Anda di halaman 1dari 62

LABORATORIUM KEDOKTERAN

FORENSIK SEDERHANA

Zulfian Firdaus: 12100117022


Rona Kania Utami : 12100117104
Forensik Laboratoris
Kasus Kejahatan dengan kekerasan Fisik :
pembunuhan, penganiyaan, perkosaan dll

TKP

Bukti Biologis : Pelaku


Darah, Cairan Mani,
Korban
Sperma, Saliva,
Rambut Atau
keduanya

Pemeriksaan Laboratorium Forensik

Pengungkapan Secara Ilmiah


PEMERIKSAAN DARAH

Tujuan pemeriksaan:
■ IDENTIFIKASI darah pelaku/korban

Darah kering/bercak darah:


■ Darah/bukan
■ Darah manusia/binatang
■ Golongan Darah
■ Darah menstruasi
Alur Pemeriksaan Darah

Penyaring Benzidin/Phenolpthalin Bercak ?

+ - Bukan darah

Penentuan Teichmann/ Wagenaar

- + Pasti darah

Manusia Precipitat test

- + Gol. Darah
PEMERIKSAAN DARAH

1. Mikroskopis
2. Kimiawi :
a. Penyaring
b. Penentuan
3. Spektroskopis
4. Serologik
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
Tujuan :
- Morfologi SDM
- menentukan darah berasal dari kelas
mamalia
-”drum stick” pada sel lekosit berinti banyak.Bila jumlah
>0.05% maka dapat dipastikan darah tersebut berasal
dari seorang wanita
- Sel pseudodecidua  spesifik pada darah menstruasi

Bahan :
Darah masih basah atau baru mengering
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS

Cara Kerja :
 Letakkan pada kaca obyek, tambahkan 1 tetes
garam faal, tutup dengan kaca penutup
 Buat sediaan apus, dengan pewarnaan Giemsa
atau Wright

Hasil :
 Mamalia  SDM, cakram & tidak berinti
 kelas lain  oval / elips & berinti
 Onta : oval / elips & tidak berinti
Pemeriksaan Kimiawi Darah

 PEMERIKSAAN PENYARING :
 Benzidine
 Phenolphthalin
 PEMERIKSAAN PENENTUAN :
 Reaksi Takayama
 Reaksi Teichmann
 Reaksi Wagenaar
PEMERIKSAAN PENYARING
BENZIDINE :

 reagen : lar. Jenuh kristal benzidine dalam


as.acetat glacial
  (+) biru gelap
PHENOPHTHALIN :
 reagen : phenophthalin 2 gr + 100 ml NaOH 20%,
dipanaskan dg butiran Zn
  (+) merah muda
Reaksi Benzidine/ Phenolphtalin
Prinsip :
Darah + H2O2  H2O + On
On + Reagen  perubahan warna

Prosedur :
1. Gosok kertas saring pada darah/bercak yang dicurigai.
2. Tambahkan 1 tetes H2O2 20% dan 1 tetes reagen pada kertas
tersebut.
3. Munculnya warna merah menunjukkan hasil positif

Interpretasi :
Hasil (+)  mungkin darah
Hasil (-)  PASTI BUKAN DARAH
Pemeriksaan Penentuan
Tujuan :
Memastikan darah atau bukan

Bahan Pemeriksaan :
Darah kering pada senjata, lantai, kursi, dll/bercak
pada pakaian

Pemeriksaan :
 Reaksi Takayama
 Reaksi Teichmann
 Reaksi Wagenaar
Reaksi Takayama
Prinsip :
Pembentukan kristal Pyridine Hemochromogen

Hasil positif tampak :


– kristal Pyridine Hemochromogen
– berwarna merah dadu/jingga
– berbentuk seperti bulu-bulu.

Interpretasi :
Hasil (+)  PASTI DARAH
Reaksi Takayama
Reaksi Teichmann
Prinsip :
Pembentukan pigmen/kristal Hematin HCl

Hasil positif tampak :


■ kristal hemin hidroklorida
■ berbentuk batang-batang warna coklat.

Interpretasi :
Hasil Positif  PASTI DARAH
Reaksi Wagenaar

Prinsip :
Pembentukan kristal Aceton-hemin

Hasil positif tampak :


 kristal aceton-hemin,
 berbentuk batang warna coklat
PEMERIKSAAN SEROLOGIK

Tujuan :
 Menentukan species darah
 Golongan Darah

Prinsip Pemeriksaan :
 Reaksi antara antigen (bercak darah) dengan antibodi
(antiserum)
Penentuan Golongan Darah
Darah Kering :

■ SDM utuh
■ SDM rusak : - Aglutinin +
Antigen +
- Aglutinin -
Antigen +
- Aglutinin -
Antigen -

■ Paling lama bertahan sistem Golongan ABO


PEMERIKSAAN CAIRAN MANI & SPERMA

Tujuan :
■ Menentukan sperma dalam vagina untuk membuktikan adanya
persetubuhan

Bahan :
■ Forniks posterior vagina
■ Bercak pada pakaian
ALUR PEMERIKSAAN CAIRAN MANI DAN SPERMA

Sampel

Bilas & Swab Bercak


Vagina

Sperma Mani Mani Sperma

Langsung Malachite Berberio Fosfatase Asam Baecchi


green Florence
Pemeriksaan Spermatozoa

- Pemeriksaan Langsung

- Pewarnaan Malachite Green

- Pewarnaan Baecchi
Pemeriksaan Langsung

Cara Pemeriksaan :
 Satu tetes lendir vagina diletakkan pada kaca objek,
lihat dibawah mikroskop
 Perhatikan adanya sperma/pergerakkan

Bahan dari swab/bilas vaginal


 Buat ekstrak dalam tabung reaksi + garam fisiologis
 Sentrifuge 1000 rpm selama 2 menit
 Endapan diperiksa dibawah mikroskop
Pemeriksaan Langsung
Malachite green
Reagen :
Larutan Malachite green 1%
Larutan Eosin Yellowish 1%

Cara kerja :
 Bahan diletakkan pada kaca objek, biarkan mengering di udara, atau
fiksasi dengan api kecil

 Pulas dengan lar.malachite green 1% selama 10 – 15 menit, lalu cuci


dengan air

 Pulas lagi dengan lar.eosin yellowish 1% selama 1 detik, keringkan di


udara

 Lihat dengan mikroskop


Malachite green

Hasil :
■ Kepala sperma tampak berwarna
merah,
■ leher warna merah muda dan
■ ekornya berwarna hijau
BAECCHI
Reagen Baecchi
■ Asam Fuschin 1 % 1 tetes
■ Biru Methylen 1% 1 tetes
■ Asam klorida 1 % 40 tetes

Cara Kerja :
■ Gunting pakaian yang mengandung bercak sebesar 5 mm X 5
mm, lalu masukkan ke dalam reagen selama 3-5 menit,
masukkan ke dalam HCl 1% sebentar

■ Dehidrasi berturut dalam alkohol 70%, 85% & absolut,


jernihkan dengan Xylol sebanyak 2 kali

■ Ambil 1-2 helai benang dan uraikan menjadi serabut halus,


lihat dengan mikroskop
BAECCHI

Hasil :
■ Kepala spermatozoa berwarna merah,
■ ekor merah muda,
■ menempel pada serabut benang
PEMERIKSAAN CAIRAN MANI
Sampel :
1. Forniks posterior vagina
Fosfatase asam, PAN, Berberio, Florence

2. Bercak pada pakaian


Pemeriksaan Taktil, Visual, Sinar UV,
Fosfatase asam, PAN, Berberio, Florence
PEMERIKSAAN CAIRAN MANI
Pemeriksaan Bercak Cairan Mani pada pakaian
 Pemeriksaan Taktil
Bercak pada pakaian teraba kaku seperti kanji

 Pemeriksaan Visual
Bercak segar permukaannya mengkilat dan
transulen, lama kelamaan akan berwarna kuning
sampai coklat

 Pemeriksaan Sinar UV
Bercak akan berfluoresensi putih
Reaksi Fosfatase Asam
Dasar Reaksi :

■ Fosfatase asam menghidrolisis Na-Alfa-naftil fosfat dibebaskan Alfa-


naftol

■ Alfa-naftol + Brentamin fast blue menghasikan zat warna azo


berwarna merah ungu
Reaksi Fosfatase Asam
Cara kerja :

■ Kertas saring dibasahkan dengan air, letakkan


pada bercak/kapas lidi dan tekan dengan tangan

■ Setelah 5-10 menit teteskan reagen FA

■ (+) muncul warna ungu, < 30 detik


Reaksi Fosfatase Asam
Uji PAN
Cara kerja :
■ Bercak pada pakaian diekstraksi dengan cara
menempelkan kertas saring Whatman no.2 yang
dibasahi dengan aquadest, selama 10 menit

■ Biarkan kertas mengering pada suhu ruangan

■ Teteskan reagen PAN pada bercak

■ Catat warna yang terbentuk

■ Hasil (+) warna merah jambu


Uji Berberio
Dasar Reaksi :

■ Spermin dalam cairan mani dengan


asam pikrat jenuh menghasilkan kristal
spermin pikrat.

■ Reagen : larutan asam pikrat jenuh


Uji Berberio

Cara Kerja :
 Ekstraksi bercak dengan aquadest, taruh di kaca obyek,
biarkan mengering di udara, lalu tutup dengan kaca penutup

 1 tetes Reagen dialirkan di bawah kaca penutup pada satu sisi

 Lihat di bawah mikroskop


Uji Berberio
Uji Berberio

Hasil :
■ Kristal spermin pikrat berwarna
kekuningan berbentuk jarum
dengan ujung tumpul

■ Kadang-kadang tedapat garis


refraksi terletak longitudinal

■ Kristal kadang berbentuk ovoid


Reaksi Florence
Dasar reaksi :
■ adanya kholin dalam cairan mani, merupakan
produk degradasi dari lechitin, dengan larutan lugol,
kholin bereaksi dengan cholin membentuk kristal
kholin peryodida

Reagen :
Larutan Lugol dibuat dari :
■ Kalium Iodida 1,5 gram
■ Yodium 2,5 gram
■ Aquadest 30 ml
Reaksi Florence

Cara Kerja :
 Ekstraksi bercak dengan aquadest, taruh di kaca obyek,
biarkan mengering di udara, lalu tutup dengan kaca penutup

 1 tetes Reagen dialirkan di bawah kaca penutup pada satu sisi

 Lihat di bawah mikroskop


Uji Florence
Reaksi Florence

Hasil :
■ Tampak kristal kholin peryodida

■ berwarna coklat berbentuk jarum dengan


ujung sering terbelah
Pemeriksaan Rambut
■ Makroskopik:warna,panjang,be  Mikroskopik;
ntuk (lurus,ikal,keriting),zat
pewarna  Untuk pemeriksaan
mikroskopik, perlu
ditentukan hal berikut:
 Rambut manusia atau rambut
hewan
 Asal tumbuh rambut manusia
 Rambut utuh atau rusak
 Jenis kelamin
 Umur
Pemeriksaan Air Liur

■ Pemeriksaan air liur penting untuk kasus kasus dgn


jejas gigitan untuk menentukan golongan darah
penggigitnya
■ Golongan darah penggigit yg termasuk dalam
golongan sekretor dpt ditentukan dgn cara absorpsi
inhibisi
TOKSIKOLOGI
■ adalah ilmu yang mempelajari sumber, sifat serta khasiat racun,
gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang
didapatkan pada korban yang meninggal.

■ Racun adalah zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi


dan fisiologik yang dalam dosis toksik akan menyebabkan
gangguan kesehatan atau mengakibatkan kematian
PENGGOLONGAN
 Berdasarkan sumber ■ Berdasarkan tempat dimana racun
berada.
Berasal dari tumbuh-
tumbuhan : opium
(papaver somniferum), – di alam bebas : gas racun di alam.
kokain, kurare, aflatoksin
(aspergilus niger). – racun rumah tangga misalnya :
deterjen, desinfektan, insektisida,
Berasal dari hewan pembersih (cleaners).
:bias/toksin ular/laba-
laba/hewan laut. – Racun pertanian : insektisida,
herbisida, pestisida.
Mineral : Arsen, timah
hitam – Racun industry dan laboratorium,:
asam, basa kuat, logam berat.
Sintetik : heroin.
– Racun makanan : CN dalam
singkong, toksin botulinus, bahan
pengawet, zat adiktif serta racun
dalam bentuk obat, misalnya
hipnotik, sedative.
■ Berdasarkan organ tubuh yang
dipengaruhi :
- racun hepatotoksik,
- Racun nefrotoksik
Berdasarkan cara kerja atau efek
yang ditimbulkan terbagi menjadi

■ Racun yang bekerja lokal menimbulkan reaksi :


perangsangan, peradangan atau korosif, racun yang dapat
mengakibatkan rasa nyeri yang hebat dan dapat menyebabkan
kematian akibat syok neurogenic,

contoh racun korosif adalah asam dan basa kuat : H2SO4, HNO3,
NaOH, KOH; golongan halogen seperti fenol, lisol dan senyawa
logam
■ racun yang bekerja sistemik dan mempunyai afinitas ke salah satu
sistem misalnya :

- barbiturate, alcohol, morfin terhadap susunan saraf pusat,


- digitalis, oksalat terhadap jantung, CO terhadap hemoglobin.
Faktor yang mempengaruhi
keracunan
 Cara Masuk : inhalasi., intravena, intramuscular, intraperitoneal, subkutan,
peroral dan paling lambat ialah melalui kulit yang sehat.

 Umur
Orangtua dan anak lebih sensitive misalnya barbiturate. Bayi premature
lebih rentan terhadap obat karena eksresi melalui ginjal belum sempurna
dan aktivitas mikrosom dalam hati belum cukup.

 Kondisi Tubuh
Penderita penyakit ginjal lebih mudah mengalami keracunan. Pada
penderita demam dan penyakit lambung, absorpsi dapat terjadi dengan
lambat. Bentuk fisik dan kondisi fisikm misalnya lambung terisi atau kosong.

 Kebiasaan
Sangat berpengaruh pada racun golongan alcohol dan morfin, dapat
terjadi toleransi tetapi toleransi tidak dapat menetap, jika suatu ketika
dihentikan, toleransi akan menurun
 Idiosinkrasi dan alergi
Terjadi pada vitamin E, penisilin, streptomisin, dan prokain.
Semakin tinggi takaran akan makin cepat keracunan.
Konsentrasi berpengaruh pada racun yang bekerja secara
local, misalnya asam sulfat. Struktur kimia, misalnya
calomeljarang menimbulkan keracunan sedangkan Hg
menyebabkan kematian.
 Waktu pemberian
Untuk Racun yang ditelan, jika ditelan sebelum makan efek
akan lebih cepat. Waktu pemberian dapat dilakukan dalam
jangka waktu lama atau singkat.
Pemeriksaan Kedokteran Forensik
Pemeriksaan di tempat kejadian

Pemeriksaan luar

Pembedahan jenazah

Pengambilan Spesimen Bahan Pemeriksaan

Bahan pengawet

Pengiriman
Pemeriksaan tempat kejadian

■ muntahan
■ Apakah terdapat gelas atau alat minum lain, atau ada surat
perpisahan/peninggalan jika merupakan kasus bunuh diri.
■ Obat- obatan yang digunakan
■ Pada kasus kecelakaan, misalnya pada anak-anak, tanyakan dimana zat
beracun disimpan.
■ Bagaimana keadaan emosi korban tersebut sebelumnya dan apakah
pekerjaan korban.
■ Mengumpulkan barang bukti. Kumpulkan obat-obatan dan pembungkusnya
; muntahan harus diambil dengan kertas saring dan disimpan dalam
topless; periksa adanya etiket dan apotik dan jangan lupa untuk
memeriksa tempat sampah
Pemeriksaan luar
 Bau
 Pakaian
 Lebam mayat
 Kulit
diperiksa untuk mencari luka bekas suntikan yang baru. Misalnya untuk
pecandu narkoba.
 Perubahan kulit : hiperpigmentasi atau melanosis dan keratosis pada telapak
tangan dan kaki pada keracunan arsen kronik.
 Kuku pada keracunan arsen kronik dapat ditemukan kuku yang menebal
secara tidak teratur . Juga pada keracunan talium kronik ditemukan kelainan
trofik pada kuku.
 Rambut. Kebotakan dapat ditemukan pada keracunan talium, arsen, air raksa
dan boraks.
 Sklera tampak ikterik pada keracunan zat hepatotoksik seperti fosfor, karbn
tetra klorida.perdarahan bisa terjadi akibat bisa ular.
Pembedahan jenazah
■ Inspeksi insitu.
– Perhatikan otot-otot dan alat-alat; pada keracunan karbon
monoksida tampak berwarna merah muda cerah dan pada sianida
merah cerah. Warna coklat pada racun dengan dengan eksresi
melalui mukosa usus. Peradangan dalam usus karakteristik untuk
keracunan air raksa.
– Perhatikan warna darah. Pada intoksikasi dengan racun yang
menimbulkan hemolisis (bisa ular, arsen, hidroquinon), darah dan
organ-organ dalam berwarna coklat merah gelap. Bila terjadi
keracunan yang cepat menimbulkan kematian, misalnya sianida,
alkohol, kloroform maka darah dalam jantung dan pembuluh darah
besar tetap cair tidak terdapat bekuan darah.
■ Lidah
– Perhatikan apakah ternoda oleh warna tablet atau kapsul obat
atau menunjukan kelainan disebabkan oleh zat korosif.
■ Esofagus
– Adakah terdapat regurgitasi dan selaput lendir diperhatikan akan
adanya hiperemi dan korosi.
■ Epiglotis dan glotis.
– hiperemi atau edema, disebabkan oleh inhalasi atau aspirasi gas
atau uap yang merangsang atau akibat regurgitasi dan aspirasi
zat yang merangsang.
– Edema glotis juga dapat ditemukan pada kematian akibat syok
anafilaktik misalnya penisilin.
■ Paru-paru.
– berupa pembendungan akut.
 Lambung dan usus duabelas jari dipisahkan dari alat-alat lainnya dan
diletakkan dalam wadah yang bersih. Lambumg dibuka disekitar kurvator
mayor dan diperhatikan apakah mengeluarkan bau yang tidak biasa.
Perhatikan isi lambung, warnanya dan terdiri atas bahan-bahan apa
 Usus-usus. Pemeriksaan isi usus diperlukan pada kematian yang terjadi
beberapa jam setelah korban menelan zat beracun dan ingin diketahui
berapa lama waktu tersebut.
 Hati. Apakah terdapat degenerasi lemak atau nekrosis. Setelah hati
diambil potongan untuk pemeriksaan histologik, seluruh hati atau paling
sedikit 500 gram berikut kandung empedu diambil.
Hati merupakan bahan yang penting untuk analisis toksikologik,
misalnya arsen, barbiturat dan imipramine.
 Ginjal. Perubahan degeneratif pada korteks ginjal dapat disebabkan oleh
racun yang merangsang
 Urin. Dengan semprit dan jarum yang bersih, seluruh urin diambil dari
kandung kemih. Banyak racun dan metabolitnya dikeluarkan dalam urin.
 Otak. Pada keracunan akut dengan kematian cepat biasanya tidak
ditemukan edema otak misalnya karena eter atau barbiturat.
 Jantung. Racun yang menyebabkan degenerasi parenkim, lemak atau
hidropik pada epitelium ginjal dapat menyebabkan degenerasi sel-sel otot
jantung sehingga jantung menjadi lunak, berwarna merah pucat atau
coklat ke kuning-kuningan dan ventrikel mungkin melebar.
 Empedu merupakan bahan yang baik untuk penentuan glutetimida,
quabaina, morfin dan heroin.
 Jaringan lemak Karena beberapa racun cepat diabsorpsi dalam jaringan
lemak dan kemudian dengan lambat dilepaskan ke dalam darah.
Jaringan sekitar tempat suntikan. Kulit, jaringan lemak dan otot pada
tempat suntik dalam radius 5-10 cm diambil bila terdapat persangkaan
bahwa korban meninggal akibat penyuntikan.
 Rambut dan kuku. Pada persangkaan keraunan arsen, rambut kepala
dan kuku harus diambil.
Bahan Pengawet
■ bahan pemeriksaan harus disimpan dalam lemari es.
■ bahan pengawet yaitu :
– Alkohol absolut
– Larutan garam dapur jenuh
– Larutan NAF 1%
– NAF + Na sitrat
– Na benzoat + fenilmerkuri nitrat
■ Volume pengawet sebaiknya minimal dua kali volume bahan
pemeriksaan
Pengiriman
■ Apabila pemeriksaan toksikologi dilakukan di institusi lain, maka
pengiriman bahan pemeriksaan toksikologi harus memenuhi kriteria :
■ Satu tempat hanya berisi satu contoh bahan pemeriksaan, disegel dan
diberi label yang
memuat keterangan mengenai tempat pengambilan bahan, namakorban,
bahan pengawet dan isinya.
 Hasil autopsi harus  Semua yang tersebut diatas dikemas
dalam suatu kotak dan harus dijaga agar
disertakan secara botol tertutup rapat sehingga tidak ada
kemungkinan tumpah atau pecah dalam
singkat, jika mungkin pengiriman. Kotak harus diikat dengan
sertakan pula anamnesis tali yang setiap persilangannya diikat
mati serta diberi lak pengaman.
dan gejala-gejala klnik.  Penyegelan dilakukan oleh polisi dan
Surat permintaan membuat berita acara penyegelan
pemeriksaan dari disertakan bahan pemeriksaan. Dalam
berita acara tersebut, harus terdapat
penyidik harus contoh kertas pembungkus, segel atau
materai yang digunakan.
disertakan identitas
korban dengan lengkap
dan dugaan racun apa
yang menyebabkan
intoksikasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai