Anda di halaman 1dari 27

KONSEP

KENYAMANAN
KENYAMANAN
• Kolcaba ( 1992 ), kenyamanan sebagai suatu
keadaan telah terpenuhi kebutuhan dasar manusia .
Kebutuhan meliputi kebutuhan akan ketentraman ,
kelegaan , dan transenden .

• Kenyamanan mencakup 4 aspek,yaitu:


 Fisik
 Sosial
 Psikospiritual
 Lingkungan
NYERI

• Menurut McCaffery (1980), Nyeri adalah


segala sesuatu yang dikatakan seseorang
tentang nyeri tersebut dan terjadi kapan
saja seseorang mengatakan bahwa ia
merasakan nyeri .
JENIS NYERI

 Nyeri Akut
Nyeri akut terjadi setelah cedera akut ,penyakit, atau
interversi bedah dan memiliki awitan yang cepat , dengan
intensitas yang bervariasi dan berlangsung dalam waktu
yang singkat ( Meinhart dan McCaffery,1983; NIH ,
1986 ).

Gejala nyeri: berkeringat,pucat,peningkatan tekanan


darah,nadi dan pernapasan,dilatasi pupil,kekejangan
otot,serta kecemasan.

Contoh: nyeri setelah operasi


 Nyeri Kronik
Nyeri kronik berlangsung lama, intensitas yang
bervariasi, dan biasanya berlangsung lebih dari
enam bulan ( McCaffery , 1986 ).

Gejala:mengalami periode remisi(gejala hilang


sebagian atau keseluruhan) dan mengalami
eksaserbasi(keparahan meningkat).

Contoh: nyeri disebabkan oleh kanker


lanjutan
 Nyeri Kutaneus / superfisial, berasal dari kulit atau
jaringan subkutan , contohnya luka potong kecil atau
laserasi.
 Nyeri somatik profunda , berasal dari ligamen ,
tendon, tulang , pembuluh darah ,dan saraf.
Contohnya keseleo pergelangan kaki.
 Nyeri viseral , berasal dari stimulasi reseptor nyeri
di rongga abdomen , kranium, dan toraks.
Contohnya , sensasi pukul, sensasi terbakar
lanjutan
 Nyeri Alih , adalah nyeri yang dirasakan di satu bagian
tubuh yang cukup jauh dari jaringan yang menyebabkan
nyeri. Contohnya: Infark miokard,yang menyebabkan
nyeri alih ke rahang,lengan kiri,dan bahu kiri.
SIFAT NYERI

• Subjektif dan individual


• Tidak menyenangkan
• Suatu keadaan yang mendominasi
• Tidak berkesudahan
NEUROFISIOLOGI NYERI
Menurut Mubarak (2007) proses
fisiologi terkait nyeri disebut
nosisepsi.Proses tersebut terjadi
dalam 4 fase:
Transduksi, stimulus/ransangan
yang membahayakan(bahan
kimia,suhu,listrik,atau mekanis)
memicu pelepasan mediator
biokimia(prostaglandin,bradikini,hist
amin,subtansi P) yang mensentitasi
nosiseptor
lanjutan
 Transmisi, terdiri dari 3 bagian:
 Pertama,nyeri merambat dari serabut saraf perifers ke medulla
spinalis.Dua jenis nosiseptor yang terlibat dalam proses tersebut
adalah serabut C, yang menstramisikan nyeri tumpul dan
menyakitkan,serta serabut A-delta yang mentransmisikan nyeri tajam
dan terlokalisasi
 Kedua,transmisi nyeri dari medulla spinalis menuju batang otak dan
talamus melalui jaras spinotalamikus (STT).STT merupakan sistem
diskriminatif yang membawa informasi mengenai sifat dan lokasi
stimulus ke thalamus
 Ketiga,sinyal tersebut di teruskan ke korteks sensorik somatic tempat
nyeri dipersepsikan.Implus yang ditransmisikan melalui STT
mengaktifkan respon otonomi dan limbik.
lanjutan
 Persepsi,individu mulai menyadari adanya
nyeri.Tampaknyapersepsi nyeri tersebut terjadi di
struktur korteks sehingga memungkinkan munculnya
berbagai strategi perilaku-kognigtif untuk mengurangi
komponen sensorik dan afektif nyeri.
 Modulasi,disebut jugsa “sistem desenden”.Neuron di
batang otak akan mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke
medula spinalis.serabut desenden tersebut melepaskan
subtansi seperti opioid,serotonim,dan norepirefrin yang
akanmanghambat implus asenden yang membahayakan
di bagian dorsal medulla spinalis.
lanjutan
MODIFIKASI NYERI
Woolf dan salter (2000) telah mengidentifikasi tiga tingkatan
tempat informasi saraf yang dapat dimodifikasi sebagai respon
terhadap nyeri kronik:
(1) luas dan durasi respons terhadap stimulus di sumbernya
dapat dimodifikasi
(2) Perubahan kimia dapat terjadi di dalam setiap neuron atau
bahkan dapat menyebabkan perubahan pada karakteristik
anatomi neuron-neuron ini atau neuron di sepanjang jalur
penghantar nyeri.
(3) Pemanjangan stimulus dapat menyebabkan modulasi
neurotransmitter yang mengendalikan arus informasi dari neuron
ke reseptor-reseptornya.
FISIOLOGI NYERI

RESEPSI
• Merupakan proses penghantaran nyeri
• Nosiseptor adalah reseptor yang berespons terhadap stimulus
yang membahayakan
• Tidak semua jaringan terdiri dari reseptor yang
mentransmisikan tanda nyeri. Otak dan alveoli paru
merupakan contoh jaringan yang tidak mentransmisikan nyeri
• Setiap individu memiliki substansi penghasil nyeri yang
berbeda-beda, yang dikenal oleh gen individu
lanjutan
• Proses resepsi melibatkan impuls dan serabut
• Impuls saraf, yang dihasilkan oleh stimulus nyeri,
menyebar di sepanjang serabut saraf perifer aferen
• Dua tipe serabut saraf perifer mengonduksi stimulus
nyeri:
1. Serabut A Delta (bermielinasi & cepat)
2. Serabut C (tidak bermielinasi, kecil, & lambat)
lanjutan
• Serabut A mengirim sensasi yang tajam, terlokalisasi,
dan jelas yang melakolisasi sumber nyeri dan
mendeteksi intensitas nyeri
• Serabut A menghantarkan komponen suatu cedera akut
dengan segera
(Jones & Cory, 1990)

• Serabut C menyampaikan impuls yang terlokalisasi


buruk, viseral, dan terus menerus
(Puntillo, 1988)
lanjutan
• Ketika seabut C dan serabut A-delta mentransmisikan
impuls dari serabut saraf perifer, maka akan melepaskan
mediator biokimia yang mengaktifkan atau membuat
peka akan reseptor nyeri.
• Transmisi stimulus nyeri berlanjut di sepanjang serabut
saraf aferen sampai transmisi tersebut berakhir di bagian
kornu dorsalis medula spinalis
Teori Pengontrol Nyeri
(Gate Control)
• Impulas nyeri dapat diatur atau bahkan dihambat oleh
mekanisme pertahanan di sepanjang sistem saraf pusat.
(Melzack & Wall, 1965)
• Mekanisme pertahanan dapat ditemukan di sel-sel
gelatinosa substansia di dalam kornu dorsalis pada
medulla spinalis, talamus, dan sistem limbik. (Clancy &
McVicar, 1992)
• Impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka
dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup
Teori Pengontrol Nyeri
(Gate Control)
• Neurotransmiter penghambat dilepaskan oleh
mekanoreseptor, neuro beta-A yang lebih tebal dan lebih
cepat
• Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut
beta-A, maka akan menutup mekanisme pertahanan
• Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut
delta-A & serabut C, maka akan membuka pertahanan
tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri
Teori Pengontrol Nyeri
(Gate Control)
• Alur saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti
endorfin dan dinorfin, suatu pembunuh nyeri alami yang
berasal dari tubuh
• Neuromodulator menutup mekanisme pertahanan
dengan menghambat pelepasan substansi P
• Teknik distraksi, konseling dan pemberian plasebo
merupakan upaya untuk melepaskan endorfin
FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI NYERI
1. USIA
Perbedaan perkembangan antara anak-
anak dan lansia mempengaruhi reaksi mereka
terhadap nyeri.

2. JENIS KELAMIN
Secara umum, anak laki-laki dianggap
harus lebih kuat dan tidak boleh menangis,
sedangkan perempuan boleh dalam situasi
yang sama.
lanjutan
3. KEBUDAYAAN
Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan
nyeri adalah sesuatu yang alamiah. Kebudayaan yang lain
cenderung melatih perilaku yang tertutup.

4. MAKNA NYERI
Individu mempersepsikan nyeri dengan cara yang
berbeda-beda. Derajat dan kualitas nyeri yang
dipersepsikan klien berhubungan dengan makna nyeri.
lanjutan

5. PERHATIAN
Tingkat klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri
dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Dengan
memfokuskan perhatian dan konsentrasi klien pada
stimulus yang lain.

6. ANSIETAS
Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri,
tetapi nyeri juga dapat menimbulkan ansietas.
lanjutan
7. KELETIHAN
Rasa lelah menyebabkan sensasi nyeri semakin
intensif. Nyeri sering kali berkurang setelah melewati
proses tidur yang terlelap.

8. PENGALAMAN SEBELUMNYA
Apabila individu sering mengalami nyeri dengan
jenis yang berulang, kemudian nyeri itu hilang, akan lebih
mudah bagi individu untuk menginterpretasikan sensasi
nyeri.
lanjutan
9. GAYA KOPING
Pengalaman nyeri dapat membuat rasa kesepian,
klien merasa tidak berdaya dengan rasa sepi itu. Hal yang
sering terjadi adalah klien kehilangan kontrol terhadap
lingkungan atau terhadap hasil akhir dari peristiwa yang
terjadi.

10. DUKUNGAN KELUARGA DAN SOSIAL


Kehadiran keluarga dan orang dekat dari klien dapat
meminimalkan kesepian dan ketakutan.

(Potter & Perry, 2005)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai