PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Banyak persoalan dan kesulitan akan dialami oleh mereka yang tidak jelas
status kewarganegaraanya. Kesulitan yang paling mengancam adalah bahwa
sulit sekali mendapat perlindungan hukum dari pemerintah apa pun untuk
mereka yang tidak memiliki status tersebut apabila pada suatu ketika mereka
membutuhkan jaminan dan perlindungan hukum.
Salah satu unsur negara adalah adanya penduduk. Orang yang berada
dalam wilayah negara Republik Indonesia dapat dibagi menjadi dua yaitu
penduduk dan bukan penduduk. Mereka yang digolongkan sebagai
penduduk Indonesia adalah mereka yang berada di wilayah NKRI dalam
jangka waktu tertentu dan telah memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan dalam peraturan Republik Indonesia sehingga diperbolehkan
berdomisili di wilayah Republik Indonesia. Di negara dimana saja seseorang
menetap, maka ia disebut.
B. Rumusan Masalah
a) Bagaimana dasar teori kewarganegaraan di Indonesia?
b) Bagaimana kasus kewarganegaraan Ny. Surtiati?
C. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui dasar teori kewarganegaraan di Indonesia
b) Mengetahui kasus kewarganegaraan Ny. Surtiati
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
UUD 1945 pasal 26 ini, dinyatakan bahwa oarang-orang bangsa lain,
misalnya orang peranakan Belanda, pernakan Cina, peranakan Arab dan
lain-lain yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai
Tanah Airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia dapat
menjadi warga negara.
4
Indonesia, maka orang tersebut dapat menjadi warganegara Indonesia
suatu saat sesuai keinginan. Begitu pula dengan pasangan warga
negara Indonesia yang melahirkan anak di luar negeri, maka
berdasarkan kelahiran, anaknya dapat disebut sebagai warga negara
asing.
3. asas Tunggal
5
sudah tidak harmonis. Hal ini disebabkan karena dari pihak sang istri tidak
dapat melakukan kewajiban semestinya, sifatnya kasar, dan keras kepala.
Ketidakharmonisan tersebut akhirnya berbuntut pada gugatan cerai yang
diajukan Dr. Charlie Wu ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dalam
Gugatannya Dr. Charlie Wu memohon agar hak asuh atas kedua anaknya
diberikan kepadanya. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengabulkan
permohonan tersebut yang kemudian ditegaskan lewat keputusan banding.
Ny. Surtiati Wu yang merasa tidak puas mengajukan kasasi ke Mahkamah
Agung, namun permohonan kasasinya ditolak.
Mengingat tahun kelahiran kedua anak tersebut adalah 1986 dan 1987,
maka peraturan yang mengatur adalah undang-undang No. 62 tahun 1968.
Dalam Pasal 1b tersebut menyatakan bahwa Warga Negara Indonesia (WNI)
adalah orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum
kekeluargaan dengan ayah seorang WNI dengan pengertian hubungan
kekeluargaan itu diadakan sebelum orang itu berusia 18 tahun dan belum
menikah di bawah usia 18 tahun. Dengan ketentuan pasal ini, dapat
disimpulkan bahwa Indonesia menganut secara ketat asas “ius sanguinis”.
Oleh sebab itu, seperti dalam kasus ini dimana terjadi perkawinan campuran
antara perempuan WNI (Ny Surtiati) dengan laki-laki WNA (Dr. Charlie Wu),
maka anak yang dilahirkan akan mengikuti kewarganegaraan si ayah
dimanapun ia dilahirkan. Mengenai ketentuan ini terdapat pengecualian yakni
apabila negara si ayah tidak memberikan kewarganegaraan bagi si anak
yang dilahirkan sehingga si anak akan berstatus apatride atau tanpa
kewarganegaraan.
Dalam kasus ini, Dr. Charlie Wu merupakan warga negara Amerika yang
menganut asas kewarganegaraan “ius soli”, dimana seseorang mendapat
kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahirannya. Kedua anak yang
merupakan hasil perkawinan campuran antara Dr. Charlie Wu dengan Ny.
6
Surtiati dilahirkan di Indonesia, tepatnya Jakarta. Dengan demikian, terjadi
pertemuan antara dua asas kewarganegaraan yang berbeda.
Dalam kasus ini, kedua anak tersebut menjadi warga negara Amerika.
Hal ini dimungkinkan dengan cara pengakuan Dr. Charlie Wu bahwa kedua
anak tersebut adalah kedua anaknya sehingga harus mengikuti
kewarganegaraannya yakni Amerika. Berdasarkan ketentuan dalam pasal 17
UU No. 62 tahun 1958 dapat disimpulkan bahwa seorang anak yang diakui
oleh orang asing sebagai anaknya dan memperoleh paspor atau surat yang
bersifat paspor dari negara asing, maka ia memperoleh kewarganegaraan
dari negara tersebut. Karena Dr. Charlie Wu mengajukan permohonan
paspor kepada Kedutaan Besar Amerika Serikat. Dengan keluarnya paspor
Amerika atas nama Alice dan Dennis Aulia, maka ketentuan pasal 17
tersebut berlaku. Kedua anak itu mendapat pengakuan dari Dr. Charlie Wu
yang seorang WNA sebagai anaknya.
7
rumah tangga. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan dari dilangsungkannya
lembaga perkawinan yang tertera dalam undang-undang tentang perkawinan,
yaitu perkawinan adalah untuk membentuk suatu keluarga yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Sehingga adalah hal yang
wajar apabila Mahkamah Agung mengabulkan gugatan perceraian yang
diajukan oleh Dr. Charlie Wu, yaitu menyatakan ikatan perkawinan antara Dr.
Charlie Wu dan Surtiati Wu putus karena perceraian.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan yang dikeluarkan oleh kedua anak
dari Penggugat dan Tergugat bahwa mereka setuju apabila kedua orangtua
mereka bercerai karena jika perkawinan tersebut dilanjutkan, hanya akan
menambah penderitaan batin mereka saja dan lagi mereka tidak keberatan
apabila ditaruh di bawah perwalian dari Penggugat (Dr. Charlie Wu). Apabila
menilik dari uraian yang diajukan oleh kuasa hukum dari Penggugat bahwa :
8
serta menyerahkan perwalian kedua anak mereka yang
berkewarganegaraan Amerika adalah tepat.
“…Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah: baik ibu atau bapak
tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata
berdasarkan kepentingan anak;…”
9
(1) Salah seorang atau kedua orangtua dapat dicabut kekuasaannya
terhadap seorang anak atau lebih untuk waktu yang tertentu atas
permintaan orangtua yang lain, keluarga anak dalam garis lurus ke atas
dan saudara kandung yang telah dewasa atau pejabat yang berwenang,
dengan keputusan pengadilan dalam hal-hal:
a) Ia sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya;
b) Ia berkelakuan buruk sekali.
(2) Meskipun orangtua dicabut kekuasaannya, mereka masih tetap
berkewajiban untuk memberi biaya pemeliharaan kepada anak tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
1. http://aidilakbar05.blogspot.com/2016/06/katapengantar-segala-dan-
syukur-seraya.html
2. https://www.futuready.com/artikel/berita/asas-kewarganegaraan/
12