Anda di halaman 1dari 12

BED SITE DEATH

LABORATORIUM FORENSIK SEDERHANA DAN TOKSIKOLOGI


FORENSIK

Diajukan untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D)

SMF Ilmu Kedokteran Kehakiman

Disusun oleh:
Aditya Pratama Lokeswara 12100114006
Viana Villamanda Jatnika 12100114007

Preseptor:

Fahmi Arief Hakim., dr., Sp.F

SMF ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER (P3D)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RUMAH SAKIT UMUM dr. SLAMET GARUT

2015

Laboratorium forensik sederhana


Pengambilan sampel dapat diambil dari darah, cairan mani dan Spermatozoa,
golongan darah (darah, cairan mani, rambut, kuku, dan kerokan kuku), gonokok,
toksikologi, DNA dan lain-lain.

Pemeriksaan darah
Tujuan pemeriksaan:
Tuuan dilakukan pemeriksaan darah untuk identifikasi darah pelaku/korban,
Exclusion of paternity (kasus dimana seorang pria dituduh sebagai ayah dari anak yang
baru dilahirkan oleh seorang wanita), penculikan, kasus bayi yang tertukar, kasus tabrak
lari, perkosaan dan pembunuhan Darah kering atau bercak darah harus dibuktikan darah
atau bukan, darah manusia atau binatang, golongan darah dan darah menstruasi.

Hukum Mendel pada system ABO


Aglutinogen A atau B tidak mungkin timbul pada anak bila aglutinogen tersebut
tidak terdapat pada salah satu atau kedua orangtuanya. Orang tua dengan golongan darah
AB tidak mungkin mempunyai anak dengan golongan darah O. Anak dengan golongan
darah O, tidak mungkin mempunyai orang tua dengan golongan darah AB.
Pemeriksaan Laborium darah
1.Mikroskopis
2. Kimiawi :
a. Penyaring
b. Penentuan
3. Spektrofotometer
4. Serologik

Pemeriksaan bercak darah


Tes pendahuluan dilakukan dengan dengan tes benzidin dan tes lumiol. Tes
Benzidin didapatkan nilai positif apabila ditemukan warna hijau. Tes luminol
dikatakan positif apabila terjadi fluoresensi.
Tes penentu dilakukan dengan tes Teichman dan tes Takayama. Tes
Teichmann dikatakan positif apabila terbentuk kristal hemin HCL, yang berbentuk
batang dengan warna cokelat. Tes Takayama dikatakan positif apabila terbentuk
kristal pridine-hemokromogen, berbentuk bulu dengan warna jingga.
Prosedur khusus dilakukan untuk bercak darah kering. Tes absorpsi- elusi
dilakukan untuk darah kering. Diharapkan hasilnya terbentuk presipitat.
Reaksi Benzidine/ Phenophtalin
Prinsip :
Darah + H2O2 H2O + On
On + Reagen perubahan warna
Prosedur :
Gosok kertas saring pada darah/bercak yang dicurigai.
Tambahkan 1 tetes H2O2 20% dan 1 tetes reagen pada kertas tersebut.
Munculnya warna hijau-biru menunjukkan hasil positif
Interpretasi :
Hasil (+) mungkin darah
Hasil (-) PASTI BUKAN DARAH

Tes Luminal
Tujuan:
Melihat bercak bersinar
Metode:
Pakaian atau bahan yang mengandung bercak disemprot dengan reagensia luminol,
Pemeriksaan dilakukan dalam ruang yang gelap
Hasil
Hasil yang diharapkan : bercak darah kering tampak bersinar (luminescence) tes
paling sensitif untuk mendeteksi bercak darah. Pembuatan reagensia : 100 mg 3-
amino-fetalhidrazid dicampur dengan 5 gram sodium karbonat dalam 100 ml
akuades; sebelum dipergunakan, larutan tersebut ditambah 700 mg sodium perborat.

Pemeriksaan Penentuan
Tujuan :
Memastikan darah atau bukan

Bahan Pemeriksaan :
Darah kering pada senjata, lantai, kursi, dll/bercak pada pakaian

Pemeriksaan :
1. Reaksi Takayama
Prinsip :
Pembentukan kristal Pyridine Hemochromogen
Reagen :
3 tts pyridin redastilatum
3 tts lar.glukosa jenuh
3 tts lar NaOH 10%
7 tts aquadest

Cara Kerja:
Letakkan bercak kering pada kaca objek. Tambahkan 1 tetes reagen Takayama,
tutup dengan kaca penutup dan panaskan perlahan-lahan dengan api kecil sampai
timbul buih. Dinginkan kaca objek di udara dan lihat dengan mikroskop.

Hasil :
Hasil positif tampak Kristal Pyridine Hemochromogen yang berbentuk
batang-batang berwarna merah dadu/jingga yang kadang-kadang bersatu berbentuk
seperti bulu-bulu.
Interpretasi :
Hasil (+) menunjukkan darah

2. Reaksi Teichmann
Prinsip :
Pembentukan pigmen/kristal Hematin HCl
Cara Kerja :
Letakkan seujung jarum bercak kering pada kaca objek. Tambahkan 1 butir kristal
NaCl dan 1 tetes asam asetat glacial, tutup dengan kaca penutup dan panaskan
perlahan-lahan dengan api kecil sampai timbul buih. Dinginkan kaca objek di udara
dan lihat dengan mikroskop
Hasil :
Hasil positif tampak adanya kristal hemin hidroklorida yang berbentuk batang-
batang warna coklat.
Interpretasi :
Hasil Positif menandakan darah.
Tes Presipitin
Tes ini tetap akan bereaksi pada darah yang telah berusia 10-15 tahun bahkan
mummi usia lebih dari 4000 tahun.
Metode:
1 gram darah kering atau 1 cm2 bercak di ekstraksi dengan larutan garam fisiologis
(1 ml larutan dengan pH 7)
Serum anti manusia dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah dengan
ekstrak yang telah dibuat.

Hasil yang diharapkan:


Terbentuknya cincin (presipitat), diantara serum anti manusia dengan ekstrak.
Cincin tersebut keruh; oleh karena terbentuk cincin, reaksi ini dikenal dengan reaksi
cincin.

Absorpsi elusi
1. Tahap 1, antiserum diteteskan pada bercak darah, biarkan beberapa saat agar
antibodi bereaksi mengikat antigen.
2. Tahap 2, serum yang tidak bereaksi dicuci supaya antibodi yang berlebihan
dapat dihilangkan.
3. Tahap 3, panaskan dalam temperatur 55 C, agar ikatan antibodi-antigen terlepas
(elution).
4. Tahap 4, antibodi yang terlepas ditambah dengan sel darah merah yang telah
diketahui golongan darahnya.
Hasil yang diharapkan:
Terjadi aglutinasi. Tes ini sulit, tes ini dimungkinkan oleh karena antigen yang
terdapat pada permukaan sel tetap utuh, walaupun sel-selnya tekah hancur; dengan
demikian penentuan golongan darah dalam tes ini dilakukan secara tidak langsung.
Pemeriksaan cairan mani dan sperma
Tujuan :
Menentukan sperma dalam vagina untuk membuktikan adanya persetubuhan

Bahan :
1. Forniks posterior vagina
2. Bercak pada pakaian

Pemeriksaan spermatozoa
- Pemeriksaan Langsung
Cara Pemeriksaan :
Satu tetes lendir vagina diletakkan pada kaca objek, lihat dibawah mikroskop.
Perhatikan adanya sperma/pergerakkan. Bahan dari swab/bilas vaginal. Buat ekstrak
dalam tabung reaksi + garam fisiologis. Sentrifuge 1000 rpm selama 2 menit.
Endapan diperiksa dibawah mikroskop.
- Pewarnaan Malachite Green
Reagen :
Larutan Malachite green 1%
Larutan Eosin Yellowish 1%

Cara kerja :
Bahan diletakkan pada kaca objek, biarkan mengering di udara, atau fiksasi dengan
api kecil. Pulas dengan lar. malachite green 1% selama 10 15 menit, lalu cuci
dengan air. Pulas lagi dengan lar.eosin yellowish 1% selama 1 menit, keringkan di
udara. Lihat dengan mikroskop.
Hasil :
Kepala sperma tampak berwarna merah, leher warna merah muda dan ekornya
berwarna hijau

- Pewarnaan Baecchi
Reagen Baecchi
Asam Fuschin 1 % 1 tetes
Biru Methylen 1% 1 tetes
Asam klorida 1 % 40 tetes
Cara Kerja :
Gunting pakaian yang mengandung bercak sebesar 5 mm X 5 mm, lalu masukkan
ke dalam reagen selama 3-5 menit, masukkan ke dalam HCl 1% sebentar. Dehidrasi
berturut dalam alkohol 70%, 85% & absolut, jernihkan dengan Xylol sebanyak 2
kali. Ambil 1-2 helai benang dan uraikan menjadi serabut halus, lihat dengan
mikroskop.
Hasil :
Kepala spermatozoa berwarna merah, ekor merah muda, menempel pada serabut
benang.
Pemeriksaan cairan mani
Sampel :
1. Forniks posterior vagina
Fosfatase asam, PAN, Berberio, Florence
2. Bercak pada pakaian
Pemeriksaan Taktil, Visual, Sinar UV,
Fosfatase asam, PAN, Berberio, Florence
Pemeriksaan Bercak Cairan Mani pada pakaian
1. Pemeriksaan Taktil
Bercak pada pakaian teraba kaku seperti kanji
2. Pemeriksaan Visual
Bercak segar permukaannya mengkilat dan transulen, lama kelamaan akan
berwarna kuning sampai coklat.
3. Pemeriksaan Sinar UV
Bercak akan berfluoresensi putih

Reaksi fosfatase asama


Reagen :
Larutan A :
1. Brentamin Fast Blue B 1 gram (1)
2. Na Acetate Trihydrat 20 gram (2)
3. Galcial Acetate acid 10 ml (3)
4. Aquadest 100 ml (4)
(2) & (3) dilarutkan dalam (4) untuk menghasilkan larutan penyangga dengan pH
5, kemudian (1) dilarutkan dalam lar.penyangga tsb.
Dasar Reaksi :
Fosfatase asam menghidrolisis Na-Alfa-naftil fosfat dibebaskan Alfa-naftol, Alfa-
naftol + Brentamin fast blue menghasikan zat warna azo berwarna merah ungu.
Cara kerja :
Kertas saring dibasahkan dengan air, letakkan pada bercak/kapas lidi dan tekan
dengan tangan
Setelah 5-10 menit teteskan reagen FA (+) muncul warna ungu, < 30 detik.

Pemeriksaan Gonokok
Tujuan : menentukan bakteri gonokok.
Alat/bahan :
1. Larutan Methylen Blue 1%
2. Larutan Eosin/Acid Fuchin 1%
3. Alkohol 70%
Cara kerja :
Buat preparat apus pada kaca obyek, Fiksasi preparat apus dengan melewatkan di
atas lidah api. Rendam preparat dalam larutan Methylen blue 1% selama 5 10
menit. Cuci preparat dengan air mengalir. Bilas dengan alkohol 70% hingga
preparat apus menjadi kering. Rendam preparat dalam larutan Eosin/Acid Fuchin1%
selama 1 2 menit. Cuci kembali dengan air mengalir. Lihat dengan mikroskop.
Hasil pemeriksaan :
Tampak bakteri gonokok, bentuk kokus berpasangan seperti biji kopi
Toksikologi
Alkohol darah/urine
Narkoba urine
Karbonmonoksida
Pemeriksaan alcohol darah
Alat/bahan:
Mangkuk Conway
Sampel darah/urine korban, Reagen Anti ( dibuat dengan melarutkan 3.70 gm
Kalium dikromat kedalam air 150 ml, tambahkan 280 ml asam sulfat dan terus
diaduk,encerkan dengan 500 ml akuades dan Kalium Karbonat jenuh
Alat/bahan:
Mangkuk Conway, Sampel darah/urine, Reagen Anti ( larutkan 3.70 gm, Kalium
dikromat kedlm air 150 ml, tambahkan 280 ml asam sulfat dan terus
diaduk,encerkan dengan 500 ml akuades, Kalium Karbonat jenuh.
Cara Kerja
Letakkan 2 ml reagen anti kedalam ruang tengah mangkuk Conway, Sebarkan 1 ml
darah/urine kedalam ruang sebelah luar, 1 ml Kalium karbonat jenuh dalam ruang
sebelah luar pada sisi yang berlawanan, Tutup sel mikrodifusi, goyangkan, Biarkan
berdifusi selama 1 jam pada suhu ruang dan Amati perubahan warna pada reagen
anti.
Hasil Pemeriksaan :
Warna kuning kenari berarti hasil (-), Perubahan warna kuning kehijauan
menunjukkan kadar etanol sekitar 80%, sedangkan warna hijau kekuningan sekitar
300%

Anda mungkin juga menyukai