Anda di halaman 1dari 5

WAKTU INKUBASI PEMERIKSAAN WIDAL DAN ANTIGEN

O SALMONELLATYPHI DENGAN METODE TABUNG

Linda A. Makalew1), Vera A Hermanus2), Ni Made Sunarti3)


1), 2), 3),
Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. Manguni 20 Malendeng

Abstract: Typhoid fever is an acute infectious disease of the small intestine caused by
S typhi. Data in the Department of Prof. BLU. Dr. R. D. Kandou Manado shows the
number of patients suffering from typhoid fever in January to December 2012 amounted
to 494 cases. This study aims to determine the variation of incubation time 3 hours,
4 hours and 5 hours, the Widal test results for Salmonella O antigen thypi the tube
method. This type of research is the observation that an analytical laboratory, with a
population of patients with suspected typhoid fever in both outpatient and inpatient
department of Manado Kandou hoses on April 24 to 30, 2013, and obtained a sample of
the total population of 15 respondents.
Data analysis was performed using Analysis of Variance and
Post Hoc continue to learn, the time variation of the difference, with results calculated
F value ( 1.200 ) < F table ( 3.885 ) with a significant value of 0.335 is greater than
α ( 0.05 ) then Ho is accepted. So there is no significant effect of incubation time
variation of the O antigens of Salmonella typhi. In accordance with the results of
laboratory studies suggested to the officer to use the incubation time in accordance with
the procedure or work instruction set.

Keywords: Examination Widal , Incubation Period

Demam tifoid merupakan permasalahan berumur 5–9 tahun (Zulkoni, 2011). Infeksi
kesehatan yang banyak ditemukan pada didapat dengan cara menelan makanan atau
negara berkembang secara global, minuman yang tercemar atau terkontaminasi
diperkirakan 17 juta orang mengidap penyakit dan dapat pula dengan kontak langsung jari
ini tiap tahunnya.Di Indonesia diperkirakan tangan yang terkontaminasi tinja, urine serta
insiden demam tifoid adalah 300–810 kasus sekret saluran nafas. Sebagian kuman di
per 100.000 penduduk pertahun dengan angka musnahkan oleh asam lambung, sebagian
kematian 2%.Menurut World Health lagi masuk kedalam usus halus dan
Organization (WHO) pada tahun 2003 mencapai jaringan limfoid plaque peyeri di
terdapat sekitar 900.000 kasus di Indonesia, ileum terminalis yang mengalami hipertrofi
dimana sekitar 20.000 penderita meninggal (Noer, 1999).
dunia. Demam tifoid adalah penyakit infeksi Diagnosis demam dilakukan dengan
akut usus halus yang disebabkan oleh dua cara utama yakni secara klinis dan
Salmonella typhi (S.typhi),suatu basil gram pemeriksaan laboratorium. Diagnosis ini
negatif yang motil, bersifat aerob dan tidak sering tidak tepat karena gejala klinis khas
membentuk spora. Memiliki 3 antigen yaitu demam tifoid tidak ditemukan atau gejala
antigen O (somatik), antigen H (flagel) dan yang sama juga didapatkan pada penyakit
antigen Vi (pili) ( Lestari, 2011). lain, hal ini terjadi terutama pada anak-anak.
Penyakit demam tifoid dapat Diagnosis demam tifoid sering kali
ditemukan pada semua usia, mulai dari usia terlewatkan karena pada penyakit dengan
balita, anak–anak sampai dewasa. Tetapi yang demam beberapa hari tidak dipikirkan
paling sering terdapat yaitu pada anak–anak kemungkinan diagnosis demam tifoid. Penting

77
78 JIK Volume 8 No. 1 Oktober 2013 Makalew, L,A, dkk. Waktu Inkubasi

sekali membuat diagnosa dini selama titer antibodi terhadap Salmonella typhi yaitu
berkembangnya penyakit terutama pada dengan cara penentuan titer aglutinin O dan H
minggu pertama pada perjalanan penyakit. dengan uji widal yang dipakai sejak tahun
Adapun pemeriksaan laboratorium 1896. Uji widal menggunakan suspensi basil
untuk mendiagnosis penyakit demam tifoid Salmonella typhi untuk menentukan titer
dapat dilakukan dengan dan tanpa biakan aglutinin dalam serum penderita demam
kuman. Biakan kuman dapat dilakukan dari tifoid.
darah, sumsum tulang, cairan duodenum, Balai Data Dinas Kesehatan Provinsi
tinja, urin namun pemeriksaan ini Sulawesi Utara pada tahun 2012
memerlukan waktu paling sedikit 18 jam menunjukkan demam tifoid dengan gejala
hingga 4 hari. Pemeriksaan lain yaitu tanpa klinis sebanyak 234 kasus, dimana pada tahun
biakan yakni dengan menggunakan uji widal yang sama terdapat kasus positif sebanyak
(pemeriksaan serologi). Pemeriksaan ini dapat 141 kasus demam tifoid, sedangkan data dari
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain Buku Register Instalasi Laboratorium RSUP
gizi, reaksi anamnestik, vaksinasi dengan Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada tahun
kotipa atau tipa, pernah atau sedang mendapat 2012 terdapat 494 kasus demam tifoid.
terapi antibiotik saat pengambilan darah,
infeksi klinis dan subklinis oleh salmonella METODE
sebelumnya dan daerah tempat tinggal
penderita. (Rohim dkk, 2002). Jenis penelitian yang digunakan adalah
Hasil pemeriksaan laboratorium dengan observasi laboratorik yang bersifat
kesehatan sangat diperlukan setiap dokter analitik, dengan populasi pada pasien suspek
dalam menegaskan diagnosa suatu penyakit. demam tifoid baik rawat jalan maupun rawat
Hasil pemeriksaan tersebut memerlukan inap di RSUP Kandou Manado selang
ketelitian, ketepatan, keterampilan dan tanggal 24 sampai 30 April 2013. Sampel
pengetahuan dari pranata Laboratorium sebanyak 15, diperiksa dengan tes widal yaitu
Kesehatan khususnya Analis Kesehatan dalam uji serologis untuk menentukan suatu reaksi
mempersiapkan alat, bahan dan proses aglutinasi antara antigen dan antibodi yang
pemeriksaannya. Untuk mendiagnosis demam spesifik terhadap S.typhi pada serum penderita
tifoid tidak cukup dengan hanya melihat suspek demam tifoid, menggunakan metode
gejala klinis saja, sebab gambaran klinisnya tabung dengan variasi masa inkubasi 3 jam,
bervariasi dan umumnya tidak khas karena 4 jam dan 5 jam pada suhu 500C, titer positif
gejala demamnya juga dapat dijumpai pada menunjukkan terjadinya aglutinasi 1/20, 1/40,
penyakit lain. Atas dasar inilah maka peranan 1/80, 1/160, 1/320 dan 1/640.Analisis data
laboratorium sangat membantu dalam dilakukan dengan menggunakan Analisis of
menegakkan diagnosa. Pemeriksaan Variance dan dilanjutkan Post Hocuntuk
laboratorium untuk mendiagnosis demam mengetahui, perbedaan variasi waktu.
tifoid, yaitu dengan dan tanpa biakan kuman
isolasi kuman Salmonella typhi dari sampel
darah, urine, tinja dan cairan tubuh lainnya,
Immunoessay untuk melacak adanya atau
kenaikan titer antibodi terhadap antigen
Salmonella typhi, dan uji polymerase chain
reaction (PCR) untuk melacak DNA spesifik
dari Salmonella typhi. Pemeriksaan tertua
untuk melacak adanya antibodi atau kenaikan
79 JIK Volume 8 No. 1 Oktober 2013 Makalew, L,A, dkk. Waktu Inkubasi

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 3. Hasil Uji Post Hoc


Waktu 3 Jam 4 Jam 5 Jam
Hasil Inkubasi
3 Jam 0,454 0,454
Tabel 1. Hasil penelitian pemeriksaan widal 4 Jam 0,454 0,147
metode tabung menggunakan waktu 5 Jam 0,454 0,147
inkubasi 3 jam, 4 jam, 5 jam,
pada suhu 50oC Pada tabel 3 dapat dilihat perbedaan antara
Kode waktu perlakuan inkubasi. Pada inkubasi
Perlakuan Inkubas i Sampel Suhu 50°C waktu 3 jam mempunyai nilai signifikan
A 1/40 0,454 sedangkan pada waktu inkubasi 4 jam
C 1/80
3 Jam K 1/80
dan 5 jam nilai signifikan 0,147 lebih besar
L 1/80 dari nilai α = 0,05.
O 1/80
E 1/80 Pembahasan
H 1/80
4 Jam
Uji widal merupakan uji serologi yang paling
I 1/80
M 1/80
banyak digunakan di laboratorium rumah
N 1/80 sakit untuk mendiagnosis demam tifoid.
B 1/80 Tetapi hingga saat ini masih mengundang
D 1/40 kontraversi dalam interpretasi hasil, berbagai
5 Jam F 1/40
G 1/80
penelitian memperlihatkan bahwa nilai normal
J c uji widal sangat bervariasi diantara beberapa
laboratorium dan ini mungkin disebabkan
Pada tabel 1 ditemukannya waktu inkubasi karena jenis antigen dan teknik pengerjaan.
3 jam titer terendah pada sampel A yaitu 1/40 Uji widal mempunyai prinsip Antibodi
sedangkan pada waktu inkubasi 5 jam salmonella dalam serum penderita bereaksi
ditemukannya titer terendah pada sampel D dengan antigen salmonella membentuk
dan F yaitu 1/40 . komplek yang dapat di lihat berupa adanya
Untuk mempertegas pengaruh variasi aglutinasi.
waktu inkubasi pada hasil pemeriksaan widal Awal pengerjaan serum diteteskan
dengan metode tabung dilakukan uji statistik dengan menggunakan reagen Remel yang
anova one way dengan hasil sebagai berikut: waktu inkubasi 50oC selama 4 jam, kemudian
interprestasi uji widal harus dilakukan dengan
Tabel 2. Hasil Uji Anova cermat karena banyak faktor yang dapat
∝ mempengaruhi hasil pemeriksaan antara lain:
F Hitung F Tabe l Signifikasi
stadium penyakit, pemberian antibiotik,
1,2 3,885 0,335 0,05 vaksinasi, aglutinasi silang, konsentrasi
suspensi antigen, strain salmonela yang
digunakan untuk suspensi antigen.
Dari tabel 2 dapat dilihat nilai F hitung (1.200) Beberapa faktor pra analitik yang
< F tabel (3,885) dengan nilai signifikan 0,335 mempengaruhi lainnya bisa saja terjadi karena
yang lebih dari 0,05 ini menunjukkan bahwa terkontaminasi oleh mikroba pada wadah
tidak adanya perbedaan pengaruh variasi yang ditempati untuk serum yang
waktu inkubasi terhadap pemeriksaan widal mengakibatkan pereaksi dalam hal ini ialah
pada serum pasien dengan metode tabung reagen mengalami kerusakan struktur dan
dengan presentasi kesalahan 33,5%. jumlahnya menjadi sedikit, sehingga menjadi
penurunan konsentrasi antigen terhadap
80 JIK Volume 8 No. 1 Oktober 2013 Makalew, L,A, dkk. Waktu Inkubasi

konsentrasi antibodi karena reaksi antigen dan Pemeriksaan uji widal dilakukan pada
antibodi selain sangat peka terhadap waktu suhu 50oC dan disetiap waktu inkubasi. Titer
inkubasi, suhu inkubasi dan pH, reaksi juga tertinggi pada pengenceran merupakan titik
sangat dipengaruhi oleh antigen dan antibodi akhir pada pemeriksaan yang dikonversi
itu sendiri. ke bilangan desimal untuk dianalisa
Pada penelitian ini, beberapa waktu menggunakan uji anova. Dari hasil yang
inkubasi diteliti apakah berpengaruh terhadap dilakukan dengan titer terendah 1/40 pada
titer antigen O dalam serum penderita demam waktu inkubasi 3 jam sedangkan titer tertinggi
tifoid dengan menggunakan uji widal metode 1/80 pada waktu inkubasi 4 jam dengan hasil
tabung. Hasil pemeriksaan titer aglutinasi O yang optimal atau efisien. Dari data
dengan waktu inkubasi 3 jam, 4 jam dan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa
5 jam pada suhu 50oC diuji secara statistik F hitung (1,200) < F tabel (3,885) dengan nilai
dengan uji anova didapatkan secara statistik signifikan 0,335 lebih besar dari alfa 0,05
tidak terdapat pengaruh yang signifikan maka Ho diterima. Jadi tidak terdapat
namun secara post hoc (lihat tabel 3) pada pengaruh yang signifikan dari variasi inkubasi
inkubasi 4 jam dan 5 jam tingkat kesalahan 3 jam, 4 jam, dan 5 jam terhadap antigen
14,7% mendekati efisien dari pada dengan O Salmonella typhi.
inkubasi 3 jam (tingkat kesalahan 45,5%).
Inkubasi selama 3 jam sudah terbentuk KESIMPULAN DAN SARAN
aglutinasi namun memberikan hasil yang
tidak optimal, pada jam ke-4 dan ke-5 Kesimpulan
aglutinasi di dasar tabung semakin jelas ini Dari 30 sampel urin yang diteliti terdapat
disebabkan karena interaksi antara antigen 25 sampel yang mengalami perubahan atau
dan antibodi dimana hasil yang optimal secara 83,33% sampel mengalami perubahan hasil.
jelas terbentuknya aglutinasi setelah Perubahan-perubahan yang terjadi terdapat
diinkubasi selama 4 jam pada suhu 50oC. pada 3 parameter yakni makroskopis meliputi
Pada waktu inkubasi jam ke-5 ditemukannya kejernihan, mikroskopis meliputi eritrosit,
hasil dengan titer rendah 1/40 ini di sebabkan leukosit dan epitel serta secara kimia meliputi
kemungkinan pasien sudah melakukan terapi Berat Jenis, Potensi Hidrogen, leukosit, nitrit,
antibiotik sebelum pemeriksaan laboratorium protein, glukosa, keton, urobilinogen,
karena pengobatan dini dengan antibiotik bilirubin, dan erytrosit. Sebagian besar sampel
dapat terjadi perlambatan dan hambatan yang diteliti mengalami perubahan hasil.Tidak
pembentukkan antibodi. Namun apabila terdapat pengaruh yang signifikan dari variasi
diinkubasi lebih lama lagi dan suhunya inkubasi 3 jam, 4 jam, dan 5 jam terhadap
semakin tinggi maka kemungkinan antibodi antigen O Salmonella typhi.
yang terdapat dalam serum akan rusak karena
antibodi mempunyai sifat tidak tahan panas Saran
dankemungkinan rusaknya protein dalam Untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang
antibodi yang bisa mempengaruhi hasil titer baik maka perlu digunakan urin segar untuk
widal. Hal ini dapat juga dipengaruhi oleh pemeriksaan dan ditak menunda waktu
faktor pra analitik yang tidak dapat dihindari pemeriksaan lebih dari dua jam agar hasil uji
oleh peneliti dikarenakan serum yang tigak berubah.
digunakan sebagai sempel penelitian
merupakan serum yang habis dipakai oleh
laboratorium setempat.
81 JIK Volume 8 No. 1 Oktober 2013 Makalew, L,A, dkk. Waktu Inkubasi

DAFTAR PUSTAKA Mongan, A. (2010). Buku Penuntun


Praktikum Patologi Klinik. FK Unsrat,
Anonim. (2010 a). Metode Kuantitatif Manado
Pemeriksaan Widal, Penuntun Noer Sjaifoellah. (1999). Ilmu Penyakit
Praktikum Serologi, Jurusan Analis Dalam,FKUI, Jakarta
Kesehatan Manado. Notoatmodjo S. (2003). Metodelogi Penelitian
, Artikel Kesehatan. (2010 b). Kesehatan, Cetakan Kedua, Rineka
http://Rumah Sakit Tipe B _ On Cipta, Jakarta.
Becoming A Learner.htm. Diakses Pearce C. Evelyn. (2010). Anatomi dan
pada tanggal 22 Mei 2013) Fisiologis Untuk Paramedis, Cetakan
Djalil Sjarifuddin. (1995). Modul Pelatihan 34, Jakarta
Teknis Tenaga Kesehatan Robbins. 2006. Buku Ajar Patologi Volume 1.
Laboratorium Tingkat dasar, EGC: Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, Jakarta Rohim Abdul. (2002). Ilmu Penyakit Anak
Lestari Kartriani. (2011). Epidemiologi Diagnosa Dan Penatalaksanaan,
Penyakit Menular, FKM UNSRI, Salemba Medika, Jakarta
Diakses Pada Tanggal 06 Februari Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk
2013 Mahasiswa Keperawatan. EGC:
Mahdiana Ratna, (2010). Penularan penyakit Jakarta.
Dari Infeksi, cetakan 1 citra pustaka Zulkoni Akhsin H. (2011). Parasitologi Untuk
Yogyakarta : keperawatan, Cetakan Pertama, Nuha
Medika, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai