SEDIAAN SEMISOLIDA
Pendahuluan Sub-CPMK
Pada bab ini akan dijelaskan 1. Mampu memahami prinsip
tentang sediaan semisolida Materi penghantaran obat secara
dipaparkan mulai dari sistem perkutan dan transdermal
penghantaran 2. Mampu memahami dan
perkutan/transdermal, konsep menjelaskan tentang
dasar sediaan semisolida, prinsip sediaan semisolida prinsip
formulasi dan metode pembuatan, formulasinya, metode
juga evaluasinya pembuatan dan evaluasi
mutunya
3. Mampu menelaah dan
mengusulkan formulasi
sediaan semisolida
Kulit terdiri dari tiga lapisan utama yakni jaringan subkutan, dermis
dan epidermis.
a. Jaringan subkutan (hipodermis)
Bagian subkutan disusun oleh jaringan adiposa (lemak) yang
berfungsi melindungi tubuh dari gangguan fisik dan juga
menjaga suhu tubuh. Pada bagian ini terdapat pembuluh darah
dan juga sistem syaraf, yang mengarah ke kulit.
c. Epidermis
Epidermis adalah bagian terluar kulit yang terdiri dari beberapa
lapisan yakni stratum korneum, stratum granulosum, stratum
spinosum, dan stratum basalum. Proses pembentukan epidermis
dimulai dari lapisan paling dasar (stratum basalum), yang
mengandung sel keratinosit, dan kemudian membelah dan
berdifirensiasi menuju bagian atasnya yakni stratum spinosum,
granulosum, dan korneum. Epidermis bisa juga dibagi menjadi
dua kelompok yakni stratum korneum dan viable eipidermis
(epidermis hidup) yang terdiri dari stratum granulosum, stratum
spinosum, dan stratum basalum. Stratum korneum bukan
termasuk ke dalam kelompok viabel epidermis dan tersusun dari
sel kulit mati. Bagian stratum korneum ini yang diketahui
menjadi penghalang/barrier utama dari penetrasi obat melalui
kulit. Stratum korneum disebut memiliki struktur seperti ‘brick
and mortar’, dimana brick merujuk pada sel-sel korneosit,
sedangkan mortar merujuk pada interselular lipid (multiple
Transdermal
1. Emolien
Stratum Partisi/difusi 2. Keratosis
korneum stratum korneum
Transappendagel
dermal 1. Antipersipiran
Appendages Unit pilosebaseus Kel.ekrin 2. Eksfolien
3. Antibiotika/fungi
4. Depilatori
Epidermis
Partisi/difusi 1. Antiinflamasi
dalam epidermis dalam 2. Anestetik
3. Antipruritik
Partisi/difusi 4. Antihistamin
Dermis dermis
1. Sistem Transdermal
Ekskresi melalui
Sirkulasi sirkulasi
2. Nitrogliserin
6.3. Salep
Di Farmakope Indonesia istilah umum untuk sediaan
semisolida yang digunakan secara topikal di kulit disebut dengan
salep. Salep didefinisikan sebagai sediaan setengah padat ditujukan
untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Berdasarkan
definisi tersebut maka semua sediaan berbentuk semisolida yang
digunakan di kulit bisa kita kategorikan ke dalam sediaan salep. Dasar
salep sendiri dibagi menjadi 4 kelompok yakni:
a. Dasar salep hidrokarbon
Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak yang
hanya dapat dicampurkan dengan sebagian kecil air. Salep ini
dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat
dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar
salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, dan
memiliki sifat sukar dicuci oleh air. Dasar salep ini tidak
mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
Karakteristik dari salep dengan dasar hidrokarbon adalah:
Dapat berfungsi sebagai emolien karena mampu
menahan penguapan air dari kulit akibat pembentukan
lapisan film oklusif
6.4. Krim
Menurut Farmakope Indonesia, krim adalah bentuk sediaan
setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim berbeda dari
sediaan semisolida yang lainnya, karena krim merupakan sediaan
6.5. Gel
Menurut farmakope Indonesia gel merupakan sediaan
semipadat terdiri dari suspensi dari partikel anorganik yang kecil
atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.
Pelarut yang digunakan bisa air (hidrogel) ataupun pelarut organik
Komponen utama pada formulasi gel selain zat aktif adalah gelling
agent dan pelarutnya, yang akan dipaparkan pada bagian berikut ini:
a. Gelling agent (zat pembentuk gel)
Jenis bahan pembentuk gel yang dipakai tergantung pada jenis
gel yang akan dibuat. Macam-macam bahan pembentuk gel
yang umum digunakan adalah:
- Turunan selulosa
Turunan selulosa dan membentuk struktur gel yang
baik. Contohnya adalah: metilselulosa,
hirdoksietilselulosa (HEC), hidroksipropilselulosa
6.6. Emulgel
Emulgel adalah penggabungan sistem emulsi dan gel. Emulgel
adalah suatu sistem emulsi yang ditambahkan bahan pembentuk gel
(gelling agent) ke dalamnya. Secara teori emulgel bisa terbentuk
baik untuk emulsi m/a ataupun untuk emulsi a/m. Namun yang lebih
sering dikembangkan adalah tipe emulsi m/a dimana selanjutnya
akan ditambahkan gel ke dalam fasa luarnya. Diketahui sediaan
emulgel memiliki banyak kelebihan, yakni mencakup kelebihan
sediaan emulsi dan gel. Bila dirinci kelebihan sediaan emulgel
adalah:
a. Emulgel merupakan sistem emulsi minyak dan air, maka emulgel
dapat digunakan untuk penghantaran senyawa hidrofil dan
hidrofob
b. Sistem emulgel memungkinkan peningkatan stabilitas sistem
emulsi m/a, akibat adanya sistem gel di fasa luar sehingga
meningkatan viskositas dan menghambat pergerakan globul
c. Emulgel terutama tipe m/a tidak lengket dan mudah
dibersihkan
d. Penambahan sistem gel ke dalam sediaan emulsi bisa
meningkatkan daya lekat dan waktu kontak