dicetuskan oleh suatu reaksi yang spesifik didalam suatu sistem imun
dan diekspresikan dalam berbagai gejala yang muncul dalam
hitungan menit setelah makanan masuk; namun gejala dapat muncul
hingga beberapa jam kemudian.
II.TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas untuk
melakukan penatalaksanaan pada penderita alergi makanan.
III.KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSUD Kelas D Pratama
Nomor:…………………………………. tentang………………..
IV.PROSEDUR 1. Petugas melakukan anamnesa.
Cetusan berulang dari gejala pasien setelah makan makanan
tertentu diikuti bukti adanya suatu mekanisme imunologi.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
a. Kulit (eksim, urtikaria), saluran pernafasan (rinitis, asma),
saluran pencernaan (edema, pruritus bibir, mukosa pipi,
mukosa faring, muntah, kram, distensi, diare).
b. Sindroma alergi mulut melibatkan mukosa pipi atau lidah
tidak berhubungan dengan gejala gastrointestinal lainnya.
c. Diare kronis dan malabsorbsi terjadi akibat reaksi
hipersensitivitas lambat seperti pada enteropati protein
makanan dan penyakit seliak.
d. Hipersensitivitas susu sapi pada bayi menyebabkan occult
bleeding atau frank colitis.
3. Petugas memberikan terapi.
a. Hindari makanan penyebab.
b. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi makanan.
c. Terapi medikamentosa alergi makanan dapat menggunakan
antihistamin dan kortikosteroid.
4. Petugas memberikan konseling.
a. Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien.
b. Menghindari makanan yang bersifat alergen sengaja mapun
tidak sengaja (perlu konsultasi dengan ahli gizi).
c. Perhatikan label makanan.
d. Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan efek
protektif terhadap alergi makanan.
5. Petugas merujuk ke rumah sakit bila ada penyulit.
6. Pasien dirujuk ke fasilitas sekunder jika tidak menunjukkan
perbaikan (setelah 3 kali kedatangan) dan atau ada tanda
kegawatdaruratan.
V.UNIT TERKAIT Poli Umum
ALERGI MAKANAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
0 0 1/2

RSUD
KELAS D PRATAMA
Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Kelas D Pratama
DAFTAR
TILIK
dr. Oktavius
NIP. 19841001 201403 1 003
No. Uearian Kegiatan Ya Tidak Ket
1 Apakah Petugas melakukan anamnesa.
Cetusan berulang dari gejala pasien setelah makan
makanan tertentu diikuti bukti adanya suatu mekanisme
imunologi ?
2 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
a. Kulit (eksim, urtikaria), saluran pernafasan (rinitis,
asma), saluran pencernaan (edema, pruritus bibir,
mukosa pipi, mukosa faring, muntah, kram, distensi,
diare)?
b. Sindroma alergi mulut melibatkan mukosa pipi atau
lidah tidak berhubungan dengan gejala
gastrointestinal lainnya?
c. Diare kronis dan malabsorbsi terjadi akibat reaksi
hipersensitivitas lambat seperti pada enteropati
protein makanan dan penyakit seliak?
d. Hipersensitivitas susu sapi pada bayi menyebabkan
occult bleeding atau frank colitis?
3 Apakah Petugas memberikan terapi.
a. Hindari makanan penyebab?
b. Jangan lakukan uji kulit atau uji provokasi
makanan?
c. Terapi medikamentosa alergi makanan dapat
menggunakan antihistamin dan kortikosteroid?
4 Apakah Petugas memberikan konseling.
a. Edukasi pasien untuk kepatuhan diet pasien?
b. Menghindari makanan yang bersifat alergen sengaja
mapun tidak sengaja (perlu konsultasi dengan ahli
gizi)?
c. Perhatikan label makanan?
d. Menyusui bayi sampai usia 6 bulan menimbulkan
efek protektif terhadap alergi makanan?
5 Apakah Petugas merujuk ke rumah sakit bila ada
penyulit?
6 Apakah Pasien dirujuk ke fasilitas sekunder jika tidak
menunjukkan perbaikan (setelah 3 kali kedatangan) dan
atau ada tanda kegawatdaruratan?
Total

Compliance Rate :………………………%


Ket. Skoring
Ya :1
Tidak :0

Complience Rate (CR) = ∑Ya____ x 100%


∑Ya + Tidak
Sumber (Standar Penyusnan Dokumen Akreditasi, 2015)

Auditor

(……….…………)

Anda mungkin juga menyukai