4
Alur Pelaksanaan APBN
5
Pejabat
Perbendaharaan
Definisi Pejabat Perbendaharaan
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan
anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
Pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara.
Pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan
menerbitkan perintah pembayaran.
Bendahara Pengeluaran
Orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan
uang untuk keperluan Belanja Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/Satuan Kerja Kementerian
Negara/Lembaga Pemerintah Nonkementerian.
7
Kuasa Pengguna Anggaran
Setiap terjadi pergantian jabatan kepala Satker, setelah serah terima jabatan pejabat kepala Satker yang baru
langsung menjabat sebagai KPA.
8
Kuasa Pengguna Anggaran
PA dapat menunjuk pejabat lain selain kepala Satker sebagai KPA dlm hal:
Satker dipimpin oleh pejabat yang bersifat komisioner;
Satker dipimpin oleh pejabat Eselon I atau setingkat Eselon I;
Satker sementara;
Satker yang pimpinannya mempunyai tugas fungsional; atau
Satker Lembaga Negara.
Dalam hal Satker yang pimpinannya bukan PNS, PA dapat menunjuk :
1. Pejabat lain yang berstatus PNS sebagai KPA.
2. Kepala Satker sebagai KPA dengan mempertimbangkan efektivitas dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban
anggaran, pelaksanaan kegiatan, dan pencapaian output/kinerja yang ditetapkan dalam DIPA, setelah terlebih dahulu
mendapat persetujuan Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan.
Contoh:
A. Satker A, Kepala Satkernya bukan PNS, pejabat di bawah kepala Satker adalah PNS. Maka pejabat di bawah
Kepala Satker dapat ditunjuk sebagai KPA.
B. Satker B, Kepala Satkernya bukan PNS, terdapat PNS yang jabatan rendah atau dianggap tidak mampu menjadi
KPA. Maka Kepala Satker yang bukan PNS dapat ditunjuk sebagai KPA.
9
Tugas dan Wewenang Kuasa Pengguna Anggaran
1. Menyusun DIPA
2. Menetapkan PPK untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran
belanja Negara
3. Menetapkan PPSPM untuk melakukan pengujian tagihan dan menerbitkan SPM atas beban
anggaran belanja Negara
4. Menetapkan panitia/pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengelola
anggaran/keuangan
5. Menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana
6. Memberikan supervisi dan konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan dan penarikan dana
7. Mengawasi penatausahaan dokumen dan transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
dan anggaran
8. Menyusun laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan anggaran sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
10
Tanggung Jawab Kuasa Pengguna Anggaran
11
Tugas dan Wewenang PPK
10. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita Acara
Penyerahan
11. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan
12. Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa
13. Memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak yang
mempunyai hak tagih kepada negara
14. Mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi kegiatan
15. Memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara
16. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia barang/jasa
13
Tugas dan Wewenang PPSPM
14
Tugas dan Tanggung Jawab Bendahara Pengeluaran
15
Tugas Kebendaharaan Bendahara Pengeluaran
16
Penyelesaian
Tagihan Kepada
Negara
Pembuatan Komitmen
Atas perjanjian/kontrak yang akan dibayar melalui SPM-LS, PPK mencatatkan perjanjian/kontrak dan menyampaikan paling
lambat 5 hari kerja setelah ditandatangani perjanjian/kontrak tersebut ke KPPN yang meliputi data:
nama dan kode Satker serta uraian fungsi/subfungsi, program, kegiatan, output, dan akun yang digunakan
nomor Surat Pengesahan dan tanggal DIPA
nomor, tanggal, dan nilai perjanjian/kontrak yang telah dibuat oleh Satker
uraian pekerjaan yang diperjanjikan
data penyedia barang/jasa yang tercantum dalam perjanjian/kontrak antara lain nama rekanan, alamat rekanan, NPWP, nama
bank, nama, dan nomor rekening penerima pembayaran
jangka waktu dan tanggal penyelesaian pekerjaan serta masa pemeliharaan apabila dipersyaratkan;
ketentuan sanksi apabila terjadi wanprestasi
addendum perjanjian/kontrak apabila terdapat perubahan data pada perjanjian/kontrak tersebut
cara pembayaran dan rencana pelaksanaan pembayaran:
sekaligus (nilai ............ rencana bulan ......); atau
secara bertahap (nilai ............ rencana bulan ......).
Alokasi dana yang sudah tercatat dan terikat dengan perjanjian/kontrak tidak dapat digunakan lagi untuk kebutuhan lain.
Data perjanjian/kontrak dalam Kartu Pengawasan Kontrak KPPN, digunakan untuk menguji kesesuaian tagihan yang tercantum
pada SPM.
Pengujian Berdasarkan Kewenangan
Pengujian Wetmatigheid
Kesesuaian terhadap ketentuan perundang-undangan
Ketersediaan pagu anggaran
Pengujian Rechmatigheid
Keabsahan penerima pembayaran secara formal berdasarkan bukti tagihan/pengeluaran
Pengujian Doelmatigheid
Kesesuaian dengan tujuan pengeluaran
20
Pelaksanaan Pengujian Pembayaran
PPK
Uji administratif dan material tanggung jawab material
PPSPM
Uji administratif tanggung jawab formal
Bendahara Pengeluaran
Uji administratif tanggung jawab formal
21
Pengujian oleh PPK
22
Pengujian oleh PPSPM
23
Pengujian oleh Bendahara Pengeluaran
24
Mekanisme Pembayaran
Dalam hal LS tidak bisa maka pembayaran dilakukan dengan Uang Persediaan
(UP)
Khusus komitmen dalam rangka PBJ, Pembayaran tidak boleh dilakukan sebelum
barang/jasa diterima.
Jika PBJ yang karena sifatnya harus dilakukan pembayaran terlebih dahulu, pembayaran atas
beban APBN dapat dilakukan sebelum barang/jasa diterima dengan penyedia barang/jasa
terlebih dahulu menyampaikan jaminan atas uang pembayaran yang akan dilakukan.
25
Karakteristik LS dan UP
Pembayaran LS
Penerima, jumlah dan waktu pembayaran sudah jelas
Pembayaran UP
Untuk pembayaran yang tidak dilakukan dengan LS
Untuk keperluan kantor dan nilainya kecil
26
Mekanisme Pembayaran LS
27
Mekanisme Pembayaran LS
Pembayaran tagihan kepada penyedia barang/jasa dilaksanakan berdasarkan bukti yang sah
meliputi:
Bukti perjanjian/kontrak;
Referensi Bank (nama dan nomor rekening penyedia barang/jasa);
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan/Barang;
Bukti penyelesaian pekerjaan lainnya sesuai ketentuan;
Berita Acara Pembayaran;
Kuitansi yang telah ditandatangani oleh penyedia barang/jasa dan PPK;
Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani oleh WP/BP;
Jaminan yang dikeluarkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan atau perusahaan asuransi sesuai ketentuan
PBJ pemerintah; dan/atau
Dokumen lain yang dipersyaratkan khususnya untuk perjanjian/kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya
bersumber dari PHDN/PHLN.
Khusus jaminan berupa surat jaminan uang muka, dilengkapi dengan Surat Kuasa
bermaterai cukup dari PPK kepada Kepala KPPN untuk mencairkan jaminan.
28
Mekanisme Pembayaran LS
29
Mekanisme Penerbitan SPP LS
SPP-LS untuk pembayaran belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 4
(empat) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar.
SPP-LS untuk pembayaran gaji induk/bulanan diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat
tanggal 5 sebelum bulan pembayaran.
Dalam hal tanggal 5 tersebut merupakan hari libur atau hari yang dinyatakan libur, penyampaian SPP-LS kepada
PPSPM dilakukan paling lambat pada hari kerja sebelum tanggal 5.
SPP-LS untuk pembayaran non belanja pegawai diterbitkan oleh PPK dan disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah dokumen pendukung diterima secara lengkap dan benar dari penerima hak.
Definisi dan Sifat Uang Persediaan
Uang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang
diberikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari Satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat
dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui mekanisme pembayaran
langsung.
31
Definisi dan Sifat Uang Persediaan
32
Definisi dan Sifat Uang Persediaan
Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada
Kas Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar Rp.50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).
UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran:
Belanja Barang;
Belanja Modal; dan
Belanja Lain-lain.
33
Definisi dan Sifat Uang Persediaan
34
Besaran UP
35
Definisi dan Sifat TUP
Tambahan uang persediaan (TUP) adalah uang muka yang diberikan kepada Bendahara
Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam 1 (satu) bulan melebihi
pagu UP yang telah ditetapkan
KPA dapat mengajukan TUP kepada Kepala KPPN dalam hal sisa UP pada Bendahara
Pengeluaran tidak cukup tersedia untuk membiayai kegiatan yang sifatnya
mendesak/tidak dapat ditunda.
KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu) bulan dengan
pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan memerlukan waktu melebihi 1 (satu) bulan.
36
Definisi dan Sifat TUP
TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat dilakukan
secara bertahap.
Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lambat 2 (dua)
hari kerja setelah batas waktu.
37
Definisi dan Sifat TUP
38
Pembayaran oleh Bendahara/BPP
1. Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas UP berdasarkan Surat Perintah Bayar (SPBy) yang
dilampiri bukti2 pengeluaran yang disetujui dan ditandatangani oleh PPK.
2. Dalam hal pembayaran yang dilakukan Bendahara Pengeluaran merupakan uang muka kerja, SPBy dilampiri:
rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran;
rincian kebutuhan dana; dan
batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja;
3. Berdasarkan SPBy yang diterimanya, Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan:
pengujian atas tagihan pada SPBy; dan
pemungutan/pemotongan pajak/bukan pajak atas tagihan dalam SPBy yang diajukan dan menyetorkan ke kas
negara.
4. Dalam hal pengujian SPBy tidak memenuhi persyaratan, Bendahara Pengeluaran/BPP harus menolak SPBy
yang diajukan oleh PPK.
5. Dalam hal sampai batas waktu pertanggungjawaban , penerima uang muka kerja belum menyampaikan bukti
pengeluaran, Bendahara Pengeluaran/BPP menyampaikan permintaan tertulis agar penerima uang muka kerja
segera mempertanggungjawabkan uang muka kerja.
39
Pertanggungjawaban UP
40
Pertanggungjawaban UP
SPP-GUP/GUP Nihil disampaikan kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah bukti-bukti
pendukung diterima secara lengkap dan benar.
41
Pengelolaan
Keuangan Yang
Optimal
Tepat Waktu
3T Tepat Jumlah
Tepat Penerima
Pengelolaan
Keuangan Yang
Optimal
Efektivitas Belanja
Efektivitas
3E Penyusunan bukti
Efektivitas Pengujian
43
TEPAT WAKTU
- Waktu PENYERAHAN Barang/Pekerjaan sesuai yang diperjanjiakan.
- Time Frame Penyelesaian Tagihan
JENIS SPP/SPM/SP2D
PARA PIHAK YANG
TERKAIT LS
UP/ TUP GUP ISI GUP NIHIL LS NBP
BP
PENERIMA HAK/PPABP/ Bend - HK - HK - HK 5/5 HK - HK
Pengeluaran
PENYAMPAIAN SPM 2 HK 2 HK 2 HK 2 HK 2 HK
KPPN 1 JAM 1 JAM 1 JAM 1 JAM 1 JAM
JUMLAH HK MAKSIMAL 10 15 14 26 15
HK HK HK HK HK
44
Tepat Jumlah
Jumlah yang dibayarkan
Benar perhitungan
Sesuai dengan spesifikasi barang
Harga yang layak
Tepat Penerima
Kepada Penerima Sesuai SK
Kepada rekanan/pihak ketiga yang tercantum dalam SPK/Kontrak
45
Efektivitas Belanja
Ketepatan Pengadaan
Paket Pekerjaan Yang Rasional
Pemilihan Jenis Pengadaan
Maksimalkan e-procurement
Ketepatan Pembebanan
Sesuai dengan Akun dalam BAS
Sesuai dengan Kelompok Akun dalam DIPA
Bila tidak sesuai lakukan revisi
46
Efektivitas Pengujian
Ada SPP
Ada SPTB
Ada Kuitansi/Kontrak/Perjanjian
Ada BA Serah Terima Pekerjaan
Ada BA Penerimaan Barang/Pekerjaan
Ada SK
Ada Daftar
Perlu dibuat checklist kelengkapan sebagai tanda terima SPP
47
Efektivitas Pengujian
48
Referensi