Anda di halaman 1dari 4

STUDI LABORATORIUM REMEDIASI LINGKUNGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1. Pengertian Laboratorium Remediasi Lingkungan
Laboratorium Remediasi Lingkungan dan Pengolahan Limbah Padat adalah
fasilitas penelitian yang memiliki tujuan utama dalam melakukan riset dan inovasi
terkait teknologi pemulihan lingkungan. Fasilitas ini fokus pada upaya memperbaiki
kondisi lingkungan yang tercemar akibat pencemar organik dan anorganik, baik di
perairan, tanah, maupun udara. Laboratorium ini dilengkapi dengan berbagai peralatan
yang mendukung berbagai aspek riset dan penelitian. Peralatan yang tersedia meliputi
High Volume Air Sampler sebanyak 1 unit, IMPINGER Air Quality Sampler sebanyak
1 unit, Inkubator sebanyak 1 unit, Spektrofotometer Sinar Tampak sebanyak 1 unit,
Mikroskop sebanyak 1 unit, Colony Counter sebanyak 1 unit, Autoclave sebanyak 2
unit, Oven sebanyak 2 unit, Anemometer sebanyak 1 unit, Refigerator sebanyak 1 unit,
Refigerator Box sebanyak 1 unit, dan Glassware Laboratory sebanyak 1 unit. Peralatan
ini adalah bagian integral dari fasilitas laboratorium yang memungkinkan mahasiswa
untuk melakukan eksperimen, analisis, dan penelitian yang berkualitas tinggi dalam
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan lingkungan dan pengolahan limbah padat.

1.1.2. Fungsi Laboratorium Remediasi Lingkungan


Laboratorium Remediasi Lingkungan memiliki beberapa peran penting dalam
mendukung pengembangan ilmu lingkungan. Pertama, laboratorium ini berfungsi
sebagai fasilitas bagi mahasiswa untuk melaksanakan praktikum dalam mata kuliah
yang berhubungan dengan remediasi lingkungan. Kedua, laboratorium ini juga
memberikan fasilitas bagi mahasiswa untuk menjalankan penelitian tugas akhir yang
berkaitan dengan remediasi lingkungan. Ini memungkinkan mahasiswa untuk
melakukan penelitian inovatif dan berkontribusi pada pemahaman dan penyelesaian
masalah lingkungan. Selain itu, laboratorium ini juga memiliki peran dalam melakukan
riset dan inovasi dalam teknologi remediasi lingkungan. Hal ini membantu dalam
mengembangkan solusi-solusi baru untuk masalah lingkungan yang semakin mendesak.
Terakhir, laboratorium ini berperan penting dalam melakukan pengujian dan analisis
unsur-unsur lingkungan dengan parameter yang berfokus pada remediasi lingkungan.
Ini membantu dalam pemantauan dan evaluasi dampak remediasi terhadap lingkungan
secara keseluruhan.

1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis alat di Laboratorium Kualitas Air dan
Pengolahan Limbah dan fungsinya.
b. Mahasiswa mampu memahami prinsip dan cara kerja alat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 HVAS
HVAS yang merupakan singkatan dari High Volume Air Sampler, digunakan untuk
mengambil sampel partikulat dengan ukuran kurang dari 100 μm, terutama Total Suspended
Particulate (TSP). HVAS adalah salah satu alat pengambil sampel partikel udara yang sering
digunakan dan telah diakui sebagai metode standar untuk pengambilan sampel TSP oleh 15
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan National Ambient Air Quality Standart (NAAQS)
(IAEA, 1992). Alat ini pertama kali dikembangkan dan tersedia di pasaran pada tahun 1960-
an oleh Robson dan Foster (1962). HVAS memiliki kapabilitas untuk mengambil sampel
lebih dari 1.500 m3 udara selama periode pengukuran 24 jam. Dengan kemampuan ini, alat
HVAS mampu menghasilkan volume udara sekitar 1.715 Nm 3, yang memungkinkan
pengambilan partikel udara dalam jumlah yang lebih besar. Oleh karena itu, pemeliharaan
yang cermat terhadap alat ini menjadi hal yang sangat penting untuk memastikan keandalan
dan akurasi dalam pengambilan sampel partikel udara (Sodikin, 2020).
Cara kerja HVAS adalah dengan menghisap udara menggunakan pompa vakum,
sehingga partikulat akan masuk ke dalamnya dan terkumpul di filter. Aliran udara yang
dihasilkan oleh alat ini adalah sekitar 1.200 liter per menit selama periode pengukuran 24 jam.
Partikulat yang berhasil tertangkap di permukaan filter ini digunakan untuk mengukur
konsentrasinya. Analisis partikulat dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri, yang
melibatkan penimbangan partikulat dengan menggunakan timbangan khusus yang memiliki
akurasi hingga 4 digit (Sodikin, 2020).

Gambar 1.1 HVAS


Sumber: Sodikin, 2020

2.2 Impinger Air Quality Sampler


Impinger air sampler adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur tingkat polusi
udara dengan prinsip menghisap udara luar ke dalam tabung reaksi. Beberapa impinger air
sampler yang ada saat ini telah dilengkapi dengan sensor suhu dan kelembapan. Meskipun
demikian, alat ini belum memiliki pengaturan waktu otomatis untuk durasi pengambilan
sampel udara. Sebagai hasilnya, pengguna harus mengoperasikan perangkat ini secara
langsung pada perangkatnya. Semua hal ini dapat memengaruhi koreksi perhitungan terkait
dengan sampel udara yang telah diambil (Fevria, 2016).
Proses pengambilan sampel menggunakan impinger pada dasarnya melibatkan
penghisapan udara yang terkontaminasi ke dalam larutan penangkap dalam impinger itu
sendiri. Gas kontaminan yang terdapat dalam udara berinteraksi dengan reagen yang ada
dalam larutan penangkap. Semakin sedikit gelembung yang terbentuk, semakin baik reaksi
yang berlangsung. Oleh karena itu, pada dinding tabung impinger terdapat tonjolan kecil yang
berfungsi sebagai pemecah gelembung untuk mengurangi pembentukan gelembung udara
selama proses ini berlangsung. Impinger memiliki cara kerja tertentu, yaitu Dalam satu atau
dua impinger, larutan penangkap sebanyak 10 ml dimasukkan. Selanjutnya, pompa diaktifkan
pada kecepatan yang telah ditetapkan, dan waktu awal pengambilan sampel dicatat. Selama
periode yang telah dihitung, gas akan berinteraksi dengan larutan penangkap (Fevria, 2016).

Gambar 1.2 Impinger


Sumber: Fevria, 2016
DAFTAR PUSTAKA

Fevria R. 2016. Analisis Kualitas Udara di Daerah Penambangan Batu Kapur Bukit Tui Kota
Kota Padang Panjang. Eksakta. 2: 31-37.

Sodikin D. 2020. Kualitas Udara Ambien di Kawasan PUSPIPTEK Serpong. Skripsi.


Program Studi Kimia, UIN Syarif Hidayatullah.

Anda mungkin juga menyukai