Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

PENYAKIT KANKER PARU - PARU (CARCINOMA PARU)

“Keperawatan Dewasa Kardiovaskular, Respirasi & Hematologi”

Dosen Pengampu: Dr. Reni Prima Gusty , S. Kp., M. Kes

Disusun oleh :

Kelompok 6 / A2 2022

1. Hamzah Al Safaat 2211311012


2. Sandra Juwita Asfrideni 2211311018
3. Syelsin Zahra Ramadhaani 2211312047
4. Chania Adwel 2211313026
5. Tessa Yenita Hendri 2211313031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Penyakit Kanker Paru
(Carcinoma Paru)” Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada sebagai dosen kami
Ibu Dr. Reni Prima Gusty , S. Kp., M. Kes yang telah membimbing dan mengarahkan penulis
dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada anggota
kelompok dan pihak lainnya yang senantiasa berpartisipasi dan terlibat dalam penulisan
makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Keperawatan Dewasa
Kardiovaskular, Respirasi & Hematologi” Penulis menyadari adanya kekurangan pada
makalah ini, hal tersebut akan menjadi tanggung jawab penulis. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini
mampu memberikan pengetahuan tentang “Penyakit Kanker Paru (Carcinoma Paru)” dalam
pelayanan klinis terutama dalam lingkup Keperawatan Dewasa Kardiovaskular, Respirasi &
Hematologi

Padang, 7 November 2023

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... 3

BAB I ............................................................................................................................................... 5

PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 5

1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................................... 5

1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 5

1.3 TUJUAN ........................................................................................................................... 5

BAB II .............................................................................................................................................. 7

KERANGKA TEORI ...................................................................................................................... 7

2.1 DEFENISI KANKER PARU ........................................................................................... 7

2.2 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO KANKER PARU PARU .................................... 7

2.3 GEJALA KANKER PARU PARU ................................................................................... 9

2.4 KLASIFIKSI KANKER PARU ....................................................................................... 9

2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSIS DARI KANKER PARU.............................................. 11

2.6 PENCEGAHAN PADA KANKER PARU .................................................................... 11

2.7 PENGOBATAN KANKER PARU ................................................................................ 12

2.8 WOC KANKER PARU PARU ...................................................................................... 13

BAB III .......................................................................................................................................... 14

ASUHAN KEPERAWATAN ......................................................................................................... 14

3.1 FORMAT PENGKAJIAN DENGAN POLA FUNGSIONAL GORDON .................... 15

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PENGKAJIAN ............................ 19

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


BERDASARKAN 3N (NANDA,NIC,NOC) DAN 3S(SLKI,SDKI,SIKI) ................................. 20

3.4 HASIL HASIL PENELITIAN YANG DAPAT DIJADIKAN INTERVENSI


KEPERAWATAN....................................................................................................................... 31

BAB IV .......................................................................................................................................... 33
PENUTUP...................................................................................................................................... 33

4.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 33

4.2 SARAN ........................................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 34


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kanker paru merupakan tumor ganas paru yang berasal dari saluran napas atau epitel
bronkus yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-
sel jaringan normal. Kanker paru adalah salah satu penyebab utama keganasan di dunia dan
mencapai sampai 13% dari semua diagnosis kanker. Selain itu, kanker paru juga menjadi
penyebab 1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki (Kemenkes RI, 2016:1).

Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 menyebutkan bahwa sebesar 8,8
juta kematian yang disebabkan oleh kanker. Dari jumlah tersebut, kanker paru tergolong
menduduki peringkat tertinggi yaitu sebesar 1,69 juta kematian, kanker hati sebesar 788.000
kematian, kanker usus besar sebesar 774.000 kematian, kanker perut 754.000 kematian dan
kanker payudara sebesar 571.000 kematian. International Agency for Research on Cancer
(IARC) juga memperoleh data setidaknya ada 1,8 juta (12,9%) kasus kanker paru ditemukan
di tahun 2012, sehingga menjadi kasus kanker paling umum di dunia. Fakta lainnya , sebagian
besar kasus kanker paru (58%) ditemukan di negara-negara berkembang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan Kanker Paru-paru?
2. Bagaimana etiologi dan factor resiko dari Kanker Paru-paru!
3. Apa saja gejala Kanker Paru-paru?
4. Apa saja klasifikasi Kanker Paru-paru?
5. Jelaskan pemeriksaan diagnosis dari Kanker Paru-paru!
6. Apa saja cara pencegahan Kanker Paru-paru?
7. Apa saja pengobatan Kanker Paru-paru?
8. Jelaskan WOC dari Kanker Paru-paru!

1.3 TUJUAN
1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan apa itu Kanker Paru-paru
2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dan factor resiko dari Kanker Paru-paru
3. Agar mahasiswa mampu menjelaskan gejala Kanker Paru-paru
4. Agar mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi Kanker Paru-paru
5. Agar mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana pemeriksaan diagnosis dari Kanker
Paru-paru
6. Agar mhasiswa mampu menjelaskan apa saja cara pencegahan Kanker Paru-paru
7. Agar mahasiswa mampu menjelaskan apa saja pengobatan Kanker Paru-paru
8. Agar mahasiswa mampu menjelaskan WOC dari kanker paru paru
BAB II

KERANGKA TEORI
2.1 DEFENISI KANKER PARU
Kanker paru-paru (karsinoma bronkial) merupakan penyebab utama kematian di seluruh
dunia dan memiliki prognosis yang buruk. Kanker paru-paru secara umum tidak dapat diobati
tetapi hanya dapat diobati dengan pembedahan, dimana pasien yang menjalani pembedahan
mampu bertahan hidup setelah 5 tahun. Penyakit metastatik sering terjadi dan hanya 16%
pasien mempunyai penyakit lokal pada saat diagnosis (Boring 1994). Karena adanya
metastasis, penatalaksanaan medis kanker paru seringkali ditujukan untuk mengobati gejala
(palliation) dibandingkan menyembuhkan penyakit (cure). Kanker paru-paru adalah penyakit
di mana sel ganas terbentuk di paru-paru.Kanker paru-paru lebih sering terjadi pada perokok
dan merupakan salah satu dari tiga jenis kanker yang paling umum. Dalam pengertian klinis
yang dimaskut dengan kanker paru primer merupakan tumor ganas yang berasal dari jaringan
epitel bronkus (karsinoma bronkogenik).

Karsinoma bronkial yang timbul dari parenkim paru atau bronkus (Komite penanggulangan
kanker nasional, 2015).Kanker paru-paru dianggap sebagai penyakit paling berbahaya.
Timbulnya kanker paru-paru ditandai dengan pertumbuhan sel paru-paru normal yang tidak
normal atau tidak terbatas dan dapat merusak seluruh jaringan normal. Pertumbuhan sel kanker
paru-paru akan menyebabkan jaringan membesar yang sering disebut tumor ganas. Faktor
risiko utama kanker paru ke adalah merokok. Secara keseluruhan, merokok telah menyebabkan
kematian kasus kanker paru-paru pada manusia, meningkat sekitar 80%. Faktor penyebab
kanker paru lainnya adalah kerentanan genetik (riwayat penyakit dalam keluarga), polusi udara,
paparan radon, dan paparan industri.
2.2 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO KANKER PARU PARU
Secara umum penyebab kanker paru adalah paparan atau penghirupan zat karsinogen dalam
jangka waktu lama yang menjadi penyebab utama selain faktor lain seperti imunitas, genetik
dan faktor lainnya. Dibawah ini akan diuraikan mengenai faktor risiko penyebab terjadinya
kanker paru:
1. Usia
Usia merupakan faktor penting terjadinya kanker paru. Insiden kanker paru-paru meningkat
seiring bertambahnya usia. Hal ini disebabkan karena jumlah orang yang terpapar faktor risiko
meningkat dan kemampuan mekanisme perbaikan sel menurun. Insiden kanker paru-paru
tertinggi terjadi antara usia 45 - 65 tahun. Perkembangan kanker paru-paru terkadang sangat
lambat dan hanya dapat dideteksi pada stadium akhir. Kanker paru-paru berkembang tanpa
disadari selama bertahun-tahun.
2. Merokok
Tidak ada keraguan bahwa merokok merupakan faktor risiko kanker paru-paru. Sebuah
hubungan statistik yang jelas telah ditetapkan antara orang yang merokok terlalu banyak (lebih
dari 20 batang rokok per hari) dan orang dengan kanker paru-paru (karsinoma bronkial)
Jumlah perokok ini cenderung melebihi perokok ringan sebesar 10 berbanding 1.Selain itu,
mantan perokok berat yang berhenti dari kebiasaannya akan kembali ke pola risiko seperti
bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun. Hidrokarbon karsinogenik pada batang rokok
ditemukan pada tar rokok, yang jika ditekan pada kulit hewan akan menyebabkan kanker
paru-paru Faktor penyebab kanker paru telah teridentifikasi dari hasil Riset Kesehatan Dasar
tahun 2013 menunjukkan bahwa kanker paru disebabkan oleh kebiasaan merokok. Merokok
diyakini menjadi penyebab utama kanker paru-paru. Namun, tidak semua orang yang
terdiagnosis kanker paru-paru adalah perokok.
3. Polusi udara
Kanker paru-paru dapat disebabkan oleh paparan polusi udara, paparan karsinogen di
tempat kerja seperti asbes, kromium, hidrokarbon polisiklik dan radon yang ditemukan secara
alami di bebatuan, air tanah, dan tanah. Dan hal ini juga akan berdampak pada perokok pasif.
Perokok pasif adalah orang yang tinggal berdekatan dengan perokok aktif sehingga menghirup
asap rokok orang lain.Oleh karena itu, perokok pasif akan mempunyai dampak yang sama
terhadap kanker paru-paru seperti perokok aktif.
4. Jenis kelamin
Kanker paru terbanyak menyerang laki-laki (65%) dengan risiko 1: 13 dan pada perempuan
adalah 1: 20. Rasio laki-laki dan perempuan adalah 4: 1. Risiko kanker paru-paru adalah Dapat
terjadi pada anak-anak yang terpapar menjadi asap rokok selama 25 tahun. Wanita yang tinggal
bersama pasangan yang merokok juga 2 hingga 3 kali lebih mungkin terkena kanker paru-paru
(Komite Penanggulangan Kanker Nasional, 2015).
Kanker paru-paru sering kali terjadi pada stadium akhir, ketika terdiagnosis, dan
prognosisnya sangat buruk. Mencegah penyakit harus menjadi tujuan utama semua penyedia
layanan kesehatan.Meskipun 80% kanker paru-paru disebabkan oleh merokok, solusi terbaik
untuk mengurangi paparan asap tembakau pada penderita kanker paru-paru adalah dengan
mengurangi konsumsi tembakau. Penggunaan tembakau memiliki dampak yang signifikan
terhadap kematian akibat kanker paru-paru .
2.3 GEJALA KANKER PARU PARU
Seseorang yang termasuk ke dalam golongan risiko tinggi jika mempunyai keluhan napas,
seperti batuk, sesak napas, atau nyeri dada sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter
spesialis paru. Gejala-gejala tersebut membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dapat
diketahui sebagai gejala kanker paru karena sering terkecoh dengan gejala sakit pada
umumnya, Berikut gejala-gejala kanker paru :

1. Terjadi sesak napas.


2. Batuk yang tidak kunjung sembuh (lebih dari 2 minggu).
3. Bunyi menciut-ciut pada saat bernapas, tetapi bukan penderita asma.
4. Batuk berdarah.
5. Perubahan warna pada dahak dan peningkatan jumlah dahak
6. Perubahan suara, menjadi serak atau suara kasar saat bernapas.
7. Kelelahan kronis dan penurunan bobot badan secara drastis
8. Bengkak di bagian leher dan wajah.

2.4 KLASIFIKSI KANKER PARU


Kanker paru dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu Non- Small Cell Lung Cancer
(NSCLC) dan Small Cell Lung Cancer (SCLC) (Niluh dan Effendy 2004).:

A. Non – small call lung carcer (NSCLC)

Kanker paru-paru NSCLC merupakan jenis kanker paru-paru yang paling umum terjadi, sekitar
80% dari seluruh kasus kanker paru-paru merupakan jenis kanker paru-paru ini. Tergantung
pada jenis sel yang ditemukan pada tumor, NSCLC memiliki tiga tipe utama, antara lain:

1) Adenokarsinoma
Adenokarsinoma adalah jenis kanker paru-paru yang berkembang dari sel penghasil
lendir atau dahak di permukaan saluran udara.Sekitar 30-35% kasus NSCLC adalah
adenokarsinoma tipe . Ini mencakup sekitar 40% kasus kanker paru-paru .Pertumbuhan
adenokarsinoma umumnya lambat dan membutuhkan waktu 15 tahun untuk
berkembang, dengan waktu penggandaan lebih dari 200 hari. Adenokarsinoma timbul
dari sel mucus epitel bronkus (Abdi, 2014). Adenokarsinoma juga dapat terjadi dalam
keadaan paparan karsinogen tinggi dan cedera paru-paru yang mendasarinya , tetapi
biasanya dianggap sebagai subtipe yang dominan pada non-perokok dengan paparan
rendah karsinogen . Perkembangan adenokarsinoma dikaitkan dengan gambaran buruk
dari lesi pramaligna disebut hiperplasia adenomatosa atipikal.Konsep baru untuk
adenokarsinoma soliter kecil telah diperkenalkan, seperti adenokarsinoma in situ
dengan perkembangan kusta dan adenokarsinoma invasif minimal dengan
adenokarsinoma dominan dan invasif sebesar 5 mm (Gridelli et al., 2015).
2) Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel skuamosa, juga dikenal sebagai karsinoma epidermoid , adalah jenis
karsinoma sel skuamosa yang paling sering terjadi pada tengah atau cabang bronkial
segmental. Sekitar 30% penderita kanker paru-paru memiliki kasus NSCLC jenis
ini.Karsinoma sel skuamosa menyerang di dalam paru-paru, menyebar ke rongga dada
,termasuk kelenjar getah bening regional, pleura, dan dinding dada. Kanker ini terkait
erat dengan asap tembakau dan dikaitkan dengan racun lingkungan, seperti asbes dan
komponen polusi udara.Karsinoma ini lebih agresif dibandingkan adenokarsinoma dan
membutuhkan waktu 8 tahun untuk berkembang.Seringkali karsinoma sel skuamosa
dapat menyebabkan obstruksi bronkus sehingga menimbulkan infeksi (Abdi, 2014).
3) Karsinoma sel besar
Karsinoma sel besar merupakan salah satu jenis sel kanker yang bila dilihat di bawah
mikroskop berbentuk bulat besar sehingga sering disebut karsinoma tidak
berdiferensiasi.Sekitar ,11% dari seluruh penyakit kanker adalah kanker paru-paru.
Tumor ini erat kaitannya dengan kebiasaan merokok dan dapat menyebabkan nyeri
dada.Karsinoma sel besar dapat menyebar ke kelenjar getah bening dan tempat yang
jauh. Karsinoma ini bermetastasis lebih cepat dan prognosisnya lebih buruk (Abdi,
2014)
B. Small cell lung carcer (SCLC)
SCLC berasal dari sel neuroendokrin di bronkus. Tumor ini adalah tumor yang tumbuh
sangat cepat dan biasanya sudah menyebar pada saat diagnosis. SCLC hanya terjadi pada
kasus atau sekitar 20% dari seluruh kasus kanker paru. SCLC paling sering terlihat pada
perokok, dan hanya satu tumor yang terjadi pada bukan perokok. Jenis kanker paru-paru
ini berkembang setiap 3 hingga 5 tahun dan membutuhkan waktu 30 hari untuk berkembang
dua kali lipat. SCLC berasal dari sel neuroendokrin dan dapat mengeluarkan berbagai
polipeptida.Beberapa polipeptida ini mempunyai sifat umpan balik diri yang dapat
menyebabkan pertumbuhan tumor lebih lanjut.SLSC juga umumnya dikaitkan dengan
beberapa sindrom neoplastik (Abdi, 2014).
2.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSIS DARI KANKER PARU
Menetapkan diagnosis yang akurat adalah langkah pertama dalam mengobati kanker paru-
paru. Keputusan pengobatan didasarkan pada lokasi tumor, jenis sel kanker, stadium tumor,
dan kemampuan pasien untuk menoleransi pengobatan. Kanker paru-paru akan dibagi
berdasarkan ukuran, lokasi tumor, luasnya invasi tumor primer, dan adanya penyakit
metastasis.

Menurut Sali (2019), berbagai metode pengujian diketahui untuk menentukan diagnosis kanker
paru, antara lain riwayat kesehatan umum dan spesifik paru, pemeriksaan fisik umum dan
spesifik paru, serta pemeriksaan dahak atau bakteriologi dari sekret bronkus/bilas bronkial.
dilakukan. Bronkoskopi, bronkoskopi, patologi anatomi/sitologi sampel yang dicurigai,
pemeriksaan darah rutin, analisa gas darah, fungsi paru, radiologi, imunologi, dan berbagai
pemeriksaan lanjutan yaitu CT scan, PCR, dll.
2.6 PENCEGAHAN PADA KANKER PARU
Deteksi dini pasien kanker paru-paru terbilang sulit dilakukan, sehingga pasien yang datang ke
rumah sakit biasanya berada dalam stadium lanjut. Oleh karena itu, mencegah kanker paru-
paru merupakan keputusan yang sangat bijaksana. Ada berbagai cara untuk mencegah kanker
paru-paru:

a) Program Berhenti Merokok


Karena faktor utama (90%) penyebab kanker paru- paru adalah merokok, salah satu
pencegahan penyakit kanker paru-paru adalah dengan berhenti merokok.
b) Kemopreventif (Chemoprevention)
Kemopreventif adalah penggunaan bahan alami, metode diet tertentu, dan zat kimia
sintetis untuk mencegah perkembangan penyakit. Misalnya, vita- min, diet, dan terapi
hormon.
c) Konsumsi Makanan Bergizi dan Mengandung Antioksidan
d) Menjaga Keamanan Kerja Hal ini sangat penting untuk menghindari paparan zat kimia
penyebab kanker paru-paru pada saat bekerja.
2.7 PENGOBATAN KANKER PARU
1) Pembedahan
Pembedahan dalam kanker paru adalah tindakan pengangkatan jaringan tumor dan
kelenjar getah bening di sekitarnya. Tindakan pembedahan biasanya dilakukan untuk
kanker yang belum menyebar hingga ke jaringan lain di luar paru-paru. Pembedahan
biasanya hanya salah satu pilihan tindakan pengobatan pada NSCLC dan dibatasi pada
satu bagian paru-paru hingga stadium IIIA.

Berikut beberapa jenis pembedahan yang mungkin dilakukan untuk mengobati kanker paru
jenis NSCLC.

 Reseksi baji, yaitu pengangkatan sebagian kecil lobus dari paru-paru


 Lobektomi, yaitu pengangkatan beberapa lobus dari paru paru
 Pneumonectomi, yaitu pengangkatan seluruh bagian paru-paru

2) Kemoterapi
Penderita kanker paru jenis SCLC terutama diobat dengan kemoterapi dan radiasi
karena tindakan pembedahan biasanya tidak berpengaruh besar terhadap survival
(kelangsungan hidup). Kemoterapi primer biasanya diberikan juga pada kasus NSCLC
yang sudah bermetastasis atau menyebar. Penggunaan kombinasi obat- obatan
kemoterapi pada jenis tumor yang diderita tergolong umum dilakukan. Biasanya
penderita NSCLC) diobati dengan cisplatin atau carboplatin yang dikombinasikan
dengan gemcitabine, paclitaxel, docetaxel, etoposide, atau vinorelbine. Sedangkan pada
pendenta SCLC, sering digunakan obat cisplatin dan etoposide atau dikombinasikan
dengan carboplatin, gemcitabine, paclitaxel, vinorelbine. topotecan, dan irinotecan."

3) Radioterapi
Tujuan radioterapi pada pasien kanker paru adalah mengecilkan tumor yang kemudian
dilanjutkan dengan pembedahan atau dilakukan pada kasus kanker paru yang tidak
dapat dioperasi. Terapi fotodinamik (PDT) seringkali dilakukan untuk mengobati
kanker paru yang dapat dioperasi. Terapi ini berpotensi untuk mengobati tumor yang
tersembunyi dan tidak terlihat pada pemeriksaan X-ray dada.
2.8 WOC KANKER PARU PARU
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS

Seorang pasien, perempuan, 47 tahun. dirawat di Rumah sakit dengan keluhan nyeri dan sesak
napas dan disertai dengan hemaptoe, berlangsung terus menerus, dan tidak disertai suara ngik-
ngik. Keluhan sesak dirasakan berat saat bernapas dan tidak membaik dengan perubahan posisi
yang membuatnya sulit untuk melakukan aktifitas. Pasien juga mengeluh batuk dan penurunan
nafsu makan serta berat badan yang menurun tanpa alasan yang jelas. Sebelumnya pasien
pernah dirawat dengan diagnosis Tumor paru kanan.

Pada pemeriksaan fisik paru saat inspeksi ditemukan asimetris dimana dada kanan tertinggal
saat bernapas, pada palpasi ditemukan vokal fremitus pada dada kanan menurun sedangkan
pada dada kiri normal, pada perkusi ditemukan dullness pada dada kanan dan sonor pada dada
kiri, pada auskultasi ditemukan suara vesikuler yang menurun pada dada kanan sedangkan pada
kiri normal. ditemukan pembesaran kelenjar getah bening supraklavicula dan colli dekstra, dan
pada pemeriksaan abdomen juga ditemukan adanya hepatomegali. Diduga pasien mengalami
Ca paru.

Pemeriksaan darah lengkap

WBC 12,6 103 /μL

Hb 10,80 gr/dL

bilirubun total 1,121 mg/dL

bilirubin direk 0,73 mg/dL

alkali phospatase 386,20 U/L

SGOT 182,70 U/L

SGPT 80,60 U/L

gamma GT 80,66 mg/dL

globulin (3,88 g/dL)

LDH (860, 00 U/L)


Albuminemia 2,913 g/dL

PO2 77,00 mmHg,

Na 125,00 mmol/L

Test rivalta positif

Analisis cairan pleura: warna cairan merah keruh dengan eritrosit penuh, dengan jumlah sel
901 mm3 yang tediri dari sel polimorfonuklear 50% dan mononuklear 50%. sitologi cairan
pleura: non small cell carcinoma cenderung tipe adeno

Foto thorak AP ditemukan perselubungan yang menutupi lapang paru kanan, sinus pleura
kanan, diafragma kanan. Pada pemeriksaan elektrokardiografi masih dalam batas normal. Pada
pasien sudah terpasang WSD.

Terapi penunjang lainnya

oksigen nasal kanul 2 liter/ menit

IVFD NS sebanyak 20 tpm

diet tinggi kalori tinggi protein

codein 3 x 10 mg

Ciprofloxasin 2 x 400 mg

Ceftriaxon 2 x 1 gram secara intravena

3.1 FORMAT PENGKAJIAN DENGAN POLA FUNGSIONAL GORDON


Pengkajian

1. Identitas
a. Identitas Pasien:

Nama : Nn. X

Umur : 47 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

b. Biodata Penganggung jawab: -


a. Biodata Penganggung jawab: -
2. Status Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan utama : Pasien Mengeluh nyeri dan sesak napas dan disertai dengan
hemaptoe, berlangsung terus menerus, dan tidak disertai suara ngik-ngik.
2) Alasan masuk rumah sakit: Pasien mengeluh nyeri dan sesak napas dan disertai
dengan hemaptoe, berlangsung terus menerus, dan tidak disertai suara ngik-ngik.
Keluhan sesak dirasakan berat saat bernapas dan tidak membaik dengan perubahan
posisi yang membuatnya sulit untuk melakukan aktifitas. Pasien juga mengeluh
batuk dan penurunan nafsu makan serta berat badan yang menurun tanpa alasan
yang jelas.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit yang pernah dialami: Pasien pernah dirawat dengan diagnosis Tumor paru
kanan. Pasien pernah di rawat dan tidak alergi pada obat
c. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga klien tidak memliki riwayat penyakit yang terlalu mendalam seperti diabetes
, sakit jantung ataupun yang lainya.
d. Diagnosa Medis dan Therapy
Carcinoma Paru. Untuk therapy nya yaitu oksigen nasal kanul 2 liter/ menit, IVFD NS
sebanyak 20 tpm, diet tinggi kalori tinggi protein, codein 3 x 10 mg, Ciprofloxasin 2 x
400 mg, Ceftriaxon 2 x 1 gram secara intravena.
3. Pengkajian Pola Fungsional (Gordon)
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
 Gambaran kesehatan secara umum: Pasien mengeluh nyeri dan sesak napas
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Pasien mengeluh batuk dan penurunan nafsu makan serta berat badan yang menurun
tanpa alasan yang jelas.
c. Pola Eliminasi
-
d. Pola Aktivitas dan Latihan
 Keluhan sesak dirasakan berat saat bernapas dan tidak membaik dengan perubahan
posisi yang membuatnya sulit untuk melakukan aktifitas.
e. Pola Istirahat dan Tidur
 Tidak teratur karena sesak napas
f. Pola Kognitif dan Sensorik
-
g. Pola Persepsi-Konsep diri
-
h. Pola Peran-Hubungan
 Dibantu keluarga karena sesak dirasakan berat sehingga sulit melakukan aktivitas
i. Pola Seksual-Reproduksi
-
j. Pola Toleransi Stress-Koping
-
k. Pola Nilai-Kepercayaan
 Agama merupakan hal yang penting baginya
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
 Tingkat Kesadaran: -
b. Tanda – Tanda Vital :
-
1) Keadaan Fisik
Leher: Pembesaran kelenjar getah bening supraklavicula dan colli dekstra,
2) Thorak :
a) Paru
 Inspeksi: Asimetris dimana dada kanan tertinggal saat bernapas
 Palpasi: vokal fremitus pada dada kanan menurun sedangkan pada dada kiri normal
 Perkusi: dullness pada dada kanan dan sonor pada dada kiri
 Auskultasi: suara vesikuler yang menurun pada dada kanan sedangkan pada kiri
normal.
3) Abdomen: ditemukan adanya hepatomegal.
5. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap

No Pemeriksaan Hasil Nilai normal


1 WBC (sel darah putih) 12,6 103 /μL 5,0 – 10 /μL
2 Hb 10,80 gr/dL 12,0 – 14 gr/dL
3 Bilirubin total 1,121 mg/dL 0,25 – 1,0 mg/dL
4 Bilirubin direk 0,73 mg/dL 0,0 – 0,25 mg/dL
5 SGOT 182,70 U/L 3-45 μ/l
6 SGPT 80,60 U/L 0-35 μ/l
7 Gamma GT 80,66 mg/dL 0 – 51 IU/L
8 Globulin 3,88 g/dL 2,8-3,2 g/dl
9 LDH 860,00 U/L 140-280 u/L
10 Albuminemia 2,913 g/dL 3,8 – 5,1 gr/dL
11 PO2 77,00 mmHg 80-100 mmHg
12 Alkali phospatas 386,20 U/L 20-140 IU/L
13 Na 125,00 mmol/L 136-145 mmol/L
14 Test Rivalta POSITIF

2) Analisis cairan pleura: warna cairan merah keruh dengan eritrosit penuh, dengan jumlah
sel 901 mm3 yang tediri dari sel polimorfonuklear 50% dan mononuklear 50%. sitologi
cairan pleura: non small cell carcinoma cenderung tipe adeno.
3) Foto thorak AP ditemukan perselubungan yang menutupi lapang paru kanan, sinus
pleura kanan, diafragma kanan.
4) Pemeriksaan elektrokardiografi masih dalam batas normal.
5) Terapi penunjang lainnya
 oksigen nasal kanul 2 liter/ menit
 IVFD NS sebanyak 20 tpm
 diet tinggi kalori tinggi protein
 codein 3 x 10 mg
 Ciprofloxasin 2 x 400 mg
 Ceftriaxon 2 x 1 gram
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PENGKAJIAN
Data subjektif Data objektif Diagnosa
Klien mengeluhkan napas Klien sesak napas, klien Pola nafas tidak efektif
sesak, dan tidak membaik terpasang oksigen nasal
dengan adanya kanul 2 liter/menit
perubahan posisi
Pasien mengeluh batuk dan BB menurun tanpa alasan Defisit nutrisi
penurunan nafsu makan yang jelas
Klien mengeluh nyeri dan Ditemukan pembesaran Nyeri akut
dada berat saat bernafas kelenjer getah bening
supraklavikula dan colli
dextra, dada kanan tertinggal
saat bernapas

Diagnosa keperawatan

Diagnosa Defenisi Tanda dan Gejala


Pola nafas tidak efektif nspirasi dan/atau ekspirasi Gejala dan Tanda Mayor
yang tidak memberikan  Subjektif: Dispnea
ventilasi adekuat Obejektif: pola napas
abnormal (takipnea)

Gejala dan Tanda Minor


 Subjektif: ortopnea
(rasa tidak nyaman
saat bernapas sambil
berbaring)
 Objektif: kapasitas
vital menurun
Nyeri akut Pengalaman sensorik atau Gejala dan Tanda Mayor
emosional yang berkaitan  Subjektif: mengeluh
dengankerusakan jaringan nyeri
aktual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau  Objektif sulit tidur,
lambat dan berintensitas gelisah
ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 Gejala dan Tanda Minor
bulan  Subjektif:-
 Objektif: pola napas
berubah, nafsu
makan berubah
Defisit nutrisi Asupan nutrisi tidak cukup Gejala dan Tanda mayor
untuk memenuhi kebutuhan  subjektif:
metabolisme  objektif: beart badan
menurun minimal
10% di bawah
rentang ideal

Gejala dan Tanda minor


 subjektif: nafsu
makan berkurang
 objektif: serum
albumin turun

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN BERDASARKAN 3N (NANDA,NIC,NOC) DAN
3S(SLKI,SDKI,SIKI)
Intervensi 3N

No Diagnosa Kriteria hasil dan tujuan Intervensi 3N


keperawatan
1 Pola nafas tidak NOC: NIC:
efektif berhubungan  Respiratory status : Airway Management
dengan Ventilation  Posisikan pasien untuk
hiperventilasi  Respiratory status : memaksimalkan
Airway patency ventilasi
 Vital sign Status  Auskultasi suara
nafas,catat adanya
Setelah dilakukan tindakan suara tambahan
keperawatan selama 3x24  Berikan bronkodilator
jam, pasien menunjukkan  Monitor respirasi dan
keefektifan pola nafas, status O2
dibuktikan dengan kriteria Oxygen Therapy
hasil:  Atur peralatan
 Menunjukkan jalan oksigenasi
nafas yang paten(klien  Monitor aliran
tidak merasa tercekik, oksigen
irama nafas, frekuensi  Pertahankan posisi
pernafasan dalam pasien
rentang normal, tidak  Observasi adanya
ada suara nafas tanda tanda
abnormal) hipoventilasi Monitor
 Tanda Tanda vital adanya kecemasan
dalam rentang normal pasien terhadap
(tekanan 6darah, nadi, oksigenasi
pernafasan) Vital sign Monitoring
 Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
 Monitor vital sign
saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
 Monitor frekuensi
dan irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola
pernapasan abnormal
2 Ketidakseimbangan Nutritional Status : food and Nutrition Management
nutrisi kurang dari Fluid Intake  Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : makanan
berhubungan dengan  Adanya peningkatan  Kolaborasi dengan
faktor psikologis berat badan sesuai ahli gizi untuk
dengan tujuan menentukan jumlah
 Berat badan ideal kalori dan nutrisi
sesuai dengan tinggi yang dibutuhkan
badan pasien.
 Mampu  Anjurkan pasien
mengidentifikasi untuk meningkatkan
kebutuhan nutrisi intake Fe
Tidak ada tanda tanda  Anjurkan pasien
malnutrisi untuk meningkatkan
 Tidak terjadi protein dan vitamin C
penurunan berat  Yakinkan diet yang
badan yang berarti dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan
yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
 Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
 Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
 Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
 Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam
batas normal
 Monitor adanya
penurunan berat
badan
 Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
 Monitor lingkungan
selama makan
 Monitor turgor kulit
 Monitor mual dan
muntah Monitor
kadar albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
 Monitor kalori dan
intake nuntrisi
3 Nyeri Akut NOC : NIC :
berhubungan  Pain Level, Pain Management
dengan agen  pain control,  Lakukan pengkajian
pencedera fisiologis  comfort level nyeri secara
Setelah dilakukan tindakan komprehensif
keperawatan selama 3x24 termasuk lokasi,
jam, Pasien tidak mengalami karakteristik, durasi,
nyeri, dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas
 Mampu mengontrol dan faktor presipitasi
nyeri (tahu penyebab  Observasi reaksi
nyeri, mampu nonverbal dari
menggunakan tehnik ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk  Gunakan teknik
mengurangi nyeri, komunikasi
mencari bantuan) terapeutik untuk
 Melaporkan bahwa mengetahui
nyeri berkurang pengalaman nyeri
dengan menggunakan pasien
manajemen nyeri  Kaji kultur yang
 Mampu mengenali mempengaruhi
nyeri (skala,intensitas, respon nyeri
frekuensi dan tanda  Kontrol lingkungan
nyeri) yang dapat
 Menyatakan rasa mempengaruhi nyeri
nyaman setelah nyeri seperti suhu ruangan,
berkurang pencahayaan dan
 Tanda vital dalam kebisingan
rentang normal  Kurangi faktor
presipitasi nyeri
 Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
 Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
 Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic Administration
 Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
 Cek instruksi dokter
tentang jenis obat
dosis, dan frekuensi
 Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
 Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya
nyeri
 Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
 Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
 Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek
samping).
Intervensi 3S

No Diagnosa Kriteria hasil / luaran Intervensi


keperawatan
1 Pola nafas tidak Pola Napas Setelah Manajemen Jalan Napas
efektif b.d depresi dilakukan tindakan 1. Observasi
pusat pernapasan keperawatan selama 3x24  Monitor pola napas
d.d dispnea jam, maka pola napas tidak (frekuensi, kedalaman,
efektif meningkat dengan usaha napas)
kriteria hasil:  Monitor bunyi napas
 Penggunaan otot bantu tambahan (mis. gurgling,
napas menurun dari 2 ke mengi, wheezing, ronkhi
4 kering)
 Dispnea menurun dari 2 2. Terapeutik
ke 5  Posisikan semi fowler
 Pemanjangan fase  Berikan minum hangat
ekspirasi menurun dari 2  Berikan oksigen
ke 4 3. Edukasi
 Ortopnea menurun dari 2 Anjurkan asupan cairan 200
ke 5 ml/hari, jika tidak
 Kapasitas vital membaik kontraindikasi
dari 2 ke 4 4. Kolaborasi
 Frekuensi napas membaik Kolaborasi pemberian
dari 2 ke 5 bronkodilator, ekspektoran,
 Kedalaman napas mukolitik, jika perlu.
membaik dari 2 ke 5
Pemantauan Respirasi
1. Observasi
 Monitor frekuensi,
irama,mkedalaman,
dan upaya napas
 Monitor pol napas
(seperti bradipnea,
takipnea,hiperventilasi,
kussmaul, cheyne-
stokes, biot, ataksik)
 Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
 Auskultasi bunyi napas
 Monitor saturasi
oksigen
 Monitor nilai A G D
 Monitor hasil x-ray
thoraks
2. Terapeutik
 Atur interval
pemantauan respirasi
sesuai kondisi pasien
 Dokumentasi hasil
pemantauan
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
2 Defisit Nutrisi b. d Setelah dilakukan asuhan Manajemen Nutrisi
faktor psikologis keperawatan 3x 24 jam 1. Observasi :
(keengganan untuk diharapkan status nutrisi  Identifikasi status
makan) d.d berat pasien membaik dengan nutrisi
badan menurun kriteria hasil:  Monitor asupan
minimal 10% di 1. Status Nutrisi makanan
bawah rentang ideal,  Porsi makan yang  Monitor berat badan
nafsu makan dihabiskan meningkat 2. Terapeutik :
menurun dari 2 ke 4
 Nafsu makan  Lakukan oral hygiene
membaik dari 2 ke 4 sebelum makan
2. Berat Badan  Berikan makanan
Berat badan membaik dari 2 tinggi kalori dan tinggi
ke 4 protein
3. Nafsu Makan  Berikan suplemen
 Keinginan makan makan, jika diperlukan
meningkat dari 2 ke 5 3. Kolaborasi :
 Asupan makan Kolaborasi dengan ahli
meningkat dari 2 ke 5 gizi untuk menentukan
 Kemampuan jumlah kalori dan jenis
Menikmati makanan nutrien yang dibutuhkan
meningkat dari 2 ke 4 Promosi Berat Badan
(I.03136)
1. Observasi :
 Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB kurang
 Monitor berat badan
 Monitor jumlah kalori
yang dikonsumsi
sehari-hari
2. Terapeutik :
 Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan
 Sediakan makanan
yang tepat sesuai
kondisi pasien
 Berikan pujian pada
pasien/keluarga untuk
peningkatan yang
dicapai
3. Edukasi :
 Jelaskan jenis
makanan yang bergizi,
namun tetap
terjangkau
 Jelaskan peningkatan
Asupan kalori yang
dibutuhkan
3 Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan asuhan Manejemen nyeri
pencedera fisiologis keperawatan 3x 24 jam 1. Observasi
d. d mengeluh nyeri diharapkan nyeri pasien  Identifikasi lokasi,
berkurang dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasil: frekuensi, kualitas,
Tingkat Nyeri intensitas nyeri
 Kemampuan  Identifikasi skala nyeri
menuntaskan  Identifikasi faktor
aktivitas meningkat yang memperberat dan
dari 2 ke 4 memperingan nyeri
 Keluhan nyeri  Identifikasi pengaruh
menurun dari 2 ke 4 nyeri pada kualitas
 Frekuensi nadi hidup
membaik dari 2 ke 4  Monitor efek samping
 Pola napas membaik penggunaan analgetik
dari 2 ke 4 2. Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
 Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur Pertimbangkan
jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3.4 HASIL HASIL PENELITIAN YANG DAPAT DIJADIKAN INTERVENSI
KEPERAWATAN

Judul :Asuhan Keperawatan pada pasien CA paru dengan pemenuhan kebutuhan oksigen

Penulis : Alfianita Bintari Saputra dan Meri Oktariani

Tahun publikasi : 2020


Populasi, patient Intervensi Comparison Outcome Time frame
1 orang pasien Pemberian latihan - Hasil implementasi 6 hari, sebanyak
kanker paru kombinasi pursed lip saturasi oksigen 2 kali sehari
yang mengalami breathing exercise yang awalnya 94% di jam 09.00
sesak nafas dan progressive setelah diberikan pagi dan 14.00
dengan muscle relaxation Tindakan meningkat siang
gangguan Diberikan selama 6 menjadi 98%.
pemenuhan hari sebanyak 2 kali Kesimpulannya
kebutuhan sehari pada jam pemberian Latihan
oksigen di ruang 09.00 pagi dan 14.00 kombinasi PLBE
Anggrek 1 siang. Dengan dan PMR efektif
RSUD memberikan hasil untuk meningkatkan
Moewardi semaksimal saturasi oksigen
Surakarta mungkin dalam dan meningkatkan
meningkatkan relaksasi pada pasien
saturasi oksigen kanker paru yang
yang diterapkan mengalami sesak nafas
secara bersama
dengan progressive
relaxation
BAB IV

PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Carsinoma paru atau lebih dikenal dengan kanker paru-paru merupakan sebuah penyakit
yang menyerang saluran pernapasan. Penyakit ini merupakan penyebab kematian utama di
dunia. Kanker Paru-paru bisa disebabkan oleh faktor gaya hidup seperti merokok, paparan
rokok dan zat lainnya archogenik, genetik dan metastasis ke orang lain. Ca paru terbagi
menjadi dua yaitu sekunder dan primer. Ca primer menyerang segmen brankial/bronkus bawah
menyebabkan hilangnya silia. Di samping itu pada kanker paru sekunder, paru-paru menjadi
tempat berakhirnya sel-sel kanker ganas.

Pada pasien Ca paru akan ditemukan komplikasi seperti efusi pleura, nyeri, sesak nafas,
batuk berdarah, invasi ke dinding dada, kompresi esofagus, dan kompresi sumsum tulang. Pada
kasus yang dibahas juga di temukan beberapa komplikasi tersebut pada pasien, sehingga di
angkatlah diagnosis berupa :

1. Gangguan Ventilasi Spontan b.d gangguan metabolisme d.d Pasien mengeluh nyeri dan
sesak napas, ditemukan asimetris dimana dada kanan pasien tertinggal saat bernapas,
pada palpasi ditemukan vokal fremitus pada dada kanan menurun.Sesak pada pasien
berat dan tidak membaik.
2. Defisit Nutrisi b.d Faktor Psikologis d.d Pasien mengeluh batuk dan penurunan nafsu
makan, BB Pasien menurun.
3. Intoleransi Aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen d.d
Pasien mengatakan sulit untuk melakukan aktifitas karena Keluhan sesak dirasakan
berat saat bernapas dan tidak membaik dengan perubahan posisi

4.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan kita tentang kekerasan
pada anak dan perempuan. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, kritikan dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, E. 2014. Lung Cancer. Cancer Council Australia Oncology Education Committee.
Australia.V

Asih, niluh gede yasmin & Effendy,cristantie. 2004. Keperawatan medikal bedah klien dengan
gangguan sistem pernafasan. Cetakan pertama. Jakarta:EGC

Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., & Wagner, C.M. (2018). Nursing
Interventions Classification (NIC), Edisi 7. Philadelpia: Elsevier.

E. Puspitasari (2020) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Kanker Paru Dengan Pemenuhan
Kebutuhan Aman Dan Nyaman. Vol (5). Program studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kusuma Husada Tahun 2020

Gridelli, Cesare et.al , nat,rev dis, primers (2015) non small cell lung cancer.

Herdman, T.H. (2018). NANDA International Nursing Diagnoses: definitions and


classification 2018-2020. Jakarta: EGC.

Moorhead, Sue., Johnson, Marion., Maas, M.L., & Swanson, Elizabeth. (2018). Nursing
Outcomes Classification (NOC), Edisi 6. Philadelpia: Elsevier.

Somantri, Irman. (2007). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika.

Tim CancerHelps. (2019). Stop Kanker, Kanker Bukan Lagi Vonis Mati. Jakarta Selatan : PT
AgroMedia Pustaka.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan :
Dewan Pengurus Pusat

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan . Jakarta Selatan : Dewan
Pengurus Pusat

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan
: Dewan Pengurus Pusat

Anda mungkin juga menyukai