Anda di halaman 1dari 21

PROBABILITAS BERSYARAT

DAN
EKSPEKTASI BERSYARAT

Sebelumnya telah dijelaskan mengenai konsep probabilitas
bersyarat untuk subset-subset C dari ruang sampel C.
Akan dijelaskan probabilitas bersyarat untuk subset-subset A
dari ruang sampel A , dimana A adalah ruang nilai dari 1
variabel random atau lebih.
Misalkan P adalah fungsi himpunan probabilitas yang
didefinisikan pada subset-subset dari A . Jika A
1
dan A
2
adalah
subset-subset dari A , maka probabilitas bersyarat dari
kejadian A
2
diberikan kejadian A
1
adalah :



. 0 ) ,
) (
) (
) | (
1
2 1
1 2
>

=
1
P(A dimana
A P
A A P
A A P
Probabilitas Bersyarat
Misalkan X
1
dan X
2
adalah variabel random diskrit dengan pdf
f(x
1
,x
2
) dimana f(x
1
,x
2
) > 0 untuk (x
1
,x
2
) A dan sama dengan
nol untuk yang lainnya. Misalkan f
1
(x
1
) adalah pdf marginal
dari X
1
dan f
2
(x
2
) adalah pdf marginal dari X
2
.
Misalkan dimana x
1
adalah
suatu nilai sedemikian hingga
Misalkan himpunan
Berdasarkan definisi probabilitas bersyarat A
2
diberikan A
1

diperoleh :



e
( ) { } < < = =
2 1 1 2 1 1
, ' : , x x x x x A
. 0 ) ' ( ) ' Pr( ) (
1 1 1 1 1
> = = = x f x X A P
( ) { } ' , : ,
2 2 1 2 1 2
x x x x x A = < < =
) ' (
) ' , ' (
) ' Pr(
) ' , ' Pr(
) (
) (
) | (
1 1
2 1
1 1
2 2 1 1
1
2 1
1 2
x f
x x f
x X
x X x X
A P
A A P
A A P =
=
= =
=

=
Jadi , jika (x
1
,x
2
) adalah suatu titik dimana f
1
(x
1
) > 0, maka
probabilitas bersyarat bahwa X
2
diberikan X
1
= x
1
adalah
.

Dengan x
1
tetap dan f
1
(x
1
) > 0, maka fungsi dari x
2
ini
memenuhi syarat-syarat untuk menjadi suatu pdf dari variabel
random X
2
jenis diskrit, karena :
1.

2.
) (
) , (
1 1
2 1
x f
x x f
0
) (
) , (
1 1
2 1
>
x f
x x f

= = =
2 2
1
) (
) (
) , (
) (
1
) (
) , (
1 1
1 1
2 1
1 1 1 1
2 1
x x
x f
x f
x x f
x f x f
x x f
Notasi :


yang disebut sebagai pdf bersyarat dari variabel random X
2

tipe diskrit diberikan X
1
= x
1
.
Dengan cara yang sama,


disebut sebagai pdf bersyarat dari variabel random X
1
tipe
diskrit diberikan X
2
= x
2
.
. ) (x f
x f
x x f
x x f 0 ,
) (
) , (
) | (
1 1
1 1
2 1
1 2
> = dimana
0 ) ( ,
) (
) , (
) | (
2 2
2 2
2 1
2 1
> = x f
x f
x x f
x x f dimana
Misalkan X
1
dan X
2
adalah variabel random kontinu yang
mempunyai pdf bersama f(x
1
,x
2
) dan pdf marginal masing-
masing f
1
(x
1
) dan f
2
(x
2
). Pembahasan pdf bersyarat untuk
variabel random kontinu analaog dengan variabel random
diskrit.
Jika f
1
(x
1
) > 0, didefinisikan sebagai :
Dalam hal ini x
1
dianggap mempunyai nilai tertentu dimana
f
1
(x
1
) > 0.
mempunyai sifat-sifat pdf jenis kontinu dengan 1
variabel random dan disebut pdf bersyarat jenis kontinu dari
variabel random X
2
diberikan X
1
= x
1
karena


) | (
1 2
x x f
) (
) , (
) | (
1 1
2 1
1 2
x f
x x f
x x f =
) | (
1 2
x x f
1.

2. karena dan

Jadi, .

Jika f
2
(x
2
) >0, pdf bersyarat dari variabel random kontinu X
1

diberikan X
2
= x
2
didefinisikan sebagai



} } }


= = =
) (
) (
) , (
) (
1
) (
) , (
) | (
1 1
1 1
2 2 1
1 1
2
1 1
2 1
2 1 2
x f
x f
dx x x f
x f
dx
x f
x x f
dx x x f
0
) (
) , (
) | (
1 1
2 1
1 2
> =
x f
x x f
x x f
0 ) (
1 1
> x f 0 ) , (
2 1
> x x f
0 ) | (
1 2
> x x f
. 0 ) ( ,
) (
) , (
) | (
2 2
2 2
2 1
2 1
> = x f
x f
x x f
x x f
Karena dan masing-masing merupakan
suatu pdf dari satu variabel random (diskrit /kontinu), maka
masing-masing mempunyai semua sifat-sifat dari suatu pdf.
Sehingga probabilitas dan ekspektasi matematikanya juga
dapat dihitung.
Untuk variabel random kontinu


yang disebut sebagai probabilitas bersyarat
diberikan X
1
= x
1
.
) | (
2 1
x x f
) | (
1 2
x x f
}
= = < <
b
a
dx x x f x X b X a
2 1 2 1 1 2
) | ( ) | Pr(
b X a < <
2
Probabilitas bersyarat bahwa diberikan X
2
=x
2

adalah:

Jika u(X
2
) adalah suatu fungsi dari X
2
, maka :


disebut ekspektasi bersyarat dari u(X
2
) diberikan X
1
= x
1
.
d X c < <
1
}
= = < <
d
c
dx x x f x X d X c
1 2 1 2 2 1
) | ( ) | Pr(
}


=
2 1 2 2 1 2
) | ( ) ( ) | ) ( ( dx x x f x u x X u E
Ekspektasi Khusus:

1. Adalah mean dari pdf bersyarat dari X
2
diberikan
X
1
= x
1
.

2. Adalah variansi dari pdf bersyarat
dari X
2
diberikan X
1
= x
1
dan dinotasikan dengan

Jadi disebut mean bersyarat dari X
2
diberikan X
1
= x
1

dan disebut variansi bersyarat dari X
2
diberikan
X
1
= x
1
.

) | (
1 2
x X E
} | )] | ( {[
1
2
1 2 2
x x X E X E
). | (
1 2
x X Var
) | (
1 2
x X E
) | (
1 2
x X Var
Dapat ditunjukkan :


Dengan cara yang sama,


Untuk variabel random diskrit, caranya analog hanya
mengganti integral dengan sigma.


2
1 2 1
2
2 1 2
)] | ( [ ) | ( ) | ( x X E x X E x X Var =
1 2 1 1 2 2 1
) | ( ) ( ) | ) ( ( dx x x f x u x X X u E
}


= =
Contoh :
Misalkan X1 dan X2 mempunyai pdf bersama



Tentukan pdf marginal dari X1 dan X2, pdf bersyarat dari X1
diberikan X2=x2, mean bersyarat dan variansi bersyarat dari
X1 diberikan X2 = x2, Pr(0<X1<1/2 |X2=3/4) dan
Pr(0<X1<1/2).

< < <


=
lainnya yang
x x
x x f
, 0
1 0 , 2
) , (
2 1
2 1

Karena E(X2|x1) adalah fungsi dari x1 maka E(X2|X1) adalah
variabel random yang mempunyai distribusi dan dapat
dihitung mean dan variansinya.
Contoh :
Misalkan X1 dan X2 mempunyai pdf


Dapat ditunjukkan bahwa
Tentukan distribusi dari , kemudian hitung
mean dan variansinya atau dan
kemudian bandingkan hasilnya dengan E(X2) dan Var(X2).

< < <


=
lainnya yang x x
x x x
x x f
) , ( , 0
1 0 , 6
) , (
2 1
1 2 2
2 1
1 0 ,
3
2
) | (
1 1 1 2
< < = x x x X E
) | (
1 2
X X E Y =
)) | ( (
1 2
X X E E
)) | ( (
1 2
X X E Var
Misalkan X1 dan X2 adalah variabel random jenis kontinu.
Misalkan Y = u(X1,X2), maka Y juga variabel random dan
mempunyai pdf g(y).
Ekspektasi dari Y adalah


atau dapat ditulis


Note : Berlaku juga untuk variabel random diskrit
}


= dy y yg Y E ) ( ) (
} }


=
2 1 2 1 2 1 2 1
) , ( ) , ( )) , ( ( dx dx x x f x x u X X u E
Contoh:
Misalkan X1 dan X2 mempunyai pdf
Tentukan

-

-

-

< < <


=
lain yang x x
x x x x
x x f
) , ( , 0
1 0 , 8
) , (
2 1
2 1 2 1
2 1
) 5 7 (
2
2
2 1
X X X E +
21
8
8 ) , ( ) (
1
0 0
2 1
3
2
2
1 2 1 2 1
2
2 1
2
2 1
2
= = =
} } } }


x
dx dx x x dx dx x x f x x X X E
} }
= =
1
0 0
2 1 2 1 2 2
2
5
4
8 ) (
x
dx dx x x x X E
5
4
. 5
21
8
. 7 ) ( 5 ) ( 7 ) 5 7 (
2
2
2 1 2
2
2 1
+ = + = + X E X X E X X X E
Adib :
1.

2.
) ( )) | ( (
2 1 2
X E X X E E =
) ( )) | ( (
2 1 2
X Var X X E Var s
Adib :






Jadi
) ( )) | ( (
2 1 2
X E X X E E =
1 1 1 2
1 1
2 1
2 1 2 2 1 2 2
) (
) (
) , (
) , ( ) ( dx x f dx
x f
x x f
x dx dx x x f x X E
} } } }

= =
} } }


=
(

=
1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2
) ( ) | ( ) ( ) | ( dx x f x X E dx x f dx x x f x
)) | ( ( ) (
1 2 2
X X E E X E =
Adib:

Misalkan






) ( )) | ( (
2 1 2
X Var X X E Var s
) (
2 2
X E =
( ) | | | | { }
2
2 1 2 1 2 2
2
2 2 2
) | ( ) | ( ) ( + = = X X E X X E X E X E X Var
| | | | | || | { }
2 1 2 1 2 2
2
2 1 2
2
1 2 2
) | ( ) | ( 2 ) | ( ) | ( + + = X X E X X E X X X E X X E X E
| | { } | | { } | || | { }
2 1 2 1 2 2
2
2 1 2
2
1 2 2
) | ( ) | ( 2 ) | ( ) | ( + + = X X E X X E X E X X E E X X E X E
Perhatikan







| || | { }
2 1 2 1 2 2
) | ( ) | ( X X E X X E X E
( )| |
1 2 2 1 2 1 2 1 2 2
) , ( ) | ( ) | ( dx dx x x f x X E x X E x =
} }


| | | |
} }

)
`

)
`

=
1 1 1 2
1 1
2 1
1 2 2 2 1 2
) (
) (
) , (
) | ( ) | ( dx x f dx
x f
x x f
x X E x x X E
| |
1 1 1 2
1 1
2 1
1 2
1 1
2 1
2 2 1 2
) (
) (
) , (
) | (
) (
) , (
) | ( dx x f dx
x f
x x f
x X E
x f
x x f
x x X E
)
`

=
} }









Jadi

| | ( )
1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2
) ( ) | ( ) | ( ) | ( ) | ( dx x f dx x x f x X E dx x x f x x X E
)
`

=
} } }



| |
} }

)
`

=
1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2
) ( ) | ( ) | ( ) | ( ) | ( dx x f dx x x f x X E x X E x X E
| |
}


= = 0 ) ( . 0 . ) | (
1 1 1 2 1 2
dx x f x X E
| | { } | | { }
2
2 1 2
2
1 2 2 2
) | ( ) | ( ) ( + = X X E E X X E X E X Var
a. Karena
maka

b. Karena maka

Jadi,
| | ) | ( ) (
1 2 2 2
X X E E X E = =
| | { } )) | ( ( ) | (
1 2
2
2 1 2
X X E Var X X E E =
| | 0 ) | (
2
1 2 2
> X X E X
| | { } 0 ) | (
2
1 2 2
> X X E X E
)) | ( ( ) (
1 2 2
X X E Var X Var >

Anda mungkin juga menyukai