Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KELOMPOK 2 (AIK)

“HAKIKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM"

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

Disusun Oleh :
Nama : NIM :
Dinitry Kusuma Dewi 2010302002
Faisalia Adiyansyah 2010302005
Nawang Puspitasari 2010302008
Putri Wulandari 2010302011
Rizky Putri Ramadhan 2010302014
Sherly Marshelia 2010302017
Sri Widia Ningrum 2010302020

STIKES MUHAMMADIYAH CIREBON


Jl. Kalitanjung Timur No. 14/18 A Kel./Kec. Harjamukti Kota Cirebon 45143
Tlp./Fax.: (0231) 487677 e-mail: info@stikesmuhcrb.ac.id Website:
stikesmuhcrb.ac.id
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Hakikat manusia dalam pandangan Islam" ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari dosen pada mata kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK). Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Hakikat
manusia dalam pandangan Islam" bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ucha Indra Gunawan,SE,


MM selaku dosen dari mata kuliah Al Islam Kemuhammdiyahan (AIK) yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu saya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 22 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3 Metode Penulisan....................................................................................5
1.4 Tujuan Penulisan......................................................................................5
1.5 Manfaat Penulisan....................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Manusia.......................................................................................7


2.2 Asal-Usul Manusia...................................................................................9
2.3 Potensi-potensi dasar manusia ................................................................11
2.4 Eksistensi dan Martabat Manusia............................................................11
2.5 Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan
Khalifatulla...............................................................................................15
2.6 Kelemahan-Kelamahan Manusia ............................................................18
2.7 Kelebihan-kelebihan Manusia .................................................................19

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan...................................................................................................20
3.2 Saran........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Makalah ini kami tujukan untuk masyarakat umum khususnya di
kalangan remaja,pelajar dan generasi muda yang tidak lain adalah sebagai
generasi penerus bangsa agar kitasemua memahami konsep manusia
dalam dunia islam serta memahami tanggung jawabmanusia sebagai
hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Kajian tentang manusia
telahbanyak dilakukan para ahli, yang selanjutnya dikaitkan dengan
berbagai kegiatan, sepertipolitik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan,
agama dan lain sebagainya.
Hal tersebutdilakukan karena manusia selain sebagai subjek (pelaku),
juga sebagai objek (sasaran) dariberbagai kegiatan tersebut, dari pemikiran ini
selanjutnya memunculkan banyak sebutan ataupredikat untuk manusia yang
dikemukakan para ahli filsafat, misalnya; homo sapiens,(makhluk yang
mempunyai budi pekerti/berakal), animal rational atau hayawan
nathiq(binatang yang dapat berpikir), homo laquen (makhluk yang pandai
menciptakan bahasa),zoon politicoi (makhluk yang pandai bekerja sama),
homo economicus (makhluk yang tundukkepada prinsip-prinsip ekonomi),
homo religious (makhluk yang beragama), homoplanemanet (makhluk
ruhaniah-spiritual), homo educandum (makhluk yang dapatdididik/educable),
serta homo faber (makhluk yang selalu membuat bentuk-bentuk baru).
Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan satu hakikat yang
mempunyai duadimensi, yaitu dimensi material (jasad) dan dimensi
immaterial (ruh, jiwa, akal dansebagainya). Unsur jasad akan hancur
dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetap danbangkit kembali pada

4
hari kiamat. (QS. Yasin, 36: 78-79). Manusia adalah makhluk yangmulia,
bahkan lebih mulia dari malaikat (QS. al-Hijr, 15: 29).
Bahkan manusia adalah satu-satunya mahluk yang mendapat perhatian
besar dari Al-Qur’an, terbukti dengan begitubanyaknya ayat al-Qur an
yang membicarakan hal ikhwal manusia dalam berbagai aspek-‟nya,
termasuk pula dengan nama-nama yang diberikan al-Qur’an untuk menyebut
manusia,setidaknya terdapat lima kata yang sering digunakan Al-Qur’an
untuk merujuk kepada artimanusia, yaitu insan atau ins atau al-nas atau
unas, dan kata basyar serta kata bani adam ataudurriyat adam.
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia memang menarik dan tidak
pernah tuntas.Pembicaraan mengenai makhluk psikofisik ini laksana suatu
permainan yang tidak pernahselesai. Selalu ada saja pertanyaan mengenai
manusia. Para ahli telah mencetuskan pengertian manusia sejak dahulu
kala, namun sampai saat ini pun belum ada kata sepakat
tentangpengertian manusia yang sebenarnya. Oleh karena itu kami sebagai
penulis melalui makalah ini ingin mengingatkan kembalikepada para
pembaca mengenai eksistensi dan manusia dalam pandangan islam
sertatanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka
bumi.

1.2 Rumusan Masalah


1 Bagaimana asal-usul manusia?
2 Bagaimana Eksistensi dan martabat manusia?
3 Apa tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan Khalifatullah?

1.3 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan
menggunakanmetode pustaka yaitu beupa mencari dan mengumpulkan
beberapa sumber dari internetmaupun buku yang mengenai informasi
seputar konsep manusia dalam pandangan islam.

5
1.4 Tujuan Penulisan
1 Dapat Memberikan Pemahaman mengenai pengertian dan konsep
manusia dalampandangan islam
2 Dapat Memberikan Pemahaman mengenai eksistensi dan martabat
manusia dalampandangan islam
3 Dapat Memberikan Pemahaman mengenai tanggung jawab manusia
sebagai hamba Allahdan khalifah di muka bumi

1.5 Manfaat
1 Bagi Mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang
Manusia sebagai way of life.
2 Sebagai masukan nilai tambahan untuk mata kuliah Al Islam
Kemuhammadiyahan (AIK).

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Manusia


Pemikiran tentang hakikat manusia, sejak zaman dahulu sampai zaman
modern belum berakhir. Ternyata orang menyelidiki manusia dari berbagai
sudut pandang, ada yang memandang manusia dari sudut pandang
budaya disebut Antropologi Budaya, ada juga yang memandang dari
segi hakikatnya disebut Antropologi Filsafat. Memikirkan dan
membicarakan mengenai hakikat manusia menyebabkan orang tidak henti-
hentinya berusaha mencari jawaban yang memuaskan tentang pertanyaan yang
mendasar tentang manusia yaitu apa, bagaimana, dan kemana manusia
itunantinya. Berbicara mengenai apa itu manusia, ada beberapa aliran yang
mendasari yaitu :
1 Aliran serba zat, mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada
hanyalah zat atau materi.Zat atau materi itulah hakekat dari sesuatu.
Alam ini adalah materi dan manusia adalahunsur dari alam maka dari
itu hakikat dari manusia itu adalah zat atau materi.
2 Aliran serba roh, berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada
di dunia ini adalahroh, begitu juga hakikat manusia adalah roh. Adapun
zat itu adalah manifestasi dari pada roh di dunia ini.
3 Aliran dualisme, mencoba untuk meyakinkan kedua aliran di atas.
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari
dua substansi yaitu jasmani dan rohani.Kedua substansi ini masing-
masing merupakan unsur asalnya, tidak tergantung satu samalain. Jadi
badan tidak berasal dari roh, juga sebaliknya. Hanya dalam
perwujudannya manusia itu ada dua, jasad dan roh, yang keduanya
berintegrasi membentuk yang disebut manusia.
4 Aliran eksistensialisme, yang memandang manusia secara menyeluruh,
artinya aliran ini memandang manusia tidak dari sudut zat atau

7
serba roh atau dualisme, tetapi memandangnya dari segi eksistensi
manusia itu sendiri yaitu cara beradanya manusia itu sendiri di dunia ini.

Dari keempat aliran tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa


hakikat manusia yang sebenarnya adalah sesuatu yang melatar belakangi
keberadaanya di dunia ini sebagai manusia yang terdiri dari jasmani
dan rohani. Sedangkan dalam Islam sendiri, hakikat manusia didasarkan
pada apa yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunah, atau melalui
pengenalan asal kejadian manusia itu sendiri. Hakikat manusia dalam Islam
merupakan suatukeberadaan yang mendasari diciptakannya manusia yang
telah diberi amanat untuk mengaturbumi (Khalifah) yaitu untuk mengabdi
atau beribadah kepada Allah SWT sebagaimana firman dalam Q.S.Adh-
Dhariyat [51:56] yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jindan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Hakikat manusia sebagai makhluk yang mulia ciptaan Allah


memberikan makna bahwa penciptaan merupakan pihak penentu dan
yang diciptakan adalah pihak yang ditentukan, baik mengenai kondisi
maupun makna penciptaannya. Manusia tidak mempunyai peranan apapun
dalam proses dan hasil penciptaan dirinya. Oleh karena itu ketidakmampuan
manusia itu merupakan peringatan bagi manusia. Seperti halnya
manusia tidak ikut menentukan atau memilih orang tuanya, suku
atau bangsa dan lain-lain. Oleh karenanyamanusia harus menyadari
atas ketentuan – ketentuan yang telah diberikan oleh Allah SWT.Sebagai
makhluk yang mulia, manusia dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya :

1 Manusia adalah makhluk yang keberadaanya di dunia ini


untuk mengadakan sesuatu,artinya seorang manusia mempunyai
tugas bekerja dalam hidupnya.
2 Manusia ada untuk berbuat yang baik dan membahagiakan manusia,
artinya manusia adauntuk mengadakan sesuatu yang benar serta

8
bermanfaat, dari sanalah muncul segalabentuk karya manusia
meliputi kreatifitas dan dinamika di dalam kehidupanya.
3 Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan dalam hidup,
artinya kebebasanmanusia nampak melalui aneka kreasi dalam segala
segi kehidupan dan melalui kebebasanitulah muncul berbagai kegiatan.
4 Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Dalam diri
manusia ada kesadaranuntuk mempertanggungjawabkan apa yang
dilakukan dalam hidupnya. Misalnya dalamsalah satu wujud
kesadaran religius, bahwa manusia harus
mempertanggungjawabkanperbuatannya pada ilahi.
5 Manusia adalah makhluk yang mempunyai keterbatasan,
walaupun manusia adalahmakhluk mulia.

Kelima hal tersebut merupakan perincian dari kehidupan manusia


dalam islam sebagaimakhluk yang istimewa.

2.2 Asal – usul kejadian manusia


Al-Quran menjelaskan beberapa tahapan dalam proses kejadian dan asal-usul
manusia secara rinci. Ketiga tahapan tersebut antara lain kejadian dan asal
usul manusia pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini penjelasan dari masing-
masing tahapan tersebut:
 Kejadian Asal-usul Manusia Pertama
Kejadian dan asal-usul manusia pertama yang berarti pula proses
penciptaan Adam diawali oleh pembentukan fisik dengan membuatnya
langsung dari tanah yang kering yang kemudian ditupkan ruh ke
dalamnya sehingga ia hidup.
Keterangan tersebut sesuai dengan hadis riwayat Tirmidzi, dimana
Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari
segenggam tanah yang diambil dari seluruh bagian bumi, maka anak
cucu Adampun seperti itu, sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang
mudah (lembut) dan kasar dan sebagainya.”

9
 Kejadian Asal-usul Manusia Kedua
Alloh menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan.
Begitupun dengan manusia, Adam yang diciptakan hendak dipasangkan
oleh Alloh dengan lawan jenisnya yang diciptakan dari tulang rusuk
Adam, yaitu Siti Hawa.
Keterangan tersebut sesuai dengan firman Alloh QS. An-Nisa, ayat 1
berikut:
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari jiwa yang satu, dan daripadanya Allah
menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
 Kejadian Asal-usul Mnausia Ketiga
Kejadian dan asal usul manusia ketiga terkait  dengan proses kejadian
seluruh umat keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.)
proses kejadian manusia yang disebutkan dalam Al-Qur,an ternyata
setelah dewasa ini dapat dipertanggung jawabkan secara medis.
Dalam Al-Qur’an, asal-usul manusia secara biologi dijelaskan dalam
Surat Al-Mu’minuun : 12-14 berikut ini:
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun : 12-
14).

10
Dari ketiga asal-usul penciptaan manusia menurut agama Islam di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa, islam memandang manusia secara
substantif terbagi ke dalam 2 hal, yaitu substansi materi (badan) dan
substansi immateri (jiwa).
2.3 Potensi-potensi dasar manusia
1) Potensi Fitriyah :
 Fitrah berasal dari kata (fi’il) fathara yang berarti “menjadikan”
secara etimologi  fitrah berarti kejadian asli, agama, ciptaan, sifat
semula jadi, potensi dasar, dan kesucian
 Dalam kamus B. Arab Mahmud Yunus, fitrah diartikan sebagai
agama, ciptaan, perangai, kejadian asli.
 Dalam kamus Munjid kata fitrah diartikan sebagai agama, sunnah,
kejadian, tabi’at.
 Fitrah berarti Tuhur yaitu kesucian
 Menurut Ibn Al-Qayyim dan Ibn Katsir, karena fatir artinya
menciptakan, maka fitrah artinya keadaan yang dihasilkan dari
penciptaannya itu.
2) Potensi Ruhiyah
Ialah potensi yang dilekatkan pada hati nurani untuk membedakan dan
memilih jalan yang hak dan yang batil, jalan menuju ketaqwaan dan
jalan menuju kedurhakaan
3) Potensi Aqliyah
Potensi Aqliyah terdiri dari panca indera dan akal pikiran (sam’a
basar, fu’ad). Dengan potensi ini, manusia dapat membuktikan dengan
daya nalar dan ilmiah tentang ‘kekuasaan’ Allah.
4) Potensi Jasmaniyyah
Ialah kemampuan tubuh manusia yang telah Allah ciptakan dengan
sempurna, baik rupa, kekuatan dan kemampuan.
2.4 Eksistensi dan Martabat Manusia
Manusia perlu mengenal dan memahami hakikat dirinya sendiri agar
mampu mewujudkan eksistensi yang ada dalam dirinya. Pemahaman

11
dalam hidup akan mengantar manusia pada kesediaan untuk mencari makna
serta arti kehidupan agar hidupnya tidak sia-sia. Eksistensi manusia di dunia
merupakan tanda kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya,
bahwa Dialah yang menciptakan, menghidupkan dan menjaga
kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan diciptakannya manusia dalam
konteks hubungan manusia dengan Allah SWT adalah dengan mengimani
Allah SWT serta memikirkan ciptaan-Nya untuk menambah keimanan
dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sedangkan dalam konteks hubungan
manusia dengan manusia serta manusia dengan alam adalah untuk berbuat
amal,yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap
sesama manusia, serta tidak merusak alam. Terkait dengan tujuan hidup
manusia dengan manusia lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Tujuan Umum Adanya Manusia di Dunia
Dalam Q.S. Al-Anbiya [21:107] yang artinya “Dan tiadalah kami
mengutus kamu, melainkan untuk Rahmat bagi semesta alam” Ayat
ini menerangkan tujuan manusia diciptakan olehAllah SWT dan
berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Arti
katarahmat adalah karunia, kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia
sebagai rahmat merupakanmanusia yang diciptakan oleh Allah SWT
untuk menebar dan memberikan kasih sayingkepada alam semesta.
2. Tujuan Khusus Adanya Manusia di Dunia
Tujuan khusus adanya manusia di dunia adalah sukses dunia
dan akhirat dengan cara melaksanakan amal shaleh yang merupakan
investasi pribadi manusia sebagai individu. Allah berfirman dalam Q.S.
An-Nahl ayat [16:97] yang artinya “Barang siapa mengerjakan amal
shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya Allah SWT akan memberikan kepadanya kehidupan
yang baik dan akan diberi balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dengan apa yang telah mereka kerjakan”.

12
3. Tujuan Individu dalam Keluarga
Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia merupakan makhluk
sosial yang mempunyaisifat hidup berkelompok dan saling membutuhkan
satu sama lain.Hampir semua manusia,pada awalnya merupakan bagian
dari anggota kelompok sosial yang dinamakan keluarga.Dalam ilmu
komunukasi dan sosiologi, keluarga merupakan bagian dari klasifikasi
kelompoksosial dan termasuk dalam small group atau kelompok
terkecil karena paling sedikit anggotanya. Namun keberadaan
keluarga sangat penting karena merupakan bentuk khususdalam
kerangka sistem sosial secara keseluruhan. Small group seolah-
olah merupakanminiatur masyarakat yang juga memiliki pembagian
kerja, kode etik pemerintahan, prestige,ideologi, dan sebagainya. Dalam
kaitannya dengan tujuan individu dalam keluarga adalahagar
individu tersebut menemukan ketentraman, kebahagiaan dan
membentuk keluargasakinah, mawaddah dan warahmah. Manusia
diciptakan berpasang-pasangan. Oleh sebab itu,wajar bagi manusia baik
laki-laki dan perempuan membentuk keluarga.
Tujuan manusia berkeluraga menurut Q.S. Ar-Rum [30:21] yang
artinya "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,supaya kamu
merasa tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaaum yangmau berfikir".
Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia supaya tentram. Untuk
menjadi keluarga yangtentram, Allah SWT memberikan rasa kasih
sayang. Oleh sebab itu, dalam kelurga harusdibangun rasa kasih
sayang satu sama lain.
4. Tujuan Individu dalam Masyarakat
Setelah hidup berkeluarga, manusia mempunyai kebutuhan untuk
bermasyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat yaitu mencari
keberkahan yang melimpah dalam hidup. Kecukupan kebutuhan

13
hidup ini menyangkut kebutuhan fisik seperti perumahan, makan,
pakaian,kebutuhan sosial (bertetangga), kebutuhan rasa aman, dan
kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat mudah
diperoleh apabila masyarakat beriman dan bertakwa. Apabila masyarakat
tidak beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan siksa dan
jauh dari keberkahan. Oleh sebab itu, apabila dalam suatu masyarakat
ingin hidupdamai dan serba kecukupan, maka kita harus mengajak
setiap anggota masyarakat untukmemelihara iman dan takwa.
Allah berfirman dalam Q.S. Al-A’raf [7:96] yang artinya“ Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kamiakan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
tetapi mereka mendustakanitu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya”.
Pada dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya
yaitu masyarakat.
b. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam di
sekelilingnya.
5. Tujuan Individu dalam Bernegara
Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang untuk
menemukan jati diri sebagai pribadi yang utuh, maka manusia harus
hidup bermasyarakat/bersentuhan dengan duniasosial. Lebih dari itu
manusia sebagai individu dari masyarakat memiliki jangkauan
yanglebih luas lagi yakni dalam kehidupan bernegara. Maka, tujuan
individu dalam bernegara adalah menjadi warga negara yang baik
di dalam lingkungan negara untuk mewujudkan negara yang aman,
nyaman serta makmur.
6. Tujuan Individu dalam Pergaulan Internasional
Setelah kehidupan bernegara, tidak dapat terlepas dari kehidupan
internasional/dunia luar.Dalam era globalisasi, kita sebagai makhluk
hidup yang ingin tetap eksis, maka kita harusbersaing dengan ketat

14
untuk menemukan jati diri serta pengembangan kepribadian.
Jaditujuan individu dalam pergaulan internasional adalah menjadi individu
yang saling membantudalam kebaikan dan individu yang dapat
membedakan mana yang baik dan buruk dalam duniaglobalisasi agar tidak
kalah dan terlena dengan indahnya dunia.

2.5 Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifatullah


Manusia diturunkan ke bumi ini bukanlah hanya sebagai penghias atau
pelengkap dibumi semata, tetapi manusia sesungguhnya mempunyai
kedudukan, peran, dan tugas yang telah melekat padanya yang terbawa sejak
ia lahir ke dunia.
Manusia telah dipilih oleh Allah untuk melaksanakan tanggung jawab
sebagai hambaAllah dan seorang khalifah di bumi,karena manusia
merupakan makhluk yang paling istimewa dibanding dengan makhluk-
makhluk yang lainnya. Mereka dipilih untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan yang ada dengan cara mereka sendiri dan tanpa melepastanggung
jawab.
1. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah
Ayat Al-Qur’an menyebutkan bahwa manusia merupakan makhluk
yang diciptakanoleh Allah dari tanah, kemudian berkembang biak
melalui sperma dan ovum dalam suatuikatan pernikahan yang
suci serta proses biologis produktivitas manusia (Q.S Al-
Mukminun:12-16) Dalam konteks ini, Nabi Muhammad SAW
bersabda, "Bahwasanyaseseorang kamu dihimpunkan kejadiannya
di dalam perut ibu selama 40 hari, kemudianberupa segumpal
darah seperti itu pula lamanya, kemudian berupa segumpal daging seperti
itupula lamanya. Kemudian Allah mengutus seorang malaikat,
maka diperintahkan kepada malaikat: engkau tuliskanlah
amalannya, rezekinya, ajalnya, dan celaka atau
bahagianya.Kemudian ditiupkanlah roh kepada makhluk tersebut" (HR.
Bukhari).20

15
Kesadaran bahwa manusia hidup di dunia sebagai makhluk
ciptaan Allah dapat menumbuhkan sikap andap asor dan mawas diri
bahwa dirinya bukanlah Tuhan. Oleh sebabitu, ia melihat sesama manusia
sebagai sesama makhluk, tidak ada perhambaan antar manusia.Jadi,
seorang istri tidak menghamba pada suami, seorang pegawai tidak
menghamba pada pengusaha, dan seorang rakyat tidak menghamba pada
pemerintah. Bagi manusia, yang patut menerima perhambaan dari
manusia tak lain adalah Allah. Allah tidak menciptakan manusia selain
untuk menghamba atau beribadah kepada-Nya (Q.S. Adz-Dzariyat:56).
Segala yang adadi langit dan bumi, baik dengan suka maupun
terpaksa, sesungguhnya pun berserah dirikepada Allah (Q.S. Ali
Imran:83). Oleh karena itu, tidak berlaku konsep manusia
sebagaihomo homoni lopus atau manusia sebagai pemangsa bagi
manusia yang lain. Tidak adakeistimewaan antara satu manusia
dengan manusia lain kecuali taqwanya kepada Allah.Eksistensi
manusia bukan untuk menjadi yang terkuat (struggle for the
strongest and thefittest), melainkan untuk menjadi yang paling bijak
(struggle for the wisest).
Sebagai hamba Allah, manusia memikul tanggung jawab pribadi, orang
yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain (Q.S. Al-An'am:164)
dan pada hari kiamat nanti merekadatang kepada Allah dengan
sendiri-sendiri (Q.S. Maryam:95). Ini membuktikan bahwamanusia
sebagai hamba Allah memiliki kebebasan individual atas dirinya sendiri
namun tetapbertanggung jawab atas lingkungan sekitarnya.
2 Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah di Muka Bumi
Khalifah berasal dari kata “khalafa” yang berarti mengganti.
Khalifah diartikan pengganti karena ia menggantikan yang
didepannya. Dalam bahasa Arab, kalimat “Allah menjadi khalifah
bagimu” berarti Allah menjadi pengganti bagimu dari orang tuamu
yang meninggal. Allah menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi
berarti Allah menyerahkan pengolahan dan pemakmuran bumi bukan

16
secara mutlak kepada manusia. Di samping arti ini khalifah juga
menunjukan arti pemimpin negara atau kaum. Kata khalifah
dengan arti pemimpin terdapat dalam Q.S. Shad [38 :26] dimana
Allah mengangkat Nabi Daud As.sebagai khalifah di bumi untuk
memimpin manusia dengan adil dan tidak mengikuti hawanafsu.
Allah SWT memberikan anugerah-Nya kepada Bani Adam sebagai
makhluk yang paling mulia; mereka disebutkan di kalangan
makhluk yang tertinggi yaitu para malaikat,sebelum mereka di
ciptakan. Untuk itu, Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah
[2:30]yang artinya "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akanmembuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah”. Arti khalifah pada Q.S.
Shad [38:26]bertugas untuk menegakkan hukum Allah di bumi dan
menciptakan kemaslahatan manusiasedangkan arti khalifah pada Q.S.
Al-Baqarah [2:30] bertugas untuk memakmurkan danmengelola
bumi.
Setiap kebajikan yang dilakukan manusia atas kehendak dan pilihannya
itu merupakankemuliaan, malaikat yang bertabiat tunduk tidak dapat
mencapai kemuliaan itu. Untuk itu adadua argumentasi manusia dijadikan
khalifah di muka bumi, yang dapat dikemukakan yaitu :
a) Kemuliaan manusia pertama (Nabi Adam As) yang dapat di
gambarkan adanya perintah Allah, supaya malaikat bersujud
kepada Nabi Adam As. karena kekhususan Nabi AdamAs. yang
memiliki ilmu pengetahuan, yang berbeda dengan ilmu pengetahuan
malaikat yang tidak memungkinkan karena dari usaha sendiri sesuai
firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah [2:32] yang artinya “Mereka
menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yangKami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
SesungguhnyaEngkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana."

17
b) Kekhalifahan Nabi Adam As. di muka bumi ini adalah karena
mempunyai kemungkinan untuk dibebani amanat kemanusiaan, serta
pertanggungjawaban dari amal usahanya, sertarentetan-rentetan
cobaan, berbeda dengan malaikat yang ditakdirkan dengan
patuh danbebas dari godaan-godaan.

Ayat-ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang khalifah selalu


berkaitan dengan tugas-tugasdan tanggung jawab. Hal ini memberikan
suatu peringatan serta pelajaran kepada manusiasebagai khalifah agar
mereka melihat dan memandang keadaan sebelum mereka sendiri
sertaapa yang harus mereka lakukan sebagai khalifah sebab semua
perbuatan yang dilakukan akanada pertanggungjawaban di hadapan Allah
SWT.

2.6 Kelemahan-kelemahan manusia


1 Manusia itu selalu membantah. (QS. Al Kahfi:54) ; Dan sesungguhnya
Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Qur’an ini
bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang
paling banyak membantah.
2 Manusia bersifat lemah. (QS. An Nisa:28) ; Allah hendak memberikan
keringanan kepadamu , dan manusia dijadikan bersifat lemah.
3 Manusia selalu zalim dan bodoh. (Al Ahzab:72) ;
4 Manusia senang berbuat maksiat. (QS. Al Qiyamah:5) ; Bahkan manusia
itu hendak membuat maksiat terus menerus.
5 Manusia mencintai kehidupan dunia. (QS. Al Qiyamah:20)
6 Manusia melampaui batas. (QS. Al ‘Alaq :6)
7 Manusia malas berbuat baik. (QS. Al Ma’arij:21)
8 Manusia senang berkeluh kesah dan gelisah. (QS. Al Ma’arij:19)
9 Manusia tergesa-gesa. (QS. Al Anbiyah:37)
10 Manusia itu pelit. (QS. Al Isra:100)

18
2.7 Kelebihan manusia dari makhluk lainnya
1 Makluk yang paling unik, dijadikan dalam bentuk yang paling baik,
ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
2 Manusia memiliki potensi (daya atau kemampuan yang mungkin
dikembangkan) beriman kepada Allah.
3 Manusia diciptakan Allah untuk mengabdi kepada-Nya dalam Al-
Qur’an surat Az-Zariyat : Artinya : “Tidakkah aku jadikan jin dan
manusia, kecuali untuk mengabdi kepada-Ku “ (QS. Az-Zariyat:56).
4 Manusia diciptakan Tuhan untuk menjadi khalifah –Nya di bumi.
5 Disamping akal manusia dilengkapi Allah dengan perasaan dan
kemauan atau kehendak.
6 Secara individual manusia bertanggung jawab atas segala perbuatannya.
7 Berakhlak. Berakhlak adalh ciri utama manusia dibandingkan
makhluk lain. Artinya manusia adalah makhluk yang diberikan
Allah kemampuan untuk membedakan yang baik dengan yang buruk.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks. Di
ciptakannyamanusia di bumi oleh Sang Pencipta tidak hanya untuk diam
saja, tetapi manusia dituntutuntuk selalu berperan aktif untuk berbuat
kebaikan. Sebagai seorang manusia, kita juga harusmenjadi individu yang
dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Manusia bukanlah makhluk yang sempurna, masih banyak kekurangan
yang melekatdalam diri manusia. Salah satu contohnya adalah
kurangnya pemahaman manusia tentangagama, oleh karena itu manusia
dianjurkan untuk saling menghormati dan mengasihi satusama lain
karena kita diciptakan tanpa adanya perbedaan. Selain itu, sebagai seorang
manusiakita harus mematuhi aturan yang ada.

3.2 Saran
Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai seorang
manusia kitaharus menjadi individu yang dapat bermanfaat bagi diri
sendiri dan orang lain. Sebagaimakhluk sosial, manusia tidak dapat
hidup sendiri oleh karena itu kita harus saling tolongmenolong dalam
kebaikan antar sesama.
Untuk kedepannya tugas dalam membuat makalah ini sangat
dianjurkan untukdilanjutkan, karena bisa menambah wawasan manusia
tentang pengetahuan Agama. Selain itu,makalah ini diharapkan dapat
membantu pembaca untuk menggali lebih dalam HakikatManusia
menurut Islam.

20
DAFTAR PUSTAKA

IMM Tarbiyah. 2011. Tanggung Jawab Manusia sebagai Khilafah


dihttp://immdakwahpwt.blogspot.com/2011/09/babI-pendahuluan-manusiaadalah-
makhluk.html(diakses 3 April 2019)

Sayyida Ulya. 2014. Eksistensi dan Martabat Manusia


dihttps://saydaulya.blogspot.com/2014/12/makalah-eksistensi-dan-martabat-
manusia.html(diakses 27 Maret 2019)

Prasasti Lia. 2016. Eksistensi dan Martabat Manusia – Agama Islam


dihttp://lhialicious.blogspot.com/2016/03/eksistensi-dan-martabat-manusia-
agama.html(diakses 27 Maret 2019)

Finastri Annisa. 2016. Konsep Manusia dalam Islam di


https://dalamislam.com/info-islami/konsep-manusia-dalam-islam(diakses 2 April
2019)11

21

Anda mungkin juga menyukai