net/publication/323390154
CITATIONS READS
0 6,328
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Anak Agung Ayu Putri Laksmidewi on 14 November 2018.
ABSTRAK
Latar Belakang: Penderita penyakit Parkinson berisiko didapatkan resting tremor, rigiditas, bradikinesia,
6 kali lebih tinggi untuk mengalami demensia hilangnya reflek postural, dan tanda Myerson positif
dibandingkan populasi normal. Parkinson’s Disease dengan stadium 4 Hoehn Yahr. Pemeriksaan
Dementia (PDD) terjadi pada stadium lanjut sebelum neurokognitif menunjukkan gangguan atensi, memori,
atau setelah munculnya gejala motorik, sedangkan visuospasial, fungsi eksekutif, dan halusinasi visual.
gangguan fungsi kognitif dan halusinasi visual terjadi Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
pada stadium awal. kepala menunjukkan atropi berat pada otak. Pasien
Kasus: Seorang wanita berusia 55 tahun dengan mengalami perbaikan klinis dengan terapi
keluhan gangguan memori yang semakin memberat farmakologis dan stimulasi kognitif.
sejak setahun lalu. Gejala fluktuatif, rekuren, menetap, Simpulan: Identifikasi dini gejala motorik, non
serta mengganggu aktivitas harian pasien. Pasien motorik, kognitif, dan neuropsikiatri terutama
mengeluh sering melihat bayangan orang atau binatang halusinasi visual pada pasien dengan penyakit
tertentu terutama di malam hari. Tidak ada gangguan Parkinson sangatlah penting guna memberikan
proses pikir atau bicara kacau. Pemeriksaan fisik tatalaksana yang tepat.
Background: The risk of dementia is 6 times higher in bradykinesia, loss of postural reflex and positive
people with Parkinson's Disease (PD). Parkinson's Myerson sign with stage 4 Hoehn Yahr.
Disease Dementia (PDD) is usually seen at an Neurocognitive examination found impairment of
advanced stage and may occur before or after the onset attention, memory, visuospasial, executive function,
of motor symptoms, meanwhile cognitive dysfunction with visual hallucinations. Head Magnetic Resonance
and visual hallucination occur in the early stage. Imaging showed severe brain atrophy. She experienced
Case: A 55-years-old woman with worsening memory improvement with pharmacological therapy and
impairment since 1 year ago. It is very fluctuating, cognitive stimulation.
recurrent, persistent so patients unable to perform her Conclusion: Early recognition of motoric, non-
daily activities. She often sees the shadow of a person motoric, cognitive, and neuropsychiatric symptoms
or particular animal especially at night. Examination mainly visual hallucination is essential to provide
revealed no distractions of thought or speech disorder. proper patient’s management.
Physical examination found resting tremor, rigidity,
psikosis halusinasi visual yang terjadi sebelum pada fungsi non motorik seperti fungsi kognitif,
terjadinya gangguan motorik (tremor, kekakuan motivasi, perhatian dan kontrol perilaku. Selain
ekstremitas dan langkah kecil-kecil). Pasien jalur dopamin, proses degeneratif juga mengenai
awalnya berobat ke psikiater karena perubahan jaras lain seperti jaras neurotransmitter
perilaku dan keluhan halusinasi visual dan noradrenalin dan serotonin. Hilangnya neuron
diberikan terapi antipsikotik. dopaminergik, serotonergik dan noradrenergik
Gejala psikotik berupa halusinasi visual akan mengakibatkan deplesi neurotransmitter
merupakan keluhan tersering pada PDD maupun dopamin, serotonin dan noradrenalin yang
DLB. Halusinasi merupakan persepsi sensoris selanjutnya mendasari timbulnya gangguan
tanpa adanya stimulus eksternal. Berbeda dengan kognitif pada PD.7
psikosis akibat penggunaan obat dopaminergik Gambaran MRI kepala pasien ini menunjukkan
ataupun delirium yang sering menyertai PD, adanya atropi serebri yang menyokong bahwa
halusinasi visual ini bersifat menetap, terjadi kerusakan neuron pada kasus demensia.
berfluktuasi, ataupun berulang. Halusinasi visual Kerusakan neuron pada PD terjadi pada area
ini tidak disertai dengan waham, bicara kacau, subkortikal dan kortikal. Degenerasi sistem
atau gejala negatif lainnya. Halusinasi yang dopaminergik mesokortikal menyebabkan deplesi
muncul biasanya berupa obyek familiar dan dopamin pada korteks frontal dari area
cenderung tidak membahayakan dengan bentuk tegmentum ventral yang menimbulkan gangguan
beragam. Sebaliknya halusinasi yang terjadi pada fungsi eksekutif. Hilangnya neuron kolinergik
demensia yang progresif akan berkembang tampak jelas pada nukleus basalis Meynert
sehingga mengancam dan membahayakan disertai dengan berkurangnya aktivitas kolinergik
menyebabkan tes realita yang terganggu, di korteks. Nukleus tersebut mengandung 90%
kepanikan, dan kecemasan pasien. Halusinasi neuron kolinergik dan merupakan proyeksi
pada DLB muncul sebelum gejala motorik kolinergik utama ke amigdala dan neokorteks.
sedangkan pada PDD muncul dalam kurun Sejalan dengan perubahan neuropatologis
setahun pasca gejala motorik.3 subkortikal, perubahan kortikal juga berperan
Pasien pada laporan kasus ini mengalami gejala pada etiologi PDD. Proses patologis α-synuclein
sindrom diseksekutif progresif dan fluktuatif ditemukan lebih banyak pada PDD dan DLB yang
dengan halusinasi visual yang disertai dengan juga memiliki gambaran patologis plak amyloid
gangguan aktivitas hidup harian. Profil gangguan seperti pada penderita Alzheimer. Gangguan
kognitif pada PD dapat dilihat dari berbagai area fungsi kognitif pada PD kemungkinan besar
kognitif yaitu atensi, fungsi eksekutif, memori akibat kombinasi beberapa faktor baik fungsional
dan visuospasial. Secara umum angka kejadian (neurotransmitter dan biokimia) maupun
gangguan kognitif pasien PD saat onset 2 dan 5 struktural (neuron dan sinapsis).8,9
tahun sebesar 2,4% dan 5,8%. Hal tersebut Terapi antiparkinson dapat mengurangi gejala-
memberikan gambaran bahwa gangguan kognitif gejala motorik melalui peningkatan ketersediaan
sebenarnya telah timbul pada stadium awal PD, dopamin. Prekursor dopamine yaitu levodopa
dan dalam banyak kasus gangguan ini merupakan terapi efektif untuk mengontrol gejala
asimtomatis, namun dapat terdeteksi dengan tes motorik pada PD. Pemberian levodopa ini
neuropsikologi.5 biasanya dikombinasikan dengan pemberian
Gejala PD baru akan muncul bila sel neuron preparat carbidopa, yang merupakan enzim
dopaminergik substansia nigra mengalami penghambat metabolisme dopamin di perifer.
kerusakan lebih dari 50%, penurunan kadar Pemberian agonis reseptor dopamine
dopamin hingga 80%, disertai pembentukan (pramipexole, ropinirole) dapat meningkatan
inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy Bodies).6 aktifitas dopamine pasca sinaps, sedangkan
Penurunan neurotransmitter dopamin penghambat oxidase-B monoamine (selegeline)
mengakibatkan gangguan pada jaras dan penghambat transferase katekolamin
dopaminergik yaitu jalur nigrostriatal, (talcapone), bekerja menghambat metabolisme
mesolimbik dan mesokortikal. Jalur nigrostriatal dopamin dan meningkatkan sinaps dopamin.
merupakan jalur dopamin yang berfungsi pada Amantadin dan agen antikolinergik seperti
sistem motorik, sedangkan jalur mesolimbik dan trihexiphenidyl juga digunakan untuk
mesokortikal merupakan jalur yang berperan mengkontrol gejala motorik. Pasien pada laporan
3