DISUSUN OLEH:
KELOMPOK
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Keperawatan Paliatif” dengan judul
PENGOBATAN PENYAKIT “DIABETES MELLITUS, KANKER SERVIKS,
KANKER PAYUDARA, KANKER COLON, LEUKEMIA, TUMOR OTAK, KANKER
NASOPHARING, KANKER ABDOMEN, PENYAKIT LUPUS DAN PENYAKIT
THALASEMIA” dalam bentuk makalah.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan paliatif. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Keperawatan Paliatif kepada para pembaca dan juga bagi penulis itu
sendiri.
Dalam penyusunan tugas makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan Ibu Dosen Mata Kuliah, rekan-rekan saya
AJ19C, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Penulisan
makalah adalah merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah “Keperawatan Paliatif” di INKESUMUT Medan.
Penulis,
m
Kelompok
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................. 2
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
2.1 Pengobatan Konvensional...................................................................
2.1.1 Pengobatan Konvensional Diabetes Mellitus........................... 3
2.1.2 Pengobatan Konvensional Kanker Servix................................ 3
2.1.3 Pengobatan Konvensional Kanker Payudara............................ 3
2.1.4 Pengobatan Konvensional Kanker Colon................................. 3
2.1.5 Pengobatan Konvensional Leukemia....................................... 3
2.1.6 Pengobatan Konvensional Tumor Otak.................................................... 3
2.1.7 Pengobatan Konvensional Kanker Nasopharing...................... 3
2.1.8 Pengobatan Konvensional Kanker Abdomen........................... 3
2.1.9 Pengobatan Konvensional Penyakit Lupus.............................. 3
2.1.10 Pengobatan Konvensional Penyakit Thalasemia...................... 3
2.2 Terapi Komplementer..........................................................................
2.2.1 Terapi Komplementer Diabetes Mellitus................................. 3
2.2.2 Terapi Komplementer Kanker Servix...................................... 3
2.2.3 Terapi Komplementer Kanker Payudara.................................. 3
2.2.4 Terapi Komplementer Kanker Colon....................................... 3
2.2.5 Terapi Komplementer Leukemia.............................................. 3
2.2.6 Terapi Komplementer Tumor Otak.......................................... 3
2.2.7 Terapi Komplementer Kanker Nasopharing............................ 3
2.2.8 Terapi Komplementer Kanker Abdomen................................. 3
2.2.9 Terapi Komplementer Penyakit Lupus..................................... 3
2.2.10 Terapi Komplementer Penyakit Thalasemia............................ 3
2.3 Pengobatan Tradisional.......................................................................
2.3.1 Pengobatan Tradisional Diabetes Mellitus............................... 3
2.3.2 Pengobatan Tradisional Kanker Servix.................................... 3
2.3.3 Pengobatan Tradisional Kanker Payudara................................ 3
2.3.4 Pengobatan Tradisional Kanker Colon..................................... 3
2.3.5 Pengobatan Tradisional Leukemia........................................... 3
2.3.6 Pengobatan Tradisional Tumor Otak........................................ 3
2.3.7 Pengobatan Tradisional Kanker Nasopharing.......................... 3
2.3.8 Pengobatan Tradisional Kanker Abdomen............................... 3
2.3.9 Pengobatan Tradisional Penyakit Lupus.................................. 3
2.3.10 Pengobatan Tradisional Penyakit Thalasemia.......................... 3
m
BAB I
PENDAHULUAN
Tahun
dilakukan oleh pasien. Dengan teori health belief model ini, peneliti juga dapat
mengetahui peta kognisi pasien yang berobat ke pengobatan alternatif. Selanjutnya,
peta kognisi ini akan membentuk perilaku yang nantinya perilaku tersebut dapat
mempengaruhi keseimbangan pada kesejahteraan pasien.
Alasan lainnya, yaitu health belief model ini adalah ranah ilmu dasar psikologi
klinis kesehatan yang banyak berkembang di budaya barat, sedangkan pengobatan
alternatif ethnomedicine banyak berkembang di Indonesia. Peneliti ingin meninjau
apakah teori ini dapat diterapkan di Indonesia yang jika dilihat kebudayaannya
berbeda dengan budaya yang ada di barat. Berbeda dengan penelitian-penelitian
terdahulu yang lebih banyak berfokus pada pengobatan biomedikal dan banyak juga
yang menggunakan teori health belief model dengan metode penelitian kuantitatif,
namun pada penelitian ini peneliti ingin melihat alasan para pasien pergi ke
pengobatan tradisional, karena jika dilihat di era modern ini peralatan medis
berkembang cukup pesat akan tetapi disisi lain masih ada yang memilih untuk
berobat ke pengobatan alternatif. Penelitian ini lebih berfokus pada bagaimana
health belief model yang ada didalam diri pasien yang pergi ke pengobatan
ethnomedicine. Penelitian ini juga relatif jarang dilakukan, sedangkan pengguna
pengobatan alternatif masih banyak, oleh karena itu penelitian ini bisa mengungkap
alasan seseorang pergi berobat ke pengobatan alternatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pemberian Obat
Dokter juga dapat meresepkan obat kepada pasien diabetes tipe 2 ketika
penanganan dengan menerapkan pola hidup sehat tidak cukup efektif.
Beberapa obat yang dapat digunakan untuk menangani diabetes tipe 2
meliputi:
Metformin, untuk mengurangi produksi gula pada hati.
m
Operasi Bariatrik
Berat badan berlebih menjadi salah satu faktor yang diduga
menyebabkan diabetes tipe 2. Operasi bariatrik berfungsi untuk menurunkan
berat badan dengan mengubah bentuk saluran pencernaan agar banyak
makanan yang dikonsumsi dapat dibatasi dan nutrisi yang terserap dapat
berkurang.
Bedah
Beberapa metode bedah dapat menangani kanker serviks, terutama pada
stadium awal. Di antaranya adalah:
1. Bedah laser. Bedah laser bertujuan menghancurkan sel kanker dengan
menembakkan sinar laser melalui vagina.
2. Cryosurgery. Cyrosurgery menggunakan nitrogen cair untuk membekukan
dan menghancurkan sel kanker.
3. Konisasi atau biopsi kerucut. Prosedur ini bertujuan mengangkat sel
kanker menggunakan pisau bedah, laser, atau kawat tipis yang dialiri
listrik (LEEP). Metode konisasi yang dipilih tergantung pada lokasi dan
jenis kanker.
4. Histerektomi. Histerektomi adalah bedah untuk mengangkat rahim
(uterus) dan leher rahim (serviks). Pengangkatan sel kanker dapat
m
Radioterapi
Radioterapi adalah metode pengobatan kanker yang menggunakan sinar
radiasi tinggi untuk membunuh sel kanker. Untuk kanker serviks stadium
awal, radioterapi bisa dijalankan sebagai pengobatan tunggal atau
dikombinasikan dengan bedah. Sedangkan pada kanker serviks stadium
lanjut, radioterapi dapat dikombinasikan bersama kemoterapi untuk
mengendalikan nyeri dan perdarahan.
Radioterapi bisa diberikan dengan dua cara, yaitu:
m
Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode pengobatan dengan memberikan pasien obat
antikanker dalam bentuk obat minum atau suntik. Obat ini dapat memasuki
aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, kemoterapi
sangat berguna dalam membunuh sel kanker berbagai area tubuh.
m
Terapi Target
Terapi target adalah pemberian obat yang menghambat pertumbuhan tumor.
Jenis obat yang digunakan dalam terapi target memiliki fungsi yang berbeda
dengan obat kemoterapi biasa. Salah satu golongan obat terapi target adalah
penghambat angiogenesis (misalnya, bevacizumab). Obat ini bekerja dengan
menghambat angiogenesis, yaitu proses di mana tumor membentuk pembuluh
darah baru, guna mendukung perkembangannya.
Efek samping yang mungkin muncul akibat terapi target dapat berupa tekanan
darah tinggi, lemas, dan kehilangan nafsu makan. Pada kasus yang jarang,
efek samping yang lebih serius meliputi perdarahan, terbentuknya gumpalan
darah, dan terbentuknya fistula (saluran abnormal antara vagina dan bagian
usus besar).
m
Setelah kanker berhasil diangkat, sangat penting bagi pasien untuk menjalani
pemeriksaan lanjutan, terutama pada vagina dan leher rahim (jika rahim
belum diangkat). Pemeriksaan bertujuan untuk melihat kemungkinan kanker
tumbuh kembali. Bila pemeriksaan menunjukkan hasil yang mencurigakan,
dokter dapat menjalankan biopsi.
Pasien disarankan menjalani pemeriksaan lanjutan tiap 3-6 bulan sekali,
selama 2 tahun pertama setelah pengobatan selesai. Lalu dilanjutkan tiap 6-12
bulan untuk 3 tahun berikutnya.
Bagi pasien yang sedang hamil, pengobatan kanker serviks tergantung
stadium dan umur kehamilan. Pada penderita kanker serviks stadium 1,
dokter bisa menjalankan konisasi atau trakelektomi radikal. Sedangkan pada
pasien kanker serviks stadium 2 sampai stadium 4, tidak dibolehkan
menjalani radioterapi atau bedah hingga pasien melahirkan. Sebagai gantinya,
dokter dapat memberikan kemoterapi pada trimester kedua atau ketiga
kehamilan.
Bedah Lumpektomi
Bedah lumpektomi dilakukan untuk mengangkat tumor yang tidak terlalu
besar beserta sebagian kecil jaringan sehat di sekitarnya. Prosedur ini
umumnya diikuti radioterapi untuk mematikan sel kanker yang mungkin
tertinggal di jaringan payudara. Pasien dengan tumor yang besar bisa
menjalani kemoterapi terlebih dahulu untuk menyusutkan ukuran tumor,
sehingga tumor bisa dihilangkan dengan lumpektomi.
Bedah Mastektomi
Pilihan prosedur bedah yang lain adalah mastektomi, yaitu bedah yang
dilakukan oleh dokter bedah onkologi untuk mengangkat seluruh jaringan di
payudara. Mastektomi dilakukan jika pasien tidak bisa ditangani dengan
lumpektomi. Ada beberapa tipe bedah mastektomi, yaitu:
Simple/total mastectomy – Dokter mengangkat seluruh payudara,
termasuk putting, areola, dan kulit yang menutupi Pada beberapa kondisi,
beberapa kelenjar getah bening bisa ikut diangkat.
Skin-sparing mastectomy – Dokter hanya mengangkat kelenjar payudara,
putting, dan areola. Jaringan dari bagian tubuh lain akan digunakan untuk
merekonstruksi ulang payudara.
Nipple-sparing mastectomy – Jaringan payudara diangkat, tanpa
menyertakan kulit payudara dan puting. Namun jika ditemukan kanker
pada jaringan di bawah puting dan areola, maka puting payudara juga akan
diangkat.
m
Radioterapi
Pilihan pengobatan lain bagi pasien kanker payudara adalah radioterapi atau
terapi radiasi dengan menggunakan sinar berkekuatan tinggi, seperti sinar-X
dan proton. Radioterapi bisa dilakukan dengan menembakkan sinar ke tubuh
pasien menggunakan mesin (radioterapi eksternal), atau dengan
menempatkan material radioaktif ke dalam tubuh pasien (brachytherapy)
Radioterapi eksternal biasanya dijalankan setelah pasien selesai menjalani
lumpektomi, sedangkan brachytherapy dilakukan jika kecil risikonya untuk
muncul kanker payudara kembali. Dokter juga bisa menyarankan pasien
untuk menjalani radioterapi pada payudara setelah mastektomi, untuk kasus
kanker payudara yang lebih besar dan telah menyebar ke kelenjar getah
bening.
Radioterapi atau terapi radiasi pada kanker payudara dapat berlangsung
selama 3 hari hingga 6 minggu, tergantung dari jenis terapi yang dilakukan.
Radioterapi bisa menimbulkan komplikasi seperti kemerahan pada area yang
disinari, serta payudara juga mungkin dapat menjadi keras dan membengkak.
Terapi Hormon
Pada kasus kanker yang dipengaruhi hormon estrogen dan progesteron,
dokter bisa menyarankan pasien menggunakan penghambat estrogen,
m
Kemoterapi
Kemoterapi yang dilakukan setelah bedah (adjuvant chemotherapy),
bertujuan untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal saat prosedur
bedah, atau sel kanker sudah menyebar namun tidak terlihat meski dengan tes
pemindaian. Sel kanker yang tertinggal tersebut bisa tumbuh dan membentuk
tumor baru di organ lain.
Sedangkan kemoterapi yang dilakukan sebelum bedah (neoadjuvant
chemotherapy) bertujuan untuk menyusutkan ukuran tumor agar bisa
diangkat dengan pembedahan. Kemoterapi jenis ini biasanya dilakukan untuk
menangani kanker yang ukurannya terlalu besar untuk dibuang melalui
operasi.
Jenis obat yang umum digunakan pada adjuvant chemotherapy dan
neoadjuvant chemotherapy adalah anthracylines
(doxorubicin dan epirubicin), taxanes (paclitaxel dan docetaxe), cyclophosph
amide, carboplatin, dan 5-fluorouracil. Umumnya dokter mengombinasikan
2 atau 3 obat di atas.
Kemoterapi juga bisa digunakan pada kanker stadium lanjut, terutama pada
wanita dengan kanker yang telah menyebar hingga ke area ketiak. Lama
terapi tergantung pada seberapa baik respon pasien. Jenis obat yang umumnya
digunakan adalah vinorelbine, capecitabine, dan gemcitabine. Untuk kanker
stadium lanjut, dokter bisa menggunakan satu obat, atau mengombinasikan
dua obat.
Obat kemoterapi umumnya diberikan secara intravena, bisa dengan suntikan
atau dengan infus. Pasien diberikan obat dalam siklus yang diikuti masa
istirahat untuk memulihkan diri dari efek yang ditimbulkan obat. Siklus ini
biasanya berlangsung dalam 2 hingga 3 minggu, dengan jadwal pemberian
tergantung pada jenis obatnya.
Efek samping yang timbul dari kemoterapi tergantung dari obat yang
digunakan, namun umumnya pasien mengalami kerontokan rambut, infeksi,
mual, dan muntah. Dalam beberapa kasus, kemoterapi bisa menyebabkan
menopause yang terlalu dini, kerusakan saraf, kemandulan, serta kerusakan
m
jantung dan hati. Meski sangat jarang terjadi, kemoterapi juga bisa
menyebabkan kanker darah.
Terapi Target
Terapi lain untuk pasien kanker payudara adalah terapi target. Terapi ini
menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, tanpa merusak sel-sel
yang sehat. Terapi target umumnya diterapkan pada kanker HER2 positif.
Obat yang digunakan pada terapi target ditujukan untuk menghambat
perkembangan protein HER2, yang membantu sel kanker tumbuh lebih
agresif. Beberapa obat yang digunakan dalam terapi target
adalah trastuzumab, pertuzumab, dan lapatinib. Obat-obat tersebut ada yang
diberikan secara oral atau melalui suntikan, dan bisa digunakan untuk
mengobati kanker stadium awal maupun stadium lanjut.
Efek samping yang mungkin muncul dari terapi target pada kanker HER2
positif bisa ringan atau berat, di antaranya kerusakan jantung yang bisa
berkembang ke gagal jantung. Risiko gangguan jantung bisa meningkat jika
obat terapi target dikombinasikan dengan kemoterapi. Efek samping lain yang
mungkin timbul adalah pembengkakan pada tungkai, sesak napas, dan diare.
Penting untuk diingat, obat ini tidak disarankan untuk mengobati kanker
payudara pada wanita hamil, karena bisa menyebabkan keguguran.
Operasi
Tindakan medis ini merupakan penanganan utama untuk kanker kolorektal.
Pertama-tama, dokter akan melakukan reseksi, yaitu memotong bagian kolon
atau rektum yang ditumbuhi kanker. Selain itu, jaringan dan kelenjar getah
bening di sekitar bagian usus yang terkena kanker juga akan diangkat.
Selanjutnya akan dilanjutkan dengan langkah anastomosis, yaitu
penyambungan masing-masing ujung saluran cerna yang dipotong dengan
cara dijahit.
Namun, pada kasus kanker di mana bagian yang sehat hanya tersisa sedikit,
anastomosis sulit dilakukan. Jadi, untuk mengatasi kondisi tersebut, biasanya
akan dilakukan kolostomi, yaitu pembuatan lubang (stoma) di dinding perut.
Stoma dibuat tersambung ke ujung usus yang sudah dipotong, tujuannya
m
untuk mengeluarkan feses melalui dinding perut. Feses yang keluar akan
ditampung dalam sebuah kantong yang ditempelkan pada bagian luar dinding
perut.
Radioterapi
Radioterapi bertujuan untuk menyusutkan ukuran tumor, dengan cara
membunuh sel-sel tumor menggunakan energi radiasi. Sinar radiasi dapat
dihasilkan oleh alat khusus di luar tubuh (radiasi eksternal) atau dipasang di
dekat lokasi tumor (brakiterapi). Terdapat juga teknik radioterapi yang
dinamakan radiosurgery (gamma knifesurgery), dengan energi yang lebih
besar tetapi lebih terarah.
Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel tumor menggunakan obat-
obatan yang dapat diberikan dalam bentuk tablet atau suntikan. Beberapa
contoh obat yang digunakan untuk kemoterapi
adalah temozolomide dan vincristine. Kemoterapi dapat dikombinasikan
dengan radioterapi agar sel-sel tumor dapat dibasmi secara maksimal.
Terapi radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi menggunakan cahaya berkekuatan tinggi,
seperti X-ray atau proton, untuk membunuh sel kanker. Pada kanker jenis ini,
terapi radiasi biasanya dilakukan dengan prosedur radiasi eksternal. Dalam
beberapa kasus, terapi radiasi dapat dikombinasikan dengan kemoterapi. Efek
samping dari prosedur ini adalah kulit kemerahan, rambut rontok, dan mulut
kering.
m
Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan yang dilakukan untuk membunuh sel-sel
kanker. Pengobatan dapat diberikan dengan cara diminum dalam bentuk pil,
disuntikkan ke pembuluh darah, atau kombinasi dari keduanya.
Kemoterapi untuk mengobati kanker jenis ini biasanya dilakukan dengan tiga
cara:
Kemoterapi digabungkan dengan terapi radiasi
Kemoterapi setelah terapi radiasi dilakukan
Kemoterapi sebelum terapi radiasi dilakukan
Operasi
Prosedur bedah atau operasi merupakan alternatif yang jarang dipilih.
Biasanya, operasi dilakukan untuk mengangkat kelenjar getah bening di leher
yang telah terdampak sel-sel kanker. Namun, dalam beberapa kasus, prosedur
bedah dilakukan untuk mengangkat tumor di nasofaring.
Operasi
Operasi lambung dilakukan untuk mengangkat jaringan kanker dari lambung.
Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada stadium kanker pasien. Apabila
kanker masih stadium awal dan baru berkembang pada lapisan dalam
lambung, operasi dapat dilakukan dengan bantuan gastroskopi.
Metode operasi lain yang dapat dipilih dokter untuk mengatasi kanker
lambung adalah gastrektomi. Melalui prosedur ini, dokter akan mengangkat
sebagian atau seluruh bagian lambung yang terkena kanker.
Gastrektomi dilakukan jika jaringan kanker sudah menyebar ke bagian
lambung lainnya hingga ke jaringan sekitar lambung. Melalui gastrektomi,
sebagian jaringan di sekitar lambung beserta kelenjar getah bening dapat ikut
diangkat.
Tindakan operasi, khususnya gastrektomi, berisiko menimbulkan komplikasi
berupa perdarahan, infeksi, dan gangguan pencernaan.
Radioterapi
Radioterapi dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker menggunakan sinar
khusus. Sinar radiasi yang digunakan untuk membunuh sel-sel kanker dapat
berasal dari alat yang dipasang di kulit dekat lambung pasien (radiasi internal)
atau menggunakan alat khusus radiasi di rumah sakit (radiasi eksternal).
m
Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan untuk membunuh sel-sel kanker melalui
pemberian sejumlah obat. Obat-obatan kemoterapi dapat berbentuk tablet,
infus, atau kombinasi keduanya. Obat kemoterapi biasanya merupakan
kombinasi 2 atau 3 jenis obat berikut:
Epirubicin
Cisplatin
Capecitabine
Fluorouracil
Oxaliplatin
Irinotecan
Kemoterapi akan dikombinasikan dengan radioterapi atau operasi. Untuk
kanker lambung stadium lanjut yang tidak bisa dioperasi, kemoterapi dapat
membantu menghambat perkembangan kanker dan meredakan gejala yang
dirasakan. Kemoterapi dapat dilakukan selama beberapa minggu hingga
beberapa bulan. Prosedur ini akan menimbulkan beberapa efek samping,
seperti mual, muntah, diare, anemia, rambut rontok, dan penurunan berat
badan. Biasanya efek samping tersebut akan hilang setelah pengobatan
kemoterapi berakhir.
Pemberian Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat diberikan pada penderita lupus adalah:
Obat antiinflamasinonsteroid (OAINS), seperti naproxen dan ibuprofen,
untuk mengatasi nyeri dan demam.
Obat antimalaria, seperti hydroxychloroquine, untuk membantu mencegah
kekambuhan serta meredakan gejala lupus.
Kortikosteroid, seperti prednison, untuk mengatasi peradangan yang
terjadi pada lupus dengan mengontrol kerja sistem imun.
Obat imunosupresan, seperti methotrexatedan azathioprine, untuk
menekan kerja sistem imun.
Agen biologis, seperti belimumab dan rituximab, untuk mengurangi
jumlah protein tertentu yang memicu lupus.
Transfusi Darah Berulang
Penderita thalasemia mayor perlu melakukan transfusi darah tiap beberapa
minggu. Sebelum transfusi darah dilakukan, darah penderita dan darah
donor akan dicocokkan untuk menghindari reaksi yang tidak diinginkan.
Meskipun diperlukan, transfusi darah yang dilakukan berulang kali dapat
menyebabkan penumpukan zat besi di dalam tubuh. Kondisi ini bisa
menimbulkan komplikasi berupa penyakit liveratau penyakit jantung.
Untuk mencegahnya, penderita perlu mendapatkan terapi kelasi. Obat yang
diberikan dalam terapi ini bisa dalam bentuk tablet maupun suntik, dan
berfungsi untuk menarik zat besi dari dalam tubuh. Contoh obatnya
adalah deferiprone, deferasirox, dan deferoxamine. Terapi kelasi akan
dimulai satu atau dua tahun setelah penderita menjalani transfusi darah
rutin.
yang aman serta intensitasnya. Untuk melindungi diri dari infeksi, penderita
dianjurkan untuk rajin mencuci tangan dan membatasi interaksi dengan
orang sakit. Perlindungan ini dibutuhkan terutama untuk penderita yang
sudah menjalani operasi pengangkatan limpa.
1. DIABETES MELLITUS
a. Terapi medis penyakit diabetes Mellitus
- Metformin
- Terapi Insulin
- Tolbutomid, tolazamid, saetoheksimid, klorpropamid,
- Gliburid, glipizid,glikazid,glimepirid
b. Terapi komplementer penyakit diabetes Mellitus
- Terapi reiki
m
- Ketumbar
- Jamu
1. Sambiloto
Daun sambiloto mempunyai kandungan senyawa aktif yaitu flavanoid
yang mengandung antioksidan yang dapat mengikat radikal di dalam
tubuh. Selain itu, ditemukan pula kandungan andrografolid yang mampu
menurunkan kadar gula darah pada tikus dengan diabetes
melitus.Sebelumnya, juga pernah ada penelitian dari National Univerisity
of Singapore yang melaporkan bahwa ekstrak sambiloto dapat
menurunkan kadar glukosa darah pada tikus DM tipe 1 secara poten.
2. Pare
Besok-besok kalau makan siomay, jangan lupa minta pakai pare ya.
Momordica Charantia alias pare ternyata dapat digunakan sebagai
antidiabetes dan agen antihiperglikemik, kondisi di mana tubuh punya
terlalu banyak glukosa dalam darah. Mulai dari ekstrak daging buah, biji,
dapat bahkan daunnya terbukti memiliki efek hipoglikemik dalam
berbagai model hewan coba.
3. Lidah buaya
Lidah buaya sering disebut sebagai obat dari berbagai macam penyakit,
salah satunya untuk diabetes. Nah ternyata, dalam lidah buaya juga
ditemukan efek hipoglikemik pada tikus diabetes. Lidah buaya juga
diketahui memiliki antivitas antiinflamasi dan dapat meningkatkan
penyembuhan luka pada tikus diabetes, tergantung dosis.
4. Daun salam
Salam alias Eugenia polyatha Wight merupakan tumbuhan liar yang
tumbuh di hutan, pegunungan, bahkan di pekarangan rumah. Ada
beberapa kandungan salam seperti minyak atsiri yang mengandung sitral,
eugenol, tannin dan flavanoid.Pernah ada penelitian yang dilakukan pada
kelinci mengenai kandungan salam untuk menurunkan gula dalam darah.
Dilaporkan, infus daun salam 175 mg/kg berat badan kelinci dapat
menurunkan kadar glukosa darah kelinci.
5. Brotowali
Penelitian tentang digunakannya brotowali sebagai obat alternatif
diabetes melitus tipe 2 pernah dilakukan di Malaysia, oleh Noor et al.
Dilaporkan adanya efek hipoglikemik dari brotowali karena adanya
kenaikan kadar insulin akibat pemberian brotowali pada hewan
percobaan.
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4593510/5-herbal-yang-baik-
untuk-terapi-diabetes-pare-salah-satunya
- Bawang putih
- Kunyit
- Karotenoid
- Teh hijau
- Ginseng
- Flax seed
- Daun belalai gajah
- Daun sirsak
- Daun keladi tikus
1. Bawang putih
Selain digunakan sebagai penyedap rasa, bawang putih juga dapat
berfungsi sebagai obat tradisional kanker payudara. Kandungan senyawa
ajoene di dalam bawang putih sanggup memperlambat produksi sel-sel
kanker. Selain itu, sifat antikanker bawang putih juga berasal dari kadar
sulfida organik dan polisufidanya yang tinggi. Ekstrak bawang putih juga
dapat mengeliminasi zat karsinogen penyebab kanker, meningkatkan
enzim detoksifikasi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
2. Kunyit
Obat tradisional kanker payudara selanjutnya yaitu kunyit. Kandungan
senyawa kurkumin yang begitu tinggi di dalam tanaman herbal ini
merupakan antioksidan yang diklaim efektif menghambat perkembangan
sel kanker di area paru, payudara, kulit dan lambung. Selain itu, sebuah
riset juga menyebutkan, senyawa kurkumin sanggup menghambat
pertumbuhan sel kanker di semua stadium. Tanaman yang kerap
dijadikan bahan minuman dan makanan ini juga dapat meningkatkan
kadar antioksidan alami dalam tubuh.
3. Teh hijau
Senyawa polifenol di dalam teh hijau juga berperan sebagai zat
antikanker. Sebuah riset menyebutkan tanaman ini efektif melawan
tumor dan mutasi genetik. Menurut sebuah penelitian, para 472 pasien
yang mengidap kanker payudara stadium I dan II yang mengonsumsi
lebih dari 5 cangkir teh hijau per hari (rata-rata 8 gelas) menunjukkan
tingkat kekambuhan kanker payudara yang lebih rendah sebesar 16,7%,
daripada mereka yang mengonsumsi kurang dari 4 cangkir per hari.
Namun pada pasien kanker payudara stadium III, teh hijau tidak
menunjukkan penurunan kekambuhan karena pada stadium ini sudah
banyak terjadi perubahan genetik dalam sel.
4. Daun belalai gajah
Daun belalai gajah mengandung senyawa antikanker alkaloid yang kerap
digunakan dalam kemoterapi modern. Kemampuan tanaman ini dalam
menangkal radikal bebas juga berasal dari kandungan berbagai
antioksidannya yang tinggi seperti terpenoid, flavonoid, steroid, saponin,
asam fenolik, dan tanin.
5. Bajakah
m
- Bayam
1. Bawang Putih
Sebuah 2014 studi yang dimuat dalam Spandidos Publications
menemukan bahwa ekstrak bawang putih hitam tua dapat menghambat
pertumbuhan jalur perkembangan kanker usus besar. Hal ini
menunjukkan, bahwa ekstrak bawang hitam tua mungkin dapat
digunakan dalam pencegahan dan pengobatan kanker usus besar di masa
depan. Melansir dari onlymyhealth.com, bawang putih dapat
menghentikan pembentukan dan aktivitas zat penyebab kanker,
meningkatkan perbaikan, mengurangi proliferasi sel atau memicu
kematian sel.
2. Kunyit
Kunyit, bumbu dapur yang seringkali diolah menjadi jamu sekaligus
andalan kaum perempuan ketika datang bulan. Ternyata kunyit tidak
hanya memiliki khasiat untuk datang bulan, tetapi juga mencegah kanker
usus. Penelitian dalam studi klinis menunjukkan bahwa kurkumin dalam
akar kunyit memiliki kemampuan kuar mengobati gejala kanker.
Termasuk melawan peradangan yang sama seperti obat-obatan anti
inflamasi sintetis seperti Tylenol dan didukung oleh lebih dari 570
penelitian.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://bangka.tribunnews.com/amp/2019/
01/22/kunyit-dan-bawang-putih-obat-alami-kanker-usus-penyakit-yang-
7-tahun-diidap-istri-ustaz-
maulana&ved=2ahUKEwjrttaz5d3qAhUlguYKHf3rAsAQFjABegQIBR
AK&usg=AOvVaw3DRdmLsCAXsMPe1_XMLigR&cf=1
- Kunyit
3. Acaiberry
Acaiberry mengandung Antosianin dan Flavonoid, keduanya merupakan
antioksidan kuat yang melindungi dan mengurangi efek radikal bebas
dari tubuh. Dengan mengurangi efek radikal bebas, antioksidan ini
mampu menurunkan risiko penyakit kanker, mengurangi peradangan dan
memperlambat penyebaran sel kanker.
4. Biji Anggur
Biji Anggur mengandung senyawa Resveratrol dalam jumlah tinggi, yang
membantu melindungi tubuh terhadap sel-sel kanker. Resveratrol telah
dipelajari dengan baik dalam hal pencegahan dan pengobatan kanker,
dengan mengurangi peradangan, bertindak sebagai antioksidan, serta
mencegah pertumbuhan dan penyebaran sel-sel kanker didalam tubuh.
5. Guarana
Serbuah riset epidemiologi terbaru telah mengungkapkan relasi antara
buah Guarana yang dapat mencegah terbentuknya penyakit kanker. Riset
yang dilakukan ini melihat reaksi dari senyawa Guaranine yang terdapat
pada Guarana. Senyawa ini adalah antioksidan super yang berfungsi
sebagai anti proliferasi atau dapat menghambat pertumbuhan sel kanker
m
1. Buah Mengkudu
Menurut masyarakat, buah ini sering digunakan untuk mengobati
diabetes dan sudah terbukti manjur. Selain itu, buah mengkudu memiliki
kandungan dammacenthel yang mana kandungan tersebut mampu
membunuh sel kanker dan sekaligus menjaga tubuh dari jaringan yang
abnormal seperti sel-sel kanker. Maka dari itu buah mengkudu juga bisa
kamu gunakan untuk menyembuhkan miom sebelum terlambat.
m
- Selenium
- Produk teh hijau
- Minyak ikan
- Vitamin D
Penyakit lupus tidak bisa disembuhkan secara total. Namun, kamu bisa
menangani penyakit lupus sesuai dengan gejala dan keluhan yang dialami.
Ada beberapa obat tradisional penyakit lupus yang bisa digunakan untuk
mengurangi gejalanya. Berikut ada lima obat tradisional penyakit lupus
yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:
1. Kunyit
Kunyit bisa dijadikan sebagai obat tradisional penyakit lupus. Kunyit
dipercaya efektif menyembuhkan penyakit seperti batuk atau panas, dan
bermanfaat untuk penyakit lupus juga. Kunyit bisa bekerja untuk
meringankan penyakit lupus karena memiliki kandungan yang
mengandung anti-inflamatory yang dapat menyembuhkan ruam-ruam
pada kulit serta anti-kanker.
2. Produk Teh Hijau
Teh hijau mengandung polifenol yang mampu meringankan kondisi
penyakit lupus. Hal ini dikarenakan polifenol dapat memberikan efek
perlindungn terhadap reaksi autoimun pada kelenjar saliva dan kulit
dengan menekan autoantigen dan menurunkan regulasi sitokin inflamasi.
Namun, penelitian lebih lanjut terkait keefektifan produk teh hijau
mampu meringankan gejala penyakit lupus perlu dilakukan lagi.
Penderita penyakit lupus yang ingin menggunakan obat tradisional
penyakit lupus harus mengimbanginya dengan pengobatan medis agar
hasil maksimal. Tentunya tetap dengan dosis yang dianjurkan oleh para
ahli professional.
https://m.liputan6.com/hot/read/4111500/5-obat-tradisional-penyakit-lupus-
bantu-kurangi-gejalanya
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengobatan konvensional adalah pengobatan yang dilakukan untuk
mengobati penyakit medis.Contoh pengobatan melalui medis: dilakukan oleh
dokter, melalui operasi untuk mengobati penyakit, dan menggunakan obat-obatan
untuk penyembuhannya.
Terapi komplementer adalah terapi yang dilakukan untuk menangani penyakit
di luar tindakan konvensional dari dokter. Disebut sebagai terapi komplementer
karena beberapa terapi tersebut melengkapi penanganan medis dan rumah sakit.
Walau berpotensi untuk membantu penanganan konvensional dari dokter, penting
untuk diingat bahwa terapi komplementer tidak menggantikan pengobatan dokter.
m
B. Saran
Masyarakat yang ingin hidup sehat serta terhindar dari berbagai penyakit maka
mulailah pola hidup sehat seperti: olah raga, perbanyak minum air putih, dan
banyak mengkonsumsi buah-buahan.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.wima.ac.id/12901/2/BAB%20I.pdf.
https://www.alodokter.com/diabetes-tipe-2/pengobatan
https://www.alodokter.com/kanker-serviks/pengobatan
https://www.alodokter.com/kanker-payudara/pengobatan
https://www.halodoc.com/artikel/langkah-langkah-pengobatan-kanker-kolorektal
https://www.halodoc.com/artikel/jenis-terapi-untuk-mengobati-kanker-darah
https://www.alodokter.com/tumor-otak/pengobatan
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/kesehatan/penyakit/kanker-nasofaring/
%3famp
https://www.alodokter.com/kanker-lambung
https://www.alodokter.com/lupus/pengobatan
https://www.alodokter.com/thalassemia/perawatan