Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH CA PARU

DOSEN PENGAMPU :
BINAR WAHYU S.kep.,Ns.,M.kep

DISUSUN OLEH :
AMEL SANDI FEBRIANTI 202202102
ARISTAWATI CAHAYANINGRUM 202202105
IKA DINA PERMATASARI 202202121
LINDA CAHYAWATI 202202126

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“CA paru”
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu binar wahyu S.Kep.,Ns.,M.kep. selaku dosen
mata kuliah keperawatan dewasa sistem kardiovaskuler, respirasi dan hematologi yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini

Madiun, September 2023

penulis

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2

BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................ 3

2.1 Pengertian CA paru dan efusi pleura......................................................... 3


2.2 Jenis-jenis dari CA paru............................................................................ 4
2.3 Stadium pada CA paru............................................................................... 4
2.4 Faktor penyebab dan gejala CA paru......................................................... 5
2.5 Ciri-ciri CA paru........................................................................................ 6
2.6 Cara pencegahan dan pengobatan CA paru............................................... 8

BAB 3 ASUHAN KEPERAAWATAN........................................................................ 11

3.1 Konsep asuhan keperawatan CA paru....................................................... 11

BAB 4 PENUTUP......................................................................................................... 29

4.1 Kesimpulan................................................................................................ 29
4.2 Saran ......................................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 30

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker paru masih merupakan masalah kesehatan karena masih banyak menyebabkan
kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal karena kanker paru.
Pada tahun 2008, tercatat sebanyak 1,38 juta kematian akibat kanker paru atau 18,2% dari
total kematian akibat kanker. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa
kanker paru merupakan penyebab terbanyak kematian akibat kanker pada tahun 2012,
yaitu sebanyak 1,59 juta kematian (Ridge, et al., 2013; Walser, et al., 2008; WHO, 2015).
Kanker paru merupakan penyebab utama kematian karena keganasan pada laki-laki dan
penyebab kedua pada perempuan. Menurut WHO, insiden kanker paru pada laki-laki
lebih tinggi dibandingkan perempuan. Data Center for Disease Control and Prevention
(CDC) pada tahun 2007 menunjukkan bahwa di Amerika tercatat 109.643 laki-laki dan
93.839 perempuan menderita kanker paru (Haryati, dkk., 2013; Horeweg, et al., 2013).
Data tahunan Jemal dkk menunjukkan bahwa kanker paru mempunyai prognosis yang
buruk dibandingkan dengan kanker jenis lain karena rendahnya angka ketahanan hidup
(Syahruddin, dkk., 2010). Angka ketahanan hidup 5 tahun pada pasien kanker paru di
Amerika Serikat mecapai 15%, Eropa 10%, dan di negara berkembang hanya 8,9%.
Kemajuan dalam penatalaksanaan kanker paru tidak meningkatkan angka ketahanan
hidup pasien secara signifikan karena mayoritas pasien telah mengalami metastasis jauh
saat didiagnosis (Horeweg, et al., 2013; Supartono dan Suryanto, 2012). Kanker paru
masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia disebabkan angka merokok
yang masih tinggi pada masyarakat (PDPI, 2011). Merokok merupakan penyebab utama
kanker paru karena di dalam rokok terkandung zat-zat karsinogen yang dapat memicu
kanker paru (Haryati, dkk., 2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2013
menunjukkan bahwa perilaku merokok penduduk usia 15 tahun ke atas cenderung
meningkat dari 34,2% pada tahun 2007 menjadi 36,3% pada tahun 2013 (Balitbangkes,
2013). Hasil penelitian di laboratorium Patologi Anatomi RSUP Persahabatan
menunjukkan bahwa lebih dari 50% dari semua jenis kanker yang didiagnosis adalah
kanker paru. Hasil penelitian berbasis rumah sakit dari 100 Rumah Sakit di Jakarta
menunjukkan bahwa kanker paru merupakan kasus terbanyak pada lakilaki dan nomor 4
terbanyak pada perempuan tetapi merupakan penyebab kematian utama pada laki-laki dan
perempuan (Kemenkes RI, 2015). Efusi pleura merupakan penyulit tersering dalam
penatalaksanaan kanker paru. Efusi pleura pada kanker paru dapat terjadi karena
peningkatan permiabilitas kapiler akibat proses inflamasi yang disebabkan infiltrasi sel-
sel kanker ke pleura viseral dan atau parietal. Efusi pleura juga dapat disebabkan oleh
invasi langsung tumor yang berdekatan dengan pleura dan obstruksi saluran limfa
(Syahruddin, dkk., 2009; Supartono dan Suryanto, 2012). Efusi pleura dapat menjadi
penyulit dalam penatalaksanaan kanker paru karena cenderung masif. Data divisi
onkologi toraks, Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS
Persahabatan menunjukkan bahwa efusi pleura masif menjadi penyulit terbesar dalam
penatalaksanaan kanker paru, yaitu 40% dikuti dengan sindrom vena kava superior 31%
dan batuk darah masif 10% (Syahruddin, 2010). Efusi pleura ditempatkan dalam sistem
TNM untuk kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) versi 7 sebagai
metastasis sehingga kanker paru dengan efusi pleura termasuk kategori stage IV

PAGE \* MERGEFORMAT 2
(Syahruddin, dkk., 2010). Keberadaan efusi pleura sama dengan keberadaan nodul
metastasis paru kontralateral yaitu M1a. Hal ini menunjukkan bahwa efusi pleura menjadi
salah satu faktor prognosis untuk kanker paru karena semakin tinggi stage penyakit akan
semakin pendek masa tahan hidup penderita (Syahruddin, 2010). Efusi pleura
mempengaruhi ketahanan hidup dan prognosis penderita kanker paru (Supartono dan
Suryanto, 2012). Angka tengah ketahanan hidup pasien efusi pada keganasan setelah
didiagnosis hanya 4-9 bulan (Görgün, et al., 2013). Penelitian yang dilakukan di RSUP
Dr. Kariadi Semarang selama tahun 2009- 2010 menunjukkan perbedaan ketahanan hidup
1 tahun antara pasien kanker paru tanpa efusi pleura dengan pasien kanker paru yang
disertai efusi pleura. Pasien kanker paru tanpa efusi pleura memiliki angka 1 tahun
ketahanan hidup yang lebih tinggi dibandingkan pasien kanker paru dengan efusi pleura.
Ketahanan hidup 1 tahun penderita kanker paru tanpa efusi pleura sebesar 37,5% dengan
median lama hidup 178 hari sedangkan yang disertai efusi pleura sebesar 6% dengan
median lama hidup 100 hari (Supartono dan Suryanto, 2012). Paling sedikit 25% pasien
kanker paru membentuk efusi pleura secara multifungsional dalam perjalanan
penyakitnya (Satolom, dkk., 2012). Penelitian berdasarkan rekam medik di RS
Persahabatan Jakarta selama tahun 2004-2007 menunjukkan terdapat 167 pasien kanker
paru dengan efusi pleura atau sekitar 31,2% dari 573 pasien kanker paru (Syahruddin,
2010). Kedokteran Universitas Andalas Efusi pleura pada keganasan menjadi penyebab
umum mortalitas dan morbiditas pada pasien kanker (Görgün, et al., 2013). Menurut
penelitian yang dilakukan melalui data rekam medik di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta
pada tahun 2010-2011, didapatkan bahwa efusi pleura merupakan penyebab kematian
terbanyak pada pasien kanker paru, yaitu sekitar 19,8% dari semua penyebab kematian
langsung pasien kanker paru (Anwar, dkk., 2014).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu CA paru?
2. Apa saja jenis dari CA paru?
3. Apa saja stadium yang terdapat pada CA paru?
4. Apa saja penyebab dan gejala dari CA paru?
5. Apa saja ciri-ciri dari CA paru?
6. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan CA paru?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
1. Menjelaskan apa itu CA paru
2. Mengetahui apa saja jenis- jenis dari CA paru
3. Mengetahui stadium apa saja yang ada pada CA paru
4. Menjelaskan apa saja penyebab dan gejala terjadinya CA paru
5. Menjelaskan apa saja ciri-ciri dari CA paru
6. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dan pengobatan CA paru

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN CA PARU
Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di paru-paru. Kanker ini
merupakan salah satu kanker yang umum terjadi di Indonesia. Secara global, kanker paru-
paru merupakan penyebab pertama kematian akibat kanker pada pria dan penyebab kedua
kematian akibat kanker pada wanita.
Meski sering terjadi pada perokok, kanker paru-paru juga bisa terjadi pada orang yang
bukan perokok. Pada orang bukan perokok, kanker paru-paru terjadi akibat sering
terpapar asap rokok dari orang lain (perokok pasif) atau paparan zat kimia di
lingkungan kerja.
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan pada jaringan paru yang berasal dari
sel-sel di dalam paru-paru (primer) maupun keganasan dari luar paru (metastasis).
Sebagian besar kanker yang juga disebut dengan karsinoma bronkogenik memang
berasal dari dalam organ paru. Lebih dari 90% kanker paru-paru berawal dari bronki,
atau saluran udara besar yang masuk ke paru-paru.
Kanker paru tidak hanya terjadi di paru-paru tetapi juga di rongga thorax alias
mediastinum yaitu rongga di antara kedua paru kanan kiri. Selain itu, kanker ini juga
bisa berasal dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.
Kanker paru-paru merupakan penyakit dengan ciri khas adanya pertumbuhan sel yang
tidak terkontrol pada jaringan paru-paru. Bila tidak dirawat, pertumbuhan sel ini dapat
menyebar ke luar dari paru-paru melalui suatu proses yang disebut metastasis ke
jaringan yang terdekat atau bagian tubuh yang lainnya. Sebagian besar kanker yang
mulai di paru-paru, yang dikenal sebagai kanker paru primer, adalah karsinoma yang
berasal dari sel epitelium. Jenis kanker paru yang utama adalah SCLC (kanker paru
sel kecil), atau disebut juga kanker sel gandum, dan NSCLC (kanker paru non-sel-
kecil)
Kanker paru adalah keganasan yang berasal dari luar paru (metastasis tumor
paru) maupun yang berasal dari paru sendiri, dimana kelainan dapat disebabkan oleh
kumpulan perubahan genetika pada sel epitel saluran nafas, yang dapat
mengakibatkan proliferasi sel yang tidak dapat dikendalikan. Kanker paru primer
yaitu tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus (Purba,
2015).

Kanker paru adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel abnormal
pada satu atau kedua paru. Sementara sel-sel normal bereproduksi dan berkembang
menjadi jaringan paru yang sehat, sel-sel abnormal berkembang biak lebih cepat dan
tidak pernah tumbuh menjadi jaringan paru normal. Benjolan sel kanker (tumor)
kemudian terbentuk dan tumbuh. Selain mengganggu fungsi paru, sel-sel kanker dapat
menyebar dari tumor ke dalam aliran darah atau sistem limfatik di mana mereka dapat
menyebar ke organ lain. Kanker paru dalam arti luas adalah semuan penyakit
keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun

PAGE \* MERGEFORMAT 2
keganasan dari luar paru (metastasis tumor di paru). Kanker paru primer yaitu tumor
ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus (bronchogenic
carcinoma) (Risnawati, Pradjoko, & Wati, 2020).

Ca Paru atau disebut dengan Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) Dalam pengertian klinik
yang dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang berasal dari
epitel bronkus (karsinoma bronkus = bronchogenic carcinoma) (Kemenkes, 2016).
Kanker paru merupakan tumor ganas yang berasal dari saluran pernafasan ditandai
dengan pertumbuhan sel abnormal, tidak terbatas dan merusak sel- sel jaringan
normal yang disebabkan oleh asap rokok (Husen et al, 2016). Kanker paru merupakan
penyebab utama keganasan di dunia dan mencapai 13% dari semua diagnosis kanker.
Selain itu, kanker paru juga menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker
pada laki-laki (Kemenkes, 2016) (Saputri & Oktariani, 2020).
Paru normal CA paru (kanker paru)

2.2 JENIS DARI CA PARU


Berdasarkan perkembangannya, kanker paru-paru dapat terbagi dalam dua jenis,
yaitu:

1. Kanker paru-paru non-small cell


Kanker paru-paru jenis ini merupakan yang paling sering terjadi, yaitu sekitar
87% dari seluruh kasus kanker paru-paru. Jenis ini memiliki tiga tipe utama,
yaitu adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa, dan large-cell carcinoma.
2. Kanker paru-paru small cell
Kanker paru-paru jenis ini jarang terjadi. Berbeda dengan kanker paru-
paru non-small cell, kanker paru-paru small-cell dapat menyebar dengan
sangat cepat. Sebagian besar kasus kanker paru jenis ini disebabkan oleh
kebiasaan merokok.

2.3 STADIUM PADA CA PARU


Klasifikasi berdasarkan stadium kanker (Dersarkissian, 2019):
1. Stadium I: kanker masih berada dalam paru-paru dan belum menyebar ke
kelenjar atau organ sekitarnya.
2. Stadium II: kanker masih berada dalam paru-paru, namun sudah menyebar ke
kelenjar getah bening di sekitarnya.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
3. Stadium III: kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening yang letaknya
jauh dari paru-paru atau bagian tubuh lainnya, seperyti batang tenggorokan
(trakea), kerongkongan, dan pembuluh utama di jantung.
4. Stadium IV: kanker telah menyebar ke kedua paru-paru dan organ lai yang
letaknya jauh dari paru, seperti otak dan hati. Kanker juga menyebabkan
penumpukan di paru-paru.
Gambaran stadium 1-4 pada paru yang terpapar CA paru

2.4 PENYEBAB DAN GEJALA CA PARU


Kanker paru-paru paling sering terjadi akibat kebiasaan merokok. Meski demikian,
orang yang tidak merokok juga dapat menderita kanker paru-paru, terutama jika
sering terpapar polusi udara, tinggal di lingkungan yang tercemar zat berbahaya, atau
memiliki keluarga yang menderita kanker paru-paru.
Di dalam rokok terdapat zat penyebab kanker (karsinogen) yang memicu kerusakan
sel pelapis paru-paru. Perubahan sel dan jaringan pada paru-paru cepat berubah pada
perokok berat. Awalnya tubuh dapat memperbaiki kerusakan ini.
Namun, paparan yang berulang membuat sel-sel normal pelapis paru-paru semakin
rusak. Kerusakan menyebabkan perubahan abnormal sel, yang berujung pada
perkembangan kanker. Di luar dari merokok, mungkin belum ditemukan penyebab
pasti dari kanker yang dialami.
Kanker paru-paru sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala baru
muncul ketika kanker sudah cukup besar atau telah menyebar ke jaringan dan organ
sekitar. Beberapa gejala yang dapat dirasakan penderita kanker paru-paru
adalah batuk kronis, sesak napas, batuk darah, dan nyeri dada.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Sebagian besar gejala kanker terjadi dalam organ paru, tapi juga mungkin dialami di
beberapa bagian tubuh lain jika sel abnormal sudah menyebar. Gejala juga dibedakan
berdasarkan intensitas keparahan penyakit. Berikut ini beberapa gejala yang dialami
oleh pengidap:
1. Ketidaknyamanan atau nyeri di dada.
2. Batuk yang tidak hilang atau semakin memburuk dari waktu ke waktu.
3. Masalah pernapasan.
4. Mengi.
5. Darah dalam dahak.
6. Suara serak.
7. Masalah dalam menelan.
8. Kehilangan selera makan.
9. Kehilangan berat badan tanpa alasan.
10. Merasa sangat lelah.
11. Peradangan atau sumbatan di paru-paru.
12. Pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening di daerah paru-paru

2.5 CIRI- CIRI DARI CA PARU


Tanda-tanda kanker paru-paru stadium 1 yang bisa terjadi meliputi:

1. Sesak napas saat melakukan aktivitas sehari-hari


2. Batuk terus-menerus yang tidak hilang dalam 2-3 minggu (batuk kronis)
3. Batuk berdarah atau dahak berdarah
4. Kehilangan napsu makan
5. Penurunan berat badan yang tidak disengaja
6. Kelelahan
7. Nyeri bahu, dada, atau punggung
8. Suara serak
9. Muncul seuara keras setiap kali napas (stridor)
10. Muncul masalah paru-paru berulang, seperti bronkitis atau pneumonia.
Tanda- tanda kanker paru stadium 2 yang bisa terjadi meliputi:

Kanker paru-paru NSCLC stadium 2 diklasifikasikan lebih lanjut menjadi salah satu
dari dua subtipe, berdasarkan penyebarannya ke kelenjar getah bening terdekat atau
bagian lain dari paru-paru atau dada.

1. Pada kanker paru stadium 2A


tumor berukuran antara 4 cm dan 5 cm dan kelenjar getah beningnya bersih.
Namun, kanker dapat ditemukan di saluran napas utama, atau bronkus, paru-
paru dan/atau di lapisan membran yang menutupi paru-paru. Selain itu,
seluruh atau sebagian paru-paru mungkin kolaps atau meradang.

2. Kanker paru stadium 2B memiliki salah satu ciri berikut:


Tumornya berukuran hingga 5 cm, dan sel kanker ditemukan di kelenjar getah
bening dekat paru-paru yang terkena. Selain itu, kanker telah menyebar ke
saluran napas utama dan/atau ke dalam lapisan membran yang menutupi paru-
paru, atau seluruh atau sebagian paru-paru kolaps atau meradang.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Tumornya berukuran antara 5 cm dan 7 cm, dan tidak ditemukan kanker di
kelenjar getah bening. Dalam banyak kasus, kanker telah menyebar ke selaput
yang melapisi bagian dalam dinding dada, atau dinding dada itu sendiri, atau
saraf frenikus yang dekat dengan paru-paru, atau lapisan jaringan luar dari
kantung yang mengelilingi jantung. Lebih dari satu tumor ditemukan di bagian
lobus paru yang sama.

Tanda-tanda CA paru stadium 3 meliputi

Penentuan stadium kanker paru-paru terutama digunakan untuk mengarahkan


pengobatan yang tepat dan memprediksi kemungkinan hasil (dikenal sebagai
prognosis). Penentuan stadium kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC) melibatkan
sistem klasifikasi TNM, yang mengkategorikan penyakit berdasarkan ukuran dan luas
tumor (T), apakah kelenjar getah bening terpengaruh (N), dan apakah kanker telah
menyebar, atau bermetastasis . , ke organ jauh (M).
NSCLC tahap 3 dibagi lagi menjadi tiga sub tahap:

1. Kanker paru stadium 3A


tergolong penyakit stadium lanjut lokal . Ini berarti kanker telah menyebar ke
kelenjar getah bening di sisi paru yang sama dengan tumor primernya . Kanker
juga dapat ditemukan di bronkus , pleura , diafragma , dinding dada, tulang
dada, tulang punggung, saraf frenikus , perikardium , vena cava , aorta ,
faring , trakea , esofagus , dan/atau karina (daerah di mana trakea bercabang
ke bronkus). ).
2. Kanker paru stadium 3B
tergolong penyakit lanjut . Artinya kanker telah menyebar ke sisi dada yang
berlawanan atau ke kelenjar getah bening supraklavikula yang terletak di atas
tulang selangka. Tumor tambahan juga dapat ditemukan di area yang sama
dengan tumor primer.
3. Kanker paru stadium 3C
dianggap sebagai perkembangan dari stadium 3b, dengan penambahan satu
atau lebih tumor pada lobus paru yang sama atau terpisah. (Ada tiga lobus di
paru kanan dan dua di kiri.) Kanker juga dapat ditemukan di area yang sama
dengan tumor primer.

Tanda-tanda CA paru stadium 4 meliputi

1. Stadium 4a
saat sel kanker telah menyebar di dalam paru-paru atau ke satu area di luar
paru-paru
2. Stadium 4b
saat sel kanker telah menyebar ke beberapa tempat di satu atau lebih organ
yang jauh dari paru-paru, seperti otak, hati, dan tulang.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Sementara, sejumlah tanda-tanda kanker paru-paru stadium 4b yang bisa muncul
meliputi:
1. Nyeri tulang atau patah tulang, jika sel kanker paru-paru menyebar ke tulang
Anda
2. Sakit kepala, masalah penglihatan, atau kejang, jika sel kanker paru-paru telah
menyebar ke otak Anda.
3. Mual, kembung, atau penyakit kuning, jika sel kanker paru-paru telah
menyebar ke hati Anda.
Selain tanda-tanda di atas, penderita kanker paru-paru stadium 4 kemungkinan besar
juga akan mengalami perubahan spiritual. Tingkat harapan hidup penderita kanker
paru-paru stadium 4 biasanya sudah sangat rendah. Harapan hidup relatif 5 tahun
penderita kanker paru-paru stadium akhir ini sebesar 8 persen, menurut National
Cancer Institute (NCI).

2.6 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN CA PARU

Pencegahan Kanker Paru


Tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker. Namun, kamu dapat menurunkan
risikonya dengan melakukan beberapa langkah berikut ini:

1. Berhenti merokok. Jika terlalu sulit berhenti, kamu bisa meminta bantuan ahli
medis untuk melakukan terapi.
2. Hindari asap rokok. Jika tinggal atau bekerja dengan seorang perokok, jauhi
saat mereka membakar rokok.
3. Hindari karsinogen. Caranya dapat dilakukan dengan menggunakan masker
wajah di mana pun.
4. Konsumsi buah dan sayuran. Keduanya merupakan sumber vitamin dan nutrisi
terbaik yang dapat menurunkan risiko kanker.
5. Berolahraga. Lakukan secara teratur, setidaknya 150 menit dalam seminggu
atau 30 menit dalam sehari.
6. Pengobatan Kanker Paru
7. Dalam beberapa kasus, pasien tidak ingin menjalani perawatan karena efek
samping pengobatan dinilai lebih besar ketimbang manfaat yang diberikan.
Jika hal tersebut yang menjadi keinginan pasien, dokter mungkin akan
menyarankan perawatan untuk mengobati gejalanya saja.

Sedangkan beberapa langkah untuk menghilangkan sel abnormal kanker dari


dalam tubuh dapat dilakukan dengan sejumlah prosedur berikut:

Operasi
Prosedur dilakukan dengan mengangkat sel abnormal kanker, yang dilakukan dengan
beberapa langkah berikut:

PAGE \* MERGEFORMAT 2
1. Reseksi baji untuk mengangkat bagian kecil paru-paru yang mengandung
tumor bersama dengan margin jaringan sehat.
2. Reseksi segmental untuk mengangkat sebagian besar paru-paru, tetapi tidak
seluruh lobus.
3. Lobektomi untuk mengangkat seluruh lobus satu paru-paru.
4. Pneumonektomi untuk mengangkat seluruh paru-paru.

Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan menggunakan sinar energi bertenaga tinggi dari sinar X dan
proton untuk membunuh sel kanker. Selama terapi radiasi, pasien diminta untuk
berbaring di atas meja khusus. Mesin akan bergerak dengan sendirinya di sekitar
pasien dan mengarahkan ke titik di mana sel kanker tubuh.

Bagi pasien dengan kondisi parah, terapi ini dapat dilakukan sebelum atau setelah
operasi. Prosedur ini biasanya dikombinasikan dengan perawatan kemoterapi. Jika
operasi bukanlah pilihan, kombinasi kemoterapi dan terapi radiasi mungkin menjadi
kombinasi pengobatan yang disarankan.

Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Obat
diberikan melalui pembuluh darah di lengan atau diminum. Kombinasi obat biasanya
diberikan dalam serangkaian perawatan selama beberapa minggu atau bulan, dengan
jeda di antaranya.

Kemoterapi sering digunakan setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang
mungkin tersisa. Prosedur ini dapat dilakukan sendiri atau dikombinasikan dengan
terapi radiasi. Kemoterapi juga dapat digunakan sebelum operasi untuk mengecilkan
kanker dan membuatnya lebih mudah untuk diangkat.

Radioterapi Tubuh Stereotactic


Radioterapi tubuh stereotactic, juga dikenal sebagai radiosurgery, yaitu prosedur
pengobatan radiasi intensif yang mengarahkan banyak sinar radiasi dari berbagai
sudut ke arah kanker. Perawatan radioterapi tubuh stereotactic biasanya dilakukan
dalam beberapa sesi, tergantung tingkat keparahan kanker.

Terapi Obat
Terapi obat yang dilakukan akan terfokus pada kelainan spesifik dalam sel kanker.
Dengan memblokir kelainan ini, perawatan obat yang ditargetkan dapat menyebabkan
sel kanker mati. Langkah pengobatan ini biasanya diberikan pada pasien dengan
kanker stadium lanjut atau rekuren.

Imunoterapi
Imunoterapi dilakukan menggunakan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
Sistem kekebalan tubuh yang berfungsi untuk melawan penyakit mungkin tidak

PAGE \* MERGEFORMAT 2
menyerang kanker, karena protein yang diproduksi oleh sel kanker
menyembunyikannya. Imunoterapi bekerja dengan mengganggu proses itu.

Perawatan Paliatif
Orang dengan kanker paru sering mengalami tanda dan gejala kanker, serta efek
samping pengobatan. Perawatan suportif, juga dikenal sebagai perawatan paliatif,
adalah bidang khusus kedokteran yang melibatkan kerja sama dengan dokter untuk
meminimalisir munculnya tanda dan gejala.

Komplikasi Kanker Paru


Kanker paru yang dibiarkan tanpa penanganan bisa menimbulkan beberapa
komplikasi, antara lain:
1. Sesak napas. Kondisi ini terjadi akibat kanker memblokir saluran udara utama,
sehingga menyebabkan cairan menumpuk di sekitar paru-paru.
2. Rasa sakit. Kondisi ini terjadi akibat kanker telah menyebar ke lapisan paru-
paru atau ke area tubuh lain, seperti tulang.
3. Cairan di dada (efusi pleura). Kondisi ini terjadi akibat penumpukan cairan di
ruang yang mengelilingi paru-paru (pleura).
4. Metastasis. Kondisi ini terjadi ketika sel kanker sudah menyebar ke bagian
tubuh yang lain, seperti otak dan tulang.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA PARU PARU

Program studi s1 keperawatan


Sekolah tinggi ilmu kesehatan (stikes)
Bhakti husada mulia madiun

Pengkajian
A. Identitas klien
Nama :ny.suparni no. Reg : 190345
Usia :55 tahun tgl. Masuk :01-10-2023
Jenis kelamin :perempuan tgl. Pengkajian :01-10-2023
Alamat :jl.mawar no.10
rt.05/rw.08 madiun sumber informasi :suami
nama klg. Dekat yg bisa dihubungi :karno
Status pernikahan :sudah menikah status:sudah menikah
Agama :islam alamat :jl.mawar no.10 rt.05/rw.08
Suku :indonesia/jawa

B. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan pasien
Keluhan utama : sesak nafas
Riwayat kesehatan saat ini :
Pasien datang dari igd tanggal 01 oktober 2023 pukul 10.00 wib. Pasien datang
dengan kondisi nyeri dada nonkardiak dan kesulitan bernafas dengan ttv td:200/100
mmhg, n:96 x/m, rr:32 x/m,s:37°c. Saat pengkajian tanggal 01 oktober 2023 jam
13.00 wib. Pasien mengatakan nyeri dada dengan ttv td:140/80 mmhg,n:65
x/m,rr:23x/m,s:36°c.

Riwayat kesehatan terdahlu :


1. Penyakit yang pernah dialami: asma
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : tidak ada
3. Kebiasaan : mnghirup rokok suami

PAGE \* MERGEFORMAT 2
4. Obat-obatan yang digunakan : ventolin inhaler

b. Riwayat kesehatan keluarga


Dengan siapa klien tinggal dan berapa jumah keluarga ?
Suami dan anak
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa ?
Tidak ada
Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau menurun ?
Tidak ada
Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila salah satu anggota keluarga sakit ?
Tiadak ada

Genogram

PAGE \* MERGEFORMAT 2
C. Riwayat lingkungan
jenis rumah pekerjaan
 Kebersihan bersih bersih
 Bahaya kecelakaan tidak ada tidak ada
 Polusi tidak ada tidak ada
 Ventilasi ada ada
 Pencahayaan ada ada

D. Pola aktifitas-latihan
rumah rumah sakit
 Makan/minum 0…………………………… 2……………………….
 Mandi 0…………………………… 2……………………….
 Berpakaian/berdandan 0…………………………… 2……………………….
 Toileting 0…………………………… 2……………………….
 Mobilitas di tempat tidur 0…………………………… 2……………………….
 Berpindah 0…………………………… 2……………………….
 Berjalan 0…………………………… 2…………………………
 Naik tangga 0…………………………… 4…………………………
Pemberian skor : 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu orang lain, 3 = dibantu
orang lain, 4 = tidak mampu

E. Pola nutrisi metabolik


rumah rumah sakit
 Jenis diit/makanan tidak ada tidak ada
 Frekuensi/pola makanan sehari 3x sehari 3x
 Porsi yang dihabiskan habis tidak habis
 Komposisi menu nasi lauk pauk nasi lauk pauk
 Pantans gan tidak ada tidak ada
 Nafsu makan baik tidak baik
 Jenis minuman air putih air putih+teh hangat
 Frekuensi/pola minum 2 lt/hari 1 lt/hari
 Sukar menelan (padat/cair) tidak ada tidak ada

PAGE \* MERGEFORMAT 2
F. Pola eliminasi
rumah rumah sakit
 Bab
- Frekuensi/pola lancar belum bab 3hari
- Warna & bau kuning normal belum bab
- Kesulitan tidak ada belum bab
- Upaya mengatasi tidak ada beri suppositoria

 Bak
- Frekuensi/pola lancar lancar
- Warna & bau kurang jernih kurang jernih
- Kesulitan tidak ada tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada

G. Pola tidur - istirahat


rumah rumah sakit
 Tidur siang : lamanya 2 jam lebih sering tidur
 Tidur malam : lamanya 8 jam lebih sering tidur
- Kebiasaan sebelum tidur menonton tv tidak ada
- Kesulitan tidak ada tidak ada
- Upaya mengatasi tidak ada tidak ada

H. Pola kebersihan diri


rumah rumah sakit
 Mandi : frekuensi 2x sehari sibin
- Penggunaan sabun menggunakan tidak ada
 Keramas : frekuensi 2hari sekali tidak keramas
- Penggunaan shampo menggunakan tidak ada
 Gosok gigi : frekuensi 2x sehari tidak gosok gigi
- Penggunaan pasta gigi menggunakan tidak ada
 Kesulitan tidak ada tidak bisa bergerak

PAGE \* MERGEFORMAT 2
 Upaya yg dilakukan tidak ada tidak ada

I. Pola toleransi-koping stres


1. Pengambilan keputusan : ( √ ) sendiri ( ) dibantu orang lain,
Sebutkan ;
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di rumah sakit atau penyakit
(biaya, perawatan diri, dll) : perawatan diri
3. Harapan setelah menjalani perawatan : bisa sehat/pulih kembali

J. Pola peran & hubungan


1. Peran dalam keluarga : sebagai ibu rumah tangga
2. Sistem pendukung : suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain,
sebutka ;suami dan anak
3. Kesulitan dalam keluarga : ( ) hub. Dengan orang tua
( ) hub. Dengan
( ) hub. Dengan sanak saudara
( ) hub. Dengan anak
K. Pola komunikasi
1. Bicara : ( √ ) normal ( ) bahasa utama : indonesia
( ) tidak jelas ( ) bahasa daerah : jawa
( ) bicara berputar-putar ( ) rentang perhatian : ……………...
( ) mampu mengerti pembicaraan ( ) afek : ……………………………
2. Kehidupan keluarga
a. Adat istiadat yang dianut : jawa
b. Pantangan & agama yang dianut : islam

L. Pola seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit : ( √ ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan :
( √ ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti ;

M. Pola nilai & kepercayaan


1. Apakah tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda, ya / tidak:iya

PAGE \* MERGEFORMAT 2
2. Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan dirumah (jenis & frekuensi)
:beribadah/sholat

N. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
a. Kesadaran : composmentis (normal)
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/80 mmhg suhu : 36°c
Nadi : 65 x/m pernafasan : 23 x/m
c. Tinggi badan : 160 cm berat badan : 55 kg
2. Kepala dan leher
a. Kepala
Bentuk : bulat simetris massa : tidak ada
Distribusi rambut : hitam
Warna kulit kepala : sawo matang
b. Mata
Bentuk : simetris
Konjungtiva : sedikit pucat
Pupil : ( √ ) reaksi terhadap cahaya ( ) isokor ( ) miosis
Tanda-tanda radang : tidak ada
Fungsi penglihatan : ( √ ) baik ( ) kabur
Penggunaan alat bantu : ( ) ya ( √ ) tidak
c. Hidung
Bentuk : simetris
Warna : sawo matang
Pembengkakan : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada perdarahan : tidak ada
Riw. Alergi : tidak ada cara mengatasinya : tidak ada
d. Mulut dan tenggorokan
Warna bibir : pink kecoklatan
Mukosa : tidak ada
Ulkus : tidak ada
Lesi : tidak ada
Massa : tidak ada

PAGE \* MERGEFORMAT 2
warna lidah : merah muda
Perdarahan gusi : tidak ada
Karies : tidak ada
Kesulitan menelan : tidak ada
Sakit tenggorok : tidak ada
Gangguan bicara : tidak ada
e. Telinga
Bentuk : simetris
Warna : sawo matang
Lesi : tidak ada
Massa : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Fs. Pendengaran : baik
Alat bantu pendengaran : tidak ada
f. Leher
Kekakuan : tidak ada nyeri/nyeri tekan : tidak ada
Benjolan/massa : tidak ada keterbatasan gerak : tidak ada
Vena jugularis : normal
3. Dada
Bentuk : simetris
Pergerakan dada : simetris
Nyeri/nyeri tekan : ada
Massa : tidak ada
peradangan : tidak ada
Pola nafas : tidak teratur
Jantung :
Inspeksi : simetris
Perkusi : dalness
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
Paru – paru :
Inspeksi : pernapasan tidak teratur
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan
4. Payudara dan ketiak

PAGE \* MERGEFORMAT 2
benjolan/massa : tidak ada nyeri/nyeri tekan : tidak ada
bengkak : tidak ada kesimetrisan : simetris
5. Abdomen
Inspeksi : simetris,tidak ada jejas atau benjolan
Auskultasi : normal tidak ada suara tambahan
Palpasi : tidak ada benjolan
Perkusi : timpani
6. Genetalia
Inspeksi : tidak terkaji
Palpasi : tidak terkaji
7. Ekstremitas
Kekuatan otot : kelemahan otot
Kontraktur : tidak ada
Pergerakan : kesulitan bergerak
Deformitas : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada
Nyeri/nyeri tekan : tidak ada
Pus/luka : tidak ada
8. Kulit
Warna : sawo matang lesi : tidak ada
Turgor : tidak ada pengisian kapiler : tidak ada

M. Hasil pemeriksaan penunjang


Laboratorium
NO Tgl pemeriksaan Jenis pemeriksaa Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
1 1 - Hemoglobin - 16,0 gr/dl* -14-17,5gr/dl*
-Leokosit - 15,95 -4,8-10,8
-Trombosit -176.000 -150-400 ribu
-Kalium -3,61* -3,5-55mEq/I
-Natrium -123,0* -135-147mEq/I
-Klorida -84,9* -100-106mEq/I
-Creatinin -0,43 -0,80-1,30
-Glukosa -138 -74-106

PAGE \* MERGEFORMAT 2
-Urea -33 -15-43

Radiologi
Tidak dilakukan tindakan/pengkajian

N. Terapi pengobatan
Ventolin 4x1
Bisolvon 2x1
Cefepime 2x1
Omz 2x1
Nebulazer 2x1
Infus RL 20 tpm
Oksigen 4liter\

O. Kesimpulan
Kanker paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringn paru-
paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asep
rokok

…………, ……-……-20……

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Analisa data

Tanggal Data Etiologi Masalah


01/10/23 Data subjektif : Sekresi yang tertahan Bersihan jalan nafas tidak
-klien mengatakan efektif
sesak nafas
-klien mengatakan
sesak karena ada dahak.
-klien mengatakan
bertambah sesak jika
posisi terlentang.
Data objektif :
-klien tampak terpasang
oksigen 4
liter/menit.klien tampak
menggunakan obat
inhalasi ventolin
-suara nafas klien
tampak ronchi
-dada klien tampak
funel
-klien tampak sesak.
-td :128/85 mmhg
-n :90 x/menit Kelemahan
04/10/23 -s : 37,5°c Intolenrasi aktivitas
-rr :28 x/menit
Data subjektif :
-klien mengatakan
lemah.
-klien mengatakan
susah bergerak.
-klien mengatakan
aktivitas dibantu

PAGE \* MERGEFORMAT 2
keluarga.
Data objektif :
-klien tampak terbaring.
-klien tampak lemah.-
04/10/23 klien tampak dibantu Faktor psikologis
dalam beraktivitas. Defisit nutrisi

Data subjektif :
-klien mengatakan
nafsu makan berkurang
-klien mengatakan
badannya lemas.
-klien mengatakan
makanan yang
disediakan sering tidak
habis
Data objektif :
-klien tampak tidak
menghabiskan
makanannya.
-klien tampak kurus
-klien tampak lemas.

Prioritas diagnosa keperawatan

1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d ronkhi kering.
2. Intoleransi aktifitas b.d kelemahan d.d keadaan fisik lemah.
3. Defisit nutrisi b.d faktor psikologis d.d cepat kenyang setelah makan.

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Intervensi keperawatan

Hari/ Diagnosa keperawatan


No Intervensi
tanggal (tujuan dan kriteria hasil)

O1 Senin Bersihkan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi


01/10/2023
b.d sekresi yang tertahan d.d keperawatan selama 3 jam maka
ronkhi kering. bersihan jalan nafas sekresi yang
tertahan membaik dengan kriteria

PAGE \* MERGEFORMAT 2
hasil :
•batuk efektif meningkat
•produksi sputum cukup menurun
•mengi cukup menurun
•gelisah cukup menurun
•susah berbicara cukup menurun
•frekuensi nafas cukup membaik
•pola nafas cukup membaik

Senin
01/10/2023 Intoleransi aktifitas b.d kelemahan Setelah dilakukan intervensi
d.d keadaan fisik lemah. keperawatan selama 3 jam maka
intoleransi aktivitas meningkat
dengan hasil :
•frekuensi nadi meningkat
•saturasi oksigen meningkat
•kekuatan tubuh bagian atas
meningkat
•kekuatan tubuh bagian bawah
meningkat
•jarak berjalan cukup meningkat
•keluhan lelah cukup menurun
•perasaan lemah cukup menurun
•aritmia saat beraktivitas cukup
menurun
•frekuensi nafas membaik
•tekanan darah membaik

Senin Setelah dilakukan intervensi


01/10/2023 Defisit nutrisi b.d faktor
keperawatan selama 3 jam maka
psikologis d.d cepat kenyang
defisit nutrisi membaik dengan
setelah makan.
kriteria hasil :
•porsi makan yang dihabiskan
sedang
PAGE \* MERGEFORMAT 2
•kekuatan otot menelan cukup
meningkat
•kekuatan otot mengunyah cukup
•monitor tingkat kemandirian
•perasaan cepat kenyang sedang
•identifikasi kebutuhan alat bantu
bantu
•sariawan menurunkebersihan diri
•frekuensi makan cukup membaik
•identifikasi kebiasaan aktivitas
perawatan diri
•nafsu makan sedang sesuai usia
•nyeri abdomen menurun

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Implementasi dan evaluasi keperawatan

Diagnosa
Shift Hari/tanggal Jam Implementasi Jam Evaluasi (soap) Paraf
keperawatan

PAGE \* MERGEFORMAT 2
Observasi:
• manajemen jalan
nafas
• pemantauan
respirasi
Terapeutik:
• pemberian obat
inhalasi
• pengaturan posisi
• terapi oksigen
Edukasi:
• edukasi
S:klien
pengukuran
mengatakan sesak
respirasi
O:-klien tampak
• edukasi
terpasang oksigen
fisioterapi dada
4liter/menit

Observasi: -klien tampak

• identifikasi sesak rr 28x/menit

Bersihkan jalan defisit tingkat -suara nafas rochi


Senin
Pagi nafas tidak efektif 10.00 aktivitas 10.10 A:masalah belum
01/10/2023
b.d sekresi yang • identifikasi teratasi

tertahan d.d ronkhi kemampuan P: intervensi

kering. berpartisipasi dilanjutkan

dalam aktivitas
Terapeutik:
• fasilitasi fokus
pada kempuan
• sepakati S: -klien

komitmen untuk mengatakan

meningkatkan lemah

frekuensi dan -klien mengatakan

aktivitas aktivitas dibantu


oleh keluarga
Edukasi: O: -klien tampak
PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB 4
PENUTUPAN
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan
1. Pasien kanker paru terbanyak berjenis kelamin laki-laki dan usia 51-60
tahun. Pekerjaan terbanyak adalah buruh.
2. Gejala dan tanda klinis yang paling sering muncul adalah batuk, sesak napas
dan nyeri dada.
3. Pemeriksaan foto toraks terbanyak terdapat pada lokasi perifer,
pemeriksaan ct-scan terbanyak pada ukuran tumor <1cm dan tepi irreguler
spiculated.
4. Derajat kanker paru terbanyak pada derajat IIIB. Pengobatan yang paling
sering digunakan kemoterapi.
5. Metastasis terbanyak pada tulang. Komplikasi tersering adalah anemia.
6. Sistem pembayaran terbanyak pada BPJS. Pasien kanker paru dengan status
pulang atau perbaikan lebih banyak dibandingkan yang meninggal selama perawatan
4.2 SARAN
1. Perlu diadakan pengisian catatan medik dengan lengkap, baik catatan
anamesis, pemeriksaan penunjang yang diberikan agar dapat memudahkan
dalam hal penelitian selanjutnya.
2. Perlu perhatian khusus dalam derajat kanker agar dapat dilakukan
pengobatan maupun penanganan awal.
3. Perlu perhatian khusus pada derajat kanker paru terhadap pemeriksaan ct
scan toraks dikarenakan tidak kesesuaian dengan teori

PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR PUSTAKA

1. Jusuf A, Syahruddin E, Wibawanto A, Icksan A, Juniarti, Endardjo S.


Kanker Paru (Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil). Syahruddin
E, Jusuf A, editors. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2016.
2. Bray F, Ferlay J, Soerjomataram I, Siegel RL, Torre LA, Jemal A. Global
cancer statistics 2018: GLOBOCAN estimates of incidence and mortality
worldwide for 36 cancers in 185 countries. CA Cancer J Clin. 2018;68(6):
394–424.
3. ACS. The American Cancer Facts and Figures of the 2018. Am Cancer
Soc. 2018;1–76.
4. World Health Organization. Cancer Country Profile: Indonesia. Cancer
Ctry Profiles. 2014;22–3.
5. Groot PM De, Wu CC, Carter BW, Munden RF. The epidemiology of lung
cancer. 2018;1982(7):220–33.
6. Sembiring R, Hidajat H, Jusuf A, Jonathan S. Klasifikasi histologis kanker
paru. In: Jusuf A, editor. Dasar-dasar diagnosis kanker paru. Jakarta: UI
Press; 2017. p. 89–100.
7. Mazzone P, Petersen H. Lung cancer. In: Kacmarek R, Stoller J, Heuer H,
editors. Egan’s fundamental of respiratory care. 11th ed. Missouri:
Elsevier; 2017. p. 634–49.
8. Katanoda K, Kamo KI, Saika K, Matsuda T, Shibata A, Matsuda A, et al.
Short-Term projection of cancer incidence in Japan using an age-period
interaction model with spline smoothing. Jpn J Clin Oncol. 2014;44(1):36–
41.
9. Australian Government. Lung cancer in australia; Cancer Australia
[Internet]. 2018 [cited 2019 Jan 10]. Available from:
https://lungcancer.canceraustralia.gov.au/statistics
10. Rubin DL, Yu K, Zhang C, Berry GJ, Altman RB, Re C, et al. Predicting
non-small cell lung cancer prognosis by fully automated microscopic
pathology image features. 2016;7:1–10.
11. Malhotra J, Malvezzi M, Negri E, La Vecchia C, Boffetta P. Risk factors
for lung cancer worldwide. Eur Respir J. 2016;48(3):889–902.
12. White MC, Holman DM, Boehm JE, Peipins LA, Grossman M, Jane
Henley S. Age and cancer risk: A potentially modifiable relationship. Am J
Prev Med. 2014;46:S7–15.
13. North CM, Christiani DC. Women and Lung Cancer: What is New? Semin
Thorac Cardiovasc Surg. 2013;25(2):87–94.
14. He Y, Li S, Ren S, Cai W, Li X, Zhao C, et al. Impact of family history of
cancer on the incidence of mutation in epidermal growth factor receptor
gene in non-small cell lung cancer patients. Lung Cancer. 2013;81(2):
162–6.
15. World Health Organization. Tobacco factsheet 2018: Indonesia [Internet].
2018 [cited 2019 Jan 12]. Available from: http://apps.who.int/iris/bitstream/
handle/10665/272673/wntd_2018_indonesia_fs.pdf

PAGE \* MERGEFORMAT 2

Anda mungkin juga menyukai