Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi yang terutama
mengenai struktur saluran pernapasan atas maupun bawah yang berlangsung
selama 14 hari dan merupakan penyebab angka kesakitan dan kematian yang
tinggi. Infeksi respiratori atas terdiri dari rinitis, faringitis, tonsilitis, rinosinusitis
dan otitis media. Sedangkan infeksi respiratori bawah terdiri atas epiglotitis,
croup (laringotrakeobronkitis), bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia. Hanya
sekitar 5% melibatkan laring dan respiratori bawah sehingga berpotensi menjadi
serius. (Respirologi Anak, 2013).
Infeksi respiratori akut paling sering terjadi pada anak. Kasus Infeksi
saluran pernapasan akut merupakan 50% dari seluruh penyakit pada anak berusia
dibwah 5 tahun, dan 30% pada anak berusia 5-12 tahun. Anak berusia 1-6 tahun
dapat mengalami episode infeksi saluran pernapasan akut sebanyak 7-9 kali per
tahun,

tetapi biasanyan ringan. Puncak insiden biasanya terjadi pada usia 2-3

tahun. (Respirologi Anak, 2013).


Data menunjukkan insidensi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
berdasarkan World Health Organisation (WHO) adalah kurang lebih 13 juta anak
balita di dunia meninggal per tahun dan sebagian besar di negara berkembang
dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%20% pertahun pada golongan usia balita. Di indonesia sendiri infeksi saluran
napas merupakan penyebab kematian pertama pada kelompok bayi dan balita
dengan persentase 22, 30% dari seluruh kematian balita (depkes.go.id).
Di indonesia, IRA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan
pasien ke sarana kesehatan, yaitu 40-60 % dari seluruh kunjungan ke puskesmas
dan 15-30% dari seluruh kunjungan rawat jalan dan rawat inap RS. Pada tahun
2002 infeksi saluran pernapasan akut menempati peringkat pertama dari 10
penyakit terbanyak di rumah sakit umum di indonesia.

Penyebab terjadinya suatu infeksi dari balita adalah salah satunya dari
menurunnya sistem kekebalan tubuh atau adanya suatu gangguan kekebalan tubuh
yang menyebabkan seseorang mudah terkena infeksi. Terganggu sistem kekebalan
tubuh dapat disebabkan oleh banyak hal antara lain kurangnya asupan makanan
atau asupan gizi yang tidak adekuat. Dimana pada usia balita terjadi masa
perkembangan dan pertumbuhan yang tinggi sehingga asupan nutrisi harus
seimbang agar tidak adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi
yang dibutuhkan mulai dari karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Diantara
makronutrien dan mikronutrien yang berperan dalam hal perkembangan dan
pertumbuhan salah satunya fungsi dari vitamin A yang memiliki fungsi sebagai
kekebalan tubuh. Di indonesia angka kekurangan vitamin A masih tinggi dari data
yang di dapat dari Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2009
menunjukkan lebih dari sembilan juta anak-anak Indonesia dan satu juta
perempuan menderita kekurangan vitamin A. Tercatat pula 25 -30 % kematian
bayi dan balita di dunia disebabkan oleh kekurangan vitamin A, sedangkan di
Indonesia sekitar 14, 6 % anak di atas usia satu tahun mengalami kekurangan
vitamin A (Krisnamurthi, 2010).
Akibat kekurangan vitamin A tersebut anak mengalami banyak kelainan
mulai dari xeropthalmia, campak, pneunomia, diare, gizi buruk, infeksi saluran
pernapasan akut dan infeksi lain. Penyakit-penyakit tersebut disebabkan karena
berkurangnya vitamin A di jaringan mata yang dapat menyebabkan xeropthalmia
dan gangguan diferensiasi sel dan gangguan pada sistem imunitas yang dapat
menyebabkan infeksi.
Pemerintah indonesia mempunyai program untuk menanggulangi masalah
kekurangan vitamin A (KVA) dengan berbagai cara dari diversifikasi makanan dan
memberikan suplemen dosis tinggi. Program pemberian suplemen dosis tinggi
sudah dilaksanakan sejak tahun 1995. Program ini bertujuan untuk mencegah
masalah kebutaan dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Program tersebut
diberikan secara berkala pada bulan Februari dan Agustus melalui posyandu.
Program ini ditujukan pada semua kelompok yang memiliki kebutuhan vitamin A
yang tinggi diantaranya adalah bayi (6 - 11 bulan), balita (1 5 tahun) dan ibu

nifas dan dilaksanakan di semua tingkatan yaitu tingkat desa/kelurahan,


kecamatan, kabupaten/kota, propinsi dan pusat (depkes.go.id).
Program pemberian suplemen vitamin A dosis tinggi yang diberikan dalam
kapsul vitamin A di posyandu merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan
posyandu setiap bulan februari dan agustus. Selain program tersebut terdapat pula
program imunisasi, penyuluhan dan pemantauan gizi. Program yang dimiliki
posyandu bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka
kematian bayi (AKB).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,

infeksi saluran pernapasan akut

memiliki angka kejadian tertinggi pada balita dan vitamin A sebagai mikro nutrien
memiliki peran sebagai barrier kekebalan tubuh terhadap pajanan infeksi. Dengan
demikian, masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara
pemberian kapsul vitamin A dengan angka kejadian infeksi saluran pernapasan
akut pada balita di Puskesmas Kelurahan Rawa Terate periode SeptemberNovember 2013?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pemberian kapsul vitamin A dengan kejadian
infeksi saluran pernapasan akut pada balita.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk melihat gambaran pemberian kapsul vitamin A di Puskesmas
Kelurahan Rawa Terate periode September-November 2013
b. Untuk melihat gambaran penyakit infeksi saluran pernapasan akut di
Puskesmas Keluraha Rawa Terate periode September-November 2013
c. Untuk mengetahui hubungan pemberian kapsul vitamin A dengan
kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di Puskesmas
Kelurahan Rawa Terate periode September-November 2013

D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
Untuk menambah wawasan tentang ilmu kedokteran khususnya
hubungan pemberian kapsul vitamin A dengan angka kejadian infeksi
saluran pernapasan akut pada balita dan juga mengaplikasikan ilmu yang
telah didapat.
2. Manfaat Teoritis
Memberikan bukti ilmiah tentang hubungan pemberian kapsul
vitamin A dengan angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut.
3. Untuk Instansi Kesehatan
Sumber informasi bagi instansi kesehatan dan praktisi kesehatan di
wilayah kerja puskesmas tersebut tentang program yang dilaksanakan
pemerintah sesuai dengan tujuan yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai