)
SEBAGAI BIOPESTISIDA
Husni Ahmad Sidiq
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
ABSTRAK
Pepaya (Carica papaya L) merupakan tanaman buah, berupa herba dari famili
caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat, bahkan
kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica. Tanaman papaya banyak ditanam baik
di daerah tropis maupun subtropis, di daerah basah dan kering, atau di daerah
dataran rendah dan pegunungan. Tanaman pepaya (Carica papaya) berpotensi
sebagai insektisida nabati, disini akan dibahas mengenai daun, biji, dan getah
untuk mengendalikan hama kutu daun, fungi, bakteri, nematoda, dll. Daun
pepaya mengandung senyawa toksik seperti saponin, alkaloid karpain, papain,
flavonoid, biji pepaya mengandung glukosida cacirin dan karpain, yang
berkhasiat untuk membunuh cacing sedangkan getah pepaya mengandung
kelompok enzim sistein protease seperti papain dan kimopapain dan
menghasilkan senyawa senyawa golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid dan
asam amino nonprotein yang sangat beracun bagi serangga pemakan tumbuhan.
Pembuatan ekstrak daun, biji, dan getah memiliki cara pembuatan yang berbeda
beda. Dalam penggunaannya, ekstrak tersebut dapat dicampur dengan bahan
lain agar meningkatkan efektivitas kinerjanya, seperti campuran ekstrak daun
pepaya dan biji jarak kepyar. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan
dasarnya berasal dari tumbuhan sebagai racun kontak dan racun perut yang
merupakan produk alam yang ramah lingkungan, mudah terurai di alam, tidak
mencemari ekosistim serta relatif aman terhadap manusia dan ternak.
Kata kunci : Carica papaya, alkaloid, papanin, ekstrasi, biopestisida
PENDAHULUAN
kawasan sekitar Meksiko dan Costa Rica. Tanaman papaya banyak ditanam baik
di daerah tropis maupun subtropis, di daerah basah dan kering, atau di daerah
dataran rendah dan pegunungan. Dalam pengembangan pepaya terdapat
permasalahan antara lain adalah produktivitasntya saat ini yang masih rendah
yaitu antara 30 kg dan 40 kg per pohon (Setiaty 2011).
Tanaman pepaya merupakan herba menahun dan tingginya mencapai 8 m.
Batang tak berkayu, bulat, berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal daun.
Dapat hidup pada ketinggian tempat 1m - 1.000m dari permukaan laut dan pada
suhu udara 22C-26C. Pada umumnya semua bagian dari tanaman baik akar,
batang, daun, biji dan buah dapat dimanfaatkan (Warisno 2003 dalam Pangesti et
al. 2013).
Pertanian organik berupaya dengan alternatif untuk insektisida dengan
menggunakan hama dan penyakit varietas tahan, bio-pestisida, praktek-praktek
budaya, dan penggunaan peradilan insektisida atau sama sekali (Aktar 2010 dalam
Ujjan 2014). Sejak, ekstrak tumbuhan, minyak dan turunan lainnya (tumbuhan)
yang dipelajari untuk aktivitas insektisida. Terutama ekstrak biji pepaya diketahui
sifat insektisida. Senyawa insektisida 'Papain' juga telah dilaporkan dari pepaya
(Konno 2003 dalam Ujjan 2014).
Tanaman pepaya (Carica papaya) berpotensi sebagai insektisida nabati
(Wahyuni 2015). Aktivitas insektisida dari kandungan metabolit sekunder pada
daun dan biji pepaya sifatnya beracun seperti saponin, flavonoid dan triterpenoid.
Flavonoid bekerja sebagai racun perut yang menurunkan larva nafsu makan
karena larva gagal untuk mengenali stimulus makanan, sehingga dari waktu ke
waktu larva akan mati kelaparan (Mohimi et al., 2007 dalam Wahyuni 2015).
Saponin adalah racun yang polar, larut dalam air, dan ketika memasuki tubuh
dalam larva dapat mengakibatkan hemolisis dalam pembuluh darah. Saponin yang
terkandung dalam ekstrak biji pepaya dan menghambat proses metamorfosis,
menghambat pembentukan kulit larva, sehingga mengakibatkan kematian larva
(Sarwar 2009 dalam Wahyuni 2015). Triterpen adalah senyawa toksik akut ketika
diterapkan topikal dan / atau dimasukkan ke dalam air. Triterpenoid menyebabkan
berkurangnya makan dan kematian meningkat (Wahyuni 2015).
Penggunaan ekstrak daun dan ekstrak biji pepaya sebagai larvasida relatif
lebih aman bagi lingkungan karena merupakan bahan alami dan sifatnya tidak
beracun, namun ekstrak daun pepaya menjadi badan air akan mempengaruhi
warna dan rasa. Penggunaan biji pepaya ekstrak relatif tidak berpengaruh pada
warna, tetapi dapat mengubah rasa air, karena ekstrak biji pepaya memiliki warna
lebih terang. Daun pepaya memiliki rasa yang sangat pahit (Wahyuni 2015).
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Cistales
Famili
: Caricaceae
Genus
: Carica
Spesies
: Carica pepaya L.
Nama lokal
: Pepaya
Konno et al. (2004) dalam Siahaya dan Rumthe (2014) melaporkan, bahwa
getah pepaya (Carica papaya) mengandung kelompok enzim sistein protease
seperti papain dan kimopapain, serta menghasilkan senyawasenyawa golongan
alkaloid, terpenoid, flavonoid dan asam amino yang sangat beracun bagi serangga
pemakan tumbuhan.
Getah pepaya berpotensi sebagai perlindungan dari berbagai macam hama
seperti serangga herviborus, moluska, jamur, dan hama lainnya yang merusak
pertanian (Moussaoui et al. 2001)
Bukti eksperimental telah menunjukkan bahwa getah pepaya berkontribusi
dalam perlindungan terhadap predator baik secara mekanis atau kimia (Moussaoui
et al. 2001 dalam Macalood et al. 2014). Misalnya, sebagai akibat dari koagulasi,
tetesan lateks dapat akhirnya mengeras ke titik hampir membungkam predator
(Dussourd dan Eisner 1987 dalam Macalood et al. 2014).
GAGASAN KHUSUS
Kondisi Kekinian
Pestisida merupakan substansi kimia dan bahan lain yang digunakan untuk
mengendalikan berbagai hama. Bagi petani jenis hama yaitu tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria, dan
virus, nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain
yang dianggap merugikan.
Pada saat ini penggunaan pestisida sintetik (kimia) sudah mengkhawatirkan
dan perlu dibatasi karena mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan dan
kesehatan. Apalagi sejak krisis moneter, harga pestisida sintetik meningkat drastis
sampai 300% sehingga hal ini sekaligus meningkatkan biaya produksi.
Pemakaian pestisida sintetis dapat meninggalkan efek residu bahan kimia
pada hasil pertanian yang kurang baik bagi kesehatan. Selain itu aplikasi pestisida
sintetis yang terus menerus menyebabkan resistensi hama, resurgensi hama,
timbulnya hama sekunder, matinya musuh alami dan pencemaraan lingkungan.
Penggunaan pestisida sintetis yang dinilai praktis untuk mengendalikan serangan
hama, ternyata membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar bahkan bagi
penggunanya sendiri. Oleh karena itu, alternatif yang perlu dikembangkan adalah
pestisida nabati (pestisida botani).
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan
sebagai racun kontak dan racun perut yang merupakan produk alam yang ramah
lingkungan, mudah terurai di alam, tidak mencemari ekosistim serta relatif aman
terhadap manusia dan ternak. Penggunaan biopestisida ini juga dapat mengurangi
residu beracun pada produk palawija dan sayuran organik sehingga aman untuk
dikonsumsi.
Tanaman dapat memberikan jalan alternatif untuk penggunaan pestisida
masa kini dalam hal kontrol hama karena pada banyak tanaman terdapat bahan
kimia bioaktif (Tasneem et al. 2014)
Atas kelimpahan dan kekayaan keanekaragaman hayati di negara
indonesia, banyak sekali tanaman-tanaman yang dapat digunakan untuk pestisida
alami. Salah satunya adalah tanaman Pepaya atau Carica papaya yang ternyata
daun, biji, maupun getahnya dapat digunakan sebagai pestisida alami.
Cara Mengekstrasi Daun, Biji, dan Getah Carica papaya Menjadi Pestisida
Nabati
Dalam penelitian Julaily et al., (2013), Daun pepaya 2,5 kg dipotong
kecilkecil kemudian diblender hingga halus dan direndam di dalam 100 mL air
yang telah dicampur dengan 0,1 g rinso selama 24 jam. Hasil perendaman disaring
dengan kain halus untuk memperoleh ekstrak daun pepaya 100%. Selanjutnya
ekstrak diencerkan dengan akuades sesuai konsentrasi yang digunakan. Ekstrak
daun tersebut dapat digunakan untuk pengendalian hama pada tanaman sawi
(Brassica juncea L.)
Pembuatan larutan daun pepaya menurut Kardinan (2001) dalam Setiawan
dan Oka (2015) :
a.
b.
c.
Blender dari tiap dosis daun pepaya yang akan digunakan yang sudah
dipotong kecil-kecil.
Endapkan larutan yang telah jadi selama sehari semalam (24 jam).
Keesokan harinya larutan disaring dengan penyaring.
Ekstrak daun tersebut dapat digunakan untuk pengendalian hama kutu daun pada
tanaman kacang panjang.
Dalam penelitian Amin (2010), Biji buah pepaya (varietas Mas) yang masak
diambil lalu dipisahkan dari daging dan serat buah pepaya, kemudian dicuci
bersih. Setelah itu biji pepaya dikeringkan selama kurang lebih lima hari sebelum
dihaluskan dengan menggunakan blender kemudian diayak. Untuk mendapatkan
konsentrasi yang diinginkan maka bubuk biji pepaya tersebut ditimbang dengan
berat 2, 4, dan 5 g setelah itu masing-masing dilarutkan dalam 100 ml aquades.
pelarut metanol 70 % selama 48 jam dan diaduk selama 15 menit setiap hari
(Prijono 2003 Sayuthi et al. 2014). Hasil rendaman disaring dengan corong
burman dan dialasi kertas Whatman. Filtrat yang dihasilkan diuapkan dalam
rotary evaporator agar menghasilkan larutan jadi dalam bentuk gel atau fraksi
kasar. Biji jarak kepyar dikupas dan proses untuk menghasilkan fraksi kasar
seperti prosedur pada ekstrak daun pepaya dan biji jarak kepyar (Sayuthi et al.
2014).
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Nur. 2010. Pengaruh Perlakuan Bubuk Biji Pepaya (Carica papaya L.)
Terhadap Serangan Nematoda Meloidogyne spp. pada Tanaman Tomat. J.
Fitomedika, 7 (1), 9 14
Ardini, S.P., M. Ibrahim, dan G. Trimulyono. 2014. Efektivitas Pemberian Getah
Pepaya (Carica papaya) pada Tanaman Cabai Merah terhadap Penurunan
Serangan Begomovirus. LenteraBio, 3(3), 198 203
Julaily, N., Mukarlina, dan T.R. Setyawati. 2013. Pengendalian Hama pada
Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Daun Pepaya
(Carica papaya L.). Jurnal Probiont, 2(3), 171 175
Macalood, J.S., H.J. Vicente, R.D. Boniao, Jessie G, Gorospe, and E.C. Roa.
Chemical Analysis of Carica papaya L. Crude Latex. American Journal of
Plant Sciences, 4, 1941-1948
Macalood, J.S., H.J. Vicente, R.D. Boniao, Jessie G, Gorospe, and E.C. Roa.
2014. Revisiting Carica Papaya L. Latex Potentials May Resolve
Agricultural Infestation Problems. INTERNATIONAL JOURNAL OF
SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH, 3(1), 95 98
Nechiyana, A. Sutikno, D. Salbiah. 2011. Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya
(Carica papaya L.) Untuk Mengendalikan Hama Kutu Daun (Aphis gossypii
glover) pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.). Unri, 1 10
Ningrum P.T., R.S. Pujiati, Ellyke, A. Dewi M. 2015. Rendaman Daun Pepaya
(Carica papaya) sebagai Pestisida Nabati untuk Pengendalian Hama Ulat
Grayak (Spodoptera litura) pada Tanaman Cabai. Universitas Jember, 80
87
Pangesti, Tika, I.N. Fitriani, F. Ekaputra, dan A. Hermawan. 2013. Sweet Papaya
Seed Candy Antibacterial Escherichia coli Candy. PELITA, 8(2), 156
163
Sayuthi, Muhammad, Hasnah dan S. Jannah. 2014. Ekstrak Daun Pepaya dan Biji
Jarak Kepyar Berpotensi sebagai Insektisida terhadap Hama Crocidolomia