Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT TIDAK MENULAR GANGGUAN PERNAPASAN (ASMA)

Dosen Pembimbing :
Putri Arida Ipmawati, SKM., M.Kes
Disusun Oleh :
Kelompok 9 ( D3 – 3B )
Muhammad Nauval Jamaluddin (P27833121045)
Rafi ahmad (P27833121054)
M. Dermawan Taf Sanjayani (P27833121044)
M. Farid Nugroho (P27833121043)

PROGRAM DIPLOMA TIGA SANITASI


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Epidemiologi Penyakit Menular
Tidak Menular (Asma)” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Ibu Dosen Putri Arida Ipmawati, SKM., M.Kes selaku dosen
mata kuliah Epidemiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang penyakit menular bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Putri Arida Ipmawati, SKM., M.Kes yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 13 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 4
1.3 Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 5
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIKUM ..................................................................................... 6
A. Waktu Pelaksanaan .............................................................................................................. 6
B. Tempat Pelaksanaan............................................................................................................. 6
C. Sumber Baca. ....................................................................................................................... 6
D. Metode ................................................................................................................................. 6
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................... 7
A. Pengertian Ganggguan Pernapasan (ASMA) ........................................................................ 7
B. Penyebab Gangguan Pernapasan (ASMA) ............................................................................ 7
C. Penyebab Asma ....................................................................Error! Bookmark not defined.
D. Gejala Asma .......................................................................................................................... 8
E. Cara Pencegahan dan Pengobatan Asma ............................................................................. 10
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan........................................................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Asma bukanlah penyakit yang asing dikalangan masyarakat. Asma dapat diderita oleh semua
lapisan masyarakat mulai dari anak-anak sampai dengan dewasa. Asma adalah salah satu penyakit
yang tidak dapat disembuhkan secara total. Sembuh dari satu serangan asma tidak menjamin dalam
waktu dekat akan terbebas dari ancaman serangan berikutnya, terutama apabila lingkungan tempat
kerja penderita behubungan dengan faktor alergen yang menyebabkan serangan asma. Kondisi ini
sangat mempengaruhi penderita dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Produktivitas yang
menurun akibat sering bolos kerja dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup. Asma adalah
suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang menyebabkan hiperaktivitas
bronkus terhadap berbagai rangsangan (alergen, stres, obat-obatan, infeksi) yang ditandai dengan
gejela episodik berulang seperti mengi, batuk, sesak napas, dan rasa berat di dada terutama pada
malam atau dini hari. Asma bersifat fluktuatif (hilang timbul) artinya dapat tenang tanpa gejala dan
tidak mengganggu aktivitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan atau berat bahkan sampai
menimbulkan kematian (Kemenkes RI, 2008). Angka kejadian penderita asma di seluruh dunia
cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu. WHO mencatat sebanyak 235 juta orang di dunia
menderita asma dan lebih dari 80% kematian terkait asma terjadi di negara berpenghasilan menengah
ke bawah (WHO, 2019). Asma merupakan salah satu penyakit yang tidak hanya menyerang penduduk
pada negara maju melainkan juga menyerang

negara berkembang dan diperkirakan jumlah pasien asma akan meningkat mencapai 400 juta
jiwa pada tahun 2025 (GINA, 2014). Berdasarkan data pada tahun 2012, prevalensi penderita asma di
Amerika Serikat meningkat dari 7,3% pada tahun 2001 menjadi 8,4% pada tahun 2010. Tahun 2010
sebanyak 25,7 juta orang menderita asma, 18,7 juta diantaranya berusia 18 tahun keatas dan 7 juta
anak-anak dari usia 0-17 tahun (Akinbami et al., 2012). Menurut hasil riset tahun 2018, prevalensi
masyarakat Indonesia yang menderita asma yakni 2,4%. Terdapat 16 provinsi yang mempunyai
prevalensi penyakit asma yang melebihi angka nasional. Dari 16 provinsi tersebut, empat provinsi
teratas adalah DI Yogyakarta (4,5%), Kalimantan Timur (4%), Bali (3,9%), dan Kalimantan Tengah
(3,4%). Asma lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan pria. Prevalensi pria yang menderita
asma 2,1% sedangkan prevalensi wanita yang menderita asma mencapai 2,4%, hal ini dikarenakan
seiring berjalannya usia, saluran pernapasan pada pria akan melebar sedangkan wanita volume
pertumbuhan saluran pernapasanya lebih sedikit lebih rendah sehingga wanita cenderung lebih
mudah terserang asma. Dahulu, penyakit asma banyak disebabkan oleh faktor genetik yang
diturunkan dari orangtua kepada anaknya, namun akhir-akhir ini genetik bukan penyebab utama
penyakit asma. Polusi udara yang semakin meningkat serta kurangnya kebersihan lingkungan
khususnya pada daerah perkotaan merupakan faktor dominan dalam meningkatnya serangan asma.
Tercatat prevalensi penderita asma di perkotaan mencapai 2,6%, jumlah ini lebih tinggi dibandingkan
prevalensi penderita asma di daerah pendesaan yaitu 2,1% (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Bali menduduki peringkat ketiga sebagai provinsi dengan jumlah kasus asma tertinggi di
Indonesia. Prevalensi penyakit asma di Bali mencapai 3,9% (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Berdasarkan data riset tahun 2013, Kabupaten Klungkung menduduki peringkat ketiga sebagai jumlah
kasus asma terbanyak di Provinsi Bali dengan prevalensi mencapai 7,7% (Kementerian Kesehatan RI,
2013). Menurut data yang didapatkan dari hasil studi pendahuluan di RSUD Klungkung, pada tahun
2017 jumlah pasien yang menderita asma sebanyak 123 orang. Sampai saat ini etiologi asma belum
diketahui dengan pasti, suatu hal yang menonjol pada semua penderita asma adalah fenomena
hiperaktivitas bronkus, oleh karena sifat inilah, seragan asma mudah terjadi ketika rangsangan baik
fisik, stres, metabolik, kimia, alergen, infeksi, dan sebagainya (Wijaya & Putri, 2013). Individu dengan
asma mengalami respon imun yang sangat buruk terhadap lingkungannya. Antibodi berupa IgE
menyerang sel mast pada paru sehingga terjadi ikatan antara antigen dengan antibodi. Ikatan tersebut
mengakibatkan pelepasan produk sel mast berupa histamin, bradikinin, prostaglandin, dan
anafilaktosin. Pelepasan ini mempengaruhi kerja otot polos sehingga terjadi spasme pada bronkus
dan pembengkakan membran mukosa (Smeltzer & Bare, 2013). Peristiwa ini dapat menyebabkan
mukus sulit untuk dikeluarkan akibat terjadinya obstruksi pada jalan napas sehingga pasien
mengalami gangguan dalam bersihan jalan napasnya (Somantri, 2012). Menurut hasil penelitian yang
dilakukan di Ruang Paru RSD HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara terhadap 30 responden yang
mengalami gangguan pernafasan, 11 diantaranya didiagnosa.

menderita penyakit asma. Dari 11 responden tersebut 100% penderita asma mengalami
bersihan jalan napas tidak efektif (Apriyani, 2015). Bersihan jalan napas tidak efektif adalah
ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan
napas tetap paten. Adapun tanda dan gejalanya antara lain batuk tidak efektif, tidak mampu batuk,
sputum berlebih, mengi, dispnea dan gelisah (Tim Pokja SDKI PPNI, 2016). Pada kasus asma batuk
akan sulit dikeluarkan karena adanya penyempitan pada jalan napas sehingga dahak sulit untuk
dikeluarkan. Apabila dahak tidak segera dikeluarkan akan menghambat oksigen masuk ke dalam
saluran pernapasan sehingga kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, jika tidak segera ditangani
akan menimbulkan komplikasi yang lebih serius (Muttaqin, 2012). Berdasarkan uraian yang telah
dipaparkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran asuhan keperawatan
pada pasien asma dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif Di Ruang Cermai
RSUD Klungkung tahun 2020.

1.2 Tujuan Penelitian


• Untuk mengetahui apakah senam asma dan breathing exercise dapat mengurangi sesak
pada asma.
• Untuk mengetahui apakah senam asma dan breathing exercise dapat meningkatkan
expansi thorak.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Melatih penulis untuk bisa menyusun hail penelitian dan pemikiran yang telah dilakukan dan
menuangkan ke dalam Karya Tulis Ilmiah. Memperluas wawasan penulis tentang masalah yang
dikaji di Karya Tulis Ilmiah.
2. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan sebagai acuan, referensi, informasi dan wawasan teoritis dalam penelitian dan
penyusunan Kara Tulis Ilmiah selanjutnya. Sehingga analisa dapat lebih baik, khususnya pada
topik Dan permasalahan ini.
3. Bagi Rumah Sakit
Dapat dijadikan acuan bagi rumah sakit agar lebih optimal dalam menangani pasien.

BAB II

PELAKSANAAN PENULISAN

A. Waktu Pelaksanaan : 13 September 2022


B. Tempat Pelaksanaan : Manyar Sabrangan Mulyorejo Surabaya
C. Sumber Baca : Jurnal Penyakit Asma, Potekes-Denpasar (DEA Wahyuni)
D. Metode :

Mencari Jurnal Mengenai Faktor


Penyebab Penyakit Asma

Menganalisis Pencegahan
Penyakit Asma

Hasil Analisis Yang Telah didapatkan


BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asma
Asma merupakan suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang
menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktifitas bronkus) sehingga menyebabkan
gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk terutama
pada malam atau dini hari. Penyebab pasti dari penyakit asma belum diketahui. Para
peneliti berpikir beberapa interaksi faktor genetik dan lingkungan bisa menyebabkan asma,
paling sering terjadi pada awal kehidupan.

B. Penyebab Terjadi Asma


Ada dua faktor yang menjadi penyebab penyakit asma, faktor ini bisa datang dari
dalam maupun dari luar. Sebenarnya penyebab penyakit ini belum diketahui pasti namun
ada beberapa hal yang dapat memicu penyakit asma seperti dibawah ini:
1. Faktor Genetik
Salah satu faktor yang paling sering menjadi penyebab kambuhnya asma adalah faktor
genetik atau faktor bawaan. Faktor genetik atau bawaan ini diturunkan oleh generasi
sebelumnya seperti orang tua, nenek kakek ataupun buyut. Seseorang yang mendapatkan
penyakit asma karena keturunan atau faktor genetik ini biasanya mengalami gejala- gejala
asma yang mirip dengan orangtua atau kakek neneknya dahulu.
2. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor penyebab penyakit asma. Jika memiliki
penyakit ini dan sering berada di lingkungan berdebu, kotor dan kurang nyaman maka
penyakit asma lebih mudah terpicu sehingga bagi anda yang mengidap penyakit ini
seharusnya lebih memperhatikan lingkungan disekitar anda. Misalnya saja anak-anak yang
memiliki penyakit ini, usahakan untuk tidak bermain bersama hewan seperti kucing atau
hewan lain yang memiliki bulu-bulu halus.
3. Makanan dan Minuman
Ini juga dapat memicu kambuhnya penyakit asma. Beberapa makanan yang sangat buruk
dan tidak disarankan untuk pengidap penyakit asma yaitu makanan yang mengandung
MSG tinggi, mengandung pengawet dan minuman yang bersifat dingin.
4. Udara Dingin
Ini merupakan salah satu pemicu penyakit asma. Misalnya saja ruangan AC yang terlalu
dingin, itu juga dapat memicu asma. Mengendarai kendaraan bermotor di malam hari tanpa
mengenakan jaket juga sangat berbahaya bagi pengidap penyakit ini.
5. Rokok
Rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit
termasuk asma. Kandungan asap rokok terutama nikotin jika masuk ke saluran pernafasan
dapat merusak paru-paru dan dapat mengiritasi saluran pernafasan. Baik perokok aktif
maupun perokok pasif, keduanya sama-sama untuk berisiko terkena asma.
6. Stres
Hati-hati jika anda menyimpan terlalu banyak beban pikiran hingga mengalami stres.
Sebab stres juga dapat menjadi penyebab asma. Oleh karena itu kelola pikiran anda agar
selalu tenang dan damai agar terhindar dari stres. Selain itu atur waktu dengan baik agar
pekerjaan tidak menumpuk. Sebab beban pekerjaan yang menumpuk juga berisiko tinggi
untuk menimbulkan stres.
7. Polusi Udara
Lingkungan yang tercemar atau polusi udara juga dapat menjadi penyebab asma. Polusi
udara dapat berupa asap yang dihasilkan dari kendaraan bermotor, asap pabrik, asap
pembakaran sampah atau kebakaran hutan serta banyaknya debu yang beterbangan. Polusi
udara ini dapat mengkontaminasi ketika anda keluar rumah maupun di dalam rumah.
Rumah atau kamar yang jarang dibersihkan dapat menghasilkan polusi berupa debu yang
mudah sekali untuk memicu timbulnya asma. Polusi udara ini bersifat iritan sehingga jika
dihirup maka saluran pernafasan akan menjadi sensitif dan menyempit sehingga berisiko
menyebabkan asma. Jika Anda atau orang terdekat mengalami penyakit asma maka
sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Selain
mendapatkan pengobatan biasanya dokter juga akan melakukan serangkaian pemeriksaan
untuk mencari faktor pencerus dari asma yang anda alami. Dengan mengetahui faktor
pencetus tersebut maka penderita asma dapat mencegah terjadinya serangan berulang.
Untuk mencegah penyakit asma maka jagalah kebersihan lingkungan agar terhindar dari
paparan debu dan udara kotor di lingkungan rumah anda. Hindari kebiasaan merokok dan
menjauhlah dari orang yang sedang merokok karena perokok pasif juga tidak kalah
bahayanya dengan perokok aktif.
C. Gejala Asma
Gejala asma ada yang masih ringan dan ada juga yang sudah cukup parah. Gejala asma
yang sudah cukup buruk dan parah dinamakan sebagai serangan asma. Berikut ini adalah
beberapa gejala yang ditimbulkan dari penyakit asma ini:
1. Sulit Bernafas
Gejala yang paling banyak dialami oleh para penderita asma adalah sulitnya untuk
bernafas. Biasanya ini menjadikan penderitanya menjadi sesak nafas sehingga membuat
penderitanya sampai megap-megap. Bisa jadi ini juga menimbulkan bunyi “ngik” pada saat
bernafas. Nafasnya juga akan menjadi setengah-setengah saja dan tidak utuh sehingga
menyebabkan penderitanya menjadi terganggu saat melakukan aktivitasnya.
2. Lelah dan Lesu
Para penderita asma juga akan sering mengalami rasa lelah dan lesu walaupun hanya
melakukan aktivitas yang sederhana. Lelah dan lesu ini disebabkan oleh adanya
kekurangan oksigen di dalam tubuh karena memang sirkulasi oksigen mengalami
gangguan atau tidak lancar karena adanya penyempitan di saluran pernafasan. Kurangnya
oksigen akan mempengaruhi kadar oksigen di dalam seluruh tubuh.
3. Menghilangnya Suara
Gejala penyakit asma dalam tahap parah lainnya adalah kehilangan suara, ini
diakibatkan karena batuk secara terus-menerus sehingga dalam jangka waktu tertentu
penderita asma bisa saja kehilangan suaranya. Dan jika melakukan pembicaraan dalam
waktu yang normal, suara orang tersebut akan terdengar serak.
4. Susah Tidur atau Insomnia
Selain gejala yang sudah disebutkan di atas, gejala lainnya yang akan dialami oleh para
penderita penyakit asma adalah susah tidur. Karena adanya gangguan pada pernafasan akan
mengakibatkan para penderita penyakit asma akan mengalami sulit tidur. Sulit tidur ini
akan mengakibatkan para penderitanya menjadi lemah, lesu dan tidak bersemangat pada
esok harinya.
5. Sulit Melakukan Banyak Hal
Nah, ini merupakan salah satu kerugian dari penyakit asma. Para penderita penyakit asma
akan sulit melakukan banyak hal terutama pada saat asmanya sedang kambuh. Tidak hanya
itu saja, orang yang terkena asma sulit melakukan pekerjaan yang berat.
6. Gugup dan Tegang
Karena adanya permasalahan di bagian pernafasan disertai dengan rasa sakit di dada
maka dapat memicu rasa gugup dan tegang pada penderitanya sehingga penderitanya akan
merasakan rasa yang sangat tidak nyaman terutama pada saat asma mulai menyerang.
Untuk menghindarinya mungkin anda bisa mencoba rileks dan mengatur dengan
menggunakan olah pernafasan. Oleh karena itu para penderita asma akan sangat penting
baginya untuk belajar mengatur pernafasan, supaya jika sewaktu-waktu mengalami
kambuh akan bisa dinetralisir seorang diri.
7. Berkeringat
Selain gejala yang sudah disebutkan di atas gejala lain yang mungkin akan dialami oleh
para penderita penyakit asma adalah keluarnya keringat dingin terutama pada bagian
kening. Pada bagian kening ini akan memunculkan keringat yang cukup banyak apalagi
saat berada di cuaca yang dingin. Cuaca yang dingin ini akan membuat pemicu kambuhnya
asma sehingga munculah keringat pada bagian kening ini.
8. Mual dan Muntah
Tidak jarang juga para penderita penyakit asma yang mengalami mual dan muntah yang
tidak tertahankan. Hal ini terutama terjadi pada saat penyakit asma sudah mulai menyerang,
adanya tekanan di dalam dada juga mengakibatkan tekanan di bagian lambung sehingga
memicu naiknya asam lambung dan hal ini sudah menjadi salah satu gejala yang banyak
dirasakan oleh para penderita penyakit asma. Jika anda mengalami hal ini, rasa mual dan
muntah sudah tak tertahankan maka muntahkanlah saja biar menjadi enak bagian perutnya.
9. Demam Ringan
Tidak jarang juga para penderita penyakit asma akan merasakan demam ringan. Demam
ini memang tidak terlalu ketara namun akan membuat para penderitanya menjadi cepat
lelah dan lesu serta tidak memiliki daya dan upaya lagi untuk melakukan berbagai aktivitas.
10. Gatal pada Tenggorokan
Selain batuk dan bersin, para penderita penyakit asma juga akan mengalami gatal-gatal
pada tenggorokan akibat adanya udara yang masuk dan keluar tidak lancar sehingga
menyebabkan adanya gangguan di dalamnya. Keadaan ini memang menjadi hal yang
sangat tidak mengenakan bagi para penderitanya namun mereka memang harus mengalami
hal ini sebagai konsekuensi atas penyakit yang dideritanya.

D. Cara Pencegahan dan Pengobatan Asma


Pengobatan asma dapat akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Tujuannya adalah untuk
meredakan gejala asma, mencegah kekambuhan gejala, serta mengurangi pembengkakan
dan penyempitan pada saluran pernapasan. Metodenya bisa berupa pemberian obat-
obatan atau operasi.
Meski sulit dicegah, ada upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya
serangan asma, antara lain dengan:

• Menjalani vaksinasi influenza dan pneumonia secara teratur


• Mengetahui pemicu munculnya gejala asma dan menghindarinya
• Melakukan pemeriksaan ke dokter bila gejala tidak juga membaik setelah
menjalani pengobatan
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma merupakan penyakit inflamasi kronik saluran napas yang disebabkan oleh reaksi
hiperresponsif sel imun tubuh seperti mast sel, eosinofil, dan T limfosit terhadap stimuli tertentu
dan menimbulkan gejala dsypnea, whizzing, dan batuk akibat obstruksi jalan napas yang bersifat
reversible dan terjadi secara episodik berulang. penderita asma menyimpulkan bahwa jenis
kelamin, umur, debu, asap rokok, binatang peliharaan, makanan, dan riwayat keturunan
merupakan faktor risiko penyebab asma. Penyakit asma bukanlah penyakit menular, akan tetapi
penyakit yang terbawa dari herediter keluarga dan berbagai macam faktor pemicu lainnya.
B. Saran
A. A.Bagi orang yang mempunyai penyakit asma diharapkan menghindari faktor yang
memungkinkan menyebabkan asma kambuh. Seperti debu, asap rokok, bulu binatang,
serbuk, aktivitas dan olahraga yang berlebihan.
B. B.Mengurangi atau mengontrol aktivitas berlebihan yang memungkinkan timbulnya
masalah intoleransi aktivitas.
C. C.Melakukan aktivitas sesuai batas kemampuan yang dimiliki oleh orang tersebut.
D. D.melakukan aktivitas sesuai batas kemampuan yang dimiliki orang tersebut

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/30738/2/.
http://dinkes.sumutprov.go.id/artikel/gejala-penyakit-asma-dan-cara-pengobatannya

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/6000/

Anda mungkin juga menyukai