“TRANSPIRASI”
DISUSUN OLEH
NAMA : NURSAMSIYAH
NIM : F1071171040
KELOMPOK : 4
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
TRANSPIRASI
Abstrak
Transpirasi dapat dikatakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui
kegiatan tanamn yang dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibandingkan dengan yang oleh stomata oleh sebab itu dalam perhitunganya besarnya jumlah
air yang hilang dari jarinagn tanaman umumnya difokuskan untuk air yang hilang melalui
stomata.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penguapan adalah suatu proses pergerakan molekul-molekul zat cair dari permukaan zat cair
tersebut ke udara bebas. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan sebagian besar melalui
permukaan daun disebut sebagai transpirasi.
Transpirasi ini terjadi melalui daun akan tetapi dapat juga melalui permukaan tubuh
yang lainnya seperti batang. Oleh karena itu dikenal 3 jenis transpirasi, yaitu transpirasi
melalui stomata, melalui kutikula, dan melalui lentisel.
Dalam aktivitas hidupnya, sejumlah besar air dikeluarkan oleh tumbuhan dalam bentuk uap
air ke atmosfir. Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air prosesnya disebut
dengan transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan merupakan kejadian
yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara suatu species dan species yang lainnya.
Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel. Disamping
mengeluarkan air dalam bentuk uap, tumbuhan dapat pula mengeluarkan air dalam bentuk
tetesan air yang prosesnya disebut dengan gutasi dengan melalui alat yang disebut dengan
hidatoda yaitu suatu lubang yang terdapat pada ujung urat daun yang sering kita jumpai pada
species tumbuhan tertentu. Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling
utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada daunlah kita menjumpai
stomata paling banyak. Transpirasi penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal
membantu meningkatkan laju angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan
mengatur turgor optimum di dalam sel. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel
mesofil kerongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam pengamatan ini, kita ngin
mengetahui kecepatan transpirasi yang kebanyakan terjadi pada permukaan daun sera
menghitung kecepatan transpirasi yang terjadi pada daun tersebut. Transpirasi dapat terjadi
pada kutikula, stomata, dan lentisel. Jumlah air yang dikeluarkan melalui transpirasi pada
setiap tumbuhan tidak sama dan tergantung pada banyak faktor. Transpirasi dipengaruhi baik
oleh faktor luar maupun faktor dalam.
B. DASAR TEORI
Transpirasi dapat dikatakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui
kegiatan tanamn yang dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil
dibandingkan dengan yang oleh stomata oleh sebab itu dalam perhitunganya besarnya jumlah
air yang hilang dari jarinagn tanaman umumnya difokuskan untuk air yang hilang melalui
stomata. Proses transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup ( Guritno dan Sitompul,
1995 ).
Banyak model sirkulasi iklim yang pada umumnya memprediksikan bahwa dengan
menaikkan konsentrasi CO2 di atmosfer bumi dapat menyebabkan meningkatnya suhu rerata
secara global sebesar 1.5 ± 4.5 0C. Apakah mungkin ada interaksi antara CO2 dengan respon
suhu pada tanaman baik pada pertumbuhan dan perkembangannya, serta berdampak pada
fotosintesis dan transpirasi? Pada umumnya, perubahan retata CO2 (CER : CO2 exchange
rate) selalu mengalami kenaikan dan laju transpirasi menurun pada level elevasi
CO2 (Jones, et.al., 1985).
Sebatang tumbuhan yang tumbuh di tanah dapat dibayangkan sebagai dua buah sistem
percabangan, satu di bawah dan satu di atas permukaan tanah. Kedua sistem ini dihubungkan
oleh sebuah sumbu utama yang sebagian besar terdapat di atas tanah. Sistem yang berada di
dalam tanah terdiri atas akar yang bercabang-cabang menempati hemisfer tanah yang besar.
Akar-akar terkecil terutama yang menempati bagian luar hemisfer tersebut. Sistem yang
terdapat di atas permukaan tanah mencakup suatu hemisfer serupa, dengan permukaan yang
ditempati oleh cabang-cabang kecil berdaun lebat. Secara kolektif akar-akar kecil membentuk
permukaan luas yang berhubungan dengan tanah, dan sama halnya dengan daun-daun yang
juga membentuk permukaan luas yang berhubungan dengan udara. Dalam keadaan normal,
sel-sel bergbagai akar dikelilingi oleh larutan tanah yang mempunyai tekanan osmosis
umumnya di bawah −2 bar (atmosfer), dan sering kali hampir nol, sedangkan sel-sel daun dan
bagian-bagian lain yang berada di atas tanah dikelilingi oleh udara tak jenuh yang
kemampuan menyerap airnya beberapa bar. Karena sumbu yang menghubungkan akar dan
daun memungkinkan air mengalir dengan tahanan yang wajar, maka tidak dapat dielakkan
lagi bahwa air akan mengalir sepanjang gradasi tekanan air yang membentang dari tanah ke
udara dalam tubuh tumbuhan. Oleh karena itu seluruh tumbuhan dapat dibandingkan dengan
sebuah sumbu lampu, yang menyerap air dari tanah malalui akar, mengalirkannya melalui
batang dan kemudian menguapkannya ke udara dari daun-daun (Loveless, 1991).
Konsentrasi CO2 eksternal (453,55 ppm) dan internal (252,54 ppm) akan
mempengaruhi bukaan stomata. Pada sebagian besar tumbuhan konsentrasi CO2 yang rendah
di daun menyebabkan konduktan stomata meningkat sehingga stomata akan membuka,
sebaliknya jika konsetrasi CO2 meningkat menyebabkan konduktan stomata rendah dan
sebagian stomata menutup. Konduktan stomata rendah dapat menurunkan laju transpirasi
sehingga air yang berada dalam mesofil daun dapat dimanfaatkan secara efisien pada proses
fotosintesis. Konduktan stomata yang rendah menyebabkan suhu daun meningkat sebab
transpirasi rendah melalui permukaan daun (Nasaruddin et.al., 2006).
Meskipun air merupakan penyusun utama tubuh tumbuhan namun sebagian besar air
yang diserap akan dilepaskan kembali ke atmosfer dan hanya sebagian kecil yang digunakan
untuk proses metabolisme dan mengatur turgor sel. Hilangnya air dari tubuh tumbuhan terjadi
melalui proses transpirasi dan gutasi (Soedirokoesoemo, 1993).
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui stomata,
kutikula atau lentisel (Soedirokoesoemo, 1993).
Ada dua tipe transpirasi, yaitu (1) transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara
langsung melalui kutikula epidermis; dan (2) transpirasi stomata, yang dalam hal ini
kehilangan air berlangsung melalui stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air,
dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau
kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air
yang hilang melalui daun-daun (Loveless, 1991).
Untuk mengukur kecepatan transpirasi pada daun secara tidak langsung dengan
mengukur kecepatan absorpsinya digunakan metoda fotometri yaitu menggunakan fotometer.
Sebenarnya ada bayak metoda yang dapat digunakan selain metoda fotometri diantaranya
yaitu: metoda gravimetri (penimbangan) atau metoda lysimeter(metoda pot) ; metoda kertas
kobalt (kertas Cobalt Chloride); metoda semi kuantitatif.Kegiatan transpirasi secara langsung
oleh tanaman dipandang lansung sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat
penting untuk pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih
banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air tergantung
sebagian besar pada suhu kelembapan relatif dengan gerakan udara ( Ashari, 1995).
Pengangkutan garam mineral dari akar ke daun terutama lewat xilem dan kecepatanya
dipengaruhi oleh kecepatan transpirasi. Transpirasi itu pada hakikatnya sama dengan
penguapan akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Transpirasi
tidak melalui kutikula, stomata, dan inti sel sebenarnya seluruh bagian tanaman mengadakan
transpirasi akan tetapi biasanya yang dibicarakan transpirasi lewat daun tersebut. Faktor-
faktor internal yang mempengaruhi laju transpirasi adalah :
1. Membuka dan menutupnya stomata
2. Suhu daun
3. Suhu daun tanaman
Angin dapat pula mempengaruhi laju transpirasi jika udara melewati permukaan daun
tersebut lebih kering dari udara tumbuhan sekitar tersebut (Filter dan Ross, 1982 ).
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun faktor
luar. Yang terhitung sebagaio faktor dalam adalah besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun,
berlapis lilin atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua mempengaruhi kegiatan trasnpirasi
pada tumbuhan ( Gardner, dkk., 1991 ).
Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat.
Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel
penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air
lebih tinggike sel engan potensi lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel tergantung
pada jumlah bahan yang terlarut dari cairan tesebut, semakin banyak bahan yang terlarut
maka potensi yang terjadi pada sel semakin rendah ( Heddy, 1990 ).
Kerapatan uap air diudara tergantung dengan resisitensi stomata dan kelembaban
nisbih dan juga suku udara tersebut, untuk perhitungan laju transpirasi. Kelembaban nisbih
didalam rongga substomata dianggap 100%. Jika kerapatan uap air didalam rongga
substomata sepenuhnya tergantung pada suhu ( Tjitrosoepomo, 1998 ).
Daya hantar secara langsung dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin
besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa tulisan
digunakan beberap istilah resistensi stomata. Dalam hubungan ini daya hantar stomata
berbanding dengan resistensi stomata ( Campbell, 2003 ).
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap melalui stomata,
kutikula atau lentisel. Ada dua tipe transpirasi, yaitu (1) transpirasi kutikula adalah evaporasi
air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis; dan (2) transpirasi stomata, yang
dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui stomata. Kutikula daun secara relatif tidak
tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10
persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian
besar air yang hilang melalui daun-daun (Wilkins, 1989).
C. Rumusan Masalah
BAB II
METODOLOGI
Praktikum mengenai “traspirasi” ini dilaksanakan pada hari selasa, 22 oktober 2019
pukul 12.30 WIB di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan. Alat yang digunakan
pada praktikum ini yaitu : Fotometer, sumbat karet berlubang, silet, baskom besar. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu: Tumbuhan Coleus yang kokoh, air, vaselin.
Pertama pilih tumbuhan coleus yang memiliki batang yang kokoh kemudian batang
basalnya dipotong dan diletakkan dalam air secepatnya. Saat masih dalam air, masukkan
ujung batang Coleus ke dalam sumbat karet yang berlubang hingga tidak dapat bergerak serta
perhatikan, jangan sampai patah. Kemudian isi fotometer dengan air dengan cara merendam
fotometer kedalam air hingga semuanya terisi air dan tidak ada gelembung air didalamnya,
lalu sisipkan sumbat karet kedalam fotometer yang telah disumbat dengan batang Coleus di
sisi lubang lainnya. Angkat fotometer dengan hati-hati, olesi dengan parafin pada bagian
antara tanaman dan lubang pada sumbat karet jika perlu. Biarkan Coleus melakukan
transpirasi selama 5 menit dan ukur kecepatan transpirasinya dari kecepatan absorbsinya.
Praktikum ini dilakukan dengan 3 kondisi yang berbeda yaitu: pada meja praktikum,
didepan kipas angin, dan dibawah sinar matahari terang benderang. Setelah pengukuran
terakhir (dibawah cahaya matahari terang), olesi bagian atas lamina Coleus dengan vaselin
lalu ukur kembali dibawah matahari terang dengan tiga kali pengamatan. Kemudian olesi
bagian bawah lamina Coleus dengan vaselin dan ukur kembali di bawah sinar matahari terang
bendareng.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
A. Praktikum mengenai “traspirasi” ini dilaksanakan pada hari selasa, 22 oktober 2019
pukul 12.30 WIB di Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP Untan. Alat yang
digunakan pada praktikum ini yaitu : Fotometer, sumbat karet berlubang, silet,
baskom besar. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu: Tumbuhan Coleus yang
kokoh, air, vaselin. PEMBAHASAN
Transpirasi merupakan proses hilangnya air berupa uap air melalui stomata
yang ada di daun ataupun melalui lentisel yang terdapat di batang. Fungsi dari
transpirasi sendiri adalah mempercepat pengangkutan unsur hara melalui xilem,
membantu penyerapan air dan unsur hara oleh akar, menjaga turgiditas sel
tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, dan mempertahankan suhu permukaan
daun. Artinya fungsinya juga sebagai pengatur suhu di dalam tubuh ketika terlalu
panas dia akan menguapkan air yang ada di dalam tubuhnya ketika dalam keadaan
dingin dia akan mempertahankan suhu tubuhnya dengan cara mengurangi
penguapan (Salisbury, dan Ross. 1992).
Cara kerja pada praktikum ini sama dalam tiga perlakuan yaitu dipilih
tumbuhan pacar air( impatiens balasamina) dengan batang yang kokoh, lalu bagian
basal batang dipotong dan secepatnya dimasukkan tumbuhan ke dalam air.
Kemudian ujung batang impatiens balasamina. dimasukkan ke dalam sumbat karet
berlubang hingga tidak bergerak tetapi tidak sampai patah. Setelah itu, fotometer
diisi dengan air. Caranya dengan merendam fotometer dalam air hingga semuanya
terisi air dan tidak ada gelembung air didalamnya. Lalu sumbat karet (yang telah
terisi oleh impatiens balasamina.) disisipkan ke dalam fotometer (masih dalam air).
Dengan memegang gelas fotometer saat sumbat karetdimasukkan, hati-hati jangan
sampai pecah. Perlahan-lahan mulai diangkat seluruh system fotometer dari air dan
tempat pada penyokongnya dan mengoleskan bagian antara tanaman dan lubang
pada sumbat karet dengan vaselin. impatiens balasamina. dibiarkan sebentar untuk
bertranspirasi sampai ada gelembung pada ujung tabung fotometer. Kemudian ujung
tabung fotometer ditempatkan kedalam beaker glass. Saat gelembung memasuki
daerah berskala pada tabung, mulailah menyiapkan catatan dengan menghitung
jarak yang ditempuh oleh gelembung persatuan waktu. Setelah itu kecepatan
transpirasi diukur minimal 3 kali dalam kondisi, yaitu: pada meja praktikum, didepan
kipas angin, dan dibawah matahari terang benderang. Untuk pengukuran terakhir
(bawah matahari), bagian atas lamina impatiens balasamina. diolesi dengan vaselin
lalu diukur kembali dibawah matahari terang dengan tiga kali pengamatan.
Kemudian mengolesi bagian bawah lamina impatiens balasamina. dengan vaselin
dan diukur kembali di bawah matahari terang benderang.
Hasil pegamatan pada praktikum ini yaitu pada perlakuan diatas disuhu
ruang dilakukan tiga kali ulangan yaitu pada ulangan 1 pergeseran air dari fotometer
adalah 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,03 𝑚𝑚3/𝑠. Pada ulangan
ke dua pergeseran air dari fotometer adalah 2 0,45 ml =45 𝑚𝑚3 dan kecepatan
transpirasinya 0,15 𝑚𝑚3/𝑠. pada ulangan 3 pergeseran air dari fotometer adalah
0,08ml = 80 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,27 𝑚𝑚3/𝑠. Dengan rata-rata
kecepatan transpirasinya 0,150 𝑚𝑚3/𝑠
Pada perakuan didepan kipas angin dilakukan tiga kali ulangan ulangan 1
pergeseran air dari fotometer adalah 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 dan kecepatan
transpirasinya 0,03 𝑚𝑚3/𝑠. Pada ulangan ke dua pergeseran air dari fotometer
adalah 20,04ml = 40 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,14 𝑚𝑚3/𝑠. pada ulangan
3 pergeseran air dari fotometer adalah 0,07 ml =70 𝑚𝑚3 dan kecepatan
transpirasinya 0,24 𝑚𝑚3/𝑠. Dengan rata-rata kecepatan transpirasinya 0,136
𝑚𝑚3/𝑠.
Dari hasil pengamtan diatas dapat disimpulkan pada perlakuan disuhu ruang
yang paling tinggi kecepatan transpirasinya dan pada perlakuan didepan kipas angin.
Sedangkan pada pengamtan dibawah matahari kecepatan transpirasinya paling
rendah karena adanya vaselin yang dioelskan pada daun tumbuhan karena fungsi
vaselin adalah sebagai lapisan yang dapat memperlambat proses transpirasi, karena
semakin menebalnya permukaan uap air akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan
memperlambat laju transpirasi akibat tebalnya permukaan sehingga uap air akan
sulit berdifusi untuk keluar
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Lestari, Endang Gati. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan
Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. BIODIV E R
S I T A S ISSN: 1412-033x.Volume 7, Nomor 1 Januari 2006. Halaman: 44-48
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanamaman Budidaya. UI-
Press. Jakarta..
Jones, P., L.H. allen, dan J.W. Jones. 1985. Response of soybean canopy photosinthesis and
transpiration to whole-day temperature changes in different CO2 environment.
Agronomy Journal 77: 242-249.
Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Loveless, A. R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Nasaruddin, Y. Musa, dan M.A. Kuruseng. 2006. Aktivitas beberapa proses fisiologis
tanaman Kakao muda di lapang pada berbagai naungan buatan. Jurnal Agrisistem
2(1): 26-32.
Soedirokoesoemo, Wibisono. 1993. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
LAPORAN PRAKTIKUM
“TRANSPIRASI”
DISUSUN OLEH
NIM : F1071171050
KELOMPOK : 5
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
ABSTRAK
ABSTRACT
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. DASAR TEORI
Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung kepada jenis
tumbuhannya. Bermacam cara untuk mengukur besarnya transpirasi,
misalnya dengan menggunakan metode penimbangan. Sehelai daun segar
atau bahkan seluruh tumbuhan beserta potnya ditimbang. Setelah beberapa
waktu yang ditentukan, ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua
penimbangan merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi. Metode
penimbangan dapat pula ditujukan kepada air yang terlepas, yaitu dengan
cara menangkap uap air yang terlepas dengan dengan zat higroskopik yang
telah diketahui beratnya. Penambahan berat merupakan angka penunjuk
besarnya transpirasi (Tjitrosoepomo, 1998).
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk
uap melalui stomata, kutikula atau lentisel. Ada dua tipe transpirasi, yaitu (1)
transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui
kutikula epidermis; dan (2) transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan
air berlangsung melalui stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus
air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya
sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air yang hilang melalui daun-daun.
Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang melalui daun-daun (Wilkins,
1989).
Ruang interseluler udara dalam daun mendekati keseimbangan
dengan larutan dalam fibrill sel pada dinding sel. Hal ini berarti sel-sel hampir
jenuh dengan uap air, padahal banyaknya udara di luar daun hampir kering.
Difusi dapat terjadi jika ada jalur yang memungkinkan adanya ketahanan
yang rendah. Kebanyakan daun tertutup oleh epidermis yang berkutikula
yang memiliki resistansi (ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air. Namun
stomata memiliki resistansi rendah ketika membuka dan uap air berdifusi ke
luar melalui stomata (Kimball, 1990).
Transpirasi dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah
terbatas, penyerapan air tidak mampu mengimbangi laju transpirasi, Ψw sel
turun, Ψp menurun, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman
menurun. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi, meningkatkan lengas
tanah, pada kisaran layu tetap – kapasitas lapangan (Jumin, 1992).
Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung
sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh
lebih banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan
hilangnya air tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan relatif
dengan gerakan udara. Pengangkutan garam-garam mineral dari akar ke
daun terutama oleh xylem dan secepatnya mempengaruhi oleh kegiatan
transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan, akan tetapi
istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Sebenarnya seluruh
bagian tanaman mengadakan transpirasi karena dengan adanya transpirasi
terjadi hilangnya molekul sebagian besar adalah lewat daun hal ini
disebabkan luasnya permukaan daun dan karena daun-daun itu lebih
terkena udara dari pada bagian lain dari suatu tanaman (Lakitan, 2007).
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan
gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus
berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena
terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi,
terjadi penguapan air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu
tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus
mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar
kelangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin (Sitompul, 1995).
C. MASALAH
1. Jelaskan pengertian transpirasi ?
2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi transpirasi ?
3. Jelasakan cara kerja dan hasil pengamatan ?
4. Jelaskan adanya perbedaan kecepatannya ?
5. Jelaskan apa fungsi vaselin ?
6. Jelaskan fungsi dari fotometer ?
D. TUJUAN
1. Mengukur kecepatan transpirasi daun secara tidak langsung dengan
mengukur kecepatan absorpsi airnya
BAB II
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan pada 22 oktober 2019 di Laboratorium Pendidikan
Biologi FKIP Untan, dilakukan pengamatan mengenai trnspirasi yang menggunakan
metode fotometri (fotometer) yang dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu pada meja
prktikum, didepan kipas angin dan dibawah matahari terang benderang.
BAB III
B. HASIL PENGAMATAN
Kecepatan Transpirasi
Kondisi Perlakuan Waktu Jarak (s)𝑚𝑚3
(V=s/t) (𝑚𝑚3/𝑠)
1 300 s 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
Suhu diruang 2 300 s 0,45 ml =45 𝑚𝑚3 0,15 𝑚𝑚3/𝑠
3 300 s 0,08ml = 80 𝑚𝑚3 0,27 𝑚𝑚3/𝑠
Rata-rata 0,150 𝑚𝑚3/𝑠
1 300 s 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
Didepan kipas 2 300 s 0,04ml = 40 𝑚𝑚3 0,14 𝑚𝑚3/𝑠
angin 3 300 s 0,07 ml =70 𝑚𝑚3 0,24 𝑚𝑚3/𝑠
Rata-rata 0,136 𝑚𝑚3/𝑠
0,03 𝑚𝑚3/𝑠
Tanpa Vaselin 300 s 0,01 ml =10 𝑚𝑚3
Bagian atas
daun ditambah 300 s 0,03 ml =30 𝑚𝑚3 0,1 𝑚𝑚3𝑠
vaselin
Dibawah Bagian bawah
matahari daun dan atas
300 s - -
ditambah
vaselin
Rata-rata 0,013 𝑚𝑚3𝑠
C. PEMBAHASAN
Transpirasi merupakan proses hilangnya air berupa uap air melalui stomata
yang ada di daun ataupun melalui lentisel yang terdapat di batang. Fungsi dari
transpirasi sendiri adalah mempercepat pengangkutan unsur hara melalui xilem,
membantu penyerapan air dan unsur hara oleh akar, menjaga turgiditas sel
tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, dan mempertahankan suhu permukaan
daun. Artinya fungsinya juga sebagai pengatur suhu di dalam tubuh ketika terlalu
panas dia akan menguapkan air yang ada di dalam tubuhnya ketika dalam keadaan
dingin dia akan mempertahankan suhu tubuhnya dengan cara mengurangi
penguapan (Salisbury, dan Ross. 1992).
Cara kerja pada praktikum ini sama dalam tiga perlakuan yaitu dipilih
tumbuhan pacar air( impatiens balasamina) dengan batang yang kokoh, lalu bagian
basal batang dipotong dan secepatnya dimasukkan tumbuhan ke dalam air.
Kemudian ujung batang impatiens balasamina. dimasukkan ke dalam sumbat karet
berlubang hingga tidak bergerak tetapi tidak sampai patah. Setelah itu, fotometer
diisi dengan air. Caranya dengan merendam fotometer dalam air hingga semuanya
terisi air dan tidak ada gelembung air didalamnya. Lalu sumbat karet (yang telah
terisi oleh impatiens balasamina.) disisipkan ke dalam fotometer (masih dalam air).
Dengan memegang gelas fotometer saat sumbat karetdimasukkan, hati-hati jangan
sampai pecah. Perlahan-lahan mulai diangkat seluruh system fotometer dari air dan
tempat pada penyokongnya dan mengoleskan bagian antara tanaman dan lubang
pada sumbat karet dengan vaselin. impatiens balasamina. dibiarkan sebentar untuk
bertranspirasi sampai ada gelembung pada ujung tabung fotometer. Kemudian ujung
tabung fotometer ditempatkan kedalam beaker glass. Saat gelembung memasuki
daerah berskala pada tabung, mulailah menyiapkan catatan dengan menghitung
jarak yang ditempuh oleh gelembung persatuan waktu. Setelah itu kecepatan
transpirasi diukur minimal 3 kali dalam kondisi, yaitu: pada meja praktikum, didepan
kipas angin, dan dibawah matahari terang benderang. Untuk pengukuran terakhir
(bawah matahari), bagian atas lamina impatiens balasamina. diolesi dengan vaselin
lalu diukur kembali dibawah matahari terang dengan tiga kali pengamatan.
Kemudian mengolesi bagian bawah lamina impatiens balasamina. dengan vaselin
dan diukur kembali di bawah matahari terang benderang.
Hasil pegamatan pada praktikum ini yaitu pada perlakuan diatas disuhu
ruang dilakukan tiga kali ulangan yaitu pada ulangan 1 pergeseran air dari fotometer
adalah 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,03 𝑚𝑚3/𝑠. Pada ulangan
ke dua pergeseran air dari fotometer adalah 2 0,45 ml =45 𝑚𝑚3 dan kecepatan
transpirasinya 0,15 𝑚𝑚3/𝑠. pada ulangan 3 pergeseran air dari fotometer adalah
0,08ml = 80 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,27 𝑚𝑚3/𝑠. Dengan rata-rata
kecepatan transpirasinya 0,150 𝑚𝑚3/𝑠
Pada perakuan didepan kipas angin dilakukan tiga kali ulangan ulangan 1
pergeseran air dari fotometer adalah 0,01 ml =10 𝑚𝑚3 dan kecepatan
transpirasinya 0,03 𝑚𝑚3/𝑠. Pada ulangan ke dua pergeseran air dari fotometer
adalah 20,04ml = 40 𝑚𝑚3 dan kecepatan transpirasinya 0,14 𝑚𝑚3/𝑠. pada ulangan
3 pergeseran air dari fotometer adalah 0,07 ml =70 𝑚𝑚3 dan kecepatan
transpirasinya 0,24 𝑚𝑚3/𝑠. Dengan rata-rata kecepatan transpirasinya 0,136
𝑚𝑚3/𝑠.
Dari hasil pengamtan diatas dapat disimpulkan pada perlakuan disuhu ruang
yang paling tinggi kecepatan transpirasinya dan pada perlakuan didepan kipas angin.
Sedangkan pada pengamtan dibawah matahari kecepatan transpirasinya paling
rendah karena adanya vaselin yang dioelskan pada daun tumbuhan karena fungsi
vaselin adalah sebagai lapisan yang dapat memperlambat proses transpirasi, karena
semakin menebalnya permukaan uap air akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan
memperlambat laju transpirasi akibat tebalnya permukaan sehingga uap air akan
sulit berdifusi untuk keluar
KESIMPULAN
Transpirasi merupakan proses hilangnya air berupa uap air melalui stomata
yang ada di daun ataupun melalui lentisel yang terdapat di batang. Fungsi dari
transpirasi sendiri adalah mempercepat pengangkutan unsur hara melalui xilem,
membantu penyerapan air dan unsur hara oleh akar, menjaga turgiditas sel
tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, dan mempertahankan suhu permukaan
daun. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju transpirasi di bagi menjadi 2
yaitu faktor luar dan faktor dalam. Dari hasil pengamtan diatas dapat disimpulkan
pada perlakuan disuhu ruang yang paling tinggi kecepatan transpirasinya dan pada
perlakuan didepan kipas angin. Sedangkan pada pengamtan dibawah matahari
kecepatan transpirasinya paling rendah karena adanya vaselin yang dioelskan pada
daun tumbuhan karena fungsi vaselin adalah sebagai lapisan yang dapat
memperlambat proses transpirasi, karena semakin menebalnya permukaan uap air
akan sulit keluar. Maka lapisan lilin akan memperlambat laju transpirasi akibat
tebalnya permukaan sehingga uap air akan sulit berdifusi untuk keluar.
Perbedaannya itu terjadi karena adanya faktor eksternal yg mempengaruhi cepat
lambat transpirasi tanaman, pada praktikum ini faktor eksternalny yaitu suhu, udara
dan cahaya matahari. Pada perlakuan di suhu ruang, terjadi kenaikan kecepatan
transpirasi, hal ini dikarenakan semakin tinggi suhu maka transpirasi akan semakin
meningkat. fungsi Vaseline adalah sebagai lapisan yang dapat memperlambat proses
transpirasi, karena semakin menebalnya permukaan uap air akan sulit keluar. Maka
lapisan lilin akan memperlambat laju transpirasi akibat tebalnya permukaan sehingga
uap air akan sulit berdifusi untuk keluar dan fungsi fotometer adalah untuk
mengukur cahaya
DAPTAR PUSTAKA
Lestari, Endang Gati. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan
Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. BIODIV E R
S I T A S ISSN: 1412-033x.Volume 7, Nomor 1 Januari 2006. Halaman: 44-48
LAMPIRAN
Perhitungan kecepatan transpirasi
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑖𝑟𝑎𝑠𝑖
Ulangan 1
10 𝑚𝑚3
= 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
Ulangan 2
45 𝑚𝑚3
= 0,15 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
Ulangan 3
80𝑚𝑚3
= 0,27 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
0,03+0,15+0,27
= 0,150 𝑚𝑚3/𝑠
3
Ulangan 1
10𝑚𝑚3
= 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
Ulangan 2
40𝑚𝑚3
= 0,14 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
Ulangan 3
70𝑚𝑚3
= 0,24 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠
0,03+0,14+0,24
=0,136 𝑚𝑚3/𝑠
3
Dibawah matahari
Tanpa Vaselin
10𝑚𝑚3
= 0,03 𝑚𝑚3/𝑠
300 𝑠