Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

PNEUMONIA
DI RUANG ICU RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun Oleh:
Achmad Ibrahim, S.Kep NIM. 131823143022
Lilik Manowati, S. Kep NIM. 131823143027
Laily Bestari P, S.Kep. NIM. 131823143009
Firda Dwi Yuliana, S.Kep NIM. 131823143032
Lia Wahyu Utami, S. Kep. NIM. 131823143071

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang Studi : Keperawatan Kritis
Tema : Pneumonia
Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : Ruang ICU RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal/jam : Jum’at, 13 September 2019/ pukul 15.00-15.30 (30 menit)

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan pembelajaran diharapkan peserta dapat mengetahui
dan memahami tentang pneumonia

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan (health education), peserta mampu
menyebutkan dan mengaplikasikan:
1. Pengertian pneumonia
2. Penyebab pneumonia
3. Tanda dan gejala pneumonia
4. Pemeriksaan pneumonia
5. Faktor resiko terserang pneumonia
6. Cara pencegahan pneumonia
7. Pengobatan pneumonia

III. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab/ diskusi

IV. Media
Lembar balik, leaflet

V. Materi
1. Pengertian pneumonia
2. Penyebab pneumonia
3. Tanda dan gejala pneumonia
4. Pemeriksaan pneumonia
5. Faktor resiko terserang pneumonia
6. Cara pencegahan pneumonia
7. Pengobatan pneumonia

VI. Pelaksanaan
KEGIATAN
NO. WAKTU KEGIATAN PESERTA
PENYULUHAN
1. 5 menit Pra-interaksi
1. Menyiapkan alat atau 1.Alat dan media siap
media SAP sebelum penyuluhan
2. Menyiapkan mental dan 2.Mahasiswa siap mental dan
fisik mahasiswa yang fisik
melakukan penyuluhan
3. Menyiapkan masyarakat
3.Masyarakat berkumpul
sebagai peserta
untuk pelaksanaan
penyuluhan
penyuluhan
2. 5 menit Orientasi
1. Mengucapkan salam 1.Membalas salam
2. Memperkenalkan diri
2.Mendengarkan penjelasan
3. Menyampaikan maksud
3.Mendengarkan penjelasan
dan tujuan
4. Menentukan waktu dan
4.Setuju dengan kontrak
materi sebelum
waktu dan materi
penyuluhan
3. 15 menit Kerja
1. Menjelaskan Pengertian 1.Mendengarkan penjelasan
Pneumonia
2. Menjelaskan Penyebab 2.Mendengarkan penjelasan
Pneumonia
3. Menjelaskan Tanda Gejala 3.Mendengarkan penjelasan
Pneumonia
4. Menjelaskan Pemeriksaan 4.Mendengarkan penjelasan
Pneumonia
5. Menjelaskan Faktor 5.Mendengarkan penjelasan
Resiko Terserang
Pneumonia 6.Mendengarkan penjelasan
6. Menjelaskan Cara
Pencegahan Pneumonia 7.Mendengarkan penjelasan
7. Menjelaskan Pengobatan
Pneumonia
4. 10 menit Terminasi
1. Mendengarkan dan
1.Mengevaluasi peserta
menjawab
dengan menanyakan
kembali materi yang telah
disampaikan
2.Memberikan reinforcement 2. Peserta antusias dan siap
positif terhadap peserta mengaplikasikan
pendidikan kesehatan yang
3.Memberikan kesimpulan telah disampaikan
3. Mendengarkan
dan menegaskan kembali
kepada peserta mengenai
kemoterapi
4.Mengucapkan salam
4. Membalas salam penutup

VII. Pengorganisasian
1. Moderator : Achmad Ibrahim, S.Kep
2. Penyuluh : Firda Dwi Yuliana, S.Kep
3. Fasilitator : Laily Bestari P, S.Kep
4. Observer : Lia Wahyu Utami, S.Kep
5. Notulen : Lilik Manowati S.Kep
VIII. Setting Tempat

IX. Uraian Tugas


1. Moderator
1) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
2) Mengatur proses dan lama penyuluhan.
3) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh / Pengajar
1) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyampaian materi penyuluhan.
2) Menyampaikan / menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator

1) Ikut bergabung dan duduk di antara peserta.


2) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya materi penyuluhan yang belum jelas.
4) Menginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang kurang jelas atau
mengena bagi peserta.

4. Observer
1) Mencatat nama, alamat, dan jumlah peserta yang datang serta
menempatkan diri ke tempat yang memungkinkan dapat mengawasi
jalannya proses penyuluhan
2) Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
3) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
4) Menyampaikan evaluasi langsung secara tertulis pada penyuluh tentang
hal yang dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan

X. Evaluasi
1. Evaluasi Stuktur
1) Kesiapan materi, kesiapan SAP
2) Penyelenggaraan dilakukan oleh mahasiswa. Tim penyuluh kesehatan
lengkap dengan jumlah 6 orang, terdiri atas :
(1) Penyuluh (1) Pembawa acara
(3) Fasilitator (1) Observer.
3) Tim penyuluh kesehatan menguasai materi penyuluhan dengan konsep
yang sama
4) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang ICU RSUD Dr.
Soetomo. Lingkungan/ruang penyuluhan cukup luas untuk peserta
penyuluhan, suasana cukup tenang.
5) Peralatan : powerpoint dan leaflet menarik dan jelas dibaca.
6) 100 % peserta yang diundang datang pada acara penyuluhan.
2. Evaluasi proses

1) Pembawa acara, fasilitator, observer, penyuluh menjalankan


fungsinya sesuai dengan uraian tugas.
2) Penyuluh menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan
suasana yang rileks.
3) 100 % peserta mengikuti secara aktif acara penyuluhan dari awal
sampai akhir.
4) 100 % peserta bertanya tentang materi penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
Setelah proses penyuluhan diharapkan peserta dapat :

1) Menjelaskan pengertian pneumonia


2) Menjelaskan penyebab pneumonia
3) Menjelaskan tanda gejala pneumonia
4) Menjelaskan pemeriksaan pneumonia
5) Menjelaskan faktor resiko terserang pneumonia
6) Menjelaskan cara pencegahan pneumonia
7) Menjelaskan pengobatan pneumonia
MATERI PENYULUHAN
PNEUMONIA

1. PENGERTIAN PNEUMONIA

Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang

disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang

disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan

peradangan paru yang disebabkan oleh non mikroorganisme (bahan kimia, radiasi,

aspirasi bahan toksik, obatobatan dan lain-lain) disebut pneumonitis (PDPI, 2003).

Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paruparu

(alveoli), dengan gejala batuk pilek yang disertai nafas sesak atau nafas cepat.

Penyakit ini mempunyai tingkat kematian yang tinggi. Secara klinis pada anak

yang lebih tua selalu disertai batuk dan nafas cepat dan tarikan dinding dada

kedalam. Namun pada bayi seringkali tidak disertai batuk (Pamungkas, 2012).
2. PENYEBAB PNEUMONIA
1) Bakteri
Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme

gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan

streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus

influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.


2) Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi

droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama

pneumonia virus.
3) Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui

penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan

pada kotoran burung, tanah serta kompos.


4) Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).

Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.

Cara terjadinya penularan berkaitan pula dengan jenis kuman, misalnya

infeksi melalui droplet sering disebabkan Streptococus pneumoniae, melalui slang

infus oleh Staphylococus aureus sedangkan infeksi pada pemakaian ventilator

oleh Pseudomonas aeruginosa (IPD, 2009). Pneumonia dapat disebabkan oleh

berbagai macam mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari

kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri

banyak disebabkan bakteri gram positif, pneumonia di rumah sakit banyak

disebabkan bakteri gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak

disebabkan oleh bakteri anaerob (PDPI, 2003).


3. KLASIFIKASI PNEUMONIA

Menurut Departemen Kesehatan RI , pneumonia diklasifikasikan sebagai

berikut :

1) Pneumonia berat

2) Peumonia ringan

3) Bukan pneumonia ( penyakit paru lain)

(Kemenkes, 2010).

Sedangkan pada panduan persatuan dokter paru indonesia (2003),

pneumonia diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Berdasarkan klinis dan epidemiologis :

a. Pneumonia komuniti (Community Acquired Pneumonia)

b. Pneumonia nosokomial (Hospital Acqiured Pneumonia /

Nosocomial Pneumonia)

c. Pneumonia aspirasi

d. Pneumonia pada penderita Immunocompromised

pembagian ini penting untuk memudahkan dalam penatalaksanaan.

2) Berdasarkan bakteri penyebab

a. Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia.

Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang

peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik,

Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza.

b. Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan

Chlamydia

c. Pneumonia virus
d. Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi

terutama pada penderita dengan daya tahan lemah

(immunocompromised)

3) Berdasarkan predileksi infeksi

a. Pneumonia lobaris, Sering pada pneumania bakterial, jarang pada

bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau

segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus

misalnya : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan

b. Bronkopneumonia, Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada

lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus.

Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan

obstruksi bronkus

c. Pneumonia interstisial

(PDPI, 2003)

4. PATOGENESIS PNEUMONIA

Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikroornagisme di paru.

Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi

ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembang

biak dan menimbulkan penyakit. Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada

kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran

napas.

Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan :

1) Inokulasi langsung
2) Penyebaran melalui pembuluh darah

3) Inhalasi bahan aerosol

4) Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah secara Kolonisasi.

Kolonisasi adalah proses dimana bakteri menempati dan bermultiplikasi pada

suatu daerah tertentu pada tubuh manusia. Secara inhalasi terjadi pada infeksi

virus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteri

dengan ukuran 0,5 -2,0 m melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau

alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila terjadi kolonisasi pada saluran

napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah

dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan infeksi dari

sebagian besar infeksi paru. Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi

pada orang normal waktu tidur (50 %) juga pada keadaan penurunan kesadaran,

peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse) (PDPI, 2003).

Sekresi orofaring mengandung konsentrasi bakteri yang tinggi 10 8- 10/ml,

sehingga aspirasi dari sebagian kecil sekret (0,001 - 1,1 ml) dapat memberikan

titer inokulum bakteri yang tinggi dan terjadi pneumonia. Pada pneumonia akibat

virus terjadi efek sitopatik dimana menyebabkan nekrosis sel epitel dan terjadi

peningkatan mukus bronkial (Herdanto, 2010). Pada pneumonia mikroorganisme

biasanya masuk secara inhalasi atau aspirasi. Umumnya mikroorganisme yang

terdapat disaluran napas bagian atas sama dengan di saluran napas bagian bawah,

akan tetapi pada beberapa penelitian tidak di temukan jenis mikroorganisme yang

sama (PDPI, 2003).

Pada Histoplasma capsulatum dan Blastomyces dermatitides, terjadi inhalasi


spora dan terakumulasi pada alveoli. Tubuh akan merespon dengan pelepasan

makrofag alveolar untuk memfagositosis jamur tersebut. Didalam sel makrofag,

jamur justru dapat mengalami multiplikasi spora intrasel. Selanjutnya makrofag

akan menuju limfonodi mediastinal, akan mengalir dalam sirkulasi darah yang

merupakan penyebaran secara hematogen (Herdanto, 2010)

5. TANDA DAN GEJALA PNEUMONIA


1) Anamnesis
Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu

tubuh meningkat dapat melebihi 400 C, batuk dengan dahak mukoid

atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada

(PDPI, 2003).
2) Pemeriksaan fisik
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada

inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa

palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi

terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin

disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar

pada stadium resolusi (PDPI, 2003).

6. PEMERIKSAAN PNEUMONIA
1) Pemeriksaan Radiologi (chest X-Ray)
Teridentifikasi adanya penyebaran (misalnya lobus dan bronchial),

menunjukkan multiple abses dan infiltrasi (bacterial), penyebaran

extensivenodul infiltrat (viral)


2) Pemeriksaan Laboratorium
Leukositosis menunjukkan adanya infeksi bakteri dan menentukan

diagnosis secara spesifik. LED biasanya meningkat.


3) Elektrolit: Sodium dan klorida menurun, bilirubin biasanya meningkat.
4) Analisis Gas Darah dan Pulse Oximetry
Menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen.
5) Pewarnaan gram/ cultur sputum dan darah untuk mengetahui organisme

Penyebabnya
6) Pemeriksaan fungsi paru-paru
Volume paru-paru mungkin menurun, tekanan saluran udara meningkat,

kapasitas pemenuhan udara menurun dan hipoksemia.

Penjelasan lain dari PDPI (2003), berikut merupakan pemeriksaan

penunjang dari pneumonia

1) Gambaran radiologis

Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa

infiltrat sampai konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab

bronkogenik dan interstisial serta gambaran kaviti. Foto toraks saja

tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya

merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya gambaran

pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus pneumoniae,

Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau

gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering

menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun

dapat mengenai beberapa lobus (PDPI, 2003).

2) Pemeriksaan labolatorium

Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit,

biasanya lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan

pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi

peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan

pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat


positif pada 20- 25% penderita yang tidak diobati. Analisis gas darah

menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut dapat

terjadi asidosis respiratorik (PDPI, 2003).

3) Pemeriksaan dahak

Cara pengambilan : bahan Cara pengambilan bahan untuk pemeriksaan

bakteriologik dapat secara noninvasif yaitu dibatukkan (dahak), atau

dengan cara invasif yaitu aspirasi transtorakal, aspirasi transtrakeal,

bilasan / sikatan bronkus dan BAL. Diagnosis pasti bila dilakukan

dengan cara yang steril, bahan didapatkan dari darah, cairan pleura,

aspirasi transtrakeal atau aspirasi transtorakal, kecuali ditemukan

bakteri yang bukan koloni di saluran napas atas seperti M. tuberkulosis,

Legionella, P. carinii. Diagnosis tidak pasti (kemungkinan) : dahak,

bahan yang didapatkan melalui bronkoskopi (BAL, sikatan, bilasan

bronkus dll).

Cara invasif walaupun dapat menemukan penyebab pasti tidak

dianjurkan, hanya digunakan pada kasus tertentu. Untuk penderita rawat

inap dianjurkan, hanya digunakan pada kasus tertentu. Untuk penderita

rawat inap dianjurkan pemeriksaan rutin kultur dahak pada kasus berat,

sebaiknya dilakukan sebelum pemberian antibiotik. Pemeriksaan Gram

harus dilakukan sebelum pemeriksaan kultur.

Cara pengambilan & pengiriman dahak yang benar : Pengambilan

dahak dilakukan pagi hari. Pasien mula-mula kumur-kumur dengan

akuades biasa, setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudian

membatukkan dahaknya. Dahak ditampung dalam botol steril dan


ditutup rapat. Dahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih

dari 4 jam). Jika terjadi kesulitan mengeluarkan dahak, dapat dibantu

nebulisasi dengan NaCl 3%.

7. FAKTOR RESIKO TERSERANG PNEUMONIA


1) Orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah seperti penderita

HIV/AIDS, penyakit kronis jantung dan DM, orang yang rutin

menjalani kemoterapi, dan orang yang rutin meminum obat golongan

immunosupresan dalam waktu yang lama.


2) Perokok dan peminum alkohol
Pada perokok berat dapat mengalami iritasi pada saluran pernapasan

(bronchial) yang akhirnya menimbulkan sekresi mukus (dahak). Bila

dahak mengandung bakteri maka dapat menyebabkan pneumonia.

Alkohol berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih sehingga daya

tahan tubuh dalam melawan suatu infeksi menjadi lemah.


3) Pasien yang berada di ruang perawatan intensif
Pasien yang dilakukan tindakan ventilator (alat bantu nafas)

endotracheal tube sangat beresiko terkena pneumonia. Saat mereka

batuk akan mengeluarkan tekanan balik isi lambung ke tenggorokan,.

Bila hal itu mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas, ia

sangat berpotensi terkena pneumonia.


4) Menghirup udara yang tercemar polusi zat kimia
Resiko tinggi dihadapi petani apabila mnyemprotkan tanaman dengan

zat kimia tanpa memakai masker adalah terjadinya iritasi dan

menimbulkan peradangan pada paru-paru dan selanjutnya rentan

terserang pneumonia.
5) Pasien yang lama berbaring
Orang yang menjalani istirahat baring lama memiliki resiko tinggi

terkena pneumonia karena saat tidur berbaring sangat mungkin riak


berkumpul di rongga paru-paru dan menjadi media berkembangnya

bakteri

Tabel Faktor resiko utama untuk patogen tertentu pada Pneumonia

(sumber : IPD, 2009).

Patogen Faktor Resiko


Staphylococcus aureus Koma, cedera kepala, influeza,
pemakaian obat IV, DM, gagal ginjal
Methicilin resisten Pernah dapat antibiotik, ventilator> 2
Staphylococcus aureus hari lama dieawat di ICU , terapi
steroid/antibiotik
Pseudomonas aeruginosa Kelainan struktur paru
(bronkietaksis,kistik fibrosis),
malnutrisi
Anaerob Aspirasi, selesai operasi abdomen
Achinobachter Antibiotik sebelum onset pneumonia
dan ventilasi mekanik

8. CARA PENCEGAHAN

1) Pola hidup sebut termasuk tidak merokok

2) Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza) sampai saat ini

masih perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya. Pemberian

vaksin tersebut diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia

lanjut, penyakit kronik , diabetes, penyakit jantung koroner, PPOK,

HIV, dll. Vaksinasi ulang direkomendasikan setelah > 2 tahun. Efek

samping vaksinasi yang terjadi antara lain reaksi lokal dan reaksi yang

jarang terjadi yaitu hipersensitiviti tipe 3.


9. PENGOBATAN PNEUMONIA
1) Terapi antibiotic
Merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan manifestasi

apapun, yang dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman

penyebabnya.
(1) Antibiotik yang biasanya menjadi pilihan sebagai terapi awal

adalah amoxilin, clarithromycin atau erithromycin untuk beberapa

pasien CAP (Community Acquired Pneumonia).


(2) Pada kasus pneumonia CAP yang disebabkan oleh bakteri atypical,

antibiotik yang menjadi pilihan peratama penderita adalah dari

golongan makrolida seperti azithromycin dan clarithromycin,

fluoroquinolol, dan doxycycline.


(3) Antibiotik untuk pneumonia HCAP (Hospital Acquired pneumonia)

adalah chepalosporin generasi ketiga dan keempat, carbapenem,

fluoroquinolol, aminoglikosida dan vancomycin.


2) Terapi suportif umum
(1) Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96

% berdasar pemeriksaan AGD


(2) Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak yang

kental
(3) Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran

untuk batuk dan napas dalam


(4) Pengaturan cairan: pada pasien pneumonia, paru menjadi lebih

sensitif terhadap pembebanan cairan terutama pada pneumonia

bilateral
(5) Pemberian kortikosteroid, diberikan pada fase sepsis
(6) Ventilasi mekanis : indikasi intubasi dan pemasangan ventilator

dilakukan bila terjadi hipoksemia persisten, gagal napas yang

disertai peningkatan respiratoy distress dan respiratory arrest


(7) Drainase empiema bila ada

DAFTAR PUSTAKA

Feliciano DV, Dkk. 2008. Trauma Sixth Edition New York: McGraw Hill
Purnawan,I.,at.all.2010, Mengelola pasien dengan ventilator mekanik, Reka Tama,
Jakarta, hal.21
Tanjung, Dudut.2003.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Ventilasi Mekanik. Diakses
dari http://library.usu.ac.id/ pada tanggal 6 Januari 2016 diakses Pukul: 09:04
WIB
Mbaubedari, Sokrates. 2011. Formula Penilaian Resiko Operasional Ventilator
Mekanik Bagi Perawat. Diakses dari http://lontar.ui.ac.id/ pada tanggal 6 Januari
2016 diakses Pukul: 09:15 WIB
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Tempat: Ruang Tunggu ICU RSUD.Dr. Soetomo Surabaya


Hari/tanggal : Jum’at, 13 September 2019
Jam/Waktu : 15.00-15.30 (30 menit)

No Nama peserta Alamat TTD


1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA
PROGRAM PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kriteria Stuktur √ Kriteria Proses √ Kritera Hasil √


a. Kontrak waktu dan Pembukaan: a. Peserta hadir
b. Acara dimulai
tempat diberikan a. Mengucapkan salam dan
tepat waktu
satu hari sebelum memperkenalkan diri
c. Peserta mengikuti
acara dilakukan b. Menyampaikan tujuan dan
acara sesuai
b. Pengumpulan SAP maksud penyuluhan
dengan aturan
dilakukan satu hari c. Menjelaskan kontrak waktu dan
yang disepakati
sebelum mekanisme d. Peserta
pelaksanaan d. Menyebutkan materi penyuluhan memahami
penyuluhan materi yang telah
c. Peserta hadir pada Pelaksanaan: disampaikan dan
tempat yang telah a. Menggali pengetahuan dan menjawab
ditentukan Pengalaman sasaran penyuluhan pertanyaan
d. Pengorganisasian tentang Pneumonia. dengan benar
penyelenggaraan b. Menjelaskan materi penyuluhan
penyuluhan berupa :
dilakukan sebelum 1.Pengertian Pneumonia
dan saat 2.Penyebab Pneumonia
penyuluhan 3.Tanda Dan Gejala Pneumonia
dilaksanakan 4.Pengobatan Pneumonia
5.Faktor resiko terserang
Pneumonia
6. Cara Pencegahan Pneumonia
7. Pengobatan Pneumonia
c. Memberikan kesempatan kepada
sasaran penyuluhan untuk
mengajukan pertanyaan mengenai
materi yang disampaikan
d. Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh peserta penyuluhan
e. Peserta antusias dalam mengikuti
penyuluhan
f. Peserta mendengarkan dan
memperhatikan penyuluhan
dengan seksama

Catatan Evaluasi :

Surabaya, 31 Agustus 2018


Observer

(..................................................)
LEMBAR NOTULEN

Kegiatan : Penyuluhan Pneumonia


Topik : Pneumonia
Hari, Tanggal : Jum’at, 13 September 2018
Tempat: Ruang Tunggu ICU RSUD.Dr. Soetomo Surabaya
Waktu : 30 menit

Kegiatan Diskusi

1. Nama Penanya
...............................................................................................................................................
.
Pertanyaan
...............................................................................................................................................
.
...............................................................................................................................................
.
Jawaban
...............................................................................................................................................
.
...............................................................................................................................................
.
...............................................................................................................................................
.
2. Nama Penanya
...............................................................................................................................................
.
Pertanyaan
...............................................................................................................................................
.
...............................................................................................................................................
.
Jawaban
...............................................................................................................................................
.
...............................................................................................................................................
.
...............................................................................................................................................
.
3. Nama Penanya
...............................................................................................................................................
.
Pertanyaan
...............................................................................................................................................
.
...............................................................................................................................................
.
Jawaban
...............................................................................................................................................
.
...............................................................................................................................................
.
...............................................................................................................................................
.

Surabaya, 13 September 2019


Notulen

(..................................................)

Anda mungkin juga menyukai