ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN TN.S
DI WILAYAH KERJA
Oleh:
KELOMPOK 2
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 LatarBelakang
Halusinasi merupakan gejala positif yang timbul pada penderita
Keliat, Yusron, & Susanti, 2011). Ditandai dengan marah-marah sendiri, sering
ini pasien sebaiknya mendapatkan perawatan yang lebih baik (Putri, 2017).
mengalami halusinasi dan 30% mengalami waham. Dari pasien yang mengalami
Fitryasari, Nursalam, & Iskandar, 2007). Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
pada tahun 2006 merawat 150 pasien skizofrenia perbulan, yang mengalami
halusinasi sekitar 60%, kerusakan interaksi dan gangguan konsep diri 25%,
perilaku kekerasan 10% dan klien dengan waham sekitar 5%. Dari 60% (90
penglihatan 45% dan halusinasi jenis lain sekitar 5% (Yusuf et al., 2007).
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui
benar - benar nyata dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti mimpi saat
tidur. Klien mungkin tidak punya cara untuk menentukan persepsi tersebut nyata,
sama halnya seseorang seperti seseorang yang mendengarkan siaran ramalan
cuaca dan tidak lagi meragukan orang yang berbicara tentang cuaca tersebut.
metabolik terhadap stres, gangguan neurokimiawi, lesi otak, usaha tidak sadar
untuk mempertahankan ego dan ekspresi simbolis dari pikiran yang terpisah
(Nurlaili, Nurdin, & Putri, 2019). Dampak dari gangguan halusinasi itu sendiri
menjadi fokus perhatian oleh tim kesehatan karena apabila halusinasi tidak
ditangani secara baik, maka akan menimbulkan resiko terhadap keamanan diri
pasien sendiri, orang lain dan juga lingkungan sekitarnya. (Wahyuni et al.,
2011). Pemberian tindakan asuhan keperawatan yang tepat dan sesuai standar
2018).
mengontrol halusinasi dengan cara ke 2 yaitu minum obat secara teratur dengan
menggunakan prinsip 5 benar. SP 3 pasien: melatih pasien mengontrol halusinasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Fase Pertama
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress, perasaan gelisah,
kesepian. Klien mungkin melamun atau memfokukan pikiran pada
hal yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan dan stress.
Cara ini menolong untuk sementara.Klien masih mampu mengotrol
kesadarnnya dan mengenal pikirannya, namun intensitas persepsi
meningkat.
b. Fase Kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman
internal dan eksternal, klien berada pada tingkat “listening” pada
halusinasi.Pemikiran internal menjadi menonjol, gambaran suara dan
sensasi halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas klien takut
apabila orang lain mendengar dan klien merasa tak mampu
mengontrolnya.Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasi
dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang
lain.
c. Fase Ketiga
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien menjadi
terbiasa dan tak berdaya pada halusinasinya. Halusinasi memberi
kesenangan dan rasa aman sementara.
d. Fase Keempat
Klien merasa terpaku dan tak berdaya melepaskan diri dari kontrol
halusinasinya. Halusinasi yang sebelumnya menyenangkan berubah
menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien tidak dapat
berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan
halusinasinya klien berada dalam dunia yang menakutkan dalam
waktu singkat, beberapa jam atau selamanya. Proses ini menjadi
kronik jika tidak dilakukan intervensi.
C. Pohon Masalah
1. Masalah keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
b. Isolasi sosial: menarik diri
c. Gangguan konsep diri: menarik diri
d. Risiko perilaku kekerasan
BAB III
LAPORAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA
1.IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn S
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Petani
RM, No :-
Tanggal dirawat :-
II.KELUHAN UTAMA: Klien mengatakan sering merenung dan ibu klien
mengatakan bahwa klien sering berbicara sendiri
IV.FAKTOR PREDISPOSISI
3. Aniaya fisik
Aniaya seksual
penolakan
Jelaskan No : 1,2,3
Masalah keperawatan.
Masalah keperawatan
V. FISIK
RR : 20 x/i
5.Merokok : iya
Masalah keperawatan
1.Keluarga
a.Genogram
GENOGRAM
X X
GI
X X
X X
X
G II X
? ? ? ? ? ?
G III 43 ?
b.Masalah,krisis,hal penting
Masalah keperawatan
2. Hubungan sosial
Masalah Keperawatan
kerusakan komunikasi
kerusakan komunikasi verbal
kerusakan interkasi sosial
isolasi social
4. Spiritual
b.Kegiatan ibadah
Masalah keperawatan
distress spiritual
2. Konsep diri
3. Pola interaksi
4. Gaya komunikasi
5. Pola pertahanan
Masalah keperawatan
pengabaiam umilateral
gangguan citra tubuh
gangguan identitas pribadi
harga diri rendah kronik
VIII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Jelaskan :
Masalah keluarga :
Sindroma deficit perawatan diri (makan,
mandi,berpakaian,toileting,instrumentasi)
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Koheren
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agresif
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Masalah keperawatan :
5. Efek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
Masalah keperawatan
7. Persepsi
√Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan
Waham
Agama Somatok Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip piker Siar piker Kontrol piker
Jelaskan :
Masalah keperawatan
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat
jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan :
Masalah Keperawatan
Jelaskan :
Masalah keperawatan
Jelaskan :
Masalah keperawatan
Perubahan proses piker
Isolasi sosial
14. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
Masalah keperawatan :
INTERVENSI KEPERAWATAN
A. SPIP
1.Identifikasi halusinasi: isi,frekuensi,waktu terjadi,situasi pencetus, perasaan dan
respon
2. jelaskan cara mengontrol halusinasi:hardik,obat, bercakap-cakap dan melakukan
kegiatan
3. latih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
4. masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
B. SPIIP
1. Evaluasi kegiatan menghardik,beri pujian
2. latih cara mengontrol halusinanasi dengan obat(jelaskan 6 benar, jenis,
guna,dosis,frekuensi,cara,kontinuitas,minum obat)
3.masukkan pada jadwal kegiatan melatih menghardik dan minum obat
C.SPIIIP
1. evaluasi kegiatan menghardik dan minum obat
2. latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat terjadi halusinasi
3. masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,minum obat,dan bercakap-
cakap
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Inisial : Tn. S
No. RM :
Evaluasi :
S:
O:
A : masalah SP I P teratasi
P : lanjutkan intervensi SP II P
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Inisial : Tn. S
No. RM :
B.Implementasi Sp II
Evaluasi
S:
klien mengatakan masih ingat cara menghardik, jika mendengar suara-suara itu
O:
P: Hentikan intervensi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Inisial : Tn. S
No. RM :
C. Implementasi SP III P
EVALUASi
Hentikan intervensi
BAB V
KESENJANGAN
A. Pembahasan
A.Kesimpulan
2. Diagnosa yang muncul saat dilakukan pengkajian pada Tn,S adalah gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
3. Rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada Tn.S yaitu dengan tujuan
umum agar Tn.S dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya. Intervensi juga
dilakukan dengan lima tujuan khusus, diantaranya : tujuan khusus 1 yaitu Tn,S
dapat membina hubungan saling percaya terhadap perawat, tujuan khusus 2 yaitu
Tn.S dapat mengenali halusinasinya, tujuan khusus 3 yaitu Tn.S dapat melatih
mengontrol halusinasinya, tujuan khusus 4 yaitu Tn.S dpat dukungan dari
keluarga dalam mengontrol halusinasi, dan tujuan khusus 5 yaitu Tn.S dapat
memanfaatkan obat untuk mengontrol halusinasi. 4. Tindakan keperawatan yang
dilakukan penulis selama 2 hari kepada Tn.S mampu melaksanakan strategi
pelaksanaan 1 sampai 3 yaitu Tn.S telah mampu mengenal halusinsainya, Tn.S
mampu mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik: menutup telinga. 5.
Evalusai tindakan yang dilakukan penulis sampai pada strategi pelaksanaan 3.
Tn.S berhasil mengenal halusinasinya dan berhasil mengontrol halusinasinya
dengan menghardik: menutup telinga. Evaluasi sudah dilakukan penulis sesuai
keadaan klien dan dan kekurangan penulis tidak mengajarkan cara mengontrol
halusinasi selain menghardik, dikarenakan penulis hanya mengutamakan cara
mengontrol halusininasi dengan cara menghardik: menutup telinga serta
menginformasikan kepada perawat yang sedang berjaga bahwa cara mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik; menutup telinga dapat menurunkan frekuensi
kemunculan halusinasi yang diderita klien.
B. Saran
1. Bagi institusi
2. Bagi perawat
a) Klien diharapkan mengikuti program yang telah direncanakan oleh dokter dan
perawat untuk mempercepat proses kesembuhan klien.
b) Kleuarga diharakan mampu memberi dukungan pada klien dalam mengontrol
halusinasi baik di rumah sakit maupun
di rumah.