Anda di halaman 1dari 10

Deteksi Dini Gangguan Psikolog Pada Nifas

Liling Aii Zarqo (2010302007)


Nawang Puspitasari (2010302008)
Nurlia Etiana (2010302009)

STIKES MUHAMMADIYAH CIREBON


S1 KEBIDANAN
TINGKAT 1 SEMESTER 3
PENDAHULUAN
IMenurut Johnstone, M. (2004) masa nifas disebut sebagai „tri
mester keempat‟, dan sesuai dengan definisinya, masa nifas a
dalah periode 6-8 minggu pascapartum, saat ibu menyesuaika
n diri secara fisiologis dan psikologis untuk menjadi ibu. Respo
ns emosi yang dialami mungkin sangat kuat dan penuh seman
gat, baik pada ibu yang sudah pernah mengalaminya maupun i
bu baru. Perubahan psikologi mayor bersifat emosi, dan suasa
nan hati ibu tampaknya menjadi barometer, yang merefleksika
n kebutuhan bayi akan pola menyusu, tidur, dan menangis. Ibu
baru cenderung mudah kesal dan sangat sensitif. Rasa keseim
bangan sangat mudah hilang karena ibu mungkinmerasa tertek
an dan mudah marah oleh kesalahan kecil. Ibu mulai mempero
leh kembali rasa keseimbangan dan menjadi „normal‟ kembali
antara 6-12 minggu
TEORI MEDIS
Masa Nifas Masa nifas (puerperium) adalah
masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-
alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan
secara normal masa nifas berlangsung selama 6
minggu atau 40 hari. Masa nifas (postpartum/
puerperium) yaitu masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan
kembali seperti pra hamil, berkisar sekitar 6-8
minggu (Ambarwati, 2010).
TAHAPAN MASA NIFAS

Tahapan Masa Nifas Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakuka
n pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan berbagai masalah. (Sulistyaawati, 2
009) : Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1 a. Puerperium dini Puerpurium


dini merupakan masa kepulihan
ketika ibu diperbolehkan berdiri
dan berjalan. (Bahiyatun, 2009 :
63)
2 b. Puerperium intermedial Puerperium
intermedial merupakan suatu kepulihan
menyeluruh alat-alat genitalia, yang
lamanya sekitar 6-8 minggu. (Dewi
Vivian, 2011 : 4)

3 c. Remote puerperium Remote puerperium


merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau
waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna dapat berlangsung selama
bermingguminggu, bulanan, bahkan tahunan.
(Sulistyawati, 2009 : 5)
FASE POSTPARTUM
Yaitu meniru dan role play.
Pada fase ini ibu
memerlukan dukungan
karena saat ini merupakan
kesempatan yang baik untuk
menerima berbagai dalam
merawat diri dan bayinya
sehingga timbul percaya diri.
(Dewi Vivian, 2011 : 66)

Taking in Taking hold Letting go

periode ketergantungan yang berlangsung dari hari


ke 1-2 setelah melahirkan. Pada saat itu fokus 1) Terjadi setelah ibu pulang kerumah dan sangat berpengaruh
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri. terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga. 2)
Pengalaman proses persalinan sering berulang Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi. Ia
diceritakannya. Kelelahan membuat ibu cukup harus beradaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat
istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur seperti bergantung, yang menyebabkan berkurangnya hak ibu dalam
mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung kebebasan dan berhubungan sosial. 3) Pada periode ini
lebih pasif terhadap lingkungannya. (Ambarwati, umumnya terjadi depresi postpsrtum. ( Bahiyatun, 2009 : 64-65)
2010 : 88-89).
Gangguan Psikologi Masa Nifas Secara Psikologi

Seseorang yang baru


melahirkan dapat terkena
Gejala dari postpartum depresi ini yaitu a. Postpartum Blues perubahan mood secara
tiba-tiba/ tak terduga,
merasa letih, mudah putus asa, depresi,
merasa sedih, menangis
serangan panik, tidak tertarik untuk
tak henti tanpa sebab,
melakukan hubungan seksual, sulit tidur
kehilangan nafsu makan,
walaupun sangat lelah, tegang, pikiran b. Postpartum tak tenang, gundah dan
obsesif dan tidak terkontrol, mempunyai
rasa bersalah yang berlebihan terhadap depression kesepian. (Sujiyatini dkk,
2010 : 192)
sesuatu. (Jhaquin, 2010 : 39)
Postpartum psikosis merupakan gangguan
mental berat pasca melahirkan yang memiliki
c. Postpartum
gejala-gejala yang mirip dengan postpstum
psikosis depression ditambah penderita sering
berkhayal, berhalusinasi dan bingung hingga
muncul pikiran ingin melukai bayinya dan
dirinya sendiri, tanpa menyadari bahwa
pikiran-pikiran itu tidak masuk akal. Jadi resiko
untuk bunuh diri atau membunuh bayinya
lebih besar dari pada postpartum depression.
(H. Budhyastuti, 2011 : 322).
Konsep Dasar Postpartum Blues
Cara Mengatasi
Definisi Postpartum Blues Postpartum Blues
1. Komunikasi segala (Marshall, 2004 : 25-26):
permasalahan atau hal lain yang 1. Persiapan diri yang baik
Karakteristik Tipe depresi yang paling
ingin diungkapkan. 2. Olahraga dan nutrisi yang
postpartum blues sering terjadi pada wanita 2. Bicarakan rasa cemas yang cukup
meliputi menangis, pascapartum adalah dialami. 3. Support menal dan
merasa letih karena postpartum blues. Para 3. Bersikap tulus ikhlas dalam lingkugan sekitar
wanita mengalami kondisi menerima aktivitas dan peran 4. Ungkapan apa yang di
melahirkan, gelisah, rasakan
mood selama transisi ini, baru setelah melahirkan.
perubahan alam 5. Menghindari hidup yang
4. Kebutuhan istirahat harus
perasaan, menarik yang dapat berlangsung cukup, titidurlah ketika bayitidur. dramatis
diri, serta reaksi selama 1-14 hari, dengan 5. Berolahraga ringan. 6. Melakukan pekerjaan
puncak gejala pada hari rumah tangga yang dapat
negatif terhdap bayi 6. Dukungan tenaga kesehatan.
membantu emosi akan
dan keluarga. ke-5. (Reeder, 2011 : 503) 7. Dukungan suami, keluarga, timbul
teman, teman sesama ibu..
(Sulistyawati, 2009 :
90)
Gejala Postpartum Blues Pencegahan
Terjadinya
Postpartum Blues
• TEORI
MANAJEM Prinsip Manajemen

EN
Kebidanan
Varney (1997)
menjelaskan bahwa
KEBIDANA prinsip
adalah
manajemen
pemecahan
NPengertian Manajemen
Kebidanan
masalah.

Manajemen kebidanan adalah Teori Hukum Kewenangan Bidan


pendekatan yang digunakan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik
bidan dalam menerapkan metode Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007
pemecahan masalah secara tentang Standar Profesi Bidan, dalam
sistematis mulai dari pengkajian, kompetensi 5 menyebutkan bahwa :
analisis data, diagnosis kebidanan, “Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas
perencanaan, pelaksanaan dan dan menyusui yang bermutu tinggi dan
evaluasi.( IBI, 2007 ) tanggap terhadap budaya setempat.”
KESIMPULAN
Berdasarkan tanda dan gejala gangguan
psikologi postnatal, hasil penelitian
menunjukkan bahwa ibu postnatal
mengalami postnatal blues. Gejala yang
di tunjukkan berdasarkan jawaban
responden adalah perasaan mudah
sedih, sering menangis, menjadi mudah
tersinggung, merasa cemas, menjadi
lebih sering menyalahkan diri sendiri,
mengalami gangguan tidur dan gangguan
nafsu makan, merasa kelelahan, menjadi
cepat marah, Mood cepat berubah,
merasa terjebak dan juga marah terhadap
pasangan dan bayinya, bahkan mejadi
pelupa. Tanda dan gejala tersebut sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh
Dewi dan Sunarsih (2011), yaitu Reaksi
depresi/sedih/disforia, sering menangis,
mudah tersinggung, cemas, labilitas
perasaan, cenderung menyalahkan diri
sendiri, gangguan tidur dan gangguan
nafsu makan, kelelahan, mudah sedih,
cepat marah, Mood berubah, cepat
menjadi sedih dan cepat pula menjadi
gembira, perasaan terjebak dan juga
marah terhadap pasangannya dan
bayinya, perasaan bersalah, dan pelupa.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fia
Wahyuni (2008) dalam skripsinya
mengenai gambaran faktor resiko non-
biologis keadaan postpartum blues pada
Thank you

Anda mungkin juga menyukai