Editor:
Carunia Mulya Firdausy
Penulis:
Ariesy Tri Mauleny
Achmad Sani Alhusain
Nidya Waras Sayekti
Lisnawati
Judul:
Koperasi dalam Sistem Perekonomian Indonesia
Carunia Mulya Firdausy
Copyrights © 2018
Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang
All rights reserved
v
Dr. Indra Pahlevi
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR TABEL xi
BAGIAN KESATU
MEMBANGKITKAN KEMBALI KOPERASI INDONESIA:
SUATU PENGANTAR
Carunia Mulya Firdausy 1
BAGIAN KEDUA
KOPERASI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Ariesy Tri Mauleny 9
I. PENDAHULUAN 11
II. KONSTITUSI EKONOMI INDONESIA 14
III. KOPERASI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN 17
INDONESIA
IV. PERDEBATAN FILOSOFIS PERKOPERASIAN INDONESIA 21
V. PERKEMBANGAN KOPERASI INDONESIA 24
VI. TANTANGAN KOPERASI INDONESIA 28
VII. PENUTUP 30
DAFTAR PUSTAKA 32
vii
BAGIAN KETIGA
LANGKAH STRATEGIS PENGUATAN KOPERASI INDONESIA
Achmad Sani Alhusain 35
I. PENDAHULUAN 37
II. KONSEPSI KOPERASI 40
III. KONDISI DAN PERMASALAHAN KOPERASI DI 46
INDONESIA
A. Kondisi Koperasi 46
B. Permasalahan 48
IV. LANGKAH STRATEGIS PENGUATAN KOPERASI 53
A. Peran Pemerintah 55
B. Peran Koperasi 57
V. PENUTUP 61
DAFTAR PUSTAKA 62
BAGIAN KEEMPAT
KEBIJAKAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KOPERASI DI
PROVINSI BALI 65
Nidya Waras Sayekti
I. PENDAHULUAN 67
II. GAMBARAN UMUM PROVINSI BALI 69
III. KEBIJAKAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KOPERASI 70
DI PROVINSI BALI
A. Kinerja Koperasi di Provinsi Bali 70
B. Kebijakan Strategis Pengelolaan Koperasi di 73
Provinsi Bali
IV. PERMASALAHAN DAN SOLUSI 81
V. PENUTUP 88
DAFTAR PUSTAKA 90
viii
BAGIAN KELIMA
URGENSI PENGAWASAN DALAM PERUBAHAN UNDANG-
UNDANG PERKOPERASIAN
Lisnawati 93
I. PENDAHULUAN 95
II. PERKEMBANGAN ATURAN PERKOPERASIAN 97
III. KONDISI PERKOPERASIAN DI INDONESIA 99
IV. PENGAWASAN KOPERASI 102
V. KOPERASI SYARIAH 104
VI. PENUTUP 105
DAFTAR PUSTAKA 107
BAGIAN KEENAM
ANALISIS EMPIRIS KOPERASI INDONESIA
Ariesy Tri Mauleny 109
I. PENDAHULUAN 111
II. KERANGKA KONSEPTUAL 113
III. ANALISIS EMPIRIS KOPERASI INDONESIA 116
A. Analisis Data 116
B. Analisis Hasil Estimasi 121
IV. PENUTUP 129
DAFTAR PUSTAKA 130
BAGIAN KETUJUH
MENJADIKAN KOPERASI SEBAGAI PEREKONOMIAN
NASIONAL: CATATAN AKHIR
Carunia Mulya Firdausy 143
INDEKS 149
BIOGRAFI EDITOR. 155
BIOGRAFI PENULIS 157
ix
DAFTAR GAMBAR
Bagian Kedua
KOPERASI DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
Gambar 1. Pola Transformasi Sosial Budaya Struktur dan 18
Sistem Ekonomi Indonesia
Gambar 2. Perkembangan Koperasi Indonesia Tahun 2000 25
s.d. 2017
Gambar 3. Perkembangan Koperasi Aktif dan Tidak Aktif 27
per Provinsi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
pada Tahun 2011 s.d. 2015
Bagian Ketiga
LANGKAH STRATEGIS PENGUATAN KOPERASI
INDONESIA
Gambar 1. Perkembangan Koperasi di Indonesia 2005- 47
2015
Gambar 2. Koperasi Aktif yang Melaksanakan RAT Tahun 48
2005 s.d. 2015
Bagian Keempat
KEBIJAKAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KOPERASI DI
PROVINSI BALI
Gambar 1. Jumlah Koperasi di Provinsi Bali Tahun 2012 – 71
2016
Bagian Keenam
ANALISIS EMPIRIS KOPERASI INDONESIA
Gambar 1. Simpul-Simpul Pemikiran Strategis Koperasi 115
x
DAFTAR TABEL
Bagian Keempat
KEBIJAKAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KOPERASI DI
PROVINSI BALI
Tabel 1. Kinerja Koperasi Provinsi Bali Tahun 2016 – 72
2017
Bagian Keenam
ANALISIS EMPIRIS KOPERASI INDONESIA
Tabel 1. Ringkasan Data 33 Provinsi (2011-2015) 116
Tabel 2. Hasil Diagnostik Partial Correlation 119
Antarvariabel
Tabel 3. Hasil Diagnostik Variance Inflation Factor (VIF) 120
Tabel 4. Simulasi SHU Menurut Fixed Robust, xi: regress 122
i.id, areg, absorb (id) serta xtgls i.id.
Tabel 5. Simulasi Volume Usaha Menurut Fixed Robust, 123
xi: regress i.id, areg, absorb (id) serta xtgls i.id.
Tabel 6. Pengaruh Faktor Internal Koperasi Terhadap 126
Capaian SHU
Tabel 7. Pengaruh Faktor Internal Koperasi Terhadap 127
Capaian SHU
Tabel 8. Analisis Koperasi Berdasarkan Provinsi (2011- 128
2015)
xi
xii
BAGIAN KESATU
MEMBANGKITKAN KEMBALI
KOPERASI INDONESIA:
SUATU PENGANTAR
1 Profesor Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Guru Besar Ekonomi
Universitas Tarumanagara (UNTAR)
Amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 33 menyatakan secara tegas dan jelas bahwa perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Amanat tersebut kini nyaris tidak menjadi pegangan kuat dalam upaya
membangun perekonomian Indonesia. Hal tersebut memang bisa
dimaklumi bukan saja karena perubahan zaman yang saat ini telah
beralih ke era digital dan revolusi industri 4.0 atau sering diistilahkan
sebagai zaman now, tetapi juga karena globalisasi ekonomi menuntut
Indonesia melakukan perubahan. Dengan ungkapan sederhana
“today’s problems cannot be solved by yesterday’s solutions”. Namun,
apakah ungkapan tersebut harus juga diartikan sistem perekonomian
berbentuk koperasi wajib dihapuskan atau dianaktirikan dari sistem
perekonomian Indonesia?
Para pendiri negeri ini dalam menyatakan pentingnya koperasi
sebagai “soko guru perekonomian nasional” dan menjadikan koperasi
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem perekonomian
nasional tentu bukan tanpa dasar pertimbangan dan alasan yang
jelas. Seperti diungkapkan dalam penjelasan UUD NRI 1945 Pasal
33 Ayat (1) bahwa koperasi merupakan bentuk demokrasi ekonomi,
dimana produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, dan di bawah
pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran
masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang.
Tegasnya, Mohammad Hatta menyatakan bahwa koperasi adalah
usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi
berdasarkan kegotongroyongan (Sukamdiyo. 1996).
Dari uraian tersebut menjadi jelas bahwa koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum yang
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas dasar asas kekeluargaan. Dalam
3
Carunia Mulya Firdausy
4
Membangkitkan Kembali Koperasi Indonesia: Suatu Pengantar
5
Carunia Mulya Firdausy
6
Membangkitkan Kembali Koperasi Indonesia: Suatu Pengantar
7
Carunia Mulya Firdausy
8
BAGIAN KETUJUH
MENJADIKAN KOPERASI
SEBAGAI SOKOGURU PEREKONOMIAN
NASIONAL: CATATAN AKHIR
1 Penulis adalah Profesor Riset Bidang Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI)
dan Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Tarumanagara (UNTAR).
Koperasi diharapkan menjadi sokoguru perekonomian Indonesia.
Namun, faktanya perhatian dan kerja keras untuk menjadikan hal
tersebut masih jauh dari yang diharapkan padahal usia koperasi sudah
mencapai 71 tahun pada 12 Juli 2018 lalu. Hal ini terindikasi dari
besarnya kontribusi koperasi terhadap PDB yang masih rendah dan
jauh dibandingkan dengan negara-negara di dunia. Kenya saja sebagai
negara di Afrika yang relatif miskin, kontribusi koperasi terhadap PDB
mencapai 43 persen. Bahkan di Denmark, kontribusi koperasi sangat
luar biasa mencapai angka sebesar 68 persen dari PDB. Sebaliknya,
di Indonesia, pada tahun 2017, kontribusi koperasi hanya mampu
mencapai angka 4,9 persen dari PDB. Mengapa di Indonesia kontribusi
koperasi terpuruk? Apa masalah yang membelitnya? Bagaimana pula
upaya yang harus dilakukan agar koperasi bangkit menjadi sokoguru
perekonomian nasional dan sekaligus menyejahterakan masyarakat?
Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan pertanyaan-
pertanyaan kunci yang didiskusikan dan dibahas dalam buku ini.
Sumber data yang digunakan diperoleh tidak saja dari sumber data
sekunder, tetapi juga dari hasil penelitian lapangan terutama yang
dilakukan di Provinsi Bali. Dipilihnya Provinsi Bali antara lain karena
di provinsi ini banyak koperasi yang mendapat penghargaan karena
keberhasilannya di satu pihak, dan terdapat pula koperasi yang tidak
sehat di lain pihak. Sumber data primer ditempat ini dikumpulkan
melalui wawancara dengan pihak-pihak yang berkepentingan di
provinsi ini. Selain itu, wawancara dengan pihak yang berkepentingan
pada skala nasional juga dilakukan, selain sumber yang berasal dari
website. Lantas, bagaimana kesimpulan dan rekomendasi dari buku
ini?
Tidak dapat diragukan lagi bahwa koperasi memiliki arti
yang signifikan dalam memperkuat perekonomian nasional dan
sekaligus menyejahterakan masyarakat. Kegiatan ekonomi melalui
wadah koperasi ini tidak saja menunjukkan jati diri bangsa Indonesia
yang memiliki nilai kegotongroyongan, tetapi juga sekaligus nilai
145
Carunia Mulya Firdausy
146
Menjadikan Koperasi sebagai Sokoguru Perekonomian Nasional: Catatan Akhir
147
Carunia Mulya Firdausy
148
INDEKS
A B
ACS & Audretsch, 70 Bekerja sama, 53, 58, 61, 75-78, 85
Adil, 14, 20, 22, 30, 40, 54, 114 Bisnis
Administrasi, 52-54, 58, 69, 82 Pelaku, 39, 60
Advokasi hukum, 74 Peluang, 53, 60
Aktif, 5-6, 12-13, 24, 26-27, 46-47, Brock & Evans, 70
51, 67-68, 72,74, 76, 78-79, 84, Bretos dan Errasti, 114
124, 127, 129 Bung Hatta, 19
Akses
Koporasi dan UMKM, 84, 129
Kredit, 85
C
Akuntabel, 58
Cabang, 16
Analisis empiris, v-vi, 7, 113-114,
Cadangan, 43
116,
Anggota koperasi, 12, 29-30, 41,
45-46, 48, 50, 52, 55, 58, 68, 72,
74-76, 89, 96, 99-101, 124-125 D
Antara dan Guntur, 116 Dampak
Asas ekonomi, 73
Kekeluargaan, 3, 17, 19, 23, 28, positif, 55, 87
41-42, 97, 99, 105-106, 114 Demokrasi
Kemakmuran, 105 Ekonomi, 3, 16, 19-20, 22, 30,
Aspirasi 41, 49, 113
koperasi, 75, 77 Terpimpin, 15
masyarakat, 78 Desain,
Kemasan, 74
produk, 83
149
Indeks
Diagnostik G
Hasil, 119-121 Gerakan
Dinamik, 86-87 Ekonomi Islam, 104
distributor, 17, 124, 129, ekonomi rakyat, 3-4, 22, 42, 49
Geriya dkk, 87
Gotong Royong, 11, 22-23, 48, 46,
E 51, 87, 127
Efektif, 16, 38, 58, 101-102, 114, 125
Efesien, 16, 38, 58, 102, 114
Efektivitas, 44 H
Eksistensi, 21, 41, 46
historis, 13-15
Eksternal,
hubungan, 20, 99, 116
Faktor, 19, 53, 112, 114, 116,
hukum
129
badan, 3-4, 17, 24, 41-42, 105
Permasalahan, 26, 38
Peran, 14
Ekonomi
Kepentingan, 44, 99
Tujuan, 40, 43
Ekonometrika, 118-119 I
Empiris, 113 Individu, 44, 99, 101, 118
Era digital, 3, 39, 58, Independence, 103
Estimasi, Informasi
Metode, 117-118 Pasar, 82-83, 112
Proses, 120 Sistem, 77
Evaluasi, 81-82 Teknologi, 38, 58-60, 88, 146
Infrastruktur, 24, 30-31, 77, 112
Inovasi, 46, 60, 70, 81, 125
F Internasional, 37-38, 40 43, 61, 80,
146,
Faktor
Insentif, 56-57, 82-83, 124
Eksternal, 19, 53, 112, 114, 116,
Investasi, 4, 11, 19, 30, 33, 79, 95-96
129
Internal, 9, 12, 114, 116, 129
Fasilitas, 75, 77, 79-80, 84
Filosofi, 19, 99, 106,
Fleksibilitas, 60
150
Indeks
J 129
Jasa Kontribusi, 4, 12, 53-55, 69-70, 79,
Keuangan Kementerian 100, 111, 145
Koperasi, 52 Kontributor, 124
Otoritas Jasa Keuangan, 4, 11, 95 Koordinasi, 75, 77, 80, 82, 88, 101,
Jati diri, 30, 74 115
Koperasi aktif, 7, 25, 27, 37, 46, 79,
95, 100, 116, 122,
Korelasi, 116, 121
K Kreativitas, 81, 125
Kabupaten, 69, 86, 116 Kredit, 74, 79, 85-86, 104,
Kemandirian, 16, 54, 75, 98,
Kapasitas, 77, 80-83, 112, 125
Kebijakan
L
Diklat, 77
Publik, v, 9, 35, 65, 76, 93, 109 Laba, 18 45, 103, 125
Strategis, vi, 6-7, 65, 68, 70, Landasan
73-74 ideal, 21, 41
Kebutuhan, 24, 29, 41, 43, 49-50, 53- konstitusional, 21, 41
54, 58-59, 70, 73, 75, 79, 82-83, operasional. 21, 41
99, 111, 113-114, 148 Layanan, 75-77
Kekeluargaan, 3-4, 11, 16-17, 19, Lembaga, 22, 24, 26, 28, 31, 38, 51,
22-23, 28, 37, 40-42, 44, 97, 99, 74, 76, 81-85, 95, 100, 102-105,
105-106, 113-114, 127 11-112, 125
Kemiskinan, 38, 54, 62, 71, 147
Kemitraan, 58, 76, 79-80, 83, 88, 145
Kesejahteraan, 15-16, 19, 29-30, 32, M
50, 53, 55, 61, 72, 75, 83, 87-89,
Mahkamah Konstitusi, 11, 23, 31,
97, 102, 146
98-99, 105
Keuangan, 6, 31, 52, 68, 78, 102,
Manajemen, 23, 42, 45, 50-54, 56-
111-112, 125
58, 76, 101, 112, 124, 127, 129,
Khusnatul Zulfa Wafirotin, 39
146
Khusus, 23, 81, 100
Manajerial, 114
Kinerja, 38, 46, 50, 60, 70-72, 102-
Masyarakat, 3, 5, 11, 13, 19-26, 28-
104, 114-116, 124, 129
30, 38, 41, 43, 49-51, 53, 55-57,
Konstan, 69, 120
61, 71-82, 87-88, 96-97, 104,
Konsumen, 44, 50, 70, 79, 83, 124,
151
112, 114, 145 P
Mekanisme, 21, 26, 39, 80, 103, 106, Pandangan, 42, 51-52, 61, 96
127 Partomo Titik Kartika, 43
Manager, 116, 120, 122, 124, 126- Pelatihan, 79-81, 125, 129
127, 129 Pembangunan, 13-17, 20-21, 28, 46,
Mikro, 54, 82-83, 104, 111-112, 125 48, 51, 53, 67, 70, 86, 88, 146
Modal Pemasaran, 29, 39, 54, 58, 82,
Koperasi, 12, 46, 58 88, 101, 112, 115, 124, 127,
Luar, 7, 12, 72, 95, 111 146=147
Sendiri, 7, 24, 46, 58, 72, 74, 95, Pemerintah, 4-5, 13-15, 26, 28, 30,
111 38-39, 49-50, 53, 55-57, 61, 67,
Modern, 38, 54, 57-59 73-78, 83-85, 88, 98-99, 101-
Mojo, Fischer dan Degefa, 114 102, 105-106, 112, 116, 124-
125, 129, 146-147
Pemilihan, 6, 57, 68
N Pendidikan, 6, 29, 39, 43 50, 53, 56,
Nasional 68, 70, 73-81, 84, 125, 129, 146
Perekonomian, 5, 8, 11-13, 16- Pengawasan, 6-7, 24, 30-31, 39, 50,
17, 22, 30, 41 78, 112-114, 57, 79, 84, 93, 95-96, 102-103,
145, 148 106, 126, 129, 147-148
Negara, 4, 12, 14, 16-17, 19, 21, 25, Pengelolaan, 4, 11-12, 22, 38, 45, 47-
37-38, 46, 50, 56, 115, 145 58, 52, 57-58, 60, 67-68, 73, 79,
82, 102-103, 106, 113, 125
Penguatan koperasi, vi, 6, 39
Pengurus, 7, 24, 29, 38-39, 45, 48,
O 50-59, 72, 74, 76, 79-81, 88,
Operasional 101-103, 116, 124, 147
Biaya, 60 Perekonomian, 3, 5, 8, 11-31, 37, 41,
Prosedur, 59 49, 55, 67, 69-71, 79, 87-88, 97,
Organisasi, 17, 22, 28-29, 31, 37, 104-106, 111-114, 129, 143-148
39-41, 43-44, 46, 58-59, 72-73, Perkoperasian, v-vi, 7, 11-12, 19,
76, 82, 99 21-23-24, 38, 41-42, 51,76-78,
Output, 29, 111, 124-125 80-81, 84, 96, 98-102, 105-106,
146-148
Perubahan, vi, 3, 7, 15, 24, 44, 58,
59-60, 93, 96, 98,
152
Potensi, 17, 60, 83, 86, 88
Positif, 16, 43, 55, 67, 78, 87, 125,
127, 129
S
Primer, 7, 39, 68
Produk Domestik Bruto (PDB), 4, Sekunder, 6-7, 39, 68, 76, 145
100, 111, 145-146 Syarikat Dagang Islam, 104
Produksi signifikan, 82-83, 111, 124-125, 127,
Sarana, 58 129, 145
Strategi, 53 Simpan Pinjam, 4, 7, 11-12, 24, 60,
Produktivitas, 39, 46, 124, 73, 79, 95-96, 102
Profesional, 26, 28, 50, 52-53, 57 Sinkronisasi, 75, 77, 80, 82
Program, 5, 13, 25, 28, 31, 39, 55, 58, Sisa Hasil Usaha, 12, 43, 45-46, 70,
74-75, 78, 80-82, 84, 104 111, 113, 121, 124, 129
Proses Sistem Perekonomian Indonesia, vi,
Pembangunan, 53 3, 15-17, 19, 22
Produksi nasional, 20 Sosialisasi, 50, 56, 78-81
Provinsi, 6-7, 26-27, 67-89, 113, Sudjatmoko, 59
116-117, 128-129, 145, 147 Sumber Daya Manusia, 20, 31, 38-
39, 52, 57, 59-61, 69, 74, 76, 83,
102, 105, 112, 127, 129, 146
strategi, 29-30, 67, 83-84
R sumber
Rakyat Data, 6-7, 68, 145
Ekonomi, 3-4, 20, 22, 28, 42, Data dan informasi, 6
100, 105, Daya ekonomi, 16
Rapat Anggota Tahunan (RAT), 13, swadaya, 44, 99, 111,
47-48, 80, 112, 116, 119, 122, swasta, 30, 46, 53, 61
127 syariah
Reformasi, 13-15, 55 koperasi, 7, 95, 104-106, 146-
Regresi, 118-121 147
Rehabilitasi, 5, 13, 25, 55 prinsip, 4
Rencana Kerja, 57
Reorientasi, 55
Restrukturisasi, 59, 112 T
Revitalisasi, 39, 76, 79, 84, 88, 147 Teknologi Informasi, 38, 58-60, 88,
Revolusi industri 4.0, 3, 59 146
153
Tenaga Kerja, 37, 69-73
Toto Sugiyono, 52
transparansi, 103
U
Usaha Kecil Menengah, 43, 67, 85
Usaha mikro, 82-83, 112, 125
Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) 7, 68, 73-74, 82-86, 112
Undang-Undang
Dasar NKRI 1945, 3, 6, 19, 37, 97
Perkoperasian, v-vi, 7, 93, 96, 98,
148,
universal, 99
urgensi, 7, 93, 96
usaha anggota, 59
V
Volume usaha, 72, 95, 114, 120-121,
124-126, 129
Volume sektor riil, 101, 111
W
Waspada Investasi, 95
Wawancara, 6, 67-68, 72, 81, 114-
115, 145
Wirausaha, 82-83
154
BIOGRAFI EDITOR
155
Biografi Editor
Asian Development Bank (ADB), United Nation for Economic and Social
for Asia and Pacific (UN-ESCAP), International Labour Organization
(ILO), UNDP, UNCTAD, UNSFIR, ISEAS, ISIS dan World Bank; (c) Dosen
dan pembimbing mahasiswa program S1, S2, dan S3, untuk mahasiswa
di beberapa Universitas seperti UI, IPB, UNPAD, dan UNTAR; (d) Mitra
Bestari Buletin Ilmiah Perdagangan, Jurnal Ekonomi dan Kebijakan
Publik, Sekretariat Jenderal DPR-RI dan Jurnal Standarisasi, BSN;
(e) Redaktur Jurnal Ekonomi UNTAR dan Jurnal Ekonomi dan
Pembangunan LIPI; (f) sejak tahun 2008 menjadi Editorial Member
of Journal of Social and Economic Science, International Journal of
Development Research and Quantitative Techniques dan International
Journal of Economics and Business Studies, New York, USA; (g) Editor
dari berbagai Jurnal Ekonomi; (h) Penyunting dari berbagai buku
dan prosiding bertemakan ekonomi; dan (i) Coordinator East Asian
Development Network (EADN) untuk Indonesia dan anggota Think
Tank Asian Development Bank (ADB) sejak tahun 2010. Berbagai
karya ilmiah baik dalam bentuk jurnal telah diterbitkan antara lain
dalam Review of Asian Development Bank (ADB), Bulletin of Indonesian
Economic Studies, Institute for Southeast Asian Studies (ISEAS), ILO
dan UN ESCAP. Demikian pula dengan buku hasil penelitian yang
diterbitkan oleh UN ESCAP, ILO, UNSFIR, UNDP dan ADB serta penerbit
internasional lainnya. Alamat email yang dapat dihubungi adalah
cmfirdausy@gmail.com dan carunia_firdausy@yahoo.com.
156
BIOGRAFI PENULIS
Ariesy Tri Mauleny, S.Si., M.E., Penulis adalah Peneliti Muda dengan
kepakaran Kebijakan Ekonomi yang berkarir di Pusat Penelitian Badan
Keahlian DPR RI. Lahir di Palembang, 26 Maret 1975. Menyelesaikan
Sarjana Sains di FMIPA Universitas Indonesia (1997) dan Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik, kekhususan Keuangan Pusat dan
Daerah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia
(2007). Penulis terlibat pendampingan RUU PNBP (KOMISI XI-2016),
RUU Penjaminan (BALEG-2015), RUU Hubungan Keuangan Pusat dan
157
Biografi Penulis
Nidya Waras Sayekti, SE., MM., lahir di Jakarta 3 Juli 1978, menyele-
saikan pendidikan Diploma Perbankan di Politeknik Universitas Indo-
nesia tahun 1999, Sarjana Ekonomi Manajemen di Universitas Mercu
Buana tahun 2003, dan Magister Manajemen Sumber Daya Manusia di
Universitas Mercu Buana tahun 2006. Mulai bekerja sejak tahun 2000
sampai dengan 2004 di Bank BNI Unit Usaha Syariah, kemudian pada
tahun 2005 bekerja di Sekretariat Badan Urusan Rumah Tangga DPR
RI sebagai Staf Pengolah Data, dan tahun 2010 hingga sekarang berka-
rir sebagai Peneliti Muda Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik pada
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Beberapa topik penelitian
telah dilakukan, diantaranya Kebijakan Strategis Pembangunan Eko-
nomi Kelautan di Indonesia(2018), Revitalisasi Pengelolaan Koperasi
di Indonesia(2017). Penulis juga telah menghasilkan beberapa karya
ilmiah, yaitu: Tantangan Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia
(Info Singkat, 2018),Kebijakan Pembangunan dan Strategi Peningka-
tan Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Tangerang (Bagian Buku
Bunga Rampai, 2017); serta Ketimpangan Ekonomi dan Kebijakan
158
Biografi Penulis
159