Anda di halaman 1dari 4

Laporan pembuatan amylum dari kentang

BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda, salah satunya adalah
karbohidrat.Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari. Karbohidrat
menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh makhluk hidup. Monosakarida, khususnya
glukosa, merupakan nutrien utama sel. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi
untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses
metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.

Ada banyak sekali makanan yang mengandung karbohidrat, contohnya seperti kentang. Kentang
(Solanum tuberosum) merupakan lima kelompok besar makanan pokok dunia selain gandum,
jagung, beras, dan terigu. Bagian utama kentang yang menjadi bahan makanan adalah umbi, yang
merupakan sumber karbohidrat, mengandung vitamin dan mineral cukup tinggi. Sehingga produk ini
mempunyai peluang besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan sumber karbohidrat yang
bermanfaat bagi kesehatan. Sebagai salah satu sumber utama karbohidrat, kentang dapat diolah
dengan berbagai cara, digoreng, direbus, dipanggang, disajikan bersama daging dan sayuran, atau
dibuat sari pati kentang.

Berdasarkan pernyataan di atas kelompok kami mencoba memanfaatkan kentang untuk di buat sari
pati atau amylum kentang untuk mengetahui proses pembuatanya.

B. Tujuan

Tujuan yang ingin di capai adalah untuk mengetahui proses pembuatan amylum kentang.

BAB II

Landasan Teori
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar
tumbuhan terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian (Poedjiadi, A. 2009).

Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman.
Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari
produk fotosintesis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang
permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun,
dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi
kentang (Gunawan,2004).

Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari
glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20 – 28 %) dan sisanya amilopektin.

a). Amilosa : Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4
glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.

b). Amilopektin : Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan
1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6-glikosidik. adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan
terdjadinya cabang, sehingga molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang.
Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000
unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).

Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yag
tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan glukosa
sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).

Bentuk sederhana amilum adalah glukosa dan rumus struktur glukosa adalah C6H11O6 dan
rumus bangun dari α- D- glukosa

Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga menghasilkan


glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase, dalam air ludah dan
dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat amilase yang bekerja terhadap
amilum yang terdapat pada makanan kita oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi
maltosa dalam bentuk β – maltosa (Poedjiadi,A. 2009).

Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai bagian
tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi ; dari umbi kentang ;
umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom
umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan
Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).
Tanaman dengan kandungan amilum yang digunakan di bidang farmasi adalah jagung (Zea
mays), Padi/beras (Oryza sativa), kentang (Solanum tuberosum), ketela rambat (Ipomoea
batatas), ketela pohon (Manihot utilissima) (Gunawan, 2004)

Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays Linne
(Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne
(Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam
mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang
kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan, 2004).

Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu
dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan
bahan penghancur. Sementara suspensi amilum dapat diberikan secara oral sebagai
antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai
emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).

Sebagai amilum normal, penggunaanya terbatas dalam industri farmasi. Hal ini disebabkan
karakteristiknya yang tidak mendukung seperti daya alir yang kurang baik, tidak mempunyai
sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi bahan obat yang
mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan pengikat dalam pembuatan tablet
cara granulasi basah (Anwar, 2004).

Amilum hidroksi-etil adalah bahan yang semisintetik yang digunakan sebagai pengencer
plasma (dalam larutan 6%). Ini merupakan pengibatan tasmbahan untuk kejutan yang
disebabkan oleh pendarahan, luka terbakar, pembedahan, sepsis, dan trauma lain. Sediaan
amilum yang terdapat dalam pasaran adalah Volex® (Gunawan, 2004).

Fungsi amilum dalam dunia faramasi digunakan sebagai bahan penghancur atau
pengembang (disintegrant), yang berfungsi membantu hancurnya tablet setelah ditelan
(Syamsuni H,A. 2007).

Anda mungkin juga menyukai